Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP LKPD DAN KONSEP INSTRUMEN PENILAIAN


BAHASA JAWA
Disusun Guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah: Bahasa
Jawa
Dosen Pengampu: Muhammad Fikri Abdun Nasir, S. Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 10

1. Amalia Khamidah (2010310031)-A6MIR


2. Siti Fariha Rosyidah (2010310032) -A6MIR
3. Barirotut Taqiyah (2010310033) -A6MIR
4. M. Mujiburrohman (2010310091) -C6MIR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan tugas dari mata kuliah Bahasa Jawa dengan judul “Konsep LKPD dan
Konsep Instrumen Penilaian Bahasa Jawa”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Bapak Muhammad Fikri Abdun Nasir, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Bahasa Jawa yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kudus, 5 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
A. Konsep Penyusunan LKPD Pada Bahasa Jawa MI/SD.........................................................3
B. Konsep Penyusunan Instrumen Penilaian Pada Bahasa Jawa MI/SD.................................8
C. Penerapan LKPD dan Instrumen Penilaian Pada Bahasa Jawa MI/SD............................15
BAB III......................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................16
A. Kesimpulan.............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Bahasa Jawa dibelajarkan untuk meningkatkan
pendayagunaan bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai wahana untuk
pembangunan karakter dan budi pekerti namun sering dianggap kaku.1
Pembelajaran dapat ditunjang dengan penggunaan bahan ajar salah satunya berupa
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Salah satu cara membuat LKPD yang
menarik adalah dengan menggunakan media gambar-gambar sebagai alat bantu
bagi siswa di dalam menemukan konsep pembelajaran. LKPD berbasis teknologi
dapat meningkatkan motivasi belajar murid dan mengoptimalkan pencapaian
kompetensi. Namun, masih terbatasnya penggunaan teknologi dalam pembelajaran
di Indonesia menyebabkan LKPD berbasis teknologi belum sepenuhnya diterapkan
dalam pembelajaran.2

Dengan adanya peralihan kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar dapat


membantu meningkatkan kreativitas dan kemandirian murid dalam pembelajaran
namun masih terbatas pada beberapa sekolah saja dan belum sepenuhnya
diterapkan di semua sekolah.3 Pengembangan LKPD yang mengintegrasikan
Kurikulum Merdeka diharapkan untuk bisa lebih menarik, kreatif, dan sesuai
dengan kurikulum terbaru.4 Didalamnya menekankan pada pengembangan
kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran yang berbasis kearifan lokal
dan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran dan relevansi kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.5

1
Pedoman Kurikulum Merdeka Belajar Jenjang Pendidkan Dasar Dan Menengah Di Jawa Tengah, 2022.
2
P. Astuti, R. Sari, and A. Wibowo, “Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis
Teknologi Terhadap Motivasi Belajar Murid Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas VI SD. Jurnal
Pendidikan Dasar,” Jurnal Pendidikan Dasar 10, no. 1 (2020): 10–11.
3
D. Wulandari, A. Rusilowati, and N. Herlina, “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Pada
Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD,” Jurnal Pendidikan Matematika 4, no. 2 (2020): 189–98.
4
Z. A. Hasibuan, “Development of Digital-Based Learning Media Using Four-d Model.,” Journal of
Physics: Conference Series 1543, no. 1 (2020), https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1543/1/012045Kemendikbud.
5
Pedoman Umum Pengembangan Kurikulum (Jakarta, 2021).
Penggunaan media pembelajaran yang inovatif dan menarik, termasuk LKPD,
dapat membantu murid untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran.6

Untuk mengetahui apakah proses yang dilakukan itu sudah sesuai


dengan tujuannya maka harus dilakukan umpan balik dengan melakukan
evaluasi atau penilaian. Instrumen penilaian dalam pembelajaran bahasa Jawa
diklasifikasikan menjadi empat macam, yakni instrumen penilaian pembelajaran
membaca, instrumen penilaian pembelajaran menulis, instrumen penilaian
pembelajaran menyimak, dan instrumen penilaian pembelajaran berbicara. Setiap
instrumen penilaian pembelajaran disesuaikan dengan standar isi, baik bersifat
deklaratif maupun prosedural. Dalam proses penyusunan LKPD dan pemberian
evaluasi atau penilaian biasanya banyak terkendala terkait kemampuan yang
dimiliki guru, kurangnya sarana prasarana yang mendukung untuk pemberian
penilaian, maka pemakalah tertarik untuk mengulas Konsep Penyusunan LKPD
dan Instrumen Penilaian pada pembelajaran Bahasa Jawa MI/SD.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep penyusunan LKPD pada mata pelajaran Bahasa
Jawa MI/SD?
2. Bagaimana konsep penyusunan Instrument Penilaian pada mata pelajaran
Bahasa Jawa MI/SD?
3. Bagaimana penerapan LKPD dan Instrument Penilaian pada mata pelajaran
Bahasa Jawa MI/SD?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep penyusunan LKPD pada mata pelajaran
Bahasa Jawa MI/SD
2. Untuk mengetahui konsep penyusunan Instrument Penilaian pada mata
pelajaran Bahasa Jawa MI/SD
3. Untuk mengetahui penerapan LKPD dan Instrument Penilaian pada mata
pelajaran Bahasa Jawa MI/SD.

6
Fajarini R and A Suryana, “Pengembangan LKPD Berbasis Kurikulum 2013 Dan Inovasi Teknologi
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Murid Pada Materi Pokok Pencemaran
Lingkungan,” Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran 9, no. 1 (2021): 38–50.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Penyusunan LKPD Pada Bahasa Jawa MI/SD
a. Pengertian

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sama dengan Lembar Kerja Siswa
(LKS). LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang
berisi materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran
yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar dan
tujuan yang harus dicapai. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa LKPD
merupakan sumber belajar berupa lembaran tugas, petujuk-petunjuk pelaksanaan
tugas, evaluasi pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa yang dibuat sesuai
dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.7 Selain sebagai pedoman, LKPD yang
dibuat tentulah memiliki fungsi tertentu. lembar kerja siswa berfungsi sebagai
panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun semua aspek
pembelajaran dalam bentuk panduan percobaan atau demonstrasi.8

b. Tujuan

Dalam pengembangan penyusunan LKPD hal dasar yang harus kita ketahui
ialah tujuan dari LKPD. Adapun Tujuan dari LKPD ada empat, yaitu:

1. Mempermudah peserta didik dalam memahami materi-materi yang


diajarkan selama pembelajaran.
2. Memberikan tugas-tugas yang mendorong pemahaman peserta didik
terhadap materi yang diperoleh selama pembelajaran.
3. Meningkatkan kemandirian peserta didik.

7
Elok Pawestri and Heri Maria Zulfiati, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Untuk
Mengakoodasi Keberagaman Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas II Di SD Muhammadiyah
Danunegaran,” Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An 6 (2020): 904.
8
Hadi Soekamto, Panduan Penyusunan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) (Malang: Universitas
Malang, 2020).
4. Meringankan tugas pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta
didik.9

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa LKPD memiliki


fungsi dan tujuan utama yaitu sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan
untuk memaksimalkan proses pembelajaran dalam rangka menyampaikan tujuan
pembelajaran di kelas.

c. Manfaat

Adapun manfaat LKPD antara lain ;

1. Memberikan pengalaman konkrit pada siswa,


2. Membantu dalam variasi belajar di kelas,
3. Membangkitkan minat siswa,
4. Meningkatkan potensi belajar mengajar,
5. Memanfaatkan waktu secara efektif.10
d. Syarat

Adapun syarat penyusunan LKPD itu ada 3 yaitu;

1. Syarat didaktik mengatur tentang penggunaan LKPD yang bersifat


universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau
pandai. LKPD lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep,
dan yang terpenting dalam LKPD ada variasi stimulus melalui berbagai
media dan kegiatan siswa. LKPD lebih mengutamakan pada
pengembangan kemampuan, komunikasi sosial, emosional, moral, dan
estetika.
2. Syarat kontruksi berhubungan dengan penguasaan bahasa,
susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan
dalam LKPD.
3. Syarat teknis menekankan pada tulisan, gambar, penampilan dalam
LKPD.11

9
Pawestri and Zulfiati, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Untuk Mengakoodasi
Keberagaman Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas II Di SD Muhammadiyah Danunegaran.”
10
Soekamto, Panduan Penyusunan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD).
Beberapa syarat diatas dapat kita petakan dengan beberapa indikator dalam
tabel di bawah ini:

Tabel 1. Syarat didaktif konstruksi dan teknis


No Syarat Indikator
1. Didaktik 1. Mengajak peserta didik aktif dalam proses
pembelajaran.
2. Memberi penekanan pada proses untuk
menemukan konsep.
3. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai
media dan kegiatan peserta didik.
4. Dapat mengembangkan kemampuan
komunikasi sosial, emosional, moral, dan
estetika pada diri anak.
5. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi.
2. Konstruksi 1. Menggunakan Bahasa yang sesuai.
2. Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
3. Kegiatan dalam LKPD jelas.
4. Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka.
5. Tidak mengacu pada buku sumber diluar
kemampuan peserta didik.
6. Menyediakan ruang yang cukup pada LKPD
sehingga peserta didik dapat menulis atau
menggambarkan sesuatu pada LKPD.
7. Menggunakan kalimat sederhana dan pendek.
8. Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada
kalimat.
9. Memiliki tujuan belajar yang jelas serta
bermanfaat.
10.Memiliki identitas untuk memudahkan
administrasinya.
3. Teknis 1. Penampilan
2. Konsistensi tulisan yang digunakan
3. Penggunaan gambar yang tepat

e. Aspek

Menurut Badan Standar Nasional (BSNP, 2012) terdapat


beberapa aspek yang harus ada dalam pengembangan LKPD yang
meliputi: aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian,
dan aspek kegrafisan. Indikator kelayakan pengembangan LKPD
disajikan dalam Tabel 2.

11
Ysiyar. Jayantri, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Tematik Terintegrasi Berorientasi
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kelas IV Siswa Sekolah Dasar” (Bandar Lampung: FKIP
Bandar Lampung, 2017).
Tabel 2. Indikator Kelayakan LKPD
Aspek Indikator
Kelayakan isi Materi yang disajikan sudah sesuai dengan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Setiap kegiatan yang disajikan mempunyai tujuan
pembelajaran yang jelas
Keakuratan fakta dalam penyajian materi
Kebenaran konsep dalam penyajian materi
Keakuratan teori dalam penyajian materi
Keakuratan prosedur/metode dalam penyajian
Materi
Keberadaan usur yang mampu menanamkan nilai
Kebahasaan Keinteraktifan komunikasi
Ketepatan struktur kalimat
Keterbakuan istilah yang digunakan
Ketepatan tata bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia
Ketepatan ejaan sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia
Konsistensi penulisan nama ilmiah/asing
Penyajian Kesesuaian teknik penyajian materi dengan sintaks
model pembelajaran
Keruntutan konsep
Penyertaan rujukan/sumber acuan dalam penyajian teks,
tabel, gambar, dan lampiran
Kelengkapan identitas tabel, gambar, dan lampiran
Ketepatan penomoran dan penamaan tabel, gambar, dan
lampiran

Kegrafikan Tipografi huruf yang digunakan memudahkan


pemahaman, membaca, dan menarik
Desain penampilan, warna, pusat pandang,
komposisi, dan ukuran unsur tata letak harmonis dan
memperjelas fungsi
Ilustrasi mampu memperjelas dan mempermudah
pemahaman
Sumber: BSNP, 2012
f. Langkah penyusunan LKPD
Ada empat langkah dalam penyusunan LKPD yaitu ;

Gambar 1: langkah langkah penyusunan LKPD

a. Melakukan Analisis Kurikulum

Langkah ini dilakukan agar dapat menentukan materi yang memerlukan


bahan ajar LKPD. Materi ditentukan dengan cara melakukan analisis
terhadap materi pokok, pengalaman belajar, dan materi yang diajarkan.

b. Menyusun peta kebutuhan LKPD


Peta ini diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD yang harus ditulis
dan melihat urutan LKPD nya.
c. Menentukan judul LKPD
Judul ini dapat ditentukan dari hasil analisis standar kompetensi dan
kompetensi dasar, materi pokok, atau dari pengalaman belajar. Satu
kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi sebuah judul LKPD
selama lingkupnya tidak terlalu besar.

d. Penulisan LKPD
Pada penulisan LKPD ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:
a. Merumuskan kompetensi dasar
b. Menentukan tema sentral dan pokok bahasan
c. Menentukan alat penilaian
d. Menyusun materi
e. Memperhatikan struktur LKPD

Adapun Struktur LKPD ini terdiri dari 11 bagian, meliputi:


1) Judul LKPD
2) Mata pelajaran
3) Semester
4) Tempat
5) Petunjuk belajar
6) Kompetensi yang akan dicapai
7) Indikator yang akan dicapai peserta didik
8) Informasi pendukung
9) Alat danbahan untukmenyelesaikan tugas
10) Langkah-langkah pengerjaan serta
11) penilaian12

B. Konsep Penyusunan Instrumen Penilaian Pada Bahasa Jawa MI/SD


a. Pengertian
Penilaian adalah sebuah prosedur yang digunakan untuk memperoleh
suatu keputusan dengan mengimplementasikan informasi yang didapat untuk
mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan instrumen tes maupun non
12
Haryanto et al., “Pendampingan Penyusunan LKPD Berbasis Scientific Approach Pada Guru Sekolah
Dasar,” DEDIKASI: Community Service Report 4, no. 1 (2022): 18–30.
tes. Penilaian memberikan gambaran tentang suatu kualitas tertentu. Dalam
penilaian bukan saja mencari jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan,
namun lebih kepada menjawab pertanyaan bagaimana dan sejauh mana proses
yang menunjukkan hasil yang diperoleh siswa atau sejauh mana keterampilan
siswa tersebut selama pembelajaran yang telah dilakukan.
Adapun instrumen adalah sebuah perangkat yang memiliki fungsi
sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data dari
suatu variable-variabel . Instrumen penilaian ini merupakan perangkat yang
digunakan oleh guru untuk mengumpulkan data, menganalisis mengukur, serta
mengimplementasikan berbagai informasi yang diperoleh guna menentukan
tingkat ketercapai tujuan pembelajaran yang telah dilaksanakan yang diperoleh
melalui kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai cakupan
kompetensi tiap siswa. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2016,
instrumen penilaian adalah suatu alat yang digunakan oleh guru dapat berupa
tes, penugasan, angka, pengamatan, perseorangan, atau kelompok, dan bentuk
lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan
siswa.13 Dengan demikian, instrumen penilaian dibutuhkan dalam sistem
penilaian untuk menentukan tingkat keberhasilan proses belajar yang mampu
mengukur semua aspek kompetensi siswa yang menuntut siswa menjadi lebih
aktif. Suatu instrumen dibutuhkan dalam kegiatan penilaian yang digunakan
sebagai landasan dalam proses pelaksanaanya. Berdasarkan sejarah
pengembanganya, penyusunan instrumen penilaian mengacu pada validasi dan
reliabilitas, guru, serta siswa. 14

b. Tujuan Penilaian
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran,
diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi,
bimbingan, diagnosis, dan prediksi.
1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan
kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain.
Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan
dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk
grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga
lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).

13
Wahyudi, “Asesmen Pembelajaran Berbasis Portofolio Di Sekolah n.d., 288–97,” Jurnal Visi Ilmu
Pendidikan 23, no. 1 (2019): 288–97.
14
Zulkifli Matondang, “Validitas Dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian,” Jurnal Tabularasa PPS
UNIMED 6, no. 1 (2019): 87–97.
2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta
didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang
boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi
penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah
tertentu.
3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah
menguasaikompetensi.
4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya,
membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan
program
5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar
yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu
remidiasi atau pengayaan.
6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan
berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini
adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.

Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan
kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian.

c. Prinsip prinsip
Ada beberapa prinsip yang menjadi penongkat keberhasilan dan harus
dijadikan pedoman guru ketika melakukan kegiatan penilaian, yaitu;

1) Valid
Validitas kerap dimaknai dengan kesahihan. Suatu tes dikatakan valid
apabila mengukur apa yang seharusnya diukur. Penilaian harus dilakukan
berdasarkan pada data yang mencerminkan kemampaun yang diukur.
Dengan demikian, untuk memperoleh data yang dapat mencerminkan
kemampuan yang diukur, maka digunakan suatu instrumen yang sahih
yaitu berupa instrumen yang mengukur apa yang seharunya diukur.
2) Reliabilitas
Reliabilitas sering diartikan sebagai tarap kepercayaan dan keajegan.
Suatu tes dikatakan reliable bila tes tersebut digunakan untuk mengukur
secara berulung-ulang memberikan hasil yang tetap atau sama.

3) Adil dan Obyektif


Penilaian perlu mengutamakan rasa keadilan dan obyektifitas siswa,
tidak adanya perbedaan antara jenis kelamin, perbedaan budaya, serta
berbagai hal yang memberikan dedikasi pada pembelajaran. Karena
penilaian yang dilakukan atas ketidakadilan dalam dapat menyebabkan
menurunya motivasi belajara siswa, karena siswa merasa diabaikan dan
dianaktirikan. Sedangkan obyektif memiliki makna bahwa suatu proses
penilaian harus menanggalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan
subyektif dari penilaian.

4) Kontinyu (terus menerus)


Penilaian yang dilakukan secara kesinambungan oleh guru akan
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang keadaan siswa. Penilaian
bukan sekedar dilaksanakan di akhir kegiatan pembelajaran saja, namun
harus dilaksanakan dari awal sampai akhir pembelajaran, dilakukan
secara bertahap, terencana, dan berkalikali. Hal ini bertujuan agar
memperoleh data hasil belajar siswa secara utuh dan koprehensif.

5) Praktibilitas
Tes memiliki taraf praktibilitas yang tinggi jika tes tersebut bersifat
praktis dan mudah pengadministrasianya. Tes yang praktis adalah;

 Mudah dilaksanakan,
misalnya peralatan yang digunakan tidak banyak serta siswa
leluasa memilih mengerjakan soal tes yang dianggap mudah
terlebih dahulu.

 Mudah memeriksanya,
artinya ketersediaan kunci jawaban atau pedoman skoring pada
tes.

 Kelengkapan petunjuk,
artinya tes dilengkapi dengan petunjuk yang jelas sehingga
dapat dialokasikan ke orang lain.
6) Terfokus pada Kompetensi
Proses penilaian memiliki tujuan agar dapat menilai pencapaian
kemampuan yang diraih oleh siswa terkait dengan kemampuan kognitif,
afektif, psikomotorik serta nilai yang tercermin dari kebiasaan berpikir,
tindakan serta tingkah laku. Penilaian berbasis kelas perlu dilaksanakan
guna membantu siswa mencapai kompetensi dasar, standar kompetensi,
dan indikator pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan. Dengan
demikian, model, teknik. pendekatan, bentuk dan format penilaian perlu
berorientasi pada kompetensi.

7) Mendidik
Penilaian diharapkan dapat menyumbangkan pengaruh positif terhadap
perolehan hasil belajar siswa. Maka dari itu, penilaian harus dapat
dirasakan sebagai sebuah penghargaan untuk memotivasi siswa ketika
mereka berhasil (positive reinforcement) dan bisa di jadikan pemantik
semangat untuk bisa memperbaiki hasil belajar mereka ketika hasil yang
didapat kurang baik (negative reinforcement), jadi siswa akan tetap
mendapatkan sebuah apresiasi ketika mereka berhasil ataupun ketika
siswa gagal dalam penilaian.

8) Transparan
Penilaian sebaiknya dilaksanakan secara terbuka untuk berbagai
kalangan dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga ketentuan akan
keberhasilan maupun kegagalan belajar siswa nyata untuk kelompok
orang yang berkepentingan. Penilaian dilakukan tanpa adanya
manifestasi ataupun privasi, hal ini dilakukan agar tidak adanya salah
sangka yang dapat merugikan semua pihak.

9) Bermakna
Penilaian diharapkan mempunyai makna saling berhubungan dan
memiliki pengaruh bagi semua pihak. Penilaian memiliki arti bermakna
bila informasi dari penilaian memberikan pengaruh yang positif dan
bermanfaat untuk siswa, orang tua, guru, serta pihak lain yang relevan.
Hasil dari proses penilaian sepatutnya memberikan gambaran atas
ketercapaian tujuan pembelajaran, kelebihan dan kekurangan siswa serta
potensi dalam kompetensi yang telah ditentukan.15

15
A Nurhayati, “Prinsip Dan Tujuan Penilaian Tindakan Kelas V, No. 1 (2016): 1–15.,” Jurnal Pendidikan
Dasar V, no. 1 (20118): 1–15.
d. Syarat Instrumen Penilaian
Berasaskan lampiran Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang standar
penilaian, syarat instrumen penilaian antara lain yaitu:16
1. Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai.
2. Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan, serta
3. Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikasi sesuai
dengan tingkat perkembangan para siswa.

e. Teknik penilaian dalam pembelajaran Bahasa Jawa di MI/SD


Penilaian dilakukan secara autentik untuk melihat kemajuan berlajar
siswa yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan (lebih lanjut dapat
dilihat pada Permendikbud Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2015 tentang
penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan menengah).
1. Penilaian afektif Bahasa Jawa di MI/SD
Dalam penyusunan instrumen penilaian sikap dalam pembelajaran
bahasa jawa bisa dilakukan melalui beberapa teknik dibawah ini:17
a) Observasi
Penilaian sikap dilakukan oleh guru kelas, guru mata pelajaran
dan budipekerti Bahasa Jawa. Sikap dan peerilaku keseharian siswa
diamati dan direkam melalui teknik observasi. Aspek sikap dan
perilaku yang diobservasi dapat disesuaikan dengan kegiatan pada
saat itu. Untuk memudahkan penilaian sikap spiritual dan sikap
sosial, guru fokus mengamati 5-10 siswa setiap harinya. Hasil
observasi ditulis dalam jurnal hasil observasi. Hasil penilaian sikap
direkap setiap selesai satu tema oleh guru. Guru kelas dan guru mata
pelajaran membahas data penilaian sikap sekurang-kurangnya dua
kali dalam satu semester. Hasil pembahasan akan menjadi panduan
dalam penyusunan deskripsi penilaian sikap peserta didik.

16
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, 2013.
17
Nurhayati, “Prinsip Dan Tujuan Penilaian Tindakan Kelas V, No. 1 (2016): 1–15.”
b) Penilaian Diri (Self Assesment)
Penilaian diri digunakan untuk memberi penguatan
(reinforcement) terhadap kemajuan belajar siswa. Penilaian diri
memberi peluang kepada siswa memonitor, memberi penilaian dan
mengevaluasi perkembangan sikapnya sendiri. Dengan demikian
siswa diharapkan dapat memiliki karakter yang baik.

2. Penilaian kognitif Bahasa Jawa MI/SD


Penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan cara mengukur
penguasaan siswa yang mencakup dimensi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognisi dalam berbagai tingkatan proses berpikir.
Teknik penilaian pengetahuan menggunakan test tertulis, lisan, dan
penugasan.18
a) Test Tertulis
Test tertulis adalah test yang soal dan jawabannya secara tertulis,
antara lain berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan dan
uraian.
b) Test Lisan
Test lisan berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, kuis yang diberikan
secara lisan dan siswa merespon pertanyaan tersebut secara lisan. test
lisan bertujuan menumbuhkan sikap berani berpendapat, mengecek
penguasaan pengetahuan untuk perbaikan pembelajaran, percaya diri
dan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
c) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk
mengukur pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh
atau meningkatkan pengetahuan. Tugas dapat dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai karakteristik tugas. Tugas tersebut
dapat dilakukan di sekolah, di rumah atau di luar sekolah.

18
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
3. Penilaian Keterampilan Bahasa Jawa MI/SD
Penilaian keterampilan (KD dari KI-4) dilakukan dengan teknik
penilaian kinerja, penilaian proyek, dan portofolio. Penilaian keterampilan
menggunakan angka dengan rentang skor 0 sampai dengan 100, predikat
dan deskripsi.
a. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (performance assesment) adalah penilaian yang
menuntut siswa mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuannya kedalam berbagai macam konteks sesuai dengan
kriteria yang diinginkan. Pada penilaian kinerja, penekanannya dapat
dilakukan pada proses atau produk. Penilaian kinerja yang
menekankan pada produk disebut penilaian produk, misalnya poster,
puisi, dan kerajinan. Penilaian kinerja yang menekankan pada proses
disebut penilaian praktik, misalnya bermain sepak bola, memainkan
alat musik, menyanyi, melakukan pengamatan menggunakan
mikroskop, menari, bermain peran, dan membaca puisi.Penilaian
produk maupun penilaian praktik dapat dilakukan melalui observasi
menggunakan rubrik dengan skala penilaian tertentu.19
b. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan rekaman penilaian autentik yang
memperkuat kemajuan dan kualitas pekerjaan peserta didik.
Penilaian portofolio berupa kumpulan dokumen yang berisi
penilaian prestasi belajar, penghargaan, karya peserta didik dalam
bidang dan kurun waktu tertentu. Portofolio dapat berbentuk buku
berukuran besar, album berisi foto, audio, vidio, stopmap/bantek
yang berisi kumpulan tugas dan buku kerja peserta didik.20

C. Penerapan LKPD dan Instrumen Penilaian Pada Bahasa Jawa MI/SD


Berikut adalah contoh penerapan LKPD dan Instrumen Penilaian pada Bahasa
Jawa MI/SD.

19
Dewi Surani, Aas Nur Aswanti, and Asena Widiya Kusuma, “Sosialisasi Aolikasi Merdeka Mengajar Dan
Pengenalan Platform SIMBA Dalam Meningkatkan Pemahaman Media Pembelajaran Kepada Tenaga
Pendidik Di SMPN 10 Cilegon,” Jubaedah: Jurnal Pengabdian Dan Edukasi Sekolah 02, no. 02 (2022): 26.
20
Wahyudi, “Asesmen Pembelajaran Berbasis Portofolio Di Sekolah n.d., 288–97.”
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyusunan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) Bahasa Jawa untuk SD/MI
membutuhkan beberapa langkah dan pertimbangan antara lain Memahami Kurikulum
untuk Bahasa Jawa yang berlaku di tingkat SD/MI, Menyesuaikan dengan Tingkat
Pemahaman Siswa, Menggunakan Pendekatan yang Relevan, Memilih Materi yang
Relevan dan Menarik, Menggunakan Beragam Strategi Pembelajaran yang melibatkan
berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis, Menyediakan Latihan dan Evaluasi,
Mempertimbangkan Diferensiasi seperti yang memiliki kebutuhan dan kemampuan
yang berbeda, Menggunakan Sumber Daya Tambahan seperti buku teks, media
audiovisual, permainan, dan sumber daya digital, Melibatkan Kegiatan Berbasis Budaya
seperti menyanyikan lagu Jawa, menggambar seni tradisional, atau mengenal cerita
rakyat Jawa.

Instrumen penilaian ini merupakan perangkat yang digunakan oleh guru untuk
mengumpulkan data, menganalisis mengukur, serta mengimplementasikan berbagai
informasi yang diperoleh guna menentukan tingkat ketercapai tujuan pembelajaran yang
telah dilaksanakan yang diperoleh melalui kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap sebagai cakupan kompetensi tiap siswa. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.
23 tahun 2016, instrumen penilaian adalah suatu alat yang digunakan oleh guru dapat
berupa tes, penugasan, angka, pengamatan, perseorangan, atau kelompok, dan bentuk
lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan
siswa.Penilaian dilakukan secara autentik untuk melihat kemajuan berlajar siswa yang
meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Diantaranya yakni 1) Penilaian afektif
Bahasa Jawa di MI/SD dilakukan dengan teknik observasi dan penilaian diri. 2)
Penilaian kognitif Bahasa Jawa MI/SD dengan carates tertulis, lisan, dan penugasan. 3)
Penilaian ketrampilan Bahasa Jawa MI/SD dengan cara penilaian kinerja dan portofolio.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, P., R. Sari, and A. Wibowo. “Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) Berbasis Teknologi Terhadap Motivasi Belajar Murid Pada Mata
Pelajaran Matematika Di Kelas VI SD. Jurnal Pendidikan Dasar.” Jurnal
Pendidikan Dasar 10, no. 1 (2020): 10–11.

Haryanto, Wuri Wuryandani, Ratna Hidayah, Vera Yuli Erviana, and Ainun Mahfuzah.
“Pendamp ingan Penyusunan LKPD Berbasis Scientific Approach Pada Guru
Sekolah Dasar.” DEDIKASI: Community Service Report 4, no. 1 (2022): 18–30.

Hasibuan, Z. A. “Development of Digital-Based Learning Media Using Four-d Model.”


Journal of Physics: Conference Series 1543, no. 1 (2020).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1543/1/012045Kemendikbud.

Jayantri, Ysiyar. “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Tematik Terintegrasi


Berorientasi Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kelas IV Siswa
Sekolah Dasar.” Bandar Lampung: FKIP Bandar Lampung, 2017.

Matondang, Zulkifli. “Validitas Dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian.” Jurnal


Tabularasa PPS UNIMED 6, no. 1 (2019): 87–97.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Peraturan Menteri


Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan, 2013.

Nurhayati, A. “Prinsip Dan Tujuan Penilaian Tindakan Kelas V, No. 1 (2016): 1–15.”
Jurnal Pendidikan Dasar V, no. 1 (20118): 1–15.

Pawestri, Elok, and Heri Maria Zulfiati. “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) Untuk Mengakoodasi Keberagaman Siswa Pada Pembelajaran Tematik
Kelas II Di SD Muhammadiyah Danunegaran.” Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-
SD-An 6 (2020): 904.

Pedoman Kurikulum Merdeka Belajar Jenjang Pendidkan Dasar Dan Menengah Di


Jawa Tengah, 2022.

Pedoman Umum Pengembangan Kurikulum. Jakarta, 2021.


R, Fajarini, and A Suryana. “Pengembangan LKPD Berbasis Kurikulum 2013 Dan
Inovasi Teknologi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Murid
Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan.” Jurnal Teknologi Pendidikan Dan
Pembelajaran 9, no. 1 (2021): 38–50.

Soekamto, Hadi. Panduan Penyusunan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD).


Malang: Universitas Malang, 2020.

Surani, Dewi, Aas Nur Aswanti, and Asena Widiya Kusuma. “Sosialisasi Aolikasi
Merdeka Mengajar Dan Pengenalan Platform SIMBA Dalam Meningkatkan
Pemahaman Media Pembelajaran Kepada Tenaga Pendidik Di SMPN 10 Cilegon.”
Jubaedah: Jurnal Pengabdian Dan Edukasi Sekolah 02, no. 02 (2022): 26.

Wahyudi. “Asesmen Pembelajaran Berbasis Portofolio Di Sekolah n.d., 288–97.”


Jurnal Visi Ilmu Pendidikan 23, no. 1 (2019): 288–97.

Wulandari, D., A. Rusilowati, and N. Herlina. “Implementasi Kurikulum Merdeka


Belajar Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD.” Jurnal Pendidikan
Matematika 4, no. 2 (2020): 189–98.

Anda mungkin juga menyukai