Anda di halaman 1dari 42

MK: PERKEMBANGAN

BAHAN AJAR
DOSEN: Dra. Rosdiana
Siregar, S.Pd, M.Pd
Perkembangan Bahan Ajar Berbasis Teks Pada Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia Tingkat SMA

Disusun Oleh:

Nama : Hanna Allora Sianturi (2213311038)


Desy Tamia Amanda Sinuhaji (2213311051)
Vera Adzania (2213311001)
Kelas : Reguler E
Dosen Pengampu : Dra.Rosdiana Siregar, M.Pd

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2022
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 11 REGULER E PBSI 2021

Nama NIM Tugas Foto


Hanna Allora 2213311038 Moderator/ Ketua
Sianturi Kelompok

Desy Tamia 2213311051 Pemateri 1/


Amanda Sinuhaji Notulis

Vera Adzania 2213311001 Pemateri 2

KATA PENGANTAR

3
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengertian, Bentuk dan
Jenis Bahan Ajar Bahasa Indonesia ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd. pada mata
kuliah Perkembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengertian,
Bentuk dan Jenis Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Perkembangan Bahan Ajar Bahasa
Indonesia. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang disusun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 31 Agustus 2022

Kelompok 11

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. Pengertian Bahan Ajar...........................................................................4


B. Pengertian Teks......................................................................................5

C. Mengembangkan Bahan Ajar Berbasis Teks.........................................5


D. Macam-macam Teks............................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................14

A. Kesimpulan..........................................................................................14
B. Saran.....................................................................................................14

BAB IV LAMPIRAN...........................................................................................16

A. Gambar Buku dan Jurnal......................................................................16


B. Daftar Gambar Diskusi Kelompok.......................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

KRITERIA PENILAIAN....................................................................................23

3
1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar
(Depdiknas, 2008: 7). Bentuk-bentuk bahan ajar dapat berupa: bahan cetak, seperti hand
out, buku, modul, lembar kerja siswa (LKS), brosur, leaflet, audio visual, seperti
video/film, VCD; audio, seperti radio, kaset, CD audio, PH; visual, seperti foto, gambar,
model/maket; multimedia, seperti CD interaktif, computer based, internet.

Bahan-bahan ajar yang terseleksi secara baik akan memberikan banyak manfaat,
antara lain peserta didik akan tertarik dan tumbuh minatnya untuk memenuhi dan
menguasai materi yang telah diberikan. Di samping itu bahan ajar juga mampu
memengaruhi peserta didik pada proses belajar-mengajar yang lebih bermakna.
Pernyataan tersebut sejalan dengan Wijana dan Rohmadi (2009:239) yang menyatakan,
peserta didik akan merasakan proses belajarmengajar sebagai aktivitas yang
menyenangkan, bukan sebagai kegiatan yang menjemukan yang secara terpaksa harus
dijalani oleh peserta didik. Iskandarwassid dan Sunendar (2009:171) juga menyatakan
bahwa bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik
melalui pembelajaran yang menyenangkan. Peserta didik harus benar-benar merasakan
manfaat bahan ajar atau materi pelajaran itu setelah ia mempelajarinya. Maka dari itulah,
sebuah materi pelajaran atau bahan ajar harus mampu membangkitkan gairah belajar
siswa, sehingga bahan ajar yang diberikan dapat bermanfaat bagi peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahan ajar Indonesia?
2. Apa pengertian teks?
3. Bagaimana cara mengembangkan bahan ajar berbasis teks pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia ?

1
C. Tujuan

Tujuan dari disusunnya makalah ini ialah sebagai sarana untuk mengetahui pengertian
dari bahan ajar dan juga pengertian teks dan cara mengembangkan bahan ajar berbabis
teks pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Bahan Ajar


Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis,
(Ahmadi, 2010 : 159). Bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang mengacu
pada kurikulum yang digunakan dalam rangka mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditentukan, (Lestari, 2013: 2).
Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang
disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Misalnya, buku pelajaran,
modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan
sebagainya (Prastowo, 2014: 17). Menurut Abdul Majid (2006 : 170) Sumber belajar
ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai media,
yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum.
Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak
atau kombinasi berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.
Bahan pembelajaran adalah seperangkat bahan bermuatan materi atau isi
pembelajaran yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan
menurut pendapat ahli lainnya bahan ajar adalah informasi, alat, dan teks yang
diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran. Pandangan-pandangan tersebut juga dilengkapi oleh Pannen dalam
(Prastowo, 2014: 17) yang mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan
atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta
didik dalam proses pembelajaran.
Bahan ajar disusun dengan tujuan :
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
b. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping buku-
buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

3
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

 Manfaat bagi guru :


a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik,
b. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,
c. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,
d. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,
e. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta
didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya,

f. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

 Manfaat bagi peserta didik :

a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

b. Kesempatan untuk belajar harus disusun secara mandiri dan mengurangi


ketergantungan terhadap kehadiran guru.
c. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.

2. Pengertian Teks

Kebanyakan orang mengira teks dan wacana itu sama. Makanya teks dan


wacana sering digunakan secara bersamaan. Tetapi ternyata keduanya tidak sama loh.
Seperti pendapat Stubbs berikut ini :

Menurut Stubbs, teks dan wacana adalah tuturan dua hal yang berbeda. Teks


merupakan suatu tuturan yang monolog non-interaktif. Sementara itu, wacana adalah
tuturan yang bersifat interaktif. Berdasarkan pendapat Stubbs ini, maka perbedaan
antara teks dan wacana terletak pada segi pemakaiannya saja

3. Mengembangkan Bahan Ajar Berbasis Teks

Materi pelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 berbasis teks.


Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks memang baik. Namun, di

1
lapangan peserta didik menjadi jenuh karena setiap kali harus berhadapan dengan
teks. Di samping itu, materi sastra yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan
karakter dan budi pekerti peserta didik banyak dihilangkan.

Kurikulum 2013 melakukan reduksi secara besar-besaran terkait dengan jenis


teks sastra. Dari sejumlah kekayaan yang ada dalam khazanah sastra Indonesia, hanya
sebagian kecil yang dimasukkan dalam kurikulum. Hal inilah yang juga sempat
membuat sastrawan Taufik Ismail kecewa (Horison, Juni 2013). Sastra, selain dapat
menggiring anak untuk gemar membaca dan menulis, juga dapat menjadi wahana
penanaman nilai-nilai kehidupan bagi manusia yang berbudaya. Salah satu usaha yang
dilakukan untuk membuat anak gemar membaca dan menulis adalah dengan
mengembangkan materi pembelajaran berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan pendekatan berbasis teks.

Teks dapat berwujud teks tertulis dan teks lisan. Teks merupakan ungkapan
pikiran manusia yang lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks. Belajar
bahasa Indonesia tidak sekadar memakai bahasa Indonesia untuk menyampaikan
materi belajar. Namun, perlu juga dipelajari soal makna atau bagaimana memilih kata
yang tepat. Selama ini pembelajaran bahasa Indonesia tidak dijadikan sarana
pembentuk pikiran padahal teks merupakan satuan bahasa yang memiliki struktur
berpikir yang lengkap. Karena itu pembelajaran bahasa Indonesia harus berbasis teks.
Melalui teks maka peran bahasa Indonesia sebagai penghela dan pengintegrasi ilmu
lain dapat dicapai.

Pembelajaran teks membawa anak sesuai perkembangan mentalnya,


menyelesaikan masalah kehidupan nyata dengan berpikir kritis. Adalah kenyataan,
masalah kehidupan sehari-hari tak terlepas dari kehadiran teks. Untuk membuat
minuman atau masakan, perlu digunakan teks arahan/prosedur. Untuk melaporkan
hasil observasi terhadap lingkungan sekitar, teks laporan perlu diterapkan. Untuk
mencari kompromi antar pihak bermasalah, teks negosiasi perlu dibuat. Untuk
mengkritik pihak lain pun, teks anekdot perlu dihasilkan. Selain teks sastra non-
naratif itu, hadir pula teks cerita naratif dengan fungsi sosial berbeda. Perbedaan
fungsi sosial tentu terdapat pada setiap jenis teks, baik genre sastra maupun nonsastra,
yaitu genre faktual (teks laporan dan prosedural) dan genre tanggapan (teks
transaksional dan ekspositori).

3
Jenis teks yang harus dikuasai siswa yaitu teks eksposisi selain dari teks
tanggapan deskriptif, teks hasil observasi, teks eksplanasi, teks cerpen, anekdot dan
lain-lain. Tujuan teks eksposisi adalah memberikan informasi dan tambahan
pengetahuan bagi pembaca. Oleh karena itu, hendaknya siswa mampu memunculkan
ide dan menuangkan gagasannya secara sistematis, runtut, dan lengkap.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Tarigan (1996:3), “kemampuan menulis siswa
masih sangat kurang, mereka belum mampu menyatakan gagasan secara sempurna
baik lisan maupun tulisan”.

Kenyataannya, masih banyak persoalan yang dihadapi siswa dalam menulis


teks eksposisi. Menurut Stafanus (dalam Budi 2009:21) “Pelajaran mengarang sebagai
salah satu aspek dalam pengajaran bahasa Indonesia kurang ditangani secara sungguh-
sungguh. Akibatnya, keterampilan menulis siswa juga kurang memadai”.

Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariningsih, (2012:41),


menyatakan bahwa, “Masalah dalam menulis juga dihadapi siswa, antara lain :

(1) siswa sulit menentukan tema;

(2) keterbatasan informasi;

(3) adanya rasa malas atau bosan,

(4) penguasaan kaidah yang kurang baik”. Sehingga minat dan motivasi siswa
rendah dalam menulis khususnya menulis teks eksposisi.

Selain itu , Suparno dan Yunus (2006:15) menyatakan bahwa: Kemampuan menulis
lebih sulit dikuasai dibanding tiga kemampuan bahasa yang lain. Hal ini disebabkan
kemampuan menulis menghendaki kebahasaan dan unsur isi harus terjalin sedemikian
rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu.

Menulis merupakan sebuah proses yang melibatkan tahap prapenulisan, penulisan,


serta penyuntingan, perbaikan dan penyempurnaan. Rendahnya kemampuan dalam
menulis juga disampaikan oleh Samsudin (2012:2), yaitu : Salah satu hambatan yang
menjadikan rendahnya keterampilan menulis siswa di sekolah adalah menulis eksposisi.
Kegiatan menulis eksposisi menjadi suatu kegiatan pembelajaran yang sulit karena belum
tersedianya bahan ajar tentang keterampilan menulis siap pakai yang dapat memenuhi
kebutuhan pembelajaran serta minimnya pelatihan menulis eksposisi bagi siswa padahal

1
kegiatan menulis ini merupakan suatu wadah yang bisa dijadikan siswa sebagai sarana
pencurahan gagasan.

Banyak kritik yang ditujukan pada cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada
penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Penumpukan informasi/konsep pada
subjek didik kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut
hanya dikomunikasikan oleh guru kepada subjek didik melalui satu arah, seperti
menuangkan air ke dalam sebuah gelas (Rampengan 1993:1). Tidak dapat disangkal,
bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada
konsep itu sendiri, melainkan terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh subjek
didik. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat
mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah.

Untuk itu, yang terpenting adalah terjadi belajar yang bermakna dan tidak seperti
menuangkan air ke dalam gelas pada subjek didik. Permasalahan seperti di atas tentunya
tidak boleh dibiarkan dan harus segera diatasi karena menyebabkan proses belajar tidak
maksimal sehingga berimplikasi pada hasil belajar peserta didik yang rendah. Untuk
memecahkan masalah tersebut dilakukan berbagai upaya, antara lain, adalah dengan
penerapan model pembelajaran menulis yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan
mental secara aktif sehingga diperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan tidak
menggantungkan diri pada orang lain. Hal ini sesuai dengan pengertian belajar yang
disampaikan Hilgard dan Brower (dalam Hamalik, 2002:45), bahwa belajar sebagai
perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktik, dan pengalaman.

Cara untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan memperbaiki atau


mengembangkan bahan ajar, khususnya bahan ajar teks eksposisi yang terdapat dalam
buku siswa kurikulum 2013 masih terbatas sampai pengenalan struktur dan terpengaruh
kepada KTSP 2006 tentang teks eksposisi. Karena fenomena yang terjadi dilapangan
bahwa bahan ajar yang tertulis yaitu buku ajar khususnya buku tentang teks eksposisi
masih tertuju pada kurikulum KTSP 2006, serta 5 penyampaian guru terhadap teks sangat
lah minim dan hanya menggunakan metode ceramah. Materi pembelajaran yang bermutu
akan berhasil mencapai tujuan pembelajaran apabila pendidik mengorganisasikannya ke
dalam bahan ajar dengan baik dan benar.

Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar vital bagi keberhasilan pembelajaran
di sekolah sehingga tidak terdapat lagi budaya verbalistik di kalangan siswa, terutama

3
untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia mengingat bahwa bahasa
merupakan penghela bagi pemahaman semua ilmu pengetahuan. Pendidik harus mampu
mengorganisasikan materi ajar yang telah dikembangkan ke dalam bahan ajar agar
memudahkan pendidik dalam menyajikan materi ajar dalam proses pembelajaran dan
memudahkan peserta didik untuk mempelajarinya. Selaras dengan tuntutan empat
kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik (kompetensi pedagogik, komptensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesi), penguasaan substansi bidang
studi dan metodologi keilmuan (disciplinary content knowledge) serta kemampuan
memilih dan mengembangkan bahan ajar bidang studi yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik (pedagogical content knowledge) merupakan salah satu kewajiban yang
diemban oleh pendidik untuk mengembangkan kompetensi yang dimilikinya sebagai
sosok guru profesional. Kemampuan guru dalam mengembangkan bahan ajar terkait
dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional tercantum dalam lampiran
Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.

Guru sebagai pendidik profesional diharapkan memiliki kemampuan


mengembangkan bahan ajar sesuai mekanisme yang ada dengan memperhatikan
karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik. Berdasarkan hasil evaluasi, supervisi,
dan evaluasi keterlaksanaan RSKM/RSSN (Rintisan Sekolah Kategori Mandiri/Rintisan
Sekolah Standar Nasional) dan RPBKL (Rintisan Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal) tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMA, ditemukan
bahwa masih banyak guru yang belum mampu mengembangkan bahan ajar secara
mandiri.

Menurut Direktorat SMA, (2010:25), Guru lebih banyak mengandalkan buku paket
atau bahan ajar yang disusun oleh guru lain karena kurangnya kesadaran pentingnya
menyusun bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan, manfaat bahan ajar dalam penyiapan
perangkat pembelajaran, serta kurangnya pemahaman guru akan mekanisme dan teknis
menyusun bahan ajar yang benar. Dalam kurikulum 2013, menurut Mahsun (2013, dalam
Kompas) semua pelajaran bahasa Indonesia mulai jenjang sekolah dasar (SD) sampai
dengan sekolah menengah atas (SMA) berbasis Teks. Dengan berbasis teks, siswa
menggunakan bahasa tidak saja hanya dijadikan sebagai sarana komunikasi, tetapi
sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir. Menurut Gurning, (2005:33), teks

1
terbentuk dari pengembangan ide-ide utama dan penjelas yang tertuang dalam kalimat-
kalimat yang membangun teks.

Terdapat variasi pengembangan ide atau pesan dalam membangun sebuah teks. Hal
ini ditunjukkan dalam presentasi pengembangan ide teks ilmu sosial terdapat
kecenderungan pengembangan ide atau pesan berdasarkan pola konstan (76,9%),
sedangkan pola pengembangan campuran (7,7%), dan linier (15,4%).

4. Macam-macam Teks

Teks tidak hanya satu. Ada banyak teks dengan karakteristiknya masing-masing.
Di antara banyak macamnya, berikut ini adalah beberapa contoh jenis teks yang
banyak digunakan. 

Secara umum, jenis-jenis teks antara lain teks narasi, teks deskripsi, teks narasi,
teks eksplanasi, teks eksposisi, teks prosedur, teks anekdot, teks berita, teks normatif
dan teks laporan.

1. Teks Narasi

Teks Narasi adalah teks yang berisi cerita dengan kejadian atau peristiwa yang
runut. Jadi, teks ini memuat kronologinya terjadinya suatu peristiwa.

Unsur yang harus ada dalam teks narasi adalah kejadian, tokoh, alur, dan latar
mulai dari latar waktu, tempat, atau suasana. Maka dapat disimpulkan, teks narasi
adalah cerita yang memaparkan sebuah konflik pada suatu peristiwa yang dialami
penulis secara urut.

Menurut Keraf, teks narasi memiliki ciri-ciri yakni a) mengutamakan tindakan


dan perbuatan, b) diurutkan sesuai waktu, c) mampu menjawab pertanyaan ‘apa
yang terjadi’, d) terdapat adanya konflik.

2. Teks Deskripsi

Teks Deskripsi adalah jenis teks yang kerap pula digunakan dan ditemukan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, teks deskripsi merupakan teks
pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata yang jelas dan terperinci.

3
Berisi penggambaran tempat, objek, tempat atau peristiwa yang dapat
dirasakan, dilihat, dicium, dan didengar. Teks deskripsi menggambarkan kondisi
objek dari sudut pandang penulis.

Jadi penulis harus mampu menjelaskan secara konkret. Sehingga pembaca


dapat merasakan secara langsung apa yang digambarkan dalam teks deskripsi. 

Sama seperti teks-teks yang lain, teks deskripsi juga memiliki kekhasan
tersendiri. Teks ini mempunyai karakteristik sebagai berikut. 

 Teks deskripsi sebagai sarana penggambaran atau penjelasan


sebuah objek
 Penggambaran aditulis secara rinci yang melibatkan unsur indra
manusia
 Penggambaran ditulis sejelas mungkin sehingga pembaca dapat
merasakan langsung apa yang ada di dalam teks deskripsi
 Menggunakan bahasa yang mudah dan sering dipakai dalam
kehidupan sehari-hari. Biasanya bahasa yang padat dan jelas
 Menggunakan bahasa kiasan
 Menjelaskan ciri fisik seperti bentuk, ukuran, warna maupun
keadaan suatu objek yang ingin digambarkan.

3. Teks Eksplanasi

Jenis teks ini juga cukup familiar loh. Teks eksplanasi adalah tulisan yang
berisi penjelasan tentang sebab-akibat serta proses yang berhubungan dengan
fenomena-fenomena alam maupun sosial yang terjadi.

4. Teks Eksposisi

Sementara itu, teks eksposisi adalah sebuah karangan atau paragraf yang
mengandung informasi atau pengetahuan yang mencoba digambarkan dalam
bentuk yang padat, singkat dan jelas.

5. Teks Prosedur

1
Ada pula yang namanya teks prosedur. Sesuai dengan namanya, teks ini berisi
tentang langkah-langkah atau tahap-tahap untuk melakukan sesuatu secara
berurutan. Biasanya teks ini dapat ditemukan dalam teks tentang tips tertentu.

6. Teks Anekdot

Kemungkinan besar teks ini jarang diketahui orang. Tapi teks ini tergolong
macam-macam teks. Namanya teks anekdot. Bukan sekadar cerita lucu, teks ini
memiliki fungsi penting yakni mengkritik atau menyindir seseorang, instansi, atau
kondisi sosial. Jadi kritik yang disampaikan dibalut dengan humor atau lelucon.

Sehingga kritik yang dilontarkan tidak menggunakan kata tajam tapi tetap
bermakna. Salah satu tokoh yang sering membuat anekdot adalah mendiang Gus
Dur.

7. Teks Laporan

Macam-macam teks selanjutnya adalah teks laporan. Teks ini bertujuan


menggambarkan fenomena dari suatu objek, keadaan, atau peristiwa secara
lengkap. Teks laporan juga sering disebut sebagai teks klasifikasi karena memuat
klasifikasi mengenai jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.

8. Teks Berita
Menurut Herman RN dalam buku Jurnalistik Praktis, berita adalah laporan
peristiwa yang memiliki nilai berita (news value), aktual, faktual, penting, dan
menarik. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita diartikan
sebagai laporan; kabar; cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa
yang hangat.

9. Teks Normatif

Teks normatif merupakan teks yang ditulis berdasarkan norma, aturan,


ketetapan yang berlaku baik secara tertulis maupun tidak tertulis sebelumnya

3
dalam lingkungan kenegaraan dan masyarakat berdasarkan hukum dan undang-
undang yang berlaku.

Hukum-hukum disini sangat banyak ya, ada hukum kesusilaan, hukum agama,
hukum masyarakat dan lainnya

BAB III
PENUTUP

1
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Bahan dapat disebut dengan petunjuk,alamat,bakat.gejala dan gelagat.
Sedangkan ajar dalam KBBI adalah petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui(diturut). Namun jika keduanya digabungkan akan memiliki arti segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Adapun bentuk-bentuknya ialah
seperti penggunaan modul,buku cetak dan lain lain.

2. Saran
Dari pembahasan yang telah dirangkum atau bahkan dituliskan dalam makalah
ini kami hanya menyarankan baiklah memilih bagaimana cara pengaplikasian
bahan ajar tersebut,bentuk dan jenis bahan ajar yang sudah dibenarkan untuk di
pergunakan sebaiknya digunakan secara optimal untuk mengembangkan
kemampuan siswa/i.

3
1
BAB IV

LAMPIRAN

1. Gambar Buku dan Jurnal


a. Gambar Buku

Judul Buku Nama Pengarang Gambar Keterangan


Pengembangan Dra.Hj. Nur E-Book
Materi Ajar Bahasa Amalia,M.Pd dan
Indonesia Dra.Hj. Nani
Solihati,M.Pd

Teori Pembelajaran Dr. Yuberti,M.Pd. E-Book


Dan
Pengembangan
Bahan Ajar Dalam
Pendidikan

Perencanaan Abdul Majid Buku cetak


Pembelajaran

3
Pengembangan Dr. E. Buku Cetak
Bahan Ajar Kosasih,M.Pd.

b. Gambar Jurnal

Judul Artikel Judul Jurnal Penulis Keterangan


Model Bahan Ajar Jurnal Pendidikan Dwi Budi Mulyono File PDF
Bahasa dan Sastra Bahasa dan Sastra
Indonesia yang Indonesia
Ideal dan Inovatif

Pengembangan Jurnal Pendidikan Muhammad Saleh File PDF


Bahan ajar Bahasa dan Pembelajaran dan Sultan Sultan
Indonesia Berbasis
Kurikulum 2013
Yang
Mengintegrasikan
Nilai Karakter
Bangsa di SMP
Pengembangan Jurnal I.K. Rika Adi File PDF
Bahan ajar Bahasa Pengembangan Putra, I.G.
Indonesia Pada Artawan, I.B.
Topik Teks Laporan Putrayasa
Observasi Berbasis

1
Tri Hita Karana
Untuk Siswa Kelas
VII smp Negeri 1
Gianyar Bali

2. Daftar Gambar Diskusi Kelompok

Gambar Keterangan

Diskusi kelompok pada tanggal 31


Agustus dalam rangka melengkapi
makalah dan juga PPT

3
Diskusi melalui via whatsapp
terhitung tanggal 23 Agustus 2022

1
3
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Departemen Pendidikan Nasional.


Hamid, Hamdani. (2014).

Lestari, Ika. (2012). Pengembangan bahan ajar berbasis kompetensi sesuai dengan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, Jakarta: akademia permata.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. (2014). Panduan membuat bahan ajar buku teks pelajaran
sesuai dengan kurikulum 2013 . Surabaya: Kata pena.

,M.Pd.Dr. Yuberti.(2013).Teori Pembelajaran Dan Pengembangan Bahan Ajar Dalam


Pendidikan,Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja (AURA)

Mulyono,Dwi Budi.(2021).Model Bahan Ajar Dan Sastra Indonesia Yang Ideal Dan Inovatif.
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia.(11/14)

1
3
KRITERIA PENILAIAN DARI DOSEN PENGAMPU UNTUK KELOMPOK 11
Nama Kelompok : Kelompok 11
Kelas : Reguler E
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Nama Penguasaan Tampilan Kekompakan Penilaian


Materi (30%) Kelompok (100%)
(40%) (30%)

1
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)

Desy Tamia Sinuhaji


(Pemateri 1 dan
Notulen)

Vera Adzania
(Pemateri 2)

KRITERIA PENILAIAN DARI IBU DOSEN PENGAMPU UNTUK KELOMPOK 11


Nama Kelompok : Kelompok 11
Kelas : Reguler E
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Nama Penguasaan Tampilan Kekompakan Penilaian


Materi (30%) Kelompok (100%)
(40%) (30%)

3
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)

Desy Tamia Sinuhaji


(Pemateri 1 dan
Notulen)

Vera Adzania
(Pemateri 2)

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 1 UNTUK KELOMPOK 11


Nama Kelompok : Kelompok 11
Kelas : Reguler E
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Nama Penguasaan Tampilan Kekompakan Penilaian


Materi (30%) Kelompok (100%)
(40%) (30%)

1
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)

Desy Tamia Sinuhaji


(Pemateri 1 dan
Notulen)

Vera Adzania
(Pemateri 2)

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 2 UNTUK KELOMPOK 11


Nama Kelompok : Kelompok 11
Kelas : Reguler E
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Nama Penguasaan Tampilan Kekompakan Penilaian


Materi (30%) Kelompok (100%)
(40%) (30%)

3
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)

Desy Tamia Sinuhaji


(Pemateri 1 dan
Notulen)

Vera Adzania
(Pemateri 2)

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 3 UNTUK KELOMPOK 11


Nama Kelompok : Kelompok 11
Kelas : Reguler E
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Nama Penguasaan Tampilan Kekompakan Penilaian


Materi (30%) Kelompok (100%)
(40%) (30%)

1
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)

Desy Tamia Sinuhaji


(Pemateri 1 dan
Notulen)

Vera Adzania
(Pemateri 2)

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 4 UNTUK KELOMPOK 11


Nama Kelompok : Kelompok 11
Kelas : Reguler E
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Nama Penguasaan Tampilan Kekompakan Penilaian


Materi (30%) Kelompok (100%)
(40%) (30%)

3
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)

Desy Tamia Sinuhaji


(Pemateri 1 dan
Notulen)

Vera Adzania
(Pemateri 2)

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 5 UNTUK KELOMPOK 11


Nama Kelompok : Kelompok 11
Kelas : Reguler E
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Nama Penguasaan Tampilan Kekompakan Penilaian


Materi (30%) Kelompok (100%)
(40%) (30%)

1
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)

Desy Tamia Sinuhaji


(Pemateri 1 dan
Notulen)

Vera Adzania
(Pemateri 2)

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 6 UNTUK KELOMPOK 11


Nama Kelompok : Kelompok 11
Kelas : Reguler E
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Nama Penguasaan Tampilan Kekompakan Penilaian


Materi (30%) Kelompok (100%)
(40%) (30%)

3
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)

Desy Tamia Sinuhaji


(Pemateri 1 dan
Notulen)

Vera Adzania
(Pemateri 2)

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 7 UNTUK KELOMPOK 11


Nama Kelompok : Kelompok 11
Kelas : Reguler E
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Nama Penguasaan Tampilan Kekompakan Penilaian


Materi (30%) Kelompok (100%)
(40%) (30%)

1
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)

Desy Tamia Sinuhaji


(Pemateri 1 dan
Notulen)

Vera Adzania
(Pemateri 2)

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 8 UNTUK KELOMPOK 11


Nama Kelompok : Kelompok 11
Kelas : Reguler E
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Nama Penguasaan Tampilan Kekompakan Penilaian


Materi (30%) Kelompok (100%)
(40%) (30%)

3
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)

Desy Tamia Sinuhaji


(Pemateri 1 dan
Notulen)

Vera Adzania
(Pemateri 2)

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 9 UNTUK KELOMPOK 11


Nama Kelompok : Kelompok 11
Kelas : Reguler E
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Nama Penguasaan Tampilan Kekompakan Penilaian


Materi (30%) Kelompok (100%)
(40%) (30%)

1
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)

Desy Tamia Sinuhaji


(Pemateri 1 dan
Notulen)

Vera Adzania
(Pemateri 2)

KRITERIA PENILAIAN DARI KELOMPOK 10 UNTUK KELOMPOK 11


Nama Kelompok : Kelompok 11
Kelas : Reguler E
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Nama Penguasaan Tampilan Kekompakan Penilaian


Materi (30%) Kelompok (100%)
(40%) (30%)

3
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)

Desy Tamia Sinuhaji


(Pemateri 1 dan
Notulen)

Vera Adzania
(Pemateri 2)

1
3
1

Anda mungkin juga menyukai