PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pesatnya pengaruh perkembangan teknologi informasi telah membawa
dampak erosi besar dalam dunia pendidikan. Teknologi menjadi pokok utama
yang tidak dapat dihindarkan dan direm lagi dalam dunia pendidikan termasuk
pembelajaran bahasa asing. Beragam kemungkinan ditawarkan oleh teknologi
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam pembelajaran bahasa asing.
Seperti halnya sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kemampuan
profesional tenaga pendidik, sebagai sumber belajar dalam pembelajaran, sebagai
alat bantu interaksi pembelajaran, dan sebagai wadah pembelajaran. Bahkan pada
akhirnya mampu menggantikan peran daripada tenaga pengajar itu sendiri.
Perubahan budaya pembelajaran bahasa asing yaitu Bahasa Arab, sebagai
akibat pemanfaatan teknologi dari media-media yang ditawarkan. Pemanfaatan
teknologi media ini sangat bergantung pada berbagai komponen dalam sistem
pendukung pembelajaran. Ada beberapa hal yang menjadikan teknologi media itu
kurang direspon dalam budaya pembelajaran bahasa asing di beberapa institusi
pendidikan. Faktor yang paling utama disebabkan karena tenaga pendidik sebagai
salah satu komponen terpenting yang sangat berperan dalam perubahan tersebut
belum mempunyai skill yang memadai dibidang ini.
Disamping itu, tenaga pendidik juga dituntut untuk memiliki keterampilan
teknis dalam menguasai teknologi agar dapat melakukan perubahan secara
operasional, dan bersikap positif terhadap teknologi serta perubahannya. Selain
tenaga pendidik, pembelajar juga perlu dipersiapkan, begitu juga para
administrator pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan kelancaran proses
penangkapan pesan yang mereka terima. Dengan demikian, perubahan budaya
pembelajaran yang diakibatkan oleh pemanfaatan teknologi berlaku bagi semua
tatanan sistem pembelajaran. Bahkan terlebih dalam pengadaan sistem
pendidikan di suatu institusi pendidikan secara umum.
Maka dari pemaparan diatas dapat dipahami, bahwa berubahnya zaman
akan sangat berdampak kuat terhadap alih fungsi segala tatanan didalam
kehidupan. Perubahan alih fungsi ini menuntut para pelakunya dalam beraktivitas
1
untuk kreatif, penuh inovasi, efisiensi waktu, dan berwawasan luas terhadap
fenomena pesatnya teknologi. Bahkan nilai positif dan negative di dalam aspek
dan tatanan masyarakat yang beragam ini selain berbeda juga memunculkan pro
dan kontra. Oleh karenanya, alih fungsi dan pemanfaatan ini diharapkan tetap
tersalurkan dalam hal yang postif sehingga dapat dirasakan oleh berbagai
kalangan hingga generasi berikutnya. Terlebih dalam bidang pembelajaran Bahasa
arab berbasis teknologi multimedia yang diusung oleh kalangan ilmuwan milinial
juga para praktisi pendidikan. Merekalah yang menelurkan efektivitas teknologi
multimedia utamanya dalam penerapannya dalam pembelajaran Bahasa asing
(arab). Maka diharapkan para praktisi ini mampu mengaplikasiskan peran
teknologi multimedia dalam penerapan Bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi multimedia dalam pembelajaran bahasa Arab?
2. Apa saja jenis-jenis multimedia dalam pembelajaran bahasa Arab?
3. Bagaimana peran multimedia dalam pembelajaran bahasa Arab?
4. Bagaimana penggunaan teknologi multimedia dalam pendidikan?
5. Apa kekurangan dan kelebihan teknologi multimedia dalam pembelajaran
bahasa Arab?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi multimedia dalam pembelajaran bahasa Arab.
2. Mengetahui jenis-jenis multimedia dalam pembelajaran bahasa Arab.
3. Mengetahui peran multimedia dalam pembelajaran bahasa Arab.
4. Mengetahui penggunaan teknologi multimedia dalam pendidikan.
5. Mengetahui kekurangan dan kelebihan teknologi multimedia dalam
pembelajaran bahasa Arab.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Darma Jarot S dan Shenia Ananda, Buku Pintar Menguasai Multimedia, (Jakarta : Mediakita,
2009), hlm. 1.
2
Iwan Binanto, Multimedia Digital- Dasar Teori dan Pengembangannya, (Yogyakarta: CV ANDI
OFFSET, 2010), hlm. 2.
3
ibid
3
unsur tersebut dikemas dan dikombinasikan untuk menyampaikan suatu topik
materi pelajaran tertentu. Pada konsep ini, setiap unsur media dianggap
mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kekuatan salah satu unsur media
dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan media lainnya. Misalnya, penjelasan
yang tidak cukup disampaikan dengan teks tertulis seperti cara mengucapkan
sesuatu, maka dibantu oleh media audio. Demikian juga materi yang perlu
visualisasi dan gerak, maka dibantu dengan video.
4
Yusring Sanusi Baso, Peggunaan Mulmedia Interaktif dalam Pembelajaran Bahasa Arab,
makalah disampaikan dalam Peremuan Ilmiah Nasional Bahasa Arab IV di IAIN Alauddin
Makassar pada tanggal 8-10 September 2005
5
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007),
464
4
pembelajaran’. Materi yang ditayangkan tidak terlalu kompleks dan hanya
menampilkan beberapa item yang dianggap penting, baik berupa teks, gambar,
video maupun animasi. Latihan dan tes kurang cocok diletakkan pada
presentasi pembelajaran ini, kecuali bersifat kuis untuk menciptakan suasana
kelas agar lebih dinamis.
b) Multimedia digunakan sebagai materi pembelajaran mandiri.
Pada tipe kedua ini multimedia mungkin saja dapat mendukung
pembelajaran di kelas mungkin juga tidak. Berbeda dengan tipe pertama, pada
tipe kedua seluruh kebutuhan instruksional dari pengguna dipenuhi seluruhnya
di dalam paket multimedia. Artinya seluruh fasilitas bagi pembelajaran,
termasuk latihan, feedback dan tes yang mendukung tujuan pembelajaran
disediakan di dalam paket.
c) Multimedia digunakan sebagai media satu-satunya di dalam pembelajaran.
Dengan demikian seluruh fasilitas pembelajaran yang mendukung
tujuan pembelajaran juga telah disediakan di dalam paket ini. Paket semacam
ini sering disebut CBL (Computer Based Learning).
Hingga saat ini, media berbasis computer yang sekarang dikenal dengan
istilah multimedia, dianggap sebagai media yang memiliki interaktifitas paling
tinggi. Interaktivitas di sini adalah interaktivitas yang melibatkan fisik dan
mental dari pengguna saat mencoba program multimedia. Sebagai
perbandingan, media buku atau televisi sebenarnya juga menyediakan
interaktivitas, hanya saja interaktivitas ini bersifat samar karena hanya
melibatkan mental pengguna.
5
1. Kemampuan menyimak (Mahaarah al- istima’)
2. Kemampuan berbicara (Mahaarah at- takallum)
3. Kemampuan membaca (Mahaarah al- qira’ah)
4. Kemampuan menulis (Mahaarah al- kitabah)
6
2. Video screen
Tingkatan multimedia kedua adalah media video yang dapat digunakan
nonton bersama. Melalui media ini, pengajar dapat mengontrol materi
pembelajaran dengan menyiapkan film yang sesuai dengan target
kompetenci yang diharapkan.
3. Komputer
Media membuat pengajar dan pelajar lebih bebas menggunakan CD
dan kegiatan berbasis internet.
Melalui media yang bersifat multi ini, para pengajar bahasa dapat
menyiapkan materi yang bervariasi dan bertingkat sesuai kebutuhan pelajar.
Hanya saja, para pengajar dituntut lebih aktif membagi kelas dalam level dan
materi yang sama, namun penyajian berbeda. Tentunya hal ini menuntut
idealisme dan keikhlasan dari para pengajar.
7
2. Arabic E-Learning
E-learning merupakan singkatan dari elektronic learning. E-learning
adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan
teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau internet. E-learning
memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat
mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti
pelajaran/perkuliahan di kelas. E-learning sering pula dipahami sebagai
suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses melalui jaringan
intranet. Materi e-learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik
melalui jaringan lokal maupun internet. Distribusi materi secara off-line
dengan menggunakan media CD/DVD dapat pula dikategorikan ke dalam
pola e-learning.
3. Internet
Terdapat berbagai macam situs internet yang saat ini telah
menyajikan pembelajaran Bahasa Arab, baik dalam hal tata bahasa maupun
empat kemahiran dalam Bahasa Arab. Situs-situs Arab yang terdapat di
internet sangat membantu siswa atau siapa pun yang ingin belajar Bahasa
Arab. Berikut adalah beberapa situs internet yang dapat dimanfaatkan untuk
membantu pelajar dalam menguasai Bahasa Arab:
a) Kemahiran Menyimak (Maharah al-Istima’)
1) http://www.un.org.arabic/av/radio/news/dailynews.htm; situs ini
menyajikan berita United Nation dalam bahasa Arab. Situs ini
menyajikan berita setiap hari. Tidak hanya berita baru yang dapat
dinikmati oleh pengguna, akan tetapi berita-berita lama pun dapat
dinikmati. Kelebihan dari situs ini adalah adanya teks yang dibaca
oleh pengguna dari setiap berita yang dibaca oleh pembaca berita.
Hal ini mempermudah pengguna dalam menyesuaikan antara berita
yang mereka dengarkan dengan teks yang ada.
2) www.samd.8m.com/tv.htm; dalam situs ini pengguna bisa memilih
lebih dari 10 siaran TV untuk ditonton, antara lain: TV Arab
Amerika, TV Mesir, TV Bahrain, TV Libanon, TV Qatar, TV
Kuwait, TV Dubai, TV Jordan dan lain sebagainya.
8
b) Kemahiran Berbicara (Maharah al-Kalam)
Berbicara adalah kegiatan menyampaikan informasi kepada orang
lain. Untuk melatih kemahiran berbicara, internet juga telah menyediakan
situs-situs yang dapat membantu para pelajar, diantaranya adalah
http://www.un.org.arabic,www. samd.8m.com/tv.htm,
www.islampedia.com, http://kubbar.com, dan www.pba. aldakwah.org6.
Selain itu, kemahiran berbicara dapat juga dipraktekkan langsung
melalui ruang chat dengan menggunakan fasilitas facebook, mIRC atau
Yahoo Massenger. Untuk fasilitas mIRC, pelajar harus menggunakan
transliterasi latin dalam mengungkapkan kalimat berbahasa Arab apabila
computer yang digunakan belum memiliki fasilitas Bahasa Arab. Namun
apabila telah memiliki fasilitas Bahasa Arab, pengguna dapat menulis
kalimat-kalimat tersebut denga menggunakan Bahasa Arab secara
langsung.
6
Lihat Mohammad Ahsanuddin, Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran Bahasa Arab,
http://www.m-ahsanuddin.com/karya-ilmiah/57-jurnal-/66-pemanfaatan-internet-dalam-pba, tanpa
tanggal, diakses 16 September 2019.
9
d) Kemahiran Menulis (Maharah al-Kitabah)
Pengasahan kemampuan menulis dengan memanfaatkan teknologi
internet dapat dilakukan dengan banyak membaca berita dan makalah
yang disajikan dalam situs-situs berbahasa Arab. Kemudian pengguna
dapat menirukan susunan dan gaya bahasa yang dipergunakan dengan
melakukan beberapa modifikasi kalimat. Adapun aplikasinya dapat
dilakukan melalui fasilitas e-mail.
4. CD Interaktif
CD (compact disk) interaktif merupakan bentuk lain dari kemajuan
teknologi yang ada. Jika dahulu kita mengenal kaset yang hanya berupa
audio, dapat kita dengar suaranya melalui tape recorder, CD interaktif tidak
hanya dapat didengar, melainkan juga dilihat (audio visual). Berbagai
macam materi pembelajaran telah memanfaatkan fasilitas ini sebagai media
pembelajaran. Untuk materi Bahasa Arab, terdapat beberapa contoh CD
interaktif yang dapat digunakan. Di antaranya adalah: 1) Arabindo versi
3.3 CD interaktif ini terdiri dari percakapan yang disertai dengan teks dan
kosa kata, tata bahasa yang disajikan dalam Bahasa Indonesia lengkap
dengan latihan, pidato yang disertai dengan teks dan tayangan video yang
disertai dengan suara dan teks. Selain itu, CD ini juga disertai dengan
kamus Arab-Indonesia digital, translator Inggris-Arab, E-book Bahasa
Arab, dan kamus Inggris-Arab. 2) Arabic Vocabulary for All CD interaktif
yang menggunakan metode ”The Baby Way” yang memacu kemampuan
berbicara, mendengar, melihat, dan motorik secara bersamaan dalam
suasana yang menyenangkan, melalui bimbingan native speaker. Terdiri
dari 3 menu utama, yaitu: mufradat (kosa kata), al-al’ab (games), dan at
10
tasjil (rekam). CD ini berisi 10 kategori: al-finau (halaman), ajzaun adh-
dhuyuf (ruang tamu), hujratu an-naum (ruang tidur), al-hammam (kamar
mandi), hujratu al julus (ruang keluarga), hujratu al’amali (ruang kerja), al-
mathbahu (dapur), marabu (garasi), mustauda’u (gudang).
Selain parabola dan e-learning yang terdiri dari pembelajaran
berbasis internet dan CD interaktif, pendidik dapat pula membuat media
pembelajaran sendiri. Dalam hal ini sangat dibutuhkan kreatifitas dari
pendidik. Mereka dapat memadukan gambar, teks, dan suara dengan
menggunakan berbagai macam program komputer yang ada. Hanya saja,
dalam hal ini pendidik harus memperhatikan beberapa hal berikut:
Mempelajari materi pelajaran yang dikemas
Merencanakan waktu pemanfaatan media
Mengkomunikasikan rencana pemanfaatan media kepada peserta
didik
Mengkomunikasikan rencana pemanfaatan media kepada pengelola
fasilitas.
Sehingga pada akhirnya peran utama penggunaan multimedia dalam
pembelajaran adalah:
a. Mengedepankan keaktifan pelajar
Pendidikan pada era ICT (Information and Communication
Technology) saat ini membutuhkan pergeseran dari sistem yang berbasis
instruksi yang diperankan oleh seorang pengajar ke sistem yang
mengedepankan keaktifan pelajar untuk menentukan sendiri cara dan
substansi pengetahuan yang diminatinya. Jika dahuku pengajar adalah
pusat pengajaran dan pelajar pasif, maka sekarang peran pengajar telah
bergeser menjadi fasilitator dan pelajar memegang peran yang lebih aktif.
11
proses berbagi pengetahuan dimana kedua belah pihak, pengajar dan
pelajar, saling belajar bersama.
7
Richard A. Schwier, Earl R. Misanchuk, Interactive Multimedia Instruction (New Jersey:
Educational Technology Publication, 1993), hal. 19-32.
12
D. Penggunaan Teknologi Multimedia dalam Pendidikan
Kehadiran multimedia sebagai salah satu produk teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) di bidang pendidikan disambut gembira, karena peranannya
dalam membantu mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk
mengoptimalkan kemampuan peserta didik dan membantu mengembangkan
kemampuan yang sempurna baik fisik, intelektual, maupun emosionalnya.
Potensi kemampuan yang dimiliki manusia ini hampir tidak terbatas, namun
hanya sebahagian kecil saja dari potensi tersebut yang telah dikembangkan.
Metode dan media yang tepat untuk mengembangkan kemampuan tersebut
sangatlah diperlukan.
Teknologi multimedia diharapkan mampu mengatasi kendala dalam proses
belajar mengajar dengan dikemasnya program-program pendidikan dalam media
berbasis TIK. Meskipun Gagne (1971) menyatakan, bahwa tidak ada satu
media yang sempurna yang dapat memenuhi semua keperluan yang diinginkan.
Usaha yang maksimal untuk menjadikan produk TIK ini menjadi media yang
dapat mengoptimalkan manusia, kiranya perlu terus diupayakan dan
dikembangkan.
Perkembangan multimedia diawali dengan berkembangnya CD-ROM
pada kurun waktu 1980-an, yang berisi music dan pangkalan data berupa
hiperteks untuk keperluan penyimpanan dan penyebaran informasi. Teknologi
CD-ROM memiliki kapasitas penyimpanan yang diperkirakan sebanyak 500
hingga 700 megabytes. Besarnya kapasitas CD-ROM ini, membuat CD-ROM
menjadi salah satu alternative dalam penyimpanan dan pengembangan
multimedia, karena multimedia memerlukan kapasitas penyimpanan yang besar.
Komputer yang dulu dikenal hanya sebatas pengolah kata (word
processing) saja, saat ini telah bergeser dengan kemampuannya dengan
mengakses program pembelajaran apapun dalam multimedia. Berbagai
penelitian pendidikan yang sangat marak dewasa ini menunjukkan kelebihan-
kelebihan multimedia dan dukungannya terhadap proses belajar mengajar.
Penelitian Jacobs dan schade (1992) menujnjukkan, bahwa daya ingat
orang yang hanya membaca saja memberikan persentase terendah yaitu 1%.
Daya ingat ini dapat ditingkatkan hingga 25%-30% dengan bantuan media lain,
13
seperti televisi. Daya ingat makin meningkat dengan penggunaan media 3
demensi seperti multimedia, hingga 60%. Ditemukan pula, bahwa multimedia
memiliki kemampuan menampilkan konsep 3D (tiga dimensi) secara efisien dan
efektif dengan kurikulum pembelajaran yang dirancang secara sistematik,
komonmikatif dan interaktif sepanjang proses pembelajaran.
Multimedia juga merupakan media pengajaran dan pembelajaran yang
efektif dan efesien berdasarkan kemampuannya menyentuh berbagai panca
indra: penglihatan, pendengaran dan sentuhan, sebagaimana dikemukakan oleh
Schade (Hoogeven, 1995) “Multimedia improves sensory stimulation,
particulary due to the inclusion of interactivity.”
Sebagaimana media pendidikan lainnya, multimedia tetap berfungsi
sebagai alat, metoda dan pendekatan yang digunakan untuk menjalin
komunikasi antara guru dengan pelajar selama proses belajar mengajar. Peserta
didik dapat mempelajari ilmu yang dikemas dalam suatuprogram multimedia
sesuai dengan minat, kesukaan, bakat, keperluan, pengetahuan dan emosinya
(Lgnazio, dalam Bairley, 1996).
Multimedia bukan satu-satunya penentu keberhasilan belajar. Faktor lain
yang perlu juga diperhatikan di antaranya motivasi pelajar, keadaan social,
ekonomi dan pendidikan keluarga, situasi pada saat proses belajar, kurikulum
dan guru. De Voogd & Kritt (1997) mengatakan multimedia tidak mengajar
sebab yang mengajar tetap saja guru. Dalam penggunaan multimedia, apabila
peserta didik faham dan terampil maka kegiatan akan berjalan dengan baik dan
peserta didik berhasil menguasai bahan pelajaran. Tetapi jika sebaliknya, maka
media tersebut dapat menghambat keberhasilan “Educational effectiveness does
not depend on the medium but on how it is used” (Stratfold, 1994).
Penggunaan teknologi multimedia sebagai salah satu media pembelajaran
merupakan salah satu alternatif untuk membantu mengatasi masalah belajar
peserta didik, karena dengan menggunakan teknologi multimedia (seperti CD
interaktif), peserta didik mampu belajar secara mandiri, lebih mudah, nyaman,
dan belajar sesuai dengan kemampuannya tanpa kendala eksternal.
14
E. Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Multimedia
Keunggulan multimedia di dalam interaktivitas adalah media ini secara
inheren mampu memaksa pengguna untuk berinteraksi dengan materi baik
secara fisik dan mental. Tentu saja kemampuan memaksa ini tergantung pada
seberapa efektif instruksi pembelajaran mampu menarik pengguna untuk
mencoba secara aktif pembelajaran yang disajikan.
Penggunaan multimedia dalam pembelajaran memiliki sisi positif, antara
lain:
1. Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan
umpan balik.
2. Multimedia memberikan kebebasan kepada pelajar dalam menentukan
topic proses pembelajaran.
3. Multimedia memberikan kemudahan control yang sistematis dalam proses
pembelajaran.
4. Multimedia dapat membantu sisiwa mempelajari bahan pelajaran yang
luas, yang memuat berbagai konsep, fakta, prinsip, sikap keterampilan,
disamping banyak macam ragamnya dan bervariasi, sehingga memerlukan
berbagi media untuk menyampaikannya.
5. Multimedia dapat menumbuhkan motivasi belajar, sikap dan cara belajar
yang lebih efektif serta menumbuhkan persepsi yang lebih tinggi terhadap
hal yang dipelajari.
6. Multimedia membantu siswa dan guru dalam proses pembelajaran suatu
bidang studi, yang didukung secara multi disipliner,masing-masing
disiplin itu mengandung banyak bahan yang harus dipelajari.
7. Multimedia membantu siswa dan guru dalam proses pembelajaran untuk
memenuhi tuntutan kurikulum, yang senantiasa berkembang sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika
masyarakat.
15
2. Memperkecil benda yang sangat besar, yang tidak mungkin dihadirkan ke
sekolah, seperti gajah, rumah, gunung.
3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung
cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin,
beredarnya planet, berkembangnya bunga
4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju.
5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung
berapi, harimau, racun.
6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
16
a. Pengembangan perangkat lunak yang masih relative mahal meskipun
perangkat kerasnya cenderung murah dan dapat dijangkau.
b. Diperlukan pengetahuan dan ketrampilan khusus dalam
mengoperasikannya.
c. Keberagaman model perangkat keras, menyebabkan software yang
tersedia untuk satu model materi tidak dapat digunakan untuk model
lainnya.
d. Program yang ada saat ini dinilai belum mampu mengembangkan
kreativitas siswa.
e. Komputer sebagai sarana penggunaan multimedia efektif apabila
digunakan oleh satu orang. Sehingga apabila dalam kelas dalam
jumlah besar, maka diperlukan pula dalam jumlah yang besar.8
8
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 54-55.
9
Ibid.
10
Benny Agus Pribadi dan Dewi Padmo Putri, Ragam Media Pembelajaran, (Jakarta: PAUPPAI
Universitas Terbuka, 2001), hal. 33.
17
3. Simulasi (Simulation). Format ini mencoba memberikan pengalaman
masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko,
seperti terjatuhnya pesawat terbang tersebut.
4. Penemuan (Discovery). Pada format ini, ditampilkan masalah yang harus
dipecahkan oleh pengguna dengan cara trial and error. Pengguna harus
mencoba sampai mereka menemukan solusinya. Dengan hal ini,
diharapkan akan lebih memahami prosedur yang yang ditempuh dalam
memecahkan masalah dan mampu mengingatnya dalam waktu yang lama.
5. Permainan (Game). Permainan yang disajikan tetap mengacu pada
proses pembelajaran dan dengan program multimedia berformat ini
diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain.
6. Problem Solving Format ini dibedakan menjadi dua, yaitu pengguna
merumuskan sendiri solusi masalah yang disajikan dan memasukkan
program ke dalamnya. Kedua, berbagai jawaban telah disediakan
sehingga pengguna hanya bertugas memilih jawaban yang mereka anggap
tepat.
18
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan computer untuk
menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, audio, dan video
dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan
navigasi, interaksi, berkarya, dan juga berkomunikasi. Dan mulitimedia kini
dapat diaplikasikan dalam dunia pembelajaran:
1. Multimedia digunakan sebagai salah satu unsur pembelajaran di kelas.
2. Multimedia digunakan sebagai materi pembelajaran mandiri
Banyak sekali media di lingkungan sekitar kita yang dapat dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran Bahasa Arab, untuk itu perlu kita memilih.
Pemilihan ini penting dalam rangka, agar ketika media pembelajaran itu kita
pilih sebagai alat bantu penyampai pesan benar- benar menjadi alat bantu yang
efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Arab. Jenis multimedia
tersebut di antaranya, adalah:
a. Sistem audio interaktif
b. Video screen
c. Computer
19
Multimedia memiliki beberapa keunggulan, antara lain: 1) memperbesar
benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, 2) Memperkecil benda
yang sangat besar, yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, 3) Meningkatkan
daya tarik dan perhatian siswa.
Meski begitu, multimedia juga memiliki kekurangan atau sisi negative,
diantaranya: 1) Pengembangan perangkat lunak yang masih relative mahal, 2)
keberagaman model perangkat keras, menyebabkan software yang tersedia
untuk satu model materi tidak dapat digunakan untuk model lainnya, dan 3)
diperlukan pengetahuan dan ketrampilan khusus dalam mengoperasikannya.
Dalam penyajiannya, multimedia pembelajaran dapat diaplikasikan
dengan beberapa bentuk: turtorial, praktek dan latihan, simulasi, penemuan,
permainan, dan problem solving format.
20