Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN Oleh: Prof. Soeparman Kardi, M.Sc, Ph.D.

A.PENGANTAR Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No: 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu standar yang harus dikembangkan adalah Standar Proses. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses ini berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran, untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. B. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN Perencanaan proses pembelajaran meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, Alokasi Waktu, Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian Hasil Belajar, dan Sumber Belajar. C. PENGEMBANGAN SILABUS Silabus adalah cetak biru (blue print) yang akan digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan RPP. Pada bagian B telah dicantumkan komponenkomponen suatu silabus. berikut akan dibahas lebih lanjut beberapa komponen tersebut. Salah satu ciri silabus yang penting adalah ada kesesuaian antara komponen-komponennya. Ini berarti bahwa Kompetensi Dasar harus menunjang ketercapaian Standar Kompetensi, demikian seterusnya dengan komponenkomponen silabus yang lain. Untuk maksud tersebut, dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1

1. Kesesuaian antara SK dengan KD Untuk kedua kompetensi tersebut, SK dan KD, kita tidak perlu lagi menelaah kesesuaiannya, karena kedua kompetensi tersebut ditentukan/dikembangkan oleh Lembaga Pemerintah yang berwenang dan digunakan sebagai acuan mengembangkan komponen silabus yang lain. Oleh karena itu kita tinggal menyalinnya dari kurikulum yang berlaku. 2. Kompetensi Dasar Agar dapat mengembangkan komponen-komponen silabus berikutnya, seperti materi ajar, indikator, tujuan pembelajaran, kita perlu memahami makna atau apa yang tersurat maupun yang tersirat dalam suatu KD. Pada dasarnya, suatu KD mengandung kemampuan/kompetensi yang perlu dicapai oleh siswa dan pokok bahasan/materi yang berkaitan dengan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Contohnya: Memahami dan dapat menerapkan metode ilmiah. Pada KD tersebut terdapat dua kompetensi yaitu memahami dan dapat menerapkan metode ilmiah. Materinya/pokok bahasannya adalah metode ilmiah. 3. Materi Ajar Materi yang tersurat pada rumusan suatu KD hanya berupa pokok bahasan. Agar dapat menentukan cakupan materi tersebut, kita perlu melakukan analisis materi yang disebut analisis struktur isi. Struktur isi suatu pokok bahasan dapat berupa informasi, konsep, prinsip, hukum, prosedur, proses, keterampilan motorik, atau sikap. 4. Menentukan Indikator Pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007, tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan bahwa Indikator adalah bukti ketercapaian suatu kompetensi dasar yang menjadi pertanyaan ialah bagaimana cara mengembangkan indikator untuk suatu KD

Berdasarkan kajian tentang indikator dari sejumlah literatur, yang dilakukan oleh pemakalah, dapat dirumuskan pengertian indikator sebagai berikut: Indikator adalah sampel tujuan pembelajaran khusus yang akan diterima sebagai bukti bahwa siswa telah menguasai kompetensi tertentu. Rumus tersebut sesuai dengan rumusan tes hasil belajar yang berbunyi: Tes hasil belajar adalah prosedur sistematik untuk mengukur sampel tujuan pembelajaran yang representatif. Pada dasarnya perumusan di atas sama dengan rumusan indikator yang tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan yang telah disebutkan terdahulu, yaitu bukti ketercapaian suatu KD. Pada rumusan yang kedua kita dapat mengetahui bahwa untuk memperoleh indikator kita perlu mempunyai sejumlah tujuan pembelajaran khusus lebih dulu, baru menentukan indikator melalui sampling. Ini berarti bahwa suatu indikator mewakili sejumlah tujuan pembelajaran khusus, yang berarti juga bahwa apabila seorang siswa telah mencapai suatu indikator, maka siswa tersebut juga menguasai sejumlah tujuan pembelajaran lain yang diwakili oleh indikator tersebut. Contoh pada KD yang berbunyi Siswa memahami metode ilmiah, salah satu materi yang harus difahami adalah masalah, yang menjadi pertanyaan ialah apa indikatornya, yang dapat diterima sebagai bukti bahwa siswa telah memahami konsep masalah. Untuk konsep masalah dapat dirumuskan tujuan pembelajaran khusus sebagai berikut: 1. Dapat menjelaskan pengertian masalah. 2. Memberikan 3 contoh rumusan masalah. 3. Dapat mengidentifikasi masalah dari uraian yang tersedia. 4. Merumuskan 3 masalah dari uraian yang tersedia. Dari keempat tujuan tersebut, tujuan nomor berapakah yang dapat kita pilih sebagai indikator?

Anda benar jika Anda memilih tujuan nomor 4, mengapa? Bagaimana dengan konsep hipotesis, rumuskan tujuan pembelajaran yang dapat dipergunakan sebagai indikatornya. 5. Mengembangkan Tes Hasil Belajar Sampai dengan uraian pada butir 4, kita telah memperoleh komponen-komponen silabus sebagai berikut: Identitas mata pelajaran, SK, KD, materi, indikator dan tujuan. Kegiatan berikutnya ialah mengembangkan instrumen penilaian hasil belajar, menentukan metode, media, mengembangkan materi pembelajaran, dan sumber belajar. Berikut akan diuraikan pengembangan tes hasil belajar. Untuk setiap tujuan pembelajaran, termasuk indikator, perlu dikembangkan butir tes untuk mengukur ketercapaiannya. Bentuk soal disesuaikan kategori hasil belajar yang terdapat dalam rumusan tujuan pembelajaran yang diukurnya. Untuk tujuan yang menuntut siswa dapat menjelaskan .., soal pilihan ganda tidak sesuai untuk mengukur ketercapaiannya. Mengapa demikian? Apabila, setelah beberapa kali, kita tidak dapat merumuskan butir soal yang valid untuk mengukur suatu tujuan pembelajaran, hal tersebut mengisyaratkan bahwa rumusan tujuan pembelajaran tersebut tidak jelas, karenanya perlu ditelaah ulang dan direvisi. Contoh: Tujuan: Siswa dapat mengidentifikasi masalah Apakah rumusan tujuan tersebut cukup jelas, artinya dapat dirumuskan butir soal untuk mengevaluasi ketercapaiannya? Ya, belum, karena darimana siswa akan mengidentifikasi masalah, berapa jumlah masalah yang perlu diidentifikasi, tidak tersurat pada rumusan tujuan tersebut. Tujuan semacam itu perlu dirumuskan kembali, misalnya rumusannya menjadi siswa dapat mengidentifikasi 3 masalah dari uraian yang tersedia.

6. Pemilihan Metode Brady (1995) menuliskan bahwa: Method is how the teacher employs the content. Brady memberi contoh sebagai berikut: Apabila seorang guru memperkenalkan suatu novel untuk dipelajari siswa, novel tersebut adalah the content of teaching. Membaca dalam hati, membaca dengan keras, mengajukan pertanyaan, diskusi atau apapun yang dilakukan dengan novel di dalam proses belajar mengajar, semuanya disebut metode. Kriteria pemilihan metode: a. Didasarkan pada prinsip-prinsip belajar b. Keberagaman c. Cakupan d. Validitas e. Kesesuaian f. Relevansi Untuk setiap tujuan pembelajaran/indikator perlu dipilihkan metode dengan mempertimbangkan criteria pemilihan metode tersebut di atas. 7. Prosedur Evaluasi Evaluasi meliputi penilaian (judgement) tentang performansi siswa dan juga program pembelajaran (kurikulum). Kata evaluasi, asesmen, dan pengukuran seringkali digunakan secara bergantian (sinonim), meskipun kata evaluasi mempunyai makna yang lebih luas daripada kedua istilah yang lain. Assessment is the means by which the performances or characteristics of a student or group of students is determined. Guru melakukan asesmen untuk menentukan apakah telah terjadi perubahan pada diri siswa sebagai akibat pembelajaran yang telah dikelolanya dan menentukan sejauh mana perubahan tersebut telah terjadi. Measurement is one specific part of assessment involving the statement about an ability or achievement in some quantity . Jadi, pengukuran lebih berkaitan dengan karakteristik tertentu yang dapat diukur.

Evaluation includes assessment, but it involves judgement about the desirability of changes in students. Evaluasi meliputi: perolehan informasi yang extensif tentang siswa yang tidak dapat diperoleh hanya melalui tes tertulis. menginterpretasi informasi tersebut. menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki kurikulum/ pembelajaran dan kualitas pembelajaran. memperjelas tujuan pembelajaran dan menentukan tingkah laku siswa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. menentukan keefektivan materi dan metode yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran. menentukan keefektivan pembelajaran pada tahap-tahap tertentu, dan memperbaikinya, jika perlu. Kriteria evaluasi; Berkelanjutan. Keluasan/cakupan. Kesesuaian. Validitas. Objektivitas. Nilai diagnostik. D.RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berisi banyak strategi dan prosedur yang akan digunakan oleh guru bersama dengan sekelompok siswa. oleh sebab itu, guru perlu mengembangkan suatu strategi pembelajaran yang dilandasi oleh prinsip belajar dan mengajar. Dick dan Carey (1995) mengartikan strategi pembelajaran sebagai berikut: An instructional strategy describes the general components of a set of instructional materials and procedures that will be used with

those materials to elicit particular learning outcomes from the students. Dick dan Carey menambahkan bahwa suatu strategi pembelajaran lebih daripada garis besar materi yang akan dipresentasikan kepada siswa. Dalam strategi pembelajaran perlu jelas apa yang akan dilakukan oleh guru dan bagaimana respon atau peran siswa. Misalnya, tidak cukup dalam rencana pembelajaran hanya ditulis Guru memotivasi siswa pada awal pembelajaran. Uraian tersebut tidak menjelaskan bagaimana guru memotivasi siswa dan respon apa yang diharapkan guru dari siswa. Komponen strategi pembelajaran: 1. Kegiatan prapembelajaran. 2. Presentasi Informasi. 3. Partisipasi siswa. 4. Tes. 5. Kegiatan tindak lanjut. 1. Kegiatan Prapembelajaran Kita lazim menyebut kegiatan prapembelajaran sebagai pendahuluan. Sebelum mulai dengan kegiatan pembelajaran formal, yang biasa kita sebut Inti Pembelajaran, ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan oleh guru. Memotivasi siswa, menginformasikan tujuan pembelajaran, memastikan bahwa siswa memiliki pengetahuan prasyarat untuk mengawali pembelajaran. a. Motivasi Faktor pertama adalah memotivasi siswa yang akan menggunakan materi pembelajaran Anda. Bergantung pada tingkat motivasi siswa, Anda dapat langsung mengawali pembelajaran, atau memotivasi siswa dengan teknik/strategi tertentu. b. Menginformasikan tujuan Tujuan utama menginformasikan tujuan pembelajaran kepada siswa ialah agar siswa dapat memfokuskan belajarnya pada tujuan pembelajaran. Disamping itu, dengan mengetahui tujuan pembelajaran yang harus dicapai, siswa dapat menentukan relevansi atau manfaat pembelajaran bagi mereka.

c. Menginformasikan Keterampilan Prasyarat Kegiatan dapat dilakukan melalui dua cara: (1) memberikan tes kemampuan awal yang singkat kepada siswa dan menginformasikan kepada siswa bahwa mereka harus menguasai keterampilan tersebut, atau (2) memberikan penjelasan singkat kepada siswa keterampilan awal/prasyarat yang perlu dikuasai, dan pembelajaran akan dilanjutkan dengan asumsi bahwa mereka telah menguasai prasyarat tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah mempersiapkan siswa untuk mengawali pembelajaran, dan mengetahui kemampuan awal siswa sebagai dasar untuk mengembangkan program pembelajaran. 2. Presentasi Informasi a. Sekuensi Pembelajaran Sekuensi (urutan) yang bagaimanakah yang akan Anda gunakan mempresentasikan informasi kepada siswa? sarana yang sangat bermanfaat untuk menjawab pertanyaan tersebut ialah analisis instruksional. Jika Anda telah melakukan analisis hirarkhi, selanjutnya anda dapat mulai dari keterampilan yang rendah dan menuju kearah keterampilan-keterampilan yang lebih tinggi. Sekuensi pembelajaran untuk tugas yang berbentuk prosedur, pada dasarnya diurutkan dari kiri ke kanan. Jika padanya terdapat keterampilan subordinat untuk suatu tahap dalam prosedur, keterampilan subordinat tersebut perlu diajarkan lebih dahulu sebelum melangkah lebih lanjut ke komponen/tahap berikutnya. b. Menggabungkan Tujuan untuk Pembelajaran Pertanyaan berikutnya dalam strategi pembelajaran berkaitan dengan penggalan materi yang akan Anda presentasikan kepada siswa. Salah satu cara ialah menggunakan pendekatan pembelajaran berprogama linier, yaitu membagi informasi menjadi penggalan-penggalan kecil dan selalu memerlukan respon siswa. Cara lain ialah yang terdapat di dalam teksbook dengan satuan penggalan berbentuk bab. Anda juga akan

mempresentasikan informasi untuk sejumlah tujuan pembelajaran sebelum kegiatan siswa tertentu. Ada lima faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan besarnya penggalan pembelajaran. (1) umur siswa, (2) keruntutan materi, (3) macam pembelajaran yang terjadi, (4) apakah kegiatan pembelajaran dapat dibuat berbeda, dan (5) waktu yang tersedia. c. Informasi dan Contoh Tahap berikutnya ialah menentukan dengan tepat informasi, konsep, prinsip, hukum apa yang perlu dipresentasikan kepada siswa. Ini adalah penjelasan dasar tentang apa yang terdapat di dalam satuan pembelajaran. Kesalahan utama di dalam tahap ini ialah mempresentasikan terlalu banyak informasi, khususnya jika banyak diantaranya tidak berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Hanya mendefinisikan konsep tidaklah cukup, tetapi juga perlu menjelaskan hubungannya dengan konsep-konsep lain. Anda juga perlu menentukan macam dan jumlah contoh untuk setiap konsep. Disamping itu, Anda juga perlu menentukan noncontoh untuk setiap konsep yang Anda ajarkan. Contoh negatif/noncontoh ini sengaja dipilih untuk menunjukkan mengapa contoh tertentu salah. 3. Partisipasi Siswa Salah satu komponen strategi pembelajaran yang sangat besar manfaatnya ialah latihan dan umpan balik. Anda dapat mengkaitkan proses belajar melalui pemberian aktivitas kepada siswa yang berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran. Siswa perlu diberi kesempatan untuk berlatih tentang apa yang perlu dilakukan oleh siswa. Merekapun perlu diberi umpan balik tentang apa yang telah dilakukannya, berhasil, kurang berhasil, apa sebabnya, dan bagaimana yang benar. 4. Tes Kita mengenal tiga macam tes beracuan criteria, tes awal (pretest), tes sisipan (embedded test), dan tes akhir (posttest). Pada tahap ini Anda harus menentukan strategi apa yang akan Anda gunakan untuk melaksanakan tes. Keputusan Anda dapat sebagai berikut:

a. Apakah saya akan mentes pengetahuan awal siswa pada pretest? kapan hal tersebut akan dilakukan? b. Apakah saya akan mentes keterampilan-keteranpilan yang akan diajarkan? Mencakup keterampilan-keterampilan apakah tes tersebut? c. Apakah saya akan melakukan tes sisipan? Di bagian pembelajaran yang mana tes tersebut akan disisipkan? Apa yang akan di tes? d. Kapan dan bagaimana saya akan melakukan posttest? 5. Kegiatan Tindak Lanjut Sebagai bagian pembelajaran Anda, Anda dapat mengembangkan materi pembelajaran, atau sekurang-kurangnya rekomendasi, tentang apa yang perlu dilakukan siswa setelah siswa menunjukkan tingkat ketuntasan belajar tertentu pada posttest. Apakah Anda akan merencanakan pengembangan materi remediasi? jika ya, bagaimana strateginya. Apakah Anda akan mengembangkan materi pengayaan? Bagaimana strateginya? Kegiatan tindak lanjut merupakan bagian strategi pembelajaran, tetapi pada umumnya belum ada rencana yang rinci sebelum dilakukan tes formatif maupun posttest. Berikut adalah rangkuman semua komponen suatu strategi pembelajaran. A. Aktivitas Pembelajaran 1. Motivasi 2. Tujuan Pembelajaran 3. Keterampilan prasyarat B. Presentasi Informasi 1. Sekuensi pembelajaran 2. Ukuran penggalan pembelajaran 3. Informasi 4. Contoh C. Partisipasi Siswa 1. Latihan 2. Umpan balik D. Tes 1. Pretest 2. Tes sisipan 3. Posttest E. Kegiatan Tindak Lanjut 1. Remediasi 2. Pengayaan

E. MENGEMBANGKAN STRATEGI PEMBELAJARAN Dick dan Carey (1995) menyarankan agar sebelum mengembangkan materi pembelajaran, guru mengembangkan dulu strategi pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran berfungsi sebagai acuan untuk mengembangkan materi pembelajaran. Untuk setiap tujuan pembelajaran perlu dikembangkan seperangkat strategi pembelajaran.
10

Untuk mengembangkan suatu strategi pembelajaran guru perlu mempunyai kompetensi, indikator, tujuan pembelajaran, dan butir tes. Tahap-tahap pengembangan suatu strategi pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Tentukan sekuensi tujuan pembelajaran dan bagaimana Anda akan membaginya dalam kelompok-kelompok, yang akan dipergunakan sebagai dasar pengembangan penggalan materi pembelajaran. 2. Tentukan Komponen bagaimana strategi akan merencanakan ini kegiatan untuk prapembelajaran. semua tujuan pembelajaran berlaku

pembelajaran, yaitu berlaku untuk semua pembelajaran. 3. Tentukan materi yang akan dipresentasikan dan partisipasi siswa untuk setiap tujuan pembelajaran. Bagian presentasi perlu berisi uraian uraian singkat tentang informasi dan contoh yang akan dipresentasikan. Bagian partisipasi siswa perlu menunjukkan contoh latihan dan macam umpan balik yang akan digunakan di dalam pembelajaran. 4. Telaah ulang komponen-komponen strategi pembelajaran yang telah Anda susun, dan dengan alokasi waktu yang tersedia gunakan mengembangkan pembelajaran untuk setiap tujuan pembelajaran.

REFERENSI Brady, L. (1995). Curriculum Development (Fifth ed.). Sydney: Prentice Hall Dick, W. & Carey, L. (1990). The Systematic Design of Instruction. Glenview, I1.: Scot Foresman. Gagne, R.M. Briggs, L.J & Wager, W.W. (1988). Principles of Instructional Design (3rd.ed.). Orlando, F1: Holt, Rinehart and Winston. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah . Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah, Manajemen Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2008). Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu

11

Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.

12

Anda mungkin juga menyukai