Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MI/SD
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa
Indonesia MI/SD
Dosen Pengampu : Dr. Hartono, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 05:

Ica Rif’atus Sholihah (211101040003)

Ismy Fatmawati (211101040016)

Irma Yunita Sari (211101040022)

Khofiyatul Jannah (211101040025)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KYAI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil'alamin segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam


yang telah memberikan hidayah dan rahmat-Nya kepada kita semua. Tidak lupa pula
sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw. Atas
Rahmat, Berkat dan Hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa
Indonesia MI/SD”.

Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Hartono, M.Pd., selaku
dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia MI/SD dan teman teman
UIN KHAS Jember yang kami cintai dan kami banggakan. Makalah ini kami susun agar
dapat menambah wawasan pembelajaran, serta meningkatkan kemampuan membaca kita,
terutama bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri KH. Ahmad Siddiq Jember. Yang
kami persembahkan berdasarkan pengamatan dari sejumlah referensi, baik itu buku dan
sumber informasi lainnya.

Dan kami meminta maaf dengan sebesar besarnya apabila makalah yang kami
susun ini terdapat banyak kekurangan, kesalahan bahkan kekeliruan. Oleh sebab itu, kami
meminta masukan kepada dosen pengampu guna membantu dalam perbaikan setiap
makalah ini agar kami lebih baik lagi kedepannya.

Jember, 18 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Pengertian Kurikulum ............................................................................... 3


B. Telaah kurikulum bahasa indonesia MI/SD ............................................... 3
C. Landasan pengembangan kurikulum bahasa indonesia MI/SD .................. 5
D. Komponen-komponen kurikulum bahasa indonesia MI/SD........................6
E. Pengembangan bahan ajar bahasa indonesia MI/SD....................................8
F. Jenis-jenis bahan ajar bahasa indonesia.......................................................10
G. Prosedur pengembangan bahan ajar bahasa indonesia................................11
H. Manfaat menyusun bahan ajar bahasa indonesia.........................................12

BAB III PENUTUP` ................................................................................ ...14

A. Kesimpulan ........................................................................................... 14
B. Saran ...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 16

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran di sekolah memerlukan media dan sumber belajar untuk menunjang dan
memaksimalkan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Seorang guru
diwajibkan mengetahui dan memahami pelajaran yang akan disampaikan pada peserta
didiknya. Seorang guru akan merasa lebih percaya diri dan yakin bahwa yang diajarkan
telah sesuai dengan kurikulum dan indikator yang ditentukan. Karenanya, seorang guru
harus memiliki bahan ajar untuk membantu dalam memaksimalkan tugasnya dengan baik.
Tidak hanya berpaku pada buku paket dan buku LKS saja. Karena daya intelektual
seorang peserta didik tidak terbatas. Mereka akan terus mencari tau apa yang ingin dia
ketahui. Oleh karena itu seorang guru perlu mempersiapkan diri untuk menjawab
keingintahuan peserta didiknya tanpa mengenyampingkan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.

Perkembangan kemampuan akademis dan psikis seorang siswa di setiap sekolah


memiliki perbedaan. Sehingga berpengaruh terhadap kapasitas materi yang diberikan oleh
guru. Oleh karena itu, seorang guru dapat mengembangkan bahan ajar yang disampaikan
sesuai dengan kemapuan peserta didik dan kondisi masyarakat yaitu salah satunanya
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Calon guru harus mengetahui dan memahami
ragam wujud bahan ajar dan prinsip serta kriteria dalam pengembanagan bahan ajar
pembelajaran bahasa Indonesia di SD agar bahan ajar yang dikembangkan sesuai dengan
langkah-langkah yang seharusnya.

Oleh karena itu, makalah yang berjudul "Telaah Kurikulum dan Pengembangan
Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD" ini diharapkan mampu menjawab
rasa ingin tahu calon guru dan mengembangkan daya kreatifitas guru sekaligus
diharapkan pula dapat menambah pengetahuan dan wawasan rekan-rekan mahasiswa
tentang pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia khususnya di MI/SD.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari kurikulum?
2. Bagaimana telaah kurikulum bahasa Indonesia di MI/SD?

1
3. Apa saja landasan pengembangan kurikulum bahasa Indonesia MI/SD?
4. Apa saja komponen–komponen kurikulum bahasa Indonesia di MI/SD?
5. Bagaimana pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia MI/SD?
6. Apa saja jenis-Jenis bahan ajar bahasa Indonesia?
7. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia MI/SD?
8. Apa saja manfaat menyusun bahan ajar bahasa Indonesia di MI/SD?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum.
2. Untuk mengetahui telaah kurikulum bahasa Indonesia di MI/SD.
3. Untuk mengetahui landasan pengembangan kurikulum bahasa Indonesia MI/SD.
4. Untuk mengetahui komponen–komponen kurikulum bahasa Indonesia di MI/SD.
5. Untuk mengetahui pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia MI/SD.
6. Untuk mengetahui jenis-Jenis bahan ajar bahasa Indonesia.
7. Untuk mengetahui prosedur pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia MI/SD.
8. Untuk mengetahui manfaat menyusun bahan ajar bahasa Indonesia di MI/SD.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum dalam bahasa latin berarti lapangan pertandingan (race course) yaitu arena
tempat peserta didik berlari untuk mencapai finis, baru pada tahun 1955 istilah kurikulum
dipakai dalam bidang pendidkan.

seperangkat atau suatu sistem rencana dan pengaturan mengenai bahan pembelajaran
yang dapat dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar.

Intinya kurikulum adalah rencana pembelajaran.

B. Telaah Kurikulum Bahasa Indonesia MI/SD

Telaah kurikulum mata pelajaran bahasa indonesia MI untuk meningkatkan mutu


pendidikan nasional. Departemen pendidikan nasional menyempurnakan kurikulum yang
diber nama Kurikulum self-paced ( merdeka belajar ) juga mengubah jenis pembelajaran
yang semula berlangsung di dalam kelas menjadi pembelajaran di luar kelas. Ketika
belajar di luar kelas, siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk berbicara dengan
guru . Pembelajaran ekstrakurikuler atau pembelajaran di luar kelas akan membentuk
karakter siswa yang berani mengemukakan pendapat dalam berdiskusi,pandai
bergaul dan menjadi siswa yang terbetnuk secara alami.

Kurikulum merdeka belajar tidak menentukan nilai dalam menentukan


kemampuan dan pengetahuan siswa nya saja, tetapi juga bagaimana siswa berdikap dan
terampil dalam bidang pengetahuan tertentu. Sehingga siswa bebas mengembangkan
bakatnya. Hal ini mendukung kreativitas siswa dan akan tercerminkan melalui
bimbingan guru. Kebutuhan guru untuk dapat mengembangkan inovasi konsep
pembelajaran bagi siswa juga akan tedrpenuhi. Dengan kurikulum mandiri, guru dan
siswa bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih aktif dan produktif
bagi guru dan siswa. Gagasan program belajar mandiri adalah untuk mengembangkan
pemikiran mandiri. Kemandirian berpikir ditentukan oleh guru. Dengan kata lain,guru
merupakan pilar terpenting keberhasilan pendidikan.

3
Di era digital saat ini, perkembangan teknologi mempengaruhi kualitas pendidikan.
Guru dan siswa mengandalkan alat digital untuk semua aktivitas mereka. Konsep
program studi mandiri menggabungkan literasi, keterampilan intelektual, keterampilan
dan sikap, dan keterampilan teknis.1

Penilaian dalam kurikulum merdeka belajar lebih fokus pada penilaian berkelanjutan.
Oleh karena itu, penilaian yang konkret yang diduga diterapkan pada kurikulum
2013 masih relevan dan integrasai dengan program ini. Penilaian nyata atau asesmen
autentik memberikan metode penilaian yang lebih komprehensif tentang perkembangan
siswa. Penilaian tidak hanya terfokus pada aspek kognitif, juga mencakup aspek afektif
dan psikomotorik. Permendikbud No. 104 Tahun 2014 menerangkan bahwa penilaian
autentuk merupakan salah satu bentuk penilaian mendorong siswa untuk
menujukkan sikap, menerangkan pengetahuan, keterampilan yang dipelajari dari
melakukan tugas dalam konteks nyata. Penilaian sebenarnya sudah diberi ruang sejak
adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), namun belum dilaksanakan secara
optimal.Hasil evaluasi kurikulum bahasa Indonesia merupakan penilaian terhadap
efek belajar positif dan negatif dari pengembangan kurikulum bahasa Indonesia.

Perubahan kurikulum ini memiliki implikasi positif dan negatif bagi dunia
pendidikan. Efek positif dari siklus pengajaran adalah siswa belajar beradaptasi dengan
kondisi lingkungan dengan dukungan kurikulum sekolah. Hal ini karena pada masa
transisi, siswa memerlukan bimbingan yang efektif dari guru yang berpengalaman, calon
guru, lembaga yang sesuai dan orang tua yang berperan sebagai figur referensi untuk
pembelajaran dan partisipasi siswa dalam proses sekolah. Oleh karena itu, suatu
komponen harus ditambahkan pada setiap variabel penelitian.

Menurut (Langulu, 2003), kurikulum paling tidak terdiri dari empat bagian, yaitu:
a. tujuan pembelajaran yang dapat dicapai.
b. Informasi, data, informasi, kegiatan dan pengalaman dari mana saja.
c. Metode dan praktik pengajaran dan konseling yang digunakan oleh siswa, yang
mengarah pada tujuan yang diinginkan dan diharapkan.
d. Metode dan alat evaluasi untuk mengukur dan mengevaluasi hasil pembelajaran
sesuai kurikulum.

1
Ahmad Tarmizi Hasibuan.” Telaah Kurikulum Dari Masa Ke Masa:Studi Evaluasi” Jurnal Pendidikan dan Konseling.
Volume 5Nomor 3Tahun 2023.

4
Pada saat yang sama, efek negatif dari perubahan kurikulum dari masa ke masa ini
yaitu Butuh waktu bagi siswa untuk terbiasa dengan kurikulum baru. Akibatnya,
prestasi siswa menurun. Efek ini tidak terbatas pada siswa. Namun, sekolah juga
menghadapi tantangan dalam mencapai tujuannya. Selain itu, setiap sekolah memiliki
sumber daya manusia, guru, fungsi, sarana dan prasarana yang berbeda. Hal ini dapat
menyebabkan keterlambatan dalam implementasi kurikulum. Program pergantian
kurikulum ini memiliki hasil yang baik bagiperkembangan zaman dalam
menyesuaikan kebutuhan manusia disetiap zamannya. Kurikulum yang pertama kali
pada tahun 1947 tidak mungkin terus digunakan setiap tahunnya karena setiap
tahunnya pasti memiliki perubahan baik secara teknologi, sosial dan
kebudayaannya. Maka dari itu pergantian kurikulum ini pun dilakukan untuk
tercapainya suatu pendidikan yang berkualitas di setiap zaman nya. Namun tetap
saja harus dilakukan evaluasi dalam kurikulum tersebut agar lebih mengetahui
apakah pergantian kurikulum lebih efektif untuk meningkat pendidikan atau malah
menjadikan pendidikan menjadi tidak berkembang.

C. Landasan Pengembangan Kurikulum Bahasa Indonesia MI/SD


Pada umumnya dalam mengembangkan kurikulum dapat berpegang pada asas-asas:
1. Asas Filosofis
a) Landasan filosofis merupakan pandangan hidup, individu, masyarakat, dan
bangsa.
b) Filsafat memberikan arah pendidikan seperti hakikat pendidikan dan
tujuan Pendidikan.
c) Oleh karena itu Kurikulum sebagai sarana untuk mencapai tujuan
pendidikan.
2. Asas Psikologis
a) Landasan psikologis berkenaan dengan perilaku manusia:
- Cara peserta didik belajar
- Faktor yang dapat menghambat kemauan belajar.
- Hakikat proses belajar mengajar.
- Tingkat-tingkat perkembangan peserta didik.

b) Kurikulum disusun agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang


dengan baik.

5
3. Asas Sosiologis

a) Penyampaian kebudayaan yaitu proses sosialisasi individu dan rekontruksi


masyarakat.

b) Landasan sosial budaya mengembangkan kurikulum pada tingkat nasional,


guru dalam pembinaan kurikulum tingkat sekolah, dan tingkat pengajaran.

4. Asas Organisatoris : berkenaan dengan organisasi kurikulum.

Ada tiga organisasi kurikulum.

a. Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated


subject curriculum)
b. Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis dihubung-
hubungkan (Correlated curriculum)
c. Kurikulum yang terdiri dari peleburan semua/hampir semua mata pelajaran
(integrated curriculum) 2
D. Komponen- Komponen Kurikulum Bahasa Indonesia MI/SD

Kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan akan direncanakan
mempunyai komponen-komponen pokok tujuan, isi, organisasi, dan strategi (Surahmad
dalam Nurgiyantoro, 2008:9-11), penjelasannya sebagai berikut:

1. Tujuan Kurikulum adalah suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai


sejumlah tujuan pendidikan. Tujuan inilah yang dijadikan arah atau acuan segala
kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran
di sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan banyak pencapaian tujuan-tujuan
tersebut. Dalam setiap kurikulum sekolah, pasti dicantumkan tujuan-tujuan
pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh sekolah yang bersangkutan.
2. Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak dalam
kegiatan belajar-mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi
jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang
studi tersebut. Jenis-jenis bidang studi ditentukan atas dasar tujuan institusional
sekolah yang bersangkutan. Jadi, ia berdasarkan kriteria apakah suatu bidang studi

2
Burhan Nurgiyantoro.Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogjakarta: BPFE.
2008.

6
menopang tujuan itu atau tidak. Berdasarkan kriteria itu maka jenis bidang studi
yang diberikan pada suatu sekolah misalnya SMA, akan berbeda dengan sekolah
lain misalnya SMK. Isi program suatu bidang studi yang diajarkan sebenarnya
adalah isi kurikulum itu sendiri., atau ada juga yang menyebutkan sebagai silabus.
Silabus biasanya dijabarkan ke dalam bentuk pokok-pokok bahasan dan sub-sub
pokok bahasan, serta uraian bahan pelajaran. Uraian bahan pelajaran inilah yang
dijadikan dasar pengambilan bahan dalam setiap kegiatan belajar mengajar di
kelas oleh pihak guru. Penentuan pokok-pokok dan sub pokok bahasan didasarkan
pada tujuan instruksional.
3. Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka
program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Organisasi
kurikulum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu srtuktur horisontal dan
struktur vertikal. Struktur horisontal berhubungan dengan masalah
pengorganisasian kurikulum dalam bentuk penyusunan bahan-bahan pengajaran
yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk penyusunan mata pelajaran itu dapat
secara terpisah (separate subject), kelompok-kelompok mata pelajaran
(correlated), atau penyatuan seluruh pelajaran (integrated). Tercakup pula di sini
adalah jenis-jenis program pendidikan umum, akademis, keguruan, keterampilan,
dan lain-lain. Struktur vertikal berhubungan dengan masalah pelaksanaan
kurikulum di sekolah. Misalnya apakah kurikulum dilaksanakan dengan sistem
kelas, tanpa kelas, atau gabungan antara keduanya, dengan sistem unit semester
atau caturwulan. Termasuk dalam hal ini adalah juga masalah pembagian waktu
untuk masing-masing bidang studi untuk tiap tingkat. Misalnya bidang studi bahsa
indonesia, diberikan selama berapa jam tiap minggu pada SMP/SMA kelas I, II,
dan III. Demikian pula halnya dengan bidang-bidang studi yang lain.
4. Strategi kurikulum dimaksudkan strategi pelaksanaan kurikulum di sekolah.
Masalah strategi pelaksanaan itu dapat dilihat dalam cara yang ditempuh dalam
melaksanakan pengajaran, penilaian, bimbingan dan konseling, pengaturan
kegiatan sekolah secara keseluruhan, pemilihan metode pengajaran, alat atau
media pengajaran, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan pengajaran misalnya
dilakukan dengan pendekatan PPSI (berlaku untuk seluruh bidang studi) atau

7
dengan cara lain seperti sistem pengajaran modul, paket pelajaran, dan
sebagainya. 3
E. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia di MI/SD

Sebelum memilih dan nmengembangkan bahan ajar bahasa Indonesia prosedur utama
yang harus dipenuhi adalah dilakukan analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar. Dengan memperhatikan analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
bahan ajar yang dipilih akan lebih rinci, jelas, benar dalam memfasilitasi peserta didik
mencapai tujuan secara optimal, serta menghindari dipilihnya bahan ajar yang kurang
relevan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai.

Dalam melakukan proses pembelajaran diperlukan bahan ajar. Bahan ajar yaitu
seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis
sehingga tercipta lingkungan suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan
ajar berisi materi pembelajaran yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Sedangkan pengembangan bahan ajar merupakan upaya penyusunan bahan
ajar baik yang berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis oleh guru untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar di kelas.

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2006) menguraikan


beberapa prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar sebagai berikut:

1) Prinsip relevansi (keterkaitan). Materi pembelajaran harus memiliki hubungan atau


keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya,
jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa-siswi berupa membuat tulisan
sederhana, materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa keterampilan menulis.
2) Prinsip konsistensi (keajegan). Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik ada dua macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi dua
macam. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa-siswi adalah mampu
untuk menulis karangan maka bahan ajar yang diajarkan adalah menulis dengan baik
dan pengorganisasian karangan.

3
Dakir. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. 2010

8
3) Prinsip Kecukupan (cukup memadai). Artinya materi yang diajarkan tidak boleh
terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang
membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika
terlalu banyak akan memerlukan waktu pembelajaran yang seharusnya bisa digunakan
untuk materi yang lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa ciri-ciri dari prinsip bahan ajar
yang baik adalah menimbulkan minat baca, ditulis dan dirancang untuk siswa, disusun
berdasarkan pola belajar yang fleksibel, struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan
kompetensi akhir yang akan dicapai, memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih,
mengkomodasi kesulitan siswa, memberikan rangkuman, gaya penulisan komunikatif dan
semi formal, kepadatan berdasar kebutuhan siswa, dan menjelaskan cara mempelajari bahan
ajar.

Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu, pemilihan
materi pelajaran tentu saja harus sejalan dengan ukuran-ukuran (kriteria) yang digunakan
untuk memilih isi kurikulum bidang studi bersangkutan. Berikut adalah kriteria dalam
pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia di Sekolah Dasar:

1. Kriteria Tujuan Pembelajaran. Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan


untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku. Karena
itu, materi yang diajarkan supaya sejalan dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan
atau ingin dicapai.
2. Materi Pelajaran supaya Terjabar. Perincian materi pelajaran dilakukan berdasarkan
pada tuntutan dimana setiap tujuan telah dirumuskan secara spesifik, sehingga materi
yang dijabarkan dan akan diajarkan dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat
keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi pelajaran.
3. Relevan dengan Kebutuhan Siswa. Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa
mereka ingin berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya. Sehingga setiap
materi pelajaran yang akan disajikan harus sesuai dengan usaha untuk
mengembangkan pribadi siswa. Beberapa aspek diantaranya adalah pengetahuan,
sikap, nilai dan keterampilan.
4. Kesesuaian dengan Kondisi Masyarakat. Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga
masyarakat yang berguna dan mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, materi pelajaran
yang dipilih hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif

9
yang bermakna bagi perkembangan mereka menjadi manusia yang mudah
menyesuaikan diri.
5. Materi Pelajaran Mengandung Segi-Segi Etik. Materi pelajaran yang akan dipilih
hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak. Pengetahuan
dan keterampilan yang akan mereka peroleh dari materi pelajaran yang telah mereka
terima diarahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai
dengan sistem nilai dan norma-norma yang berlaku dimasyarakatnya.
6. Materi Pelajaran Tersusun dalam Ruang Lingkup dan Urutan yang Sistematik dan
Logis. Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang
lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu. Materi disusun secara
berurutan dengan mempertimbangkan faktor perkembangan psikologis siswa. Dengan
cara ini diharapkan isi materi tersebut akan lebih mudah diserap oleh siswa dan dapat
segera dilihat keberhasilannya.
7. Materi Pelajaran Bersumber dari Buku yang Baku, Pribadi Guru yang Ahli, dan
Masyarakat. Ketiga faktor ini perlu diperhatikan dalam memilih materi pelajaran.
Buku sumber yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam bidangnya dan
disusun berdasarkan GBPP yang berlaku, kendatipun belum tentu lengkap
sebagaimana yang diharapkan. Guru yang ahli penting, oleh sebab itu sumber utama
memang guru itu sendiri. Guru dapat menyimak semua hal yang dianggapnya perlu
untuk disajikan kepada para siswa berdasarkan ukuran pribadinya. Masyarakat juga
merupakan sumber yang luas, bahkan dapat dikatakan sebagai materi belajar yang
paling besar.

F. Jenis-jenis Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Bahan ajar menurut jenisnya dibedakan menjadi empat, yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar
dengar (audio), bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan bahan ajar interaktif.

A. Bahan ajar cetak merupakan sejumlah bahan ajar yang berbentuk kertas untuk
keperluan pembelajaran atau untuk menyampaikan sebuah informasi. Contohnya
buku, modul, handout, lembar kerja peserta didik, brosur, foto atau gambar.
B. Bahan ajar dengar atau program audio merupakan sistem pembelajaran yang
menggunakan sinyal radio. Bahan ajar ini dapat dimainkan atau didengarkan oleh
seseorang atau sekelompok orang. Contohnya kaset, radio, dan compact disk audio.

10
C. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) merupakan kombinasi sinyal audio dengan
gambar bergerak secara sekuensial. Contohnya film dan video compact disk.
D. Bahan ajar interaktif merupakan kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks,
grafik, gambar, animasi, dan video) yang kemudian dimanipulasi oleh penggunanya
atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari
suatu presentasi, misalnya compact disk interactive.4

Adapun pendapat yang menyatakan bahwa jenis bahan ajar dikategorikan menjadi
dua, yakni bahan ajar cetak dan non-cetak. Bahan ajar cetak yang sering dijumpai antara
lain berupa buku, handout, modul, dan lembar kerja peserta didik (jobsheet). Sementara
bahan ajak non-cetak antara lain berupa audio (kaset, radio, piringan hitam, dan compact
disk audio), audio visual (compact disk video dan flm), multimedia (CAI, CD
multimedia), web, dan lain sebagainya.

G. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Berikut merupakan prosedur pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia sekolah dasar
(SD/MI)

1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam Standar Kompetensi (SK) dan


Kompetensi Dasar (KD).
2. Menentukan jenis bahan ajar yang akan dikembangkan, seperti petunjuk
siswa/pendidik, isi materi pembelajaran, latihan-latihan, dan evaluasi.
3. Menentukan cakupan dan urutan bahan ajar, serta memilih sumber bahan ajar. 5
4. Menganalisis kurikulum, sumber belajar, dan memilih serta menentukan bahan ajar. 6
5. Merancang bahan ajar dengan menggunakan model pengembangan 4P yang terdiri
atas tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan, dan tahap
penyebarluasan.7
6. Melakukan uji coba awal desain bahan ajar bahasa Indonesia dengan pendekatan
tematis. 8

4
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2014), hlm 24-25.
5
Maman Suryaman. Mengembangkan Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Atas. 2012.
6
S. Djumingin., Juanda, D., & Tamsir, N. Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Badan
Penerbit Universitas Negeri Makassar. 2022.
7
Muhammad Saleh. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 yang
Mengintegrasikan Nilai Karakter Bangsa di SMP. 2013.
8
Eni Kurniawati D. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia dengan Pendekatan Tematis (Studi
Pengembangan di SMA Negeri 2 Sambas). 2009.

11
7. Melakukan analisis hasil belajar melalui prosedur penyekoran dan penentuan kriteria
ketuntasan.
8. Menyusun bahan ajar berdasarkan kurikulum 2013 dan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter bangsa. 9
9. Mengembangkan bahan ajar dengan metode pikir bareng dan berbagi. 10
10. Mengevaluasi keefektifan bahan ajar. 11

H. Manfaat Menyusun Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Bahan ajar memiliki manfaat yang memberikan pengaruh besar terhadap keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran. Manfaat pembuatan bahan ajar dikelompokkan menjadi
2 yaitu manfaat bagi guru, dan manfaat bagi siswa.

Manfaat bagi guru yakni

1. Memperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar siswa,
2. Tidak bergantung pada buku teks yang terkadang sulit didapat,
3. Memperkaya wawasan karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai
referensi,
4. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menyusun bahan ajar,
serta
5. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan peserta didik,
karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya maupun kepada
dirinya.

Manfaat bagi peserta didik

1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik,


2. kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap
kehadiran guru, serta

9
Muhammad Saleh. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 yang
Mengintegrasikan Nilai Karakter Bangsa di SMP. 2013.
10
R. Sari P. Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Metode
Pikir Bareng dan Berbagi. Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra. 2019.
11
Muhammad Saleh. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 yang
Mengintegrasikan Nilai Karakter Bangsa di SMP. 2013.

12
3. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.12

12
Siti Aisyah. Evih Noviyanti. Triyanto. Bahan Ajar Sebagai Bagian Dalam Kajian Problematika Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Jurnal salakah. Volume 2 Nomor 1. 2020.

13
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
1. Kurikulum dalam bahasa latin berarti lapangan pertandingan (race course) yaitu arena
tempat peserta didik berlari untuk mencapai finis, baru pada tahun 1955 istilah
kurikulum dipakai dalam bidang pendidkan.
2. Telaah kurikulum mata pelajaran bahasa indonesia MI untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Departemen pendidikan nasional menyempurnakan kurikulum
yang diber nama Kurikulum self-paced ( merdeka belajar ) juga mengubah jenis
pembelajaran yang semula berlangsung di dalam kelas menjadi pembelajaran di luar
kelas. Ketika belajar di luar kelas, siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk
berbicara dengan guru . Pembelajaran ekstrakurikuler atau pembelajaran di luar kelas
akan membentuk karakter siswa yang berani mengemukakan pendapat dalam
berdiskusi,pandai bergaul dan menjadi siswa yang terbetnuk secara alami.
3. Landasan Pengembangan Kurikulum Bahasa Indonesia MI/SD
Pada umumnya dalam mengembangkan kurikulum dapat berpegang pada asas-asas:
asas filosofis, psikologis, organisatoris.
4. Kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan akan
direncanakan mempunyai komponen-komponen pokok tujuan, isi, organisasi, dan
strategi (Surahmad dalam Nurgiyantoro, 2008:9-11)
5. Dalam melakukan proses pembelajaran diperlukan bahan ajar. Bahan ajar yaitu
seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis
sehingga tercipta lingkungan suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan
ajar berisi materi pembelajaran yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Sedangkan pengembangan bahan ajar merupakan upaya penyusunan
bahan ajar baik yang berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis oleh guru untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar di kelas.
6. Bahan ajar menurut jenisnya dibedakan menjadi empat, yaitu bahan ajar cetak, bahan
ajar dengar (audio), bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan bahan ajar
interaktif.

14
7. Bahan ajar memiliki manfaat yang memberikan pengaruh besar terhadap keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran. Manfaat pembuatan bahan ajar dikelompokkan
menjadi 2 yaitu manfaat bagi guru, dan manfaat bagi siswa.

B. Saran

Tersusunnya makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat memahami tentang
"Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa Indonesia di
MI/SD”. Selain itu, Penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi
merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikan. Karena itu kami
mengharapkan tanggapan, saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya makalah
kami yang selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. Evih Noviyanti. Triyanto. (2020). Bahan Ajar Sebagai Bagian Dalam Kajian
Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal salakah.

Abdullah, R.A.(2022) Pengembangan Bahan Ajar. Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi.

Prastowo Andi.(2014) Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif,


Yogyakarta: Diva Press.

Dakir. (2010). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

Djumingin, S., Juanda, D., & Tamsir, N. (2022). Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Kurniawati, E. D. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia dengan
Pendekatan Tematis (Studi Pengembangan di SMA Negeri 2 Sambas).

Nurgiyantoro Burhan. (2008). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogjakarta:


BPFE.

Prastowo Andi.(2014) Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva
Press.

Suryaman, M. (2012). Mengembangkan Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Atas.

Saleh. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 yang
Mengintegrasikan Nilai Karakter Bangsa di SMP.

Sari, R. P. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan Metode Pikir Bareng dan Berbagi. Pena: Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra.

Tarmizi Ahmad.(2023)” Telaah Kurikulum Dari Masa Ke Masa:Studi Evaluasi” Jurnal


Pendidikan dan Konseling.

16

Anda mungkin juga menyukai