Anda di halaman 1dari 21

BAB 4

KAJIAN ANALITIS DESAIN PESAN BUKU TEKS

1. KAJIAN TIPOGRAFI ATAU HURUF DALAM BUKU TEKS


Kata tipografi berasal dari kata Yubani typos yang berarti bentuk, grapho yang
berarti menulis. Tipografi adalah seni merancang, menyusun, dan mengatur tata letak
huruf dan jenis huruf dengan pangaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia.
Pengaturan ini dilakukan untuk menciptakan kesan khusus sehingga menolong pembaca
untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
a. Kelompok huruf
Untuk mempermudah penggunaan jenis huruf, ada empat kategori keluarga
huruf sebagai pedoman perancangan dalam desain visual teks, adalah sebagai berikut.
1) Serif
Ciri-ciri : bersirip atau kaki atau serif yang berbentuk lancip pada ujungnya,
memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya
Kesan : klasik, anggun, dan lemah gemulai
Tabel 4.1 Jenis-jenis Huruf Serif
Jenis Huruf

2) San serif
Ciri-ciri : tidak berkaki atau serif atau sirip, bertangkai tebal, sederhana dan
tingkat keterbacaan tinggi
Kesan : kokoh, kuat, kekar, dan stabil
Tabel 4.2 Jenis-jenis Huruf San Serif
Jenis Huruf

3) Script (huruf tulis atau latin)


Ciri-ciri : menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas, atau
pensil tajam, dan biasanya miring ke kanan
Kesan : pribadi dan akrab
Tabel 4.3 Jenis-jenis Huruf Script
Jenis Huruf

4) Miscellaneous (dekorasi)
Ciri-ciri : memiliki hiasan
Kesan : indah, dekoratif, dan ornamentik
Tabel 4.4 Jenis-jenis Huruf Miscellaneous
Jenis Huruf

b. Spasi huruf
Spasi huruf merupakan bagian terpenting untuk mendapatkan tingkat
keterbacaan yang jelas (readible). Cara penyusunan huruf perlu dilakukan dengan cara
yang proporsional karena jarak spasi huruf yang satu dengan yang lainnya tidak dapat
disamakan, berkaitan dengan huruf apa saja yang saling berdekatan.
Tabel 4.5 Jenis-jenis Spasi Huruf
Jarak Spasi Keterangan

Bersentuhan

Sangat Dekat

Dekat

Normal
Jarak Spasi Keterangan

Renggang

c. Ukuran Huruf
Ukuran huruf dalam penampilannya ditentukan oleh bidang dan banyaknya
kalimat. Pemilihan ukuran huruf, baik kea rah samping maupun kea rah atas sangat
berhubunan dengan ukuran ruang. Apabila ruang yang digunakan mempunyai ukuran
lebar yang sempit, maka diperlukan ukuran huruf yang kecil atau ramping sehingga
penglihatan mata terkesan lebar. Ukuran ketikan dalam buku teks adalah 10, 11, dam
12 point (1 point = 0,0183 inci.

2. PRINSIP DESAIN TAMPILAN TEKS


Teks pada sebuah buku memiliki peran utama sebagai sarana untuk menyampaikan
pesan atau informasi. Ukuran huruf untuk anak-anak usia 6-8 tahun adalah lebih besar
daipada anak remaja atau orang dewasa. Apabila diangkakan maka berkisar antara 14pt,
15pt, atau lebih. Ukuran huruf ini relatif lebih besar bila dibandingkan dengan ukuran
huruf untuk anak remaja maupun orang dewasa berkisar di antara 10pt sampai dengan
12pt.

Berikut ini prinsip-prinsip dalam mendesain teks pada sebuah buku teks.
a. Judul Jelas dengan Sedikit Kata-kata
Judul dimaksudkan untuk menjelaskan isi sebuah buku teks menggunakan kata
yang sedikit mungkin. Banyak kata akan memengaruhi ukuran huruf yang digunakan
Judul sering dilengkapi dengan sub judul. Judul ditulis singkat tetapi jelas sehingga
membantu pembaca dalam memahaminya. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa
judul berpengaruh terhadap persepsi dan interpretasi pembaca terhadap teks yang
rancu (Bransford dalam Jonassen, 1996). Hasil penelitian tersebut mengindikasikan
bahwa judul mampu memberikan gambaran umum tentang isi buku sebelum membaca
seluruh isi buku.

Judul Buku

Sub Judul Buku


Gambar 4.1. Sampul buku yang berisi judul dan sub judul buku
b. Sajikan Rangkuman
Rangkuman dalam teks dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1) rangkuman awal
memberitahukan kepada pembaca mengenai isi pokok teks tersebut. Rangkuman
ini membantu pembaca memutusan apakah ingin atau tidak membaca bacaan
tersebut.

Gambar 4.2 Rangkuman awal


2) rangkuman dalam
merangkum pesan-pesan yang telah disajikan sebelumnya dan memberikan
penjelasan tentang apa isi teks selanjutnya
3) rangkuman akhir
mendaftar atau meninjau kembali poin-poin utama yang telah dibuat kemudian
membantu mengingat kembali poin-poin dalam teks. Rangkuman terakhir dapat
menggunakan teknik-teknik yang lebih mengenalkan kosa kata dalam teks.
c. Sajikan Garis-garis Besar Isi Buku
Garis-garis besar atau outlines merupakan rangkaian isi buku yang disusun secara
sistematis dan logis. Outline mempunyai fungsi yang sama sebagaimana sebuah
rangkuman, akan tetapi outlines dapat melukiskan struktur teks dengan lebih jelas.
Outlines sering ditunjukkan dalam bentuk sebuah grafik, kadang-kadang dalam bentuk
diagram pohon atau bagan alir (Guri-Rozenblit dalam Jonassen, 1996).
d. Gunakan Kotak untuk Memberi Penenakan atau Fokus
Pengarang sering mencoba untuk menyampaikan pengertian pembaca terhadap ide
utama dalam teks pembelajaran dengan memasukkan materi yang mendukung, seperti
contoh anekdot dan bibilografi
Gambar 4.3 Teks dalam kotak yang mendukung teks utama di buku Quantum
Teaching
e. Sajikan Headings
Headings boleh ditulis dalam bentuk pertanyaan, pernyataan, atau dengan satu atau
dua label kata. Heading dapat ditempatkan di tepi atau dalam badan teks.
Heading
Sub Heading

Gambar 4.4 Heading dan sub heading di buku Quantum Teaching


f. Sajikan Pertanyan
Pertanyaan dalam teks yang disajikan sbelum materi atau paragraf cenderung akan
menggiring ke pengetahuan khusus, sedangkan bila ditempatkan pada bagian setelah
materi atau paragraph akan mendorong ke pengetahuan yang lebih umum.
Pertanyaan

Gambar 4.5 Pertanyaan pada awal bab di buku Quantum Teaching


g. Gunakan Daftar Runtunan
Pembaca lebih suka teks yang ditulis seperti daftar atau menggunakan nomor sekuen
daripada teks yang berlanjut terus dalam satu paragraph. Nomor yang digunakan dapat
memberikan tanda bahwa antar satu isi atau pargraf memiliki keterkaitan dengan isi
atau paragraf lainnya.
h. Gunakan Penomoran
Penomoran sering digunakan untuk menandari struktur teks. Lorch dan Chan (dalam
Jonassen, 1996) menunjukkan bahwa ketika membuat point seri dalam paragraf itu
dibantu dengan daftar dan penyebutan satu persatu dapat memudahkan pembaca
mengingat bagian-bagian teks. Ketika tiap poin itu nilainya sama sebaiknya
menggunakan bullets (tanda bulatan hitam)
i. Gunakan Pengukuran Verbal
Ketika penomoran data disajikan dalam teks maka penomoran dengan nama bilangan
lebih nyaman bagi pembaca daripada menggunakan lambang bilangan. Penggunaan
nama bilangan disarankan untuk orang dewasa sedangkan bagi anak-anak frase-frase
itu dapat membingungkannya. Untuk itu digunakan angka-angka yang nyata atau
lambang bilangan
j. Gunakan Penandaan
Dalam menyusun kalimat disarankan meggunakan tanda-tanda kalimat seperti (1)
bagaimanapun, (2) tetapi, (3) pertama, (4) kedua, dan sebagainya untuk memberikan
penekanan-penekanan. Adanya penekanan tersebut akan memudahkan pembaca
memahami struktur garis besar pesan yang disampaikan oleh penulis.
k. Sajikan Simpulan
Simpulan membantu pembaca untuk memahami struktur teks dan mengakses kembali
isi teks. Simpulan memegang peranan dalam pemahaman yang lebih mendalam.
Simpulan dapat disajikan menggunakan kotak atau bingkai untuk memfokuskan
perhatian pembaca.

3. MERANCANG TEKS AGAR MUDAH DIPAHAMI


Teks yang baik adalah teks yang mudah dipahami oleh m=oembaca. Agar dapat dipahamu
duprhatikan prinsip-prinsip perancangan teks sehingga tidak menyulitkan pembaca
membaca dan memahami isi teks. Berikut ini dijelaskan prinsip-prinsip keterbacaan teks.
a. Panjang Paragraf
Memperkirakan jumlah kalimat dalam satu paragraph tidak terlalu banyak sehingga
tidak menyulitkan pembaca menemukan ide pokok dalam paragraph tersebut.
b. Panjang Kalimat
Kalimat-kalimat panjang membuat sistem memori pembaca mengalami overload.
Kalimat yang panjangnya kurang dari 20 kata kemungkinan lebih baik untuk diingat.
Kalimat yang panjangnya 20 sampai dengan 30 kata kemungkinan memuaskan
pembaca. Kalimat dengan 30 sampai dengan 40 kata cenderung membuat pembaca
ingat sedikit-sedikit. Kalimat yang mengandung lebih dari 40 kata sebaiknya ditulis
kembali dalam kalimat yang lebih ringkas.
c. Panjang Kata
Penggunaan kata-kata yang telah dikenal akan lebih mudah dipahami daripada istilah-
istilah teknik walaupun maknanya sama. Misalnya penggunaan istilah diskriminatif
akan lebih mudah dipahami jika menggunakan kata membeda-bedakan. Hal yang
terpenting perhatikan siapa sasaran yang menerima sasaran.
d. Kesulitan Kalimat Pendek
Penulisan kalimat pendek dan kata pendek tidak selamanya lebih mudab untuk
dipahami. Untuk itu harus berhati-hati dalam menulis kalimat pendek karena kalimat
yang memiliki ilustrasi banyak, bila ditulis dalam kalimat pendek akan menjadi lebih
sukar dipahami.
e. Kerancuan
Kerancuan ditimbulkan oleh penggunaan singkatan atau akronim yang belum dikenal
pembaca.
f. Klarifikasi Teks
Pada umumnya, teks lebih mudah dimengerti ketika : (a) penulis menghasilkan sedikit
kalimat yang mengandung lebih dari dua klausa, (b) penulis disarankan menggunakan
kalimat aktif daripada kalimat pasif, (c) penulis menggunakan istilah-istilah posititf
daripada istilah-istilah negative, (d) hindari penggunaan kalimat nagatif, (e) penulisan
teks memperhatikan siapa sasaran, dan (f) penulis membuat teks lebih menarik.
g. Mengukur Kesulitan Teks
Salah satu cara sederhana untuk menghitung keterbacaan suatu teks adalah
menggunakan Gunning Fog Index, sebagai berikut:
1) Ambil 100 kata sebagai sampel
2) Kalkulasi angka rerata kata per kalimat dalam sampel
3) Hitung jumlah kata yang mengandung tiga atau lebih suku kata dalam sampel
4) Jumlahkan angka rerata kata per kalimat dalam sampel secara total dengan jumlah
kata yang mengandung tiga atau lebih suku kata
5) Kemudian kalikan hasilnya dengan 0,4

Cara lain adalah dengan menggunakan rumus Flesch Reading Ease (RE) : RE =
206,835 – 0,86W – 1,015s, dimana w = jumlah suku kata per 100 kata, s = jumlah
rerata per kalimat.
Tabel 4.6 Konversi nilai RE
Nilai RE Kategori Keterampilan Membaca
90-100 Sangat mudah Kelas 5
80-90 Mudah Kelas 6
70-80 Cukup mudah Kelas 7
60-70 Standar Kelas 8-9
50-60 Cukup sulit Kelas 10-12
30-50 Sulit Kelas 13-16
0-30 Sangat sulit Lulusan universitas

h. Memperbaiki Penulisan Teks


Perbaikan penulisan teks dapat dilakukan dengan bantuan program komputer.

4. UNSUR-UNSUR DESAIN GRAFIS PADA BUKU TEKS


Munurt Pujiyanto (2005), unsur- unsur desain grafis adalah sebagai berikut.
a. Titik
Titik atau spot merupakan suatu yang menandai sebuah tempat. Titik dalam buku teks
digunakan untuk (1) mengakhiri suatu kalimat, (2) titik berulang-ulang dalam daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar maupun daftar lampiran, (3) titik berulang sejumlah
empat sampai lima titik pada suatu pertanyaan atau soal-soal, dan (4) titik berulang
menyerupai pola tertentu, misalnya persegi empat dapat digunakan untuk
menempatkan kata-kata atau konsep-konsep penting.
b. Garis
Garis merupakan kumpulan dari titik yang membentuk suatu pola. Garis dalam desain
grafis dibagi menjadi empat, yaitu: (1) vertikal, (2) horizontal, (3) diagonal, dan (4)
kurva. Garis digunakan untuk
1) memisahkan posisi antara elemen grafis lainnya di dalam halaman
2) penunjuk bagian-bagian tertentu dengan tujuan sebagai penjelas kepada pembaca
3) memisahkan uraian materi dengan judul bab yang ada pada bagian atas atau bawah
lembar halaman
4) pemisah antara dua bagian publikasi yang berbeda atau memberikan penekanan
c. Bidang
Bidang adalah suatu garis yang mempunyai ukuran lebar dan panjang yang
mempunyai permukaan. Penggunaan bidang dalam buku teks yaitu untuk membingkai
kata-kata kunci atau konsep-konsep yang dianggap penting. Tujuannya adalah agar
pembaca tahu kata-kata kunci uraian materi dan mudah mengingat apa yang telah
dibaca pada uraian materi.
d. Bentuk
Bentuk adalah suatu bidang uang terjaid karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) dan
atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau
karenanya adanya tekstur. Bentuk bisa berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi.
Fungsi bentuk dalam sebuah buku teks adalah memberikan gambar visual mengenai
teks-teks yang abstrak.
e. Ruang
Ruang dimaksudkan agar pembaca tidak terlalu lelah membaca teks yang terlalu
panjang. Ruang kosong memberikan penegasan pemisah antar kolom teks koran.
Selain itu memberikan kesan desain yang lapang dan rapi. Hal ini diistilahkan white
space (ruang kosong) yang berarti ketidak beradaan teks ataupun gambar. Ruang
kosong dalam buku teks harus diperhitungkan. Memberikan jarak antara judul dengan
bagian-bagiannya dan jarak antar sub bab yang satu dengan sub bab yang lainnya.
f. Tekstur
Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan (material), yang
sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa, baik dalam
bentuk nyata ataupun semu.
g. Warna
Buku-buku yang warnanya lebih menarik, memberikan kesan nyata, dan tidak
menimbulkan miskonsepsi bagi pembacanya. Jenis warna yang ditampilkan
mempunyai maksud dan tujuan dalam komunikasi dengan fungsi informasi. Beberapa
karakteristik warna menurut Pujiyanti (2005) sebagai berikut.
Tabel 4.7 Warna sebagai Identifikasi Budaya/ Tradisi
Warna Lambang
Kuning Kehidupan, kemuliaan
Merah Perempuan, larangan, rakus
Hijau Kesuburan
Biru Kesakitan, gelap
Ungu Romantis
Putih Laki-laki, harum, hidup, terang
Hitam Tua, kematian, keras kepala

Tabel 4.8 Warna sebagai Rasa Psikologis


Warna Sifat Lambang
Terang, cermerlang, bahaya, Keceriaan, kegembiraan, kejayaan,
Kuning
ceria, hidup kebesaran, dan kematangan
Agresif, merangsang, menarik Berani, bahaya, jantan, kuat,
Merah
perselisihan, semangat
Pasif, istirahat, tenang, segar Kepercayaan, keabadian, ksegeraan,
Hijau
muda, mentah
Dingin, damai Harapan, kesepian, keakraban,
Biru
kebersamaan
Negative, mundur, tenggelam,
Ungu Sedih, murung, menyerah, tobat
khidmat
Positif, cerah, cemerlang, ringan Perdamaian, kesucian, kepolosan,
Putih
kesopanan
Menekan, gelap Menakutkanm misterius, kehancuran,
Hitam
kesalahan

Tabel 4.9 Warna sebagai Penunjuk Produk


Warna Rasa Jenis Benda
Kuning Asa Jeruk
Merah Pedas, manis Cabe, stroberi
Hijau Pahit Jami
Biru Sejuk Mint
Ungu Manis Anggur
Putih Manis Susu
Hitam Lembut, kelam Rambut

Tabel 4.10 Warna sebagai Daya Tarik


Warna Perpaduan Warna
Merah dengan hijau
Komplementer Kuning dengan ungu
Biru dengan jingga
Biru ke kuning
Analog Kuning ke merah
Merah ke biru
Chroma intensitasnya tinggi Kuning, jingga, dan merah

Menurut Manuaba dan Woodson& Tilman (dalam Wijana, 2010) menyatakan bahwa
warna memiliki tiga makna, yaitu jarak, temperature, dan psikis.
Tabel 4.11 Warna sebagai Rasa Psikologis
Warna Kesan Jarak Kesan Temperatur Kesan Psikis
Biru Jauh/ luas Dingin Lembut
Hijau Jauh/ luas Sangat dingin Sangat lembut
Merah Dekat Hangat Mengganggu
Jingga Sangat dekat Sangat hangat Merangsang
Kuning Dekat Sangat hangat Merangsang
Cokelat Sangat dekat Netral Merangsang
Ungu Sangat dekat dingin Agresif

5. PERTIMBANGAN PENCETAKAN
a. Standarisasi Ukuran Halaman
Tahun 1978 oemerintah Prancis menentukan standar dokumen perkantoran
berdasarkan pada perbandingan panjang dan tinggi sebagai 1:1,41 untuk lembar cetak
dasar 1 meter persegi. Tahun 1911 Wilhem Oswald (dalam Jonasen, 1996),
menyatakan perbandingan 1:1,414 (1:V2) sebagai format dunia. Tahun 1922, standar
Jerman, DIN 476, dipublikasikan. Standar Jerman ini mempunyai tiga seri ukuran
yaitu : A, B, dan C yang tekah diadopsi oleh Internatioan Organization fo
Standardization (ISO). Selain itu, ada juga ukuran R dan F muncul sesuai permintaan
pasar.
Kertas seri A biasanya digunakan untuk keperluan umum, perkantoran, dan
penerbitan. Kertas ini merupakan seri yang paling sering dan umum digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Seri B besarnya kira-kira di tengah antara 2 ukuran seri A,
biasa digunakan untuk poster dan lukisan dinding. Seri C biasa digunakan untuk map,
kartu pos, dan amplop. Seri R biasa digunakan untuk mencetak foto. Seri F biasa
digunakan untuk perkantoran dan fotokopi dan biasa disebut kertas Folio. Ukuran seri
F yang sering dikenal umum ukuran F4 = (215x330 mm) (8,5x13 inch).

Tabel 4.12 Ukuran Kertas ISO seri A


Kode Ukuran (mm)
A0 841x1189
A1 594x841
A2 420x594
A3 297x420
A4 210x297
A5 148x210
A6 105x48
A7 74x105
A8 52x74
A9 37x52
A10 26x37

Gambar 4.6 Visualisasi Ukuran Kertas Seri A

Tabel 4.13 Ukuran Kertas ISO seri B


Ukuran kertas ISO
Format Seri B
Ukuran mm x mm in x in
B0 100x1414 39,37 x 55,67
B1 707x1000 27,83 x 39,37
B2 500x707 19,69 x 27,83
B3 353x500 13,90 x 19,69
B4 250x353 9,84 x 13,90
B5 176x250 6,93 x 9,84
B6 125x176 4,92 x 6,93
B7 88x125 3,46 x 4,92
Ukuran kertas ISO
Format Seri B
B8 62x88 2,44 x 3,46
B9 44x62 1,73 x 2,44
B10 31x44 1,22 x 1,73

Gambar 4.7 Visualisasi Ukuran Kertas Seri B

Tabel 4.14 Ukuran Kertas ISO seri C


Ukuran kertas ISO
Format Seri C
Ukuran mm x mm in x in
C0 917 x 1297 36,10 x 51,06
C1 648 x 917 25,51 x 36,10
C2 458 x 648 18,03 x 25,51
C3 324 x 458 12,76 x 18,03
C4 29 x 324 9,02 x 12,76
C5 162 x 229 6,38 x 9,02
C6 114 x 162 4,49 x 6,38
C7 81 x 114 3,19 x 4,49
Ukuran kertas ISO
Format Seri C
C8 57 x 81 2,24 x 3,19
C9 40 x 57 1,57 x 2,24
C10 28 x 40 1,10 x 1,57

Gambar 4.8 Visualisasi Ukuran Kertas Seri C

Tabel 4.14 Ukuran Kertas ISO seri R


Format Seri R
Ukuran mm x mm
2R 60x90
3R 89x127
4R 102x152
5R 127x178
6R 152x203
8R 203x254
8R Plus 203x305
10R 254x305
10R Plus 254x381
11R 279x356
11R Plus 279x432
12R 305x381
12R Plus 305x465
14R 284x353
17R 305x405
19R 305x455

Gambar 4.9Visualisasi Ukuran Kertas Seri R

b. Margin
Menurut Tinker (dalam Jonassen, 1996) bahwa margin menduduki luas halaman
kertas sebanyak 50%.
c. Lebar Kolom
Pemilihan lebar kolom tergantung pada ukuran halaman, lebar margin, dan kealamian
teks.
d. Ukuran Ketikan
Jenis ukuran ketikan dalam buku teks adalah 10, 11, dan 12 pt. Cetak kecil dalam
dokumen resmi mungkin 6 atau 8 pt. ukuran 14, 18, dan 24 pt digunakan untuk judul.
e. Bentuk Ketikan
Black (dalam Jonasen , 1996) menunjukkan bahwa pemilihan bentuk ketikan, pada
kenyataannya dimaksudkan dengan:
1) Mempertimbangkan tujaun teks
2) Meyakinkan perlunya mempertimbangkan memilih ukuran dan bentuk ketikan
yang tersedia
3) Meyakinkan bawha karakter yang diset tidak hanya berisi tanda yang umum
digunakan tetapi juga beberaoa tambahan karakter yang khusus disebutkan oleh
teks
4) Mempertimbangkan bagaimana baiknya bentuk ketikan khusus, jika nantinya
diulang untuk diperbanyak
f. Huruf Besar
Penggunaan huruf besar disarankan pada penulisan judul, pemberian penekanan, dan
huruf awal setiap kata.
g. Huruf Miring
Penggunaan huruf miring digunakan dalam teks pembelajaran untuk penekanan kata,
untuk judul buku yang muncul dalam teks atau di referensi bibliografi dan kadang-
kadang untuk mengatur rangkuman atau abstrak.
h. Warna
Warna bisa digunakan pada buku teks dalam banyak cara yang berbeda. Berikut
pertimbangan penggunaan warna:
1) Pembaca mempunyai pilihan warna
2) Pembaca suka pada penambahan warna
3) Warna bisa membantu belajar
4) Tambahan warna harus digunakan dengan hemat dan konsisten, jika tidak hal itu
daoat membingungkan pembaca, dan
5) Beberapa kombinasi warna tinta pada kertas berwarna lebih dapat dibaca daripada
warna lainnya,
i. Spasi Teks
Dengan adanya tanda baca dan spasi bersamaan dengan penggunaan huruf kapital dan
huruf non capital membuat teks lebih mudah untuk dibaca. Spasi memishakan kata,
frase, anak kalimat, paragraph, sub bab dan bab dari bagian-bagian lainnya.
Konsistensi spasi untuk menolong pembaca dalam hal sebagai berikut:
1) Menunjukkan kelebihan dalam teks dan kemudian memudahkan untuk membaca
lebih cepat
2) Menunjukkan dengan lebih mudah yang mana teks itu sendiri secara pribadi agak
relevan dengan mereka
3) Menunjukkan struktur dokumen secara luas
4) Menyerap pengorganisasiannya
Secara umum spasi dibedakan menjadi tiga jenis, yakni:
1) Spasi vertikal
Sebagai contoh memisahkan paragraph sengan satu garis spasi, memisahkan sub
judul dari paragraph dengan dua garis di atas dan satu garis di bawah.
2) Spasi horizontal
Cara penulisan pada spasi ini yaitu justified (teks rata kanan-kiri) dan unjustified
(teks yang tidak rata kanan-kiri)
3) Spasi kombinasi vertikal dan horizontal
Spasi ini digunakan untuk mengatasi kelemahan dari spasi vertikal dan spasi
horizontal.

6. KAJIAN ANALITIS TERHADAP DESAIN PESAN PADA SEBUAH BUKU


a. Sampul Buku
Sampul sebuah buku merupakan cermin isi buku. Unsur tulisan atau judul buku,
gambar, warna, dan tata letak yang digunakan memiliki peranan penting untuk
memikat hati pembaca.

Gambar 4.10 Sampul Buku Sains untuk Kelas IV SD

Kajian analisis sampul “buku sains untuk kelas IV SD” (gambar 4.10) sebagai berikut:
1) Secara umum tampilan sampul buku sains cukup menarik
2) Aspek tulisan sampul belum menonjolkan judul utama buku, semestinya ukuran
huruf judul lebih besar. Redaksi judul nampaknya cukup luas.
3) Sampul cenderung mengiring perhatian siswa ke gambar-gambar pendukung
4) Gambar yang relevan dengan judul, ukurannya mesti lebih besar daripada gambar
yang lainnya
5) Pada bagian bawah sampul, Nampak bahwa gambar yang disajikan kurang jelas
dan terlalu banyak elemen. Apabila elemen-elemen tersebut ukurannya terlalu
kecil semestinya sihilangkan agar tidak menimbulkan kebingungan
6) Sampul buku sudah mencerminakan ukuran yang layak untuk anak SD yaitu
ukuran seri A4

b. Kajian Huruf
Penggunaan jenis huruf sangat dipengaruhi oleh tujuan penggunaan huruf tersebut.

Gambar 4.11 Tampilan halaman Bab 1

Kajian analisis halaman buku ajar yang dikembangkan oleh Gusti Kadek Raini
(gambar 4.11) sebagai berikut:
1) Aspek jenis huruf pemilihannya sudah sesuai dengan menggunakan jenis huruf
yang polos tanpa sirip
2) Ukuran huruf juga nampa jelas dapat dibaca sehingga pesan yang disampaikan
dapat dipahami
3) Penulisan judul bab mesti dipadukan dengan tulisan “Bab 1” sehingga
mencerminkan bahwa bab 1 membahas tentang “makhluk hidup di sekitar kita”
4) Ukuran judul bab juga perlu diperbesar sehingga memberikan kesan kebih tegas
dan jelas
5) Jarak antara tulisan “Kompetensi Inti: dan uraian di bawahnya mesti didekatkan
agar tidak menimbulkan kesan lepas antara judul sub bab dengan isinya dan
memberikan penekanan bahwa kedua hal tersebut merupakan satu kesatuan
6) Kotak bingkai yang digunakan sebagai latar tulisan memberikan kesan minimnya
penggunaan gambar dekoratif. Gambar dekoratif memang tidak memiliki kaitan
dengan isi materi namun memberikan daya tarik kepada siswa

c. Kajian Penyajian Isi (Kata, Kalimat, Paragraf, dan Gambar)


Pemilihan kata, penyusunan kalimat, pargar, dan gambar merupakan komponen yang
saling berkaitan untuk menyampaikan pesan secara efektif.

Gambar 4.12 Sampel Halaman Isi Buku Ajar

Berikut ini kajian analisis sebuah halaman dari buku ajar SD (gambar 4.12) sebagai
berikut:
1) Secara umum desain pesan pada bagian isi buku cukup baik
2) Pemilihan kata sudah menggunakan kata-kata yang familiar untuk anak SD
3) Panjang jalimat juga tidk terlalu panjang dan maknanya dapat dipahamu
4) Perlu perbaikan mengenai jumlah paragraf. Pada pembahasan mengenai materi
kepala semestinya dipisah menjadi beberapa paragraph agar lebih mudah dipahami
5) Pada bagian buku tersebut, penempatan gambar tidak konsisten. Lebih baik sajikan
gambar secara konsisten di sebelah kanan karena gambar merupkan elemen
pendukung kejelasan teks
6) Keterangan gambar tidak boleh disingkat, seharusnya ditulis “gambar” bukan
“gbr”
7) Penyajian isi juga perlu memperhatikan pemberian kata-kata kunci. Kata-kata ini
digunakan untuk membantu siswa menemukan dan mengingat konsep-konsep
penting yang disajikan pada isi materi

d. Kajian Gambar
Gambar mampu menyampaikan banyak makna daripada teks. Perlu adanya pemilihan
dan keterangan gambar yang sesuai dengan maksud pesan teks yang disajikan.

Gambar 4.13 Sampel Halaman Isi Buku Ajar

Berikut ini kajian analisis sebuah halaman buku ajar untuk anak SD yang didalamnya
memuat sebuah gambar (gambar 4.13) sebagai berikut:
1) Secara umum penyajian pesan buku sudah cukup baik karena sudah berusaha
memasukkan gambar ke dalam isi buku. Ini penting dilakukan mengingat anak SD
masih memerlukan pesan melalui media konkret agar bisa memahami pesan
abstrak
2) Gambar tersebut akan jelas jika ukurannya dibesarkan
3) Posisi keterangan gambar tidak konsisten. Untuk keterangan gambar disarankan
diletakkan pada bagian paling bawah gambar
Gambar 4.14 Bagian sampel Halaman Isi Buku Ajar

Berikut ini kajian analisis sebuah bagian halaman dari buku ajar SD (gambar 4.14)
sebagai berikut:
1) Penambahan gambar untuk menjelaskan contoh-contoh sumber energi bunyi
sangat bagus
2) Agar tidak menimbulkan kebingungan bagi pembaca, di setiap gambar dapat deibri
nomor 1 untuk gong, nomor 2 untuk biola, dan nomor 3 untuk gitar.
3) Setiap gambar mesti diberikan keterangan yang jelas serta perlu dicantumkan
sumbernya apabila mengambil milik orang lain

RANGKUMAN
1. Tipografi adalah seni merancang, menyusun, dan mengatur tata letak huruf dan jenis
huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk
menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan
kenyamanan membaca semaksimal mungkin
2. Prinsip tentang desain tampilan teks menekankan pada susunan isi dalam sebuah buku
teks, mulai dari penulisan judul, rangkuman, penomoran, hingga simpulan.
3. Merancang teks agar mudah dipahami dapat dilakukan dengan cara: mengatur panjang
paragraph, panjang kalimat, panjang kata, mengidentifikasi kesulitan teks, dan
memperbaiki penulisan teks
4. Unsur-unsur dasar desain grafis pada buku teks yaitu: titik, garis, bidang, bentuk,
ruang, tekstur, dan warna
5. Pertimbangan-pertimbangan dalam pencetakan yaitu: menentukan ukuran halaman,
margin, lebar kolom, ukuran ketikan, bentuk ketikan, huruf capital, huruf mring,
warna, dan spasi teks

Anda mungkin juga menyukai