Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Penyusunan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia

Dosen Pengampu : Drs. Hj. Rita, M.Pd

Disusun Oleh :

Deby Molyda Pithri (71190513018)

Maysarah Ssiregar (71190513008)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

TAHUN AKADEMIK 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. karena dengan rahmat-Nya penulis diberi
kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan kepada
penulis mengenai Penyusunan bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia oleh ibu Drs. Hj. Rita.
M, Pd.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan,serta


semangat dari banyak pihak sehingga penulis bisa menyelesaikannya tepat waktu. Untuk
itulah dengan penuh rasa hormat penulis ucapkan terimakasih.

Penulis sadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih
memerlukan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu,saran dan kritik yang membangun
dari pembaca sangat penulis harapkan agar nantinya dapat diperoleh hasil yang lebih
maksimal dan demi kesempurnaan tugas berikutnya. Dalam kesempatan ini penulis juga
mohon maaf jika ada hal-hal yang tidak berkenan dalam makalah ini dan proses yang dilalui
dalam penyususnannya.

Akhir kata, peulis ucapkan terimakasih kepada semua yang berpartisipasi demi
terselesaikannya tugas ini dan semoga kita terus dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, 04 November 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................

1.3 Tujuan Makalah..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................

2.1 Pengertian Bahan pembelajran...........................................................................................

2.2 Peranan Pengembangan Pembelajran.................................................................................

3.3 Langkah – Langkah Pengembangan Bahan Ajar...............................................................

BAB III PENUTUPAN..............................................................................................................

3.1 Simpulan.............................................................................................................................

3.2 Kritik dan Saran..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Salah satu upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas dapat dilakukan
dengan menciptakan beragam inovasi pembelajaran. Dalam penyelenggaraan pendidikan
formal di sekolah, upaya memberikan pendidikan yang baik dapat dilakukan dengan
mempersiapkan kegiatan pembelajaran sebaik mungkin dan mempertimbangkan
perkembangan situasi yang ada. Dewasa ini, fakta yang ditemukan dalam dinamika dunia
pendidikan masih memprihatinkan. Salah satunya yaitu kemajuan teknologi tidak
berbanding lurus dengan kemajuan keterampilan guru. Masih ditemukan adanya
perbedaan yang kontras antara keterampilan guru dengan keterampilan murid.
Pengetahuan murid sudah sedemikian maju dalam masalah digital, sementara guru masih
berkutat pada tradisi tekstual (Wartomo, 2016: 265).
Abad 21 ini guru sebenarnya dituntut untuk kreatif, kritis, dan produktif. Kreatif
untuk menghasilkan karya-karya pendidikan seperti: pembuatan alat bantu belajar,
analisis bahan ajar, penyusunan alat penilaian yang beragam dan sesuai kebutuhan zaman,
dsb. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini memiliki peluang yang besar
bagi para guru untuk bisa melakukan inovasi dan memilih strategi pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu, peningkatan keterampilan bagi guru dalam memilih, menyusun, atau
menggunakan perangkat pembelajaran untuk dapat mengimbangi perkembangan zaman
perlu dilakukan. Guru perlu diberi pencerahan untuk selalu meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya dalam menyiapkan perangkat pembelajaran. Ketersediaan bahan
ajar yang inovatif khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia saat ini sangat terbatas.
Hal ini ini diketahui dari hasil observasi terhadap ketersediaan bahan ajar Bahasa
Indonesia berbasis teks yang digunakan guru selama ini. Pada umumnya bahan ajar yang
digunakan guru masih terbatas pada bentuk teks, berupa naskah yang ditulis pada buku.
Jarang sekali ditemukan bahan ajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan teknologi
informasi/digital/animasi.
II. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dibahas di atas dapat disimpulkan rumusan sebagai
berikut :
1. Apa saja konsep bahan ajar ?
2. Mengapa peranan pengembang bahan ajar penting?
3. Apa saja jenis bahan ajar ?
4. Bagaimana langkah-langkah penyusunan bahan ajar ?

III. Tujuan Makalah


Dari beberapa rumusan masalah di atas dapat disimpulkan tujuan pada makalah
ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui konsep bahan bahan ajar.
2. Menginformasikan peran pengembang bahan ajar
3. Untuk mengetahui jenis-jenis bahan ajar.
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan langkah-langkah dalam penyusunan
bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahan Pembelajaran


Bahan pembelajaran memiliki istilah yang berbeda-beda di berikan oleh para
ahli. Istilah yang banyak digunakan dalam kajian desain pembelajaran adalah
instructional materials (bahan pembelajaran). Yang mencakup seluruh bentuk
pembelajaran seperti petunjuk bagi intsruktur, modul peserta didik, Overhead
Transparancies (OHP), video tapes, format multimedia berbasis computer, dan web pages
untuk pendidikan jarak jauh (Dick dan Craey, 2009:7). Dalam hubugannya dengan
integrasi teknologi dalam pembelajaran, bahan pembelajaran juga disebut materials yang
biasa dibedakan dengan tools (peralatan), dan devices (perangkat, alat). Disamping itu,
bahan pembelajaran juga disebut learning materials (bahan ajar) yag mencakup alat bantu
visual seperti handout, slides/overheads yang terdiri dari teks, diagram, gambar dan foto,
plus media lain seperti audio, video, dan animasi.
Secara teknis, bahan pembelajaran dapat didesain sebagai representasi
penjelasan guru, dosen, atau instruktur di depan kelas di samping berperan sebagai
pedoman kegiatan pembelajaran termasuk target dan sasaran yang hendak dicapai.
Keterangan, uraian, dan pesan yang seharusnya disampaikan dan informasi yang hendak
disajikan dapat dihimpun melalui bahan pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat
mengidentifikasikan waktu dalam memberikan penjelasan, dan pada saat yang sama dapat
memaksimalkan peningkatan keterampilan sekaligus memiliki banyak waktu untuk
mebimbing dan membelajarkan peserta didik.
Di samping itu, bahan pembelajaran berkedudukan sebagai alat atau sarana
untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Oleh karena itu, penysunan
bahan ajar hendaklah berpedoman pada standar kompetensi (SK) dan koompetensi dasar
(KD), atau tujuan pembelajaran umum (god) dan tujuan pembelajaran khusus
(objectives). Bahan ajar yang disusun bukan memedomani SK dan KD atau tujuan
pembelajaran, tentulah tidak akan memberikan banyak manfaat kepada peserta didik.
Senada dengan pentingnya bahan ajar sebagaimana disebutkan diatas, Tri Suhartati
(2006:20) menjelaskan tentang kedudukan bahan pembelajaran khususnya dan rancangan
pembelajaran pada umumnya dapat :
1. Membantu dalam belajar secara perorangan (individu).
2. Memberikan keleluasaan penyajian pembelajaran jangka pendek dan jangka panjang.
3. Rancangan bahan ajar yang sistematis memberikan pengaruh yang besar bagi
perkembangan sumber daya manusia.

2.2 Peranan Pengembang Pembelajaran


Peran pengembangan pembelajaran baik sebagai peserta didik dan pengelola
pembelajaran maupun sebagai pengembang secara independen. Seperti dikatakan oleh
Dick dan Carey (2009), terdapat dua macam pengembangan pembelajaran, yaitu :
1. Pengembang pembelajaran sekaligus sebagai guru, dosen, atau instrukktur,
2. Pengembang pembelajaran yang bukan sebagai guru, dosen, atau instruktur.
Kembali kepada pengembang pemelajaran yang bukan sebagai pengembang
bahan pembelajaran dan guru, dosen, atau instruktur, sebaiknya bekerja sama dengan tim
yang bertanggung jawab pada desain, pengembangan, dan implementasi pendidikan dan
pelatihan. Jika memungkinkan, perlu melibatkan tim yang berasal dari konsultan
pengembang pembelajaran, personel pelatih atau instruktur, guru dan staf pengajar yang
terdapat di uiversitas khususnya dalam fakultas dan jurusan pendidikan.

3 Jenis Bahan Ajar


Para pengembang pembelajaran professional tentu mengetahui mengapa bahan
pembelajaran dipilih dan dikembangkan. Mutiara, Zuhairi, dan Sri (2007:96) membagi
bahan pembelajaran ke dalam dua jenis, bentuk bahan cetak (Printed material) dan bukan
bahan cetak (non- printed material). Bahan cetak biasanya dalam bentuk buku kerja
modular, sedangkan bentuk bukan cetak berupa audio, video, dan komputer. Bahan audio
mencakup kaset-kaset audio dan program radio. Kemudian video dapat berupa kkaset-
kaset video, CD-ROM, dan program televisi. Sedangkan bahan dalam bentuk computer
mencakup bahan yang disajikan secara singkron (synchronous) seperti bahan
pembelajaran berbasis computer interaktif. Sedangkan bahan dalam bentuk
(asynchronous) seperti materi berbasis jaringan dan sistem penunjang belajar berbasis
internet. Jika kita mengkaji lebih jauh, sebenarnya bukan hanya bahan cetak dan
noncetak, melainkan juga kombinasi dari keduanya, karena ditemukan pula bahan yang
menggabungkan keduanya, seperti buku audio dan teks yang banyak digunakan dalm
situs jaringan sekalipun dalam bentuk digital tetapi dpat juga dicetak melalui mesin cetak
(printer). Dengan demikian, dilihat dari segii format atau bentuknya, bahan pembelajaran
dapat dibagi tiga jenis, yakni :
1. Bahan cetak,
2. Bahan bukan cetak,
3. Kombinasu cetak dan bukan cetak.
Dengan demikian, bahan pembelajaran relatif berbeda antara pembelajaran mandiri
dan pembelajaran tatap muka. McGoven (2004) menjelaskan perbedaan ensesnsial antara
pembelajaran jejaring dengan tatap muka.

Perspektif Belajar Mandiri Tatap Mjuka


Komitmen pada rangkaian belajar Komitmen hanya pada waktu
mingguan. Perjalanan dalam kelas.
Belajar melalui materi pembelajaran. Belajar dengan melihat dan
Peserta didik mendengar.
Belajar dengan partisipasi melalui belajar melalui kelompok kecil
chatting dan diskusi online. peserta didik.

Menetapkan fase belajar secara mendapatkan umpan balik


mandiri. Langsung.
Memiliki keterampilan computer. Komputer tidak dipergunakan
dalam pembelajaran.
Komitmen mingguan untuk memo- Komitmen hanya pada waktu
tivasi dan memonitori. pelajaran di dalam kelas.
Kemajuan peserta didik.

2.3 Langkah – Langkah Pengembangan Bahan Ajar


Bahan atau materi yang sering digunakan dalam proses pembelajaran kadang-
kadang tidak melewati proses sistemastis dalam pengembangannya. Sering langkah-
langkah ilmiah tidak diperhatikan apalagi jika terdesak dengan batas waktu penyusunan.
Ranjit (2012: 2) menyarankan sepuluh langkah dalam pengembangan bahan ajar, yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan dan masalah.
2. Analisis masalah : terutama terkait dengan pola resistensi.
3. Analisis masalah : identifikasi faktor kebutuhan dan motivasi, dan taktik persuasi.
4. Merumuskan dan menetapkan tujuan.
5. Menyeleksi topik.
6. Menyeleksi bentuk (format).
7. Penyusunan konten : visual script.
8. Editing.
9. Testing (pengujian).
10. Revisi.

Langkah-langkah seperti dijabarkan di atas memang sangat ideal dalam


mengembangkan bahan pembelajaran. Namun, jika bahan pembelajaran dikembangkan
dalam pengertiian menyeleksi, memodifikasi, atau mendesain bahan pembelajaran,
langkah-langkah yang dilakukan untuktidak sebanyak langkah di atas. Rothwell dan
kazanas (2004 : 247) menyarankan untuk mengikuti enam langkah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan garis-garis besar bahan pembelajaran.


2. Melakukan penelitian.
3. Menguji bahan pembelajaran yang tersedia.
4. Menyusun atau memodifikasi bahan yang tersedia.
5. Menyediakan dan membuat bahan pembelajaran.
6. Menyeleksi atau menyediakan aktivitas pembelajaran.

Oleh karena itu, pembahasan dalam buku ini memodifikasi langkah-langkah tersebut
ke dalam tiga langkah sebagai berikut :

1. Memilih tema atau topik yang sesuai.


2. Menetapkan kriteria.
3. Menulis atau menyusun bahan pembelajaran baru.

Ketiga lagkah di atas akan dijabarkan dalam beberapa subpokok bahasan dibawah
ini.

1. Memilih Topik Bahan Pembelajaran Yang Sesuai


Langkah pertama dalam mengembangkan bahan pembelajaran yang baik adalah
memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, ketersediaan bahan, kemudan
daya jangkauan dan penggunaannya. Memilih topik harus mempertimbangkan aspek
kemenarikan, kesesuaian topik dengan konten bahan pembelajaran termasuk sub-sub
topik yang hendak dikaji dan dikembangkan. Selain itu, topik harus singkat, padat, dan
menggambarkan isi bahan pembelajaran.

2. Menetapkan Kriteria
Kriteria yang dimaksud disini merujuk pada standar bahan pembelajaran yang hendak
dikembangkan. Banyak cara yang dapat membantu pengembang pembelajaran untuk
menentukan standar bahan pembelajaran, yakni dengan berstandar pada pengalaman
pihak lain yang telah mengembangkan bahan pembelajaran yang serupa.

3. Menyusun Baahan Ajar Yang Baru


Penggunaan berbagai macamm sumber mutlak dilakukan dalam proses penyusunan
bahan pembelajaran. Namun, sebelum menyusun bahan pembelajaran yang baru, perlu
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang berbagai kelemahan dan
kelebihan bahan pembelajaran yang sudah pernah dikembangkan sebelumnya. Hal ini
penting dalma rangka memberikan ketajaman tersendiri dalam mengkaji perbedaan antara
bahan pembelajaran sebelumnya dengan yang hendak dikembangkan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Guru memiliki peran penting dalam pelaksanaan model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Guru perlu menyesuaikan model pembelajaran dengan
kondisi kognitif, emosional, dan sosial siswanya. Model pembelajaran yang tepat dapat
dimulai dengan memilih metode yang sesuai. Metode pembelajaran merupakan aspek
yang penting diperhatikan untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif di kelas.
Guru dapat memilih salah satu metode pembelajaran yang dianggap sesuai dengan
kondisi kelasnya masing-masing. Hasil pengembangan produk berupa bahan ajar tersebut
dapat dimanfaatkan oleh semua pihak dalam melakukan pembelajaran. Bahan ajar dapat
dijadikan salah satu alternatif bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan serta sesuai dengan perkembangan peserta didik.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini penulis susun, penulis menyadari penyusunan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penyusunan makalah
dikemudian hari. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-prinsip desain pembelajaran. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai