Anda di halaman 1dari 3

Prota, Promes, Silabus, RPP, Pelaksanaan pembelajaran dan Pembelajaran Hasil Pembelajaran Sebagai Wujud Pengembangan Kurikulum

Menurut keberdampakannya pada siswa, Raka Joni (2000) membagi kurikulum menjadi lima tataran yang berbeda, yaitu : 1. Kurikulum ideal, yang mengandung segala sesuatu yang dianggap penting dan perlu dimasukkan ke dalam pendidikan. Wujud : Ide, gagasan Fungsi : Sebagai pencerminan aspirasi konstituen yang perlu diperhatikan dan dikemas dalam sosok yang tepat oleh semua pihak yang terlibat dalam urusan pendidikan formal, mulai dari pengembang kurikulum, pengelola pendidikan dan guru. 2. Kurikulum formal, adalah kurikulum yang ditampilkan dalam bentuk dokumen resmi kurikulum. Wujud : Dokumen resmi kurikulum (contoh KTSP) Kemudian dikembangkan dalam spektrum yang berisi Standart kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD) Fungsi : Untuk membentuk rumusan visi misi pendidikan, tujuan serta pedoman pelaksanaan dan pengembangan. 3.Kurikulum instruksional, adalah terjemahan dari kurikulum formal menjadi seperangkat skenario pembelajaran. Wujud : Silabus dan Rpp Fungsi : Membentuk seperangkat skenario pembelajaran yang dijabarkan kedalam SK, KD, indikator, tujuan, materi, metode, langkah-langkah pembelajaran, bahan/alat/sumber belajar serta evaluasi. 4.Kurikulum operasional, adalah perwujudan objektif dari niat kurikulum instruksional dalam bentuk interaksi pembelajaran. Wujud : Kegiatan pembelajaran didalam kelas. Fungsi : Membuat proses pembelajaran di kelas yang partisipasif dan memanusiakan manusia (menghargai potensi yang sudah dimiliki siswa). Pembuatan kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan indikator. 5. Kurikulum eksperiensial, adalah makna dari pengalaman belajar yang terhayati oleh siswa. Wujud : Hasil dan Evaluasi pembalajaran Fungsi : Untuk melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran, evaluasi program dan evaluasi kurikulum. , Hasil evaluasi kurikulum dipergunakan sebagai dasar untuk mengembangkan atau memperbaiki kurikulum yang akan dikembangkan berikutnya. Hubungan silabus, RPP, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran sebagai pengembangan kurikulum pada level formal, instruksional, operasional, dan eksperiensial dalam pembelajaran di SMK adalah suatu tahapan yang saling terkait dan terintegrasi. Pada masing-masing tahapan memiliki wilayah dan fungsi yang berbeda, hubungan antar level kurikulum tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini,

Kurikulum ideal mengandung segala sesuatu yang dianggap penting sehingga perlu dimasukkan ke dalam kurikulum oleh nyaris setiap orang. Memiliki cakupan yang jelas tetapi sangat luas, kandungan isinya sangat tidak sistematis, dan bebannya menjadi sangat besar sehingga tidak mungkin diwujudkan. Namun, kurikulum ideal tetap ada fungsinya, yaitu sebagai pencerminan aspirasi konstituen yang perlu diperhatikan, disaring, ditata serta dikemas dalam sosok yang tepat oleh semua pihak yang terlibat dalam urusan pendidikan formal, mulai dari pengembang kurikulum dan pengelola pendidikan sampai dengan guru sebagai fasilitator pembelajaran yang merupakan ujung tombak pelaksana di lapangan. Kurikulum formal berupa garis besar rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum ini memiliki unsur-unsur seperti kerangka dasar, struktur kurikulum, dan beban belajar. Struktur kurikulum itu sendiri berupa mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, Kurikulum instruksional adalah terjemahan dari kurikulum formal menjadi seperangkat skenario pembelajaran dan jam pertemuan ke jam pertemuan oleh guru yang bertugas mengimplementasikan suatu kurikulum formal dalam sesuatu konteks kelembagaan tertentu. Dengan kata lain, kurikulum instruksional adalah kurikulum yang mencerminkan niat para guru sebagai implementor kurikulum. Kurikulum operasional adalah perwujudan objektif dari niat kurikulum instruksional dalam bentuk interaksi pembelajaran - apa yang dikerjakan oleh guru, apa yang dikerjakan oleh siswa, dan bagaimana interaksi di antara keduanya. Keterwujudan kurikulum operasional dapat diverifikasi oleh pengamat ahli sehingga kesesuaiannya dengan bentuk yang tertampilkan sebagai tujuan kurikulum formal itu dapat dinilai secara objektif. Sedangkan kurikulum eksperiensial adalah makna dari pengalaman belajar yang terhayati siswa sementara mereka terlibat dalam berbagai kegiatan dan peristiwa pembelajaran yang dikelola oleh guru dan/atau sekolah. Oleh karena itu kurikulum eksperiensiallah yang akan membuahkan dampak dalam bentuk perubahan cara berpikir dan cara bertindak para siswa yang bersangkutan, yaitu ketika kurikulum instruksional tersebut diimplementasikan oleh guru sebagai fasilitator langsung pembelajaran (direct mediator of studentlearning) dalam pelaksanaan tugasnya dari hari ke hari.

Anonim. 2009. Pengembangan Kurikulum Sebagai Sarana.

(http://masdaus.blogspot.com/2009/05/pengembangan-kurikulum-sebagai

Anda mungkin juga menyukai