Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

A. Pendahuluan
Pengkajian kesalahan dalam Pembelajaran B1 dan B2 yang dilakukan oleh
siswa dapat disoroti dari berbagai segi, sehingga Pengetahuan, Pemahaman dan
Penghayatan kita terhadap kesalahan semakin mendalam.

B. Pengertian Analisis
Analisis kesalahan atau disingkat Anakes adalah pengkajian segala aspek
kesalahan dalam berbahasa.
Kesalahan dalam berbahasa tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari B2,
tetapi juga dibuat oleh siswa yang mempelajari B1-nya, sehingga erat kaitannya
dengan pengajaran B1 maupun B2.
Langkah-langkah anakes meliputi :
1. Pengumpulan sampel
2. Pengindentifikasian kesalahan
3. Penjelasan kesalahan
4. Pengklasifikasian kesalahan
5. Pengevaluasian kesalahan

C. Tujuan dan Metodologi Anakes


Tujuan Anakes :
1. Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku
teks, misalnya urutan mudah sukar
2. Menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan dari latihan berbagai
butir bahan yang diajarkan
3. Merencanakan latihan dan Pengajaran Remedial
4. Memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa
Metodologi Anakes dikemukakan oleh Dua orang pakar yaitu Ellis ( 1986 : 296 ) dan
Sridhar (1985 : 222 ). Metodologi Anakes adalah langkah-langkah tertentu dalam
prosedur kerja.

D. Kebangkitan Minat Terhadap Anakes


Anakon lahir pada saat pengajaran B2 mengalami kesukaran dalam hal
mencari cara efektif dan efesien. Perhatian dan minat orang terhadap anakes pun
pudar.
Anakon menyatakan bahwa kesalahan itu dapat diramalkan, sehingga dapat
dicegah dan dihilangkan.
Dalam perkembangannya, berbagai kegagalan dialami oleh Anakon, banyak
kekurangan-kekurangan dalam teori tersebut.
Anakon mendasarkan prosedur kerjanya pada masalah yang bersifat Hipotesis
dan teoritis, sedangkan Anakes mendasarkan prosedur kerjanya pada data yang aktual
dan masalah yang nyata. Sehingga, Anakes dianggap lebih efisien dan ekonomis.
Sejak saat itu minat atau perhatian orang bangkit kembali terhadap Anakes.
E. Reorientasi Anakes
Pada bagian ini diadakan Reorientasi, pengkajian kembali terhadap Anakes,
khususnya mengenai butir-butir berikut :
1. Pengertian Kesalahan

Menurut para pakar Linguistik terapan inggris dan pengikutnya, kesalahan


dipandang dari kesamaan strategi yang digunakan anak-anak atau bagi yang
belajar bahasa ibunya dan cara siswa mempelajari B2. Kesalahan tidak hanya
sebagai sesuatu yang tidak dapat dielakkan tetapi juga sebagai bagian yang
penting dari suatu proses belajar bahasa.

2. Perbedaan Antara Kesalahan dan Kekeliruan


Istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran
bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa.
Kekeliruan disebabkan oleh faktor performasi, bersifat sementara, tidak konsisten
dan perbaikannya dapat dilakukan siswa sendiri.
Kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi, bersifat agak permanen, sistematis
dan perbaikannya memerlukan bantuan guru.

3. Tujuan Anakes
Tujuan anakes bersifat Teoritis-Aplikatif.

4. Data dan Metode Anakes


Sumber data anakes yang paling cocok adalah kesalahan, baik kesalahan yang
jelas teramati maupun kesalahan yang tidak jelas atau tersembunyi.
Cara rekonstruksi otoritatif dilakukan dengan :
a) Merekonstruksi ajaran bahasa secara tepat
b) Menjodohkan ujaran yang salah dengan pandangannya dalam bahasa ibu
siswa

F. Sumber, Sebab, Signifikasi Anakes


Faktor-faktor penyebab kesalahan :
1. Strategi Belajar
2. Teknik Pengajaran
3. Folklore Bahasa Kedua
4. Usia Kedwibahasaan
5. Situasi Sosiolinguistik Siswa

G. Contoh Anakes Berbahasa dalam Tataran Linguistik


1. Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Bidang Fonologi
a. Pengucapan fonem
b. Penghilangan dan penambahan fonem tertentu
c. Meletakkaan jeda dalam kelompok kata atau kalimat
d. Perubahan bunyi diftong menjadi bunyi tunggal atau fonem tunggal

2. Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Bidang Morfologi


Dapat dikelompokkan menjadi :
a. Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Afiksasi
Salah menentukan bentuk asal
Fonem yang seharusnya luluh dalam proses afiksasi tidak
diluluhkan
Fonem yang seharusnya tidak luluh dalam proses afiksasi justru
diluluhkan
Penulisan klitika, kata depan dan artikel yang tidak tepat

b. Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Reduplikasi


Salah dalam menentukan bentuk dasar yang diulang
Bentuk dasar yang diulang seluruhnya hanya sebagian diulangi
Menghindari perulangan yang terlalu panjang

c. Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Gabungan Kata atau Kata


Majemuk
Gabungan kata yang seharusnya serangkai dituliskan tidak
serangkai
Kata majemuk yang seharusnya ditulis terpisah, sebaliknya
ditulis bersatu
Kata majemuk yang sudah berpadu benar kalau diulang
seluruhnya harus diulang
Proses prefiksasi atau sufiksasi dianggap menyatu penulisan
kata majemuk yang belum padu

3. Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Bidang Frasa


a. Pengaruh bahasa ibu
b. Salah susunan
c. Berlebihan atau mubazir
d. Penggunaan kata depan yang tidak tepat
e. Salah pengulangan
f. Penambahan kata tertentu pada frasa yang unsurnya tidak terpisahkan
g. Penghilangan kata tertentu yang menghubungkan bagian-bagian frasa

4. Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Bidang Klausa


a. Pengaruh bahasa ibu
b. Penambahan preposisi diantara kata kerja (aktif ataupun pasif) dan
objeknya
c. Penambahan kata kerja bantu adalah dalam klausa ekuasional
d. Perubahan kata kerja aktif menjadi kata kerja pasif dalam klausa
medial aktif
e. Penghilangan kata oleh dalam klausa pasif, penghilangan preopsisi dan
kata kerja berprestasi, penghilangan preopsisi klausa intransitif atau
penghilangan kata yang dalam klausa ajektival
f. Kerancuan

5. Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Bidang Sintaksis.


1. Pemakaian Kata Perangkai
Kata perangkai adalah sekolompok kata yang berfungsi untuk
merangkaikan / menghubungkan kata-kata atau bagian-bagian kalimat,
atau kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dan sekaligus
menentukan jenis hubungannya, yang termasuk kata perangkai adalah
kata depan dan kata penghubung.
Beberapa kata perangkai yang sering mengalami penyimpangan :
a) Pemakaian kata Dari
Fungsi kata perangkai dari adalah :
1. Keterangan tempat asal tertentu
2. Asal sesuatu dibuat
3. Keterangan sebab
4. Menyatakan bahwa sesuatu merupakan anggota dari satu
kelompok
5. Dipakai besama-sama kata bergantung membuat
ungkapan tetap
6. Menyatakan kekhususan atau pembatasan suatu masalah
atau hal
7. Menyatakan alasan, dalam hal ini kata dari dapat
bervariasi dengan kata berdasarkan
Kata dari yang menyatakan milik dalam kalimat harus ada
karena apabila dihilangkan akan menimbulkan kerancuan
makna kalimat ( faksa ).

b) Pemakaian kata Pada


Fungsi kata pada yakni :
1. Keterangan tempat ( pengganti di ) untuk orang atau
binatang
2. Keterangan waktu
3. Bersama-sama dengan kata tertentu membentuk suatu
ungkapan dengan arti menurut
4. Dipakai bersama-sama dengan kata bergantung, yang
artinya dengan tergantung dari

c) Pemakaian kata daripada


Kata daripada berasal dari kata dari dan pada, ditulis harus
serangkai, berfungsi untuk menyatakan perbandingan.
Bentuk penyimpangan Daripada :
1. Menunjukkan bahwa sesuatu atau seseorang
merupakan anggota dari suatu kelompok
2. Menyatakan perbandingan yang menunjukkan tingkat
yang sama
3. Dipakai bersama-sama dengan kata tergantung

d) Pemakaian kata kepada


Kata kepada digunakan untuk mengantar objek tak langsung
dalam suatu kalimat, mengantarkan objek dalam suatu kalimat
yang predikatnya berupa kata sifat, dalam hal ini kata kepada
sama dengan terhadap dan akan. Kata daripada tidak boleh
digunakan untuk mengantar objek penyerta atau objek
kepentingan dalam kalimat yang predikatnya berupa kata kerja
aktif transitif dan maknanya melakukan pekerjaan untuk orang
lain.

e) Pemakaian kata Untuk


Berfungsi sebagai :
1. Menyatakan keterangan tujuan dari suatu perbuatan
atau tindakan, dalam hal ini kata untuk berganti guna
2. Dipakai untuk mengantar objek penyerta, dalam hal ini
kata untuk berganti demi
3. Kata untuk tidak boleh mengikuti kata kerja transitif
yang berakhiran kan sebab maknanya melakukan
pekerjaan untuk orang lain
4. Dipakai untuk mengantar objek berkata depan,
maknanya sama dengan terhadap
Bentuk penyimpangannya :
Dipakai diantara dua kata kerja yang letaknya
berurutan dan keduanya dapat berhubungan
langsung
Dipakai sebagai pengantar subjek dalam
kalimat

2. Kalimat Tidak Baku


Kalimat adalah sekelompok kata yang bersistem yang memiliki
makna yang lengkap atau sempurna.
Kalimat tidak baku dapat dilihat dari dua segi, yakni :
a) Segi bentuk : kalimat ini tidak memenuhi persyaratan sebuah
kalimat
b) Segi isi : kalimat ini tidak mampu menjadi sarana komunikasi
yang baik atau sempurna

Kalimat tidak baku dapat berupa :

a) Kalimat tidak efektif ialah kalimat yang tidak dapat


menyampaikan isi pesan, informasi kepada yang orang lain
sesuai dengan maksud penulis.
b) Kalimat tidak normatif ialah kalimat yang tidak sesuai dengan
kaidah yang berlaku atau tidak memenuhi norma-norma
pembuatan sebuah kalimat.
c) Kalimat tidak logis ialah kalimat yang tidak dapat
menyampaikanmakna secara logis karena hubungan antara
makna gramatikal dengan makna leksikal tidak sesuai.

3. Kalimat Rancu
Kalimat rancu adalah penggabungan yang berasal dari dua buah
kalimat yang susunannya sama benar, hanya pada waktu menggabungkan
kedua kalimat itu mengalami kekacauan karena dari kalimat yang satu
diambil sebagian dari kalimat satu lagi diambil sebagian pula.

4. Pengaruh Struktur Bahasa Asing


Di dalam bahasa indonesia kata dimana, dari mana, di dalam mana,
biasanya digunakan untuk menanyakan tempat; dengan siapa menanyakan
pasangan; dan yang mana menanyakan pilihan. Pada saat dipengaruhi
bahasa asing strukturnya pun berubah.

5. Kalimat Ambigu
Ambiguitas adalah kegandaan arti kalimat, sehingga meragukan atau sama
sekali tidak dipahami orang lain. Penyebabnya yaitu :
a) Intonasi yang tidak tepat
b) Pemakaian kata yang bersifat polisemi
c) Struktur kalimat yang tidak tepat

6. Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Bidang Semantik


Macam-macam kesalahan berbahasa dalam bidang semantik
1. Gejala Hiperkorek
Contoh : /s/ dijadikan /sy/ atau sebaliknya

2. Gejala Pleonasme
Wujud gejala pleonasme :
a) Penggunaan dua kata yang sama artinya
b) Penggunaan unsur yang berlebih karena pengaruh bahasa asing
c) Penggunaan unsur yang berlebihan karena ketidaktahuan pemakai
bahasa

3. Pilihan kata atau Diksi

4. Bentuk Ambiguitas dalam bahasa indonesia


Penyebabnya adalah :
a) Ucapan-ucapan yang tidak tepat intonasi jedanya
b) Pemakaian kata-kata yang bersifat polisemi
c) Struktur kalimat yang tidak baik

7. Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Bidang Wacana


1. Pemupukan gagasan dalam sebuah paragraf
2. Pemilihan gagasan yang tidak tepat
3. Ketidakcermatan dalam Rujukan
4. Paragraf dengan kalimat yang tidak selesai

Anda mungkin juga menyukai