Anda di halaman 1dari 21

MINI RISET

MK.KETERAMPILAN BASI

PRODI S1 PGSD-FIP

Skor Nilai :

MINI RISET KETERAMPILAN BERBAHASA DAN APRESIASI SASTRA INDONESIA DI SD

ANALISIS KETERAMPILAN MEMBACA DI SD Negeri 104267 Pegajahan

Dosen Pengampu : Dr.Edizal Hadmi M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 10
Raihanifah : 1213311012
Sari Enjelina Sirait : 1213311024
Nurpaujiah Nst : 1213311026

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Mini Reset ini untuk pemenuhan tugas dalam
mata kuliah KETERAMPILAN BERBAHASA DAN APRESIASI SASTRA INDONESIA DI SD

Dengan tersusunnya tugas ini saya berharap dapat bermanfaat dalam proses belajar
mengajar tidak hanya untuk saya tetapi juga para pembacanya. Dalam kesempatan ini tidak
lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak .Dr.Edizal Hadmi M.Pd. Selaku
dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Bilingual dan mengarahkan saya untuk dapat
menyelesaikan tugas ini dengan hasil yang baik.
Walaupun saya sudah berupaya semaksimal mungkin demi terselesainya laporan ini,
penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis jauh dari kesempurnaan dan sudah pasti
masih banyak kekurangan. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah....................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................
1.3. Tujuan ...............................................................................................................................
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI..............................................................................................................


2.1. Kajian Teori......................................................................................................................
2.2. Hipotesis............................................................................................................................

BAB III METODE PELAKSANAAN.........................................................................................


3.1. Teknik pengumpulan Data................................................................................................
3.2. Analisis Data.....................................................................................................................
BAB VI PENUTUP.......................................................................................................................
4.1. Kesimpulan.......................................................................................................................
4.2. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Membaca merupakan hal yang sangat penting di kalangan siswa dan mahasiswa. Di
karenakan dalam membaca secara tidak langsung terjadi proses berfikir, memahami makna
serta arti yang terkandung dalam bahan bacaan tersebut Ahuja (2010 (22). Keterampilan
membaca merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa, selain keterampilan menulis,
berbicara, dan mendengar yang perlu dikuasai oleh pemakai bahasa. Dengan menguasai
keterampilan membaca, seseorang dapat menggali sebanyak- banyaknya informasi yang
diinginkan dari bacaan tersebut. Oleh sebab itu, kemampuan seseorang dalam memahami isi
bacaan sangat berkaitan erat dengan cara atau teknik seseorang dalam membaca Ahuja
(2010:31).
Oleh sebab itu, pada Taman Kanak-kanak (TK) sudah diperkenalkan membaca huruf-
huruf abjad ketika mereka masuk Sekolah Dasar (SD) kesulitan mereka dalam membaca
permulaan, akan lebih teratasi. Membaca permulaan diajarkan dikelas satu,dua. dan tiga.
Membaca permulaan di SD sangat penting sebab hasilnya akan menjadi landasan untuk
membaca lanjut dan memahami ilmu-ilmu yang amat luas, lebih khusus lagi untuk pengajaran
Bahasa Indonesia (Djarjowidjojo, 1995: 19). Membaca lanjut merupakan kemampuan
memahami isi bacaan. Dalam hal memahami isi bacaan, mereka harus memiliki strategi atau
teknik membaca yang tepat. Banyak usaha dan penelitian yang telah dilakukan untuk
mengembangkan teknik pembelajaran yang baik dan efektif. Beberapa teknik pembelajaran
membaca yang telah popular diterapkan adalah teknik: (1) membaca cepat, (2)membaca
bergantian,(3)presenter, (4) membaca teks pidato, (5) membaca berita, (6) membaca intensif,
(7) membaca ekstensif. (8)membaca kritis, (9) membaca memindai. (10)memberi bacaan
catatan,(11)mengubah bacaan dalam gambar
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa Sekolah
Dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik
membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu, guru perlu merancang
pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca
sebagai suatu yang menyenangkan. Suasana belajar harus dapat diciptakan melalui kegiatan
permainan bahasa dalam pembelajaran membaca. Hal itu sesuai dengan karakteristik anak yang
masih senang bermain. Permainan memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif dan
sosial anak. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Menurut Muchlisoh (1992:119), empat aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu:
1. Keterampilan yang bersifat menerima (reseptif) yang meliputi keterampilan membaca
dan menyimak
2. Keterampilan yang bersifat mengungkap (produktif) yang meliputi keterampilan
menulis dan berbicara.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik


dalam berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Kemampuan berkomunikasi yang baik dan benar
adalah sesuai degan konteks waktu, tujuan dan suasana saat komunikasi dilangsungkan.
Standar kompetensi Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan peserta didik yang
mengggambarkan penguasaan pengetahaun keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap
Bahasa Indonesia. Standar kompetensi yang dimaksud yaitu, peserta didik dapat
mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya serta dapat
menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan.
Keterampilan membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa tulis yang bersifat
reseptif perlu dimiliki siswa SD agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Olch karena itu,
peranan pengajaran Bahasa Indonesia khususnya pengajaran membaca di SD menjadi sangat
penting. Pengajaran Bahasa Indonesia di SD yang bertumpu pada kemampuan dasar membaca
dan menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya kemahirwacanaan. Keterampilan membaca
dan menulis, khususnya keterampilan membaca harus segera dikuasai oleh para siswa di SD
karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di SD.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas,dapat di uraikan rumusan masalah sebagai berikut:


1. Sejauh Mana Perkembangan Anak dalam membaca di SDN 104267 Pegajahan ?
2. Apa Saja factor yang menghambat anak sulit membaca?
3. Bagaimana cara Guru menangani anak yang susah dalam membaca?
1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah


1. mengetahui sejauh mana perkembangan anak dalam membaca di SDN 104267
Pegajahan
2. Untuk Untuk mengetahui apa saja factor penghambat anak sulit membaca
3. Untuk megetahui bagaimana cara guru menangani anak yang susuah dalam membaca
1.4. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara umum manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan yang terkait digunakannya teknik permainan bahasa melengkapi cerita
untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
Secara khusus manfaat dari penelitian ini adalah bermanfaat bagi siswa, guru,
dan peneliti lainnya.
a) Bagi Siswa
1. Memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam hal pengembanganpotensi
minat dan bakat melalui pembelajaran yang menyenangkan.
2. Sebagai wahana dan fasilitas untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.
3. Memberikan motivasi untuk gemar belajar bahasa Indonesia, sehingga proses
belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

b) Bagi Guru
1. Untuk memperoleh gambaran dan menjadikan suatu alternatif teknik pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.
2. Menjadikan dorongan untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan dengan
melaksanakan pembelajaran yang bermakna.
3. Memberikan pengalaman berupa mengatasi permasalahan pembelajaran melalui
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

c) Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat memotivasi peneliti lain untuk melakukan
penelitian sejenis sehingga dapat menghasilkan beragam teknik pembelajaran baru
dalam membaca khususnya dan dapat meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Kajian Teori
1. Pengertian Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca adalah aktifitas yang kompleks yang melibatkan
berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Selain itu,
keterampilan membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia
sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan kemampuan yang bersifat
instingtif, atau naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, proses membaca yang
dilakukan oleh seorang yang dapat membaca merupakan usaha mengolah dan
menghasilkan sesuatu melalui penggunaan modal tertentu.
Membaca adalah proses produksi yang menghasilkan pengetahuan,
pengalaman, dan sikap-sikap baru. Seperti hukum yang berlaku dalam dunia usaha,
semakin besar modal seseorang untuk berusaha, semakin besar pula kemungkinan
hasilnya. Oleh karena itu, seperti halnya sebuah perusahaan yang menghasilkan
sesuatu melalui proses mengolah Membaca juga merupakan proses mengolah, yakni
mengolah bacaan. Nah, untuk mengolah hal itu diperlukan modal tertentu. Secara
garis besar, aktifitas membaca berkaitan dengan dua hal pokok, yaitu pembaca dan
bahan bacaan. Untuk memperlancar proses membaca, seorang pembaca harus
memiki modal:
1. Pengetahuan dan pengalaman.
2. Kemampuan berbahasa (kebahasaan).
3. Pengetahuan tentang tekhnik membaca.
4. Tujuan membaca

2. Tujuan Membaca
Tujuan membaca dianggap juga sebagai modal dalam membaca. Bahkan
menurut hasil penelitian, hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan
membaca sangat signifikan. Inilah yang mendorong para ahli menyepakati bahwa
tujuan membaca merupakan modal utama membaca. Hal-hal yang berkaitan antara
tujuan membaca dengan proses membaca yaitu:

 Memahami adanya berbagai macam dan variasi tujuan membaca


 Perlunya membangkitkan atau mendorong timbulnya berbagai tujuan
membaca
 Perlunya latihan membaca bagi seseorang dengan tujuan membaca yang
bervariasi
 Perlunya membina dan mengembangkan berbagai strategi membaca
selaras dengan ragam tujuan membaca
 Perlunya membangun perangkat tujuan membaca yang terbimbing untuk
meningkatkan kemampuan membaca

Tentang tujuan membaca itu banyak urusan yang bisa dibuat, tergantung dari
mana kita melihatnya. Secara garis besar tujuan membaca itu sangat luas sifatnya
karena setiap situasi membaca mempunyai tjuan tersendiri yang bersifat spesifik.
Namun, secara umum ada penggolongan membaca tentang tujuan membaca yang
telah dikemukakan oleh ahli membaca Waples (1967). Dalam eksperimennya ia
menemukan bahwa tujuan membaca itu meliputi beberapa hal yang pada hakikatnya
tujuan membaca adalah modal utama membaca. Tujuan yang jelas akan memberikan
motivasi yang intrinsik yang besar bagi seseorang Seseorang yang sadar sepenuhnya
akan tujuan membaca akan dapat mengarahkan sasaran daya pikir kritis dalam
mengolah bahan bacaan sehingga memperoleh kepuasan dalam membaca

3. Jenis-Jenis Situasi Membaca


Ketika kita membaca suatu teks seacorang yang membaca mamiliki dua
alasan utama mengapa seseorang perlu membaca teks: yang pertama adalah untuk
kesenangan dan yang kedua adalahuntuk mendapatkan informasi. Ketika kita
membaca, kita cenderung untuk menggunakan emapt cara di dalam memahami teks
itu :
1. Skimming: membaca teks secara cepat dan sekilas agar bisa mendapatkan
ide utama dari teks itu.
2. Scanning: membaca teks secara cepat dan sekilas untuk menemukan
informasi tertentu dalam teks itu.
3. Membaca ekstensif membaca teks teks panjang untuk tujuan rekreasi
(bersenang-senang) dan untuk menambah pengetahuan umum atau
meningkatkan kelancaran dalam berbahasa.
4. Membaca intensif: membaca teks-teks pendek untuk mecari informasi
dan mengembangkan akurasi di dalam memahami teks secara terinci

4. Pengetahuan Tentang Teknik Membaca

Jika diatas telah dijelaskan bahwa pengetahuan, pengalaman dan


kemampuan berkomunikasi lisan merupakan modal utama membaca, tampaknya
pengetahuan tentang teknik lebih cenderung dianggap sebagai alat. Alat yang
dapat digunakan dalam mencerna bahan tulis, Realisasinya berupa seperangkat
keterampilan untuk mengolah setiap aspek bahan bacaa menjadi sesuatu yang
bermakna bagi pembaca.
Keterampilan ini berkaitan dengan keseluruhan aktifitas membaca sehingga
dapat mencakup makna proses membaca sebagai aktifitas mengolah kata yang
terkandung dalam bahan bacaan, kreatifitas, membaca, sampai pada aktifitas
membaca cepat.Secara garis besar, pengetahuan tentang teknik membaca itu
meliputi:
a) Pengetahuan tentang aspek-aspek keterampilan membaca
 Keterampilan mengenali kata
 Keterampilan mengenali tanda baca
 Keterampilan memahami makna tersurat yaitu seperti
keterampilanmemahami makna kata, frase, kalimat, paragraf, subbab,
bab, dll.
 Keterampilan membaca kritis
 Kemampuan membaca kreatif

b) Pengetahuan tentang teknik membaca cepat


c) Pengetahuan tentang membaca telaah ilmiah

5. Masalah Umum dalam Membaca


Seperti pada umumnya, orang tidak sadar dengan masalah membacanya.
Kebanyakan orang telah puas dengan kondisi kemampuan membacanya, baik
dalam kecepatan maupun dalam tingkat pemahamannya. Padahal secara teoritis,
kecepatan dan pemahaman terhadap bacaan itu dapat ditingkatkan dua atau tiga
kali lipat dari kecepatan dan pemahaman semula. Itu bagi seseorang yang benar-
benar mau meningkatkannya. Ada beberapa masalah dan hambatan yang umum
terjadi pada setiap orang, masalah tersebut antara lain.
a) Rendahnya tingkat kecepatan membaca
Masalah kecepatan membaca ini menjadi hambatan karena pada umumnya
orang tidak ambil pusing dengan kebiasaan membacanya. Termasuk cara
membaca yang buruk. Kemampuan membaca yang buruk (dalam arti rendahnya
kecepatan membaca) jelas sangat mengganggu orang-orang yang sehari-harinya
memang bergelut dengan buku. Misalnya pelajar dan mahasiswa. Sampai-sampai
sering kita jumpai ada pelajar dan mahasiswa yang kekurangan waktu untuk
membaca literatur-literatur yang diwajibkan padanya. Bukan karena waktu yang
dimiliki kurang, melainkan karena banyaknya waktu yang tersita untuk membaca
hanya satu judul buku saja.
b) Minimnya pemahaman yang diperoleh
Tingkat pemahaman terhadap bacaan juga salah satu indikator keefektifan
membaca seseorang. Minimnya tingkat pemahaman ini menjadi masalah karena
ada kecenderungan anggapan bahwa semakin lambat cara membaca seseorang.
semakin tinggi pula pemahamannya. Padahal, pada kasus latihan membaca cepat,
anggapan justru terbalik, yaitu peningkatan kecepatan membaca akan diikuti
dengan peningkatan pemahaman bacaan.
c) Kurangnya minat baca
Masalah yang menjadi hambatan membaca adalah kurangnya minat
membaca. Faktor yang membelakangi hal ini adalah kebiasaan, sarana, buku-
buku yang dibaca, atau kurang sesuainya bahan bacaan yang tersedia dengan
minat yang dimiliki. Ada indikator bahwa tingkat kemajuan suatu bangsa itu
dapat diukur dari berapa banyak waktu sehari-hari yang digunakan warganya
untuk membaca. Semakin banyak waktu yang digunakan untuk membaca, artinya
menurut kebutuhan secara pribadi, bukan dipaksa membaca seperti halnya
membaca demi tugas sekolah ataupun kuliah, maka dengan itu semakin tinggi
pula tingkat budaya bangsa tersebut.
d) Minimnya pengetahuan tentang cara membaca yang cepat dan efektif.

Pengetahuan tentang cara membaca yang efektif tampaknya juga


merupakan faktor yang tak kalah pentingnya sebagai masalah dalam membaca.
Secara teoritis, seorang pembaca yang lambat pada hakikatnya bukanlah pembaca
yang bodoh, tetapi mungkin ia hanyalah seorang pembaca yang tidak efisien.

6. Tipe-Tipe Pembaca Yang Tidak Efisien


a. Membaca dengan memvokalkan apa yang dibacanya
Banyak orang yang melakukan cara membacanya dengan melafalkan apa
yang dibacanya kata demi kata dengan bantuan alat-alat ucap (mulut). Dengan
kata lain. kecepatan membaca disamakan dengan kecepatan berbicara.
Bagaimana mungkin ini bisa dikatakan sebagai pembaca yang baik dan efisien?
Kita sepakat bahwa proses membaca adalah proses berpikir. Disini jelas bahwa
kecepatan berpikir tidak sama dengan kecepatan berbicara. Jika seseorang
melakukan tindakan membaca dengan memvokalkan apa yang dibacanya, itu
berarti ia melakukan dua kerja sekaligus. Membaca dengan gagasan bacaan
(berpikir) dan berbicara Jelas bahwa tindakan memvokalkan bahan bacaan
merupakan sesuatu yang menghambat kecepatan membaca, sekaligus
menghambat pemahamannya. Pembaca yang seperti itu adalah pembaca yang
kurang efektif.
b. Membaca sambil bergerak

Yang dimaksud dengan tipe pembaca bergerak ialah seorang pembaca


yang dalam perbuatan membacanya diikuti oleh gerak-gerik sebagian anggota
badan, baik disengaja maupun tidak. Contohnya, membaca sambil menggoyang-
goyangkan kaki, membaca sambil menggigit-gigit ujung alat tulis, dan
sebagainya. Secara prinsip. faktor ini tidak mengganggu benar, akan tetapi
menghilangkan kebiasaan ini akan menambah konsentrasi terhadap bacaan dan
lebih sempurna.

c. Membaca sambil tiduran (berbaring)

Ada sebagian orang yang membaca nikmat bila membaca sambil tiduran.
Cara membaca ini jelas merupakan kebiasaan membaca yang jelek. Terutama
ditinjau dari segi kesehatan mata. Dengan membaca sambil tiduran, mata
dipaksa bekerja lebih keras. Kelelahan mata adalah efek langsung dari membaca
seperti itu.
d. Membaca tidak konsentrasi

Ini juga salah satu kelemahan dari beberapa orang pembaca. Terkadang
tampak secara jelas, secara fisik seseorang sedang membaca. Tetapi
kenyataannya hanya pada awal-awal baris saja ia membacanya, setelah itu ia
berkhayal diluar konteks apa yang dibacanya. Dan ini biasanya telah
membudaya dikalangan kita. Baru setelah sadar kembali, diteruskannya kegiatan
membacanya. Hal inilah yang dimaksud dengan tipe pembaca yang tidak
berkonsentrasi.

2.2. Hipotesis

H1: Terdapat pengaruh positif dari mengetahui masalah umum dalam membaca
terhadap keterampilan membaca seseorang.
H2 Ada perbedaan nyata dari tipe tipe pembaca yang tidak efisien, antara membaca
dengan memvokalkan apa yang dibacanya dan membaca sambil bergerak.
H3: Tingkat kesabaran guru dalam mendidik anak yang belum pandai dalam membaca
sangat lah tinggi.
H4: Kurang minat membaca merupakan dampak buruk terhadap anak saat membaca
BAB II
METODE PENELITIAN
3.1. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah bagian terpenting dari suatu penelitian, karena dengan data
peneliti dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut. Pada penelitian ini, data
diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data
yang bermacam- macam dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.
Sesuai dengan karakteristik data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah:
1. Observasi :

Observasi merupakan teknik yang mendasar dalam penelitian non tes.


Observasi dilakukan dengan pengamatan yang jelas, rinci, lengkap, dan sadar
tentang perilaku individu sebenarnya di dalam keadaana tertentu. Pentingnya
onbservasi adalah kemampuan dalam menentukan faktor-faktor awal mula
perilaku dan kemampuan untuk melukiskan akurat reaksi individu yang diamati
dalam kondisi tertentu. Observasi dalam penelitian kualitataif dilakukan
terhadap situasi sebenarnya yang wajar, tanpa dipersiapkan, dirubah atau bukan
diadakan khusus untuk keperluan penelitian. Observasi dilakukan pada obyek
penelitian sebagai sumber data dalam keadaan asli atau sebagaimana keadaan
sehari-hari.
Marshall dalam Sugiono (2010: 310) menyatakan bahwa "through
observation, the researcher learn about behavior and he meaning attached to
those behavior". Jadi melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan
makna dari perilaku tersebut. Berkaitan dengan observasi yang dilakukan dalam
penelitian kualitatif maka observasi yang digunakan yaitu observasi langsung.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan


penelitian dengan cara tanya jawab sambil menatap muka antara penanya atau
pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunakan panduan
wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti mencatat semua jawaban dari
responden sebagaimana adanya. Pewawancara sesekali menyelingi jawaban
responden, baik untuk meminta penjelasan maupun untuk meluruskan bilamana
ada jawaban yang menyimpang dari pertanyaan. Jenis wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Maksudnya,
dalam melakukan wawancara peneliti sudah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Di sini, peneliti melakukan wawancara
terhadap guru kelas dan beberapa siswa SD Negeri 105287 yang dianggap dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan.

3. Angket

Menurut Hadjar dalam Syahrum dan Salim mengemukakan bahwa:


"Angket adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu
yang diberikan kepada subjek, baik secara indivisual ayau kelompok untuk
mendapatkan informasi tertentu seperti prefensi, keyakinan, minat dan perilaku.
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertayaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Jadi, secara singkat angket adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu rangkaian yang berisi
pernyataan atau pertanyaan dalam bentuk tertulis, untuk mendapatkan informasi
mengenai hal yang diteliti yang bersumber dari data atau responden.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.


Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental.
Dalam hal ini peneliti menggunakan semacam gambar berupa foto-foto pada
waktu pelaksanaan penelitian mulai dari wawancara, observasi maupun
pemberian angket.

2. Teknik Analisis Data

Adapun tehnik analis data ini dilakukan melalui reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan salah satu tehnik analisis data kualitatif.


Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu tehnik analisis data kualitatif.
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk
penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan),
matriks, grafik.jaringan dan bagan.

3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu tehnik analisis data
kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil yang dapat digunakan untuk
mengambil tindakan

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu


metode untuk menyelidiki objek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka
ataupun ukuran lain yang bersifat eksask. Penelitian ini juga diartikan sebagai riset
yang bersifat deskriptif yang cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif. Tujuannya untuk memahami secara luas dan mendalam terhadap suatu
permasalahan yang sedang dikaji atau akan dikaji.

4. Langkah Penelitian

Penelitian ini menggunakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni


Perencanaan penelitian, Pelaksanaan penelitian, observasi, menganalisis data yang
diperoleh pada tahap observasi, dan penyajian hasil penelitian.
5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 104267 Pegajahan, dusun 1 Desa


pegajahan Kab.Serdang Bedagai Sumatera Utara

6. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 25 siswa kelas II SD Negeri
104267 dan wali kelas II SD Negeri 104267

3.2. Analisis data


1. Hasil Angket
Setelah melakukan observasi di kelas III-A SDN 104267 Pegajahan dengan total
jumlah 25 siswa kami menemukan angket seperti di bawah ini

No Pertanyaan SS S RR TS STS
1 Saya suka membaca buku 18 6 - - -
2 Saya suka meminjam buku dari perpustakaan untuk di baca 10 10 - 1 -
3 Saya membaca/meminjam buku dari perpustakaan hanya 1 6 - 11 3
ketika di perintah oleh guru
4 Bagi saya,membaca buku hanya akan mengurangi waktu 1 3 1 10 6
luang
5 Saya banyak membaca buku untuk memperluas wawasan saya 10 7 - 4 -
6 Saya jarang sekali membaca buku - 4 - 12 5
7 Bagi saya, membaca tulisan,koran,atau artikel dinmading itu 1 4 2 10 4
tidak terlalu penting
8 Saya membaca buku hanya pada saat mau ujian 2 3 1 11 4
9 Saya merasa telah membaca buku lebih banyak daripada 5 9 3 3 1
teman saya yang lainya
10 Setiap hari saya selalu menyempatkan waktu untuk membaca 12 6 2 1 2
buku
Pembahasan Angket
 Pada butir 1 siswa sangat suka membaca buku dan ada juga yang hanya
sekadar suka saja dalam membaca
 Pada butir 2 banyak siswa sangat suka membaca buku yang dipinjam dari
perpustakaan, dan ada juga yang hanya sekadar meminjamnya saja, serta ada
juga siswa yang tidak suka meminjam buku dari perpustakaan tetapi suka
membaca.
 Pada butir 3 banyak siswa yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut tetapi
ada juga yang sangat setuju. Setelah kami menanyakan nya ternyata siswa
tersebut tidak suka membaca kalau di dalam buku tersebut hanya terdapat
tulisan saja tidak disertai gambar.
 Pada butir 4 siswa menjawab dengan beragam. Namun, jawaban mereka rata-
rata sangat tidak setuju dengan pernyatan tersebut.
 Pada butir 5 hampir seluruh siswa suka membaca buku guna menambah
wawasan mereka.
 Pada butir 6 hampir rata-rata seluruh siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut walaupun ada yang menjawab setuju. Tetapi setelah kami bertanya
pada siswa itu ternyata ia lebih sering bermain game dari pada membaca buku
 Pada butir 7 pilihan rata-rata siswa hampir seimbang antara setuju dan tidak
setuju. Dan lebih banyak siswa memilih tidak setuju
 Pada butir 8 siswa lebih banyak membaca buku sebelum mereka ujian. Tetapi
ada juga siswa membaca buku hanya pada saat ujian saja.
 Pada butir 9 siswa lebih banyak percaya diri bahwa ia telah banyak membaca
buku dari pada temannya. Tetapi ada juga yang ragu-ragu bahkan tidak setuju
dengan pernyataan tersebut.
 Pada butir 10 hampir seluruh siswa menyempatkan waktu luang mereka untuk
membaca buku walaupun hanya sekadar saja.
Jadi kesimpulan dari angket di atas adalah tidak semua siswa gemar atau
suka membaca buku. Minat membaca dari beberapa meraka juga cukup bagus.
Dengan meminjam buku dari perpustakaan mereka dapat menambah wawasan
membaca mereka masing-masing. Dengan begitu mereka juga dapat menambah
kosa kata mereka. Mereka juga ada yang hanya suka membaca buku kalau buku itu
disertai gambar-gambar yang menarik.
2. Hasil Wawancara
Data diri guru
Nama :Riris,S.Pd.
Walikelas :III SD Negeri 104267 Pegajahan

Pertanyaan:
1. Apakah masih ada siswa ibu masih kurang dalam membaca?
Jawab: kalau di kelas ini siswa saya sudah sebagian besar bisa membaca,
tetapi masih ada beberapa orang yang belum bisa.
2. Factor apa saja yang menyebabkan anak tersebut belum bisa membaca?

Jawab: yang pertama itu adalah factor dari orang tuanya, karena kita disini
mengajar kurang lebih 6 jam, dan selebihnya itu orang tua yang mengajarinya,
kan kita tidak tahu bagaimana cara mengajar orang tua terhadap anak-anak di
rumahnya.
3. Bagaimana cara ibu untuk menangani kasus seperti ini?

Jawab: terlebih dahulu kita ulang-ulang kata kepada anak in, kemudian kalau
masih belum bisa juga, kita suruh maju ke depan untuk mengeja kata yang saya
tulis di papan.

4. Apakah ada cara lain atau metode lain yang ibu terapkan untuk anak agar
lancer membaca, seperti belajar sambil bermain, belajar sambil bernyanyi?

Jawab: iya, saya kadang-kadang menerapkan itu, agar anak itu tidak mudah
bosan
Untuk pertanyaan yang pertama itu bisa dikatakan sebagian besar anak
di kelas itu sudah bisa membaca hanya beberapa saja yang belum bisa
membaca. Kemudian pada pertanyaan kedua, factor yang paling berpengaruh
terhadap anak itu yaitu orang tuanya si anak tersebut. Pada pertanyaan ketiga
cara yag digunakan ibu ini yaitu membuat kondisi kelas itu jadi ceria seperti
belajar sambil bermain, dan beajar sambil bernyanyi. Pada pertanyaan ketiga
guru dalam menangani kasus untuk anak yang belum bisa membaca yaitu
dengan mengulang-ulang kata tersebut.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan

Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa Kelas II SDN 105287
Tembung masih ada beberapa siswa nya yang belum bisa membaca dikarenakan siswa
yang jarang mengulangi pelajaran yang disekolah dirumah dan orang tua siswa juga
tidak membantun atau menuntun siswa agar mau belajar dirumah. Cara guru yang
digunakan agar siswa nya mampu membaca yaitu dengan cara mengulang-ngulangin
kata yang disuruh dibaca agar sianak cepat paham
4.2. Saran
1. Untuk guru harus memiliki sikap yang sabar dan ikhlas dalam mendidik muridnya,
dan guru harus memberi pembelajaran yang menarik sehingga dapat
mengembangkan keterampilan anak dan membuat anak menjadi lebih baik lagi
2. Untuk masyarakat, pembaca dan keluarga agar semakin memperhatikan anak,
terlebih dalam pendidikan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Suparlan, Jurnal Pendidikan Dasar, STIT Palapa Nusantara Lombok NTB, Volume 5,
Nomor 1, Maret 2021; 1-12 https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/fondatia

Vina Anggia Nastitie Ariawan , Niken Tri Utami , Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
STKIP Majenang, Indonesia, Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa SD Melalui
Implementasi Model Circ Berbantuan Media Cetak, Journal of Islamic Primary Education, 1 (2),
2018, 95-104

Anda mungkin juga menyukai