Oleh:
Imron Rosidi
(504200002)
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan...................................................................................3
BAB II : PENGEMBANGAN BAHAN AJAR....................................................4
A. Konsep tentang bahan ajar........................................................................4
B. Prosedur kerja pengembangan bahan ajar..............................................7
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bahan ajar.....9
BAB III : PENUTUP............................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kurikukulum tingkat satuan pendidikan, standar kompetensi lulusan
telah ditetapkan oleh pemerintah, namun untuk mencapainya dan apa bahan
ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada guru sebagai tenaga
profesional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan
mengembangkan suatu alat bantu sendiri. Alat bantu inilah yang biasa disebut
dengan bahan ajar. Hal ini selaras dengan Undang-undang No 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen juga menyatakan dengan tegas bahwa Guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.1 Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
tersebut meliputi kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Dari masing-masing kompetensi tersebut, kompetensi-kompetensi inti yang
wajib dimiliki seorang guru diantaranya adalah “mengembangkan kurikulum
yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu” dan
“menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik” untuk
kompetensi pedagogis, serta “mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif” dan “memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri” untuk
kompetensi profesional.2 PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan
bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian
dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur
1
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 197.
2
Andi, Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press
2012), hal. 5.
1
tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik
pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar.
Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai
salah satu sumber belajar.
Kemampuan guru dalam menyusun serta mengembangkan bahan ajar
sangat penting. Hal ini dikarenakan adanya karakteristik sasaran. Bahan ajar
yang dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk peserta didik kita.
Ada sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial, geografis,
budaya, dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat
disesuaikan dengan karakteristik sasaran. Selain lingkungan sosial, budaya,
dan geografis, karakteristik sasaran juga mencakup tahapan perkembangan
siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang keluarga
dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan
dengan karakteristik siswa sebagai sasaran. Selanjutnya, pengembangan bahan
ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan
dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali siswa
sulit untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan
tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing, dsb.
Untuk mengatasi kesulitan ini maka perlu dikembangkan bahan ajar yang
tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat abstrak,
maka bahan ajar harus mampu membantu siswa menggambarkan sesuatu yang
abstrak gersebut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto, bagan, skema,
dll. Demikian pula materi yang rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara yang
sederhana, sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sehingga menjadi lebih
mudah dipahami.
Oleh karenanya, dalam makalah sederhana ini akan dijelaskan tentang
bagaimana sebenarnya pengembangan bahan ajar itu.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka
penyusunan makalah ini dibatasi pada permasalahan :
1. Apa saja jenis bahan ajar itu?
2. Bagaimana pengembangan bahan ajar itu?
3. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pengembangan bahan ajar?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui konsep singkat dan jenis-jenis bahan ajar
2. Mengetahui cara penyusunan/pengembangan bahan ajar.
3. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan
bahan ajar.
3
BAB II
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
3
Aeng Muhidin dan Ubaid Al Faruq, Pengembangan Bahan Ajar DI PERGURUAN
TINGGI Seri Pelatihan Orientasi Tridharma Perguruan Tinggi, (Tangerang Selatan: Unpam
Press, 2018), hal. 140.
4
Kasrul Anwar dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Bandung: CV Alfabeta, 2011), hal. 101-102.
5
Abdorrakhman Gintings, Esensi Praktis: Belajar Dan Pembelajaran, (Bandung:
Humanlora, 2012), hal. 152
4
atau bidang studi dengan topik atau sub topik dan rinciannya. 6 Sedangkan
Depdiknas (sekarang Kemendikbud), memberikan pengertian bahwa, bahan ajar
merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang
disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan
siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis
sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan
terpadu.7 Sehingga dari beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang telah disusun secara rapi
dan praktis baik berupa tertulis ataupun tidak berguna untuk kelancaran proses
pembelajaran.
Sedangkan fungsi dari bahan ajar itu sendiri adalah :8
1. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa.
2. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Terdapat beberapa jenis bahan ajar. Dimana masing-masing jenis bahan
ajar mempunyai karakteristik masing-masing. Berikut jenis bahan ajar, yaitu :9
1. Bahan ajar cetak, antara lain: hand out, buku, modul, poster, brosur,
lembar kerja siswa, wallchart, photo atau gambar dan leaflet;
2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio ;
6
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran kurikulum dan pembelajaran,
Komponen-komponen Pembelajaran, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013), hal. 152
7
Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan SMA, 2008, hal. 8.
8
Ibid.
9
Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Atas, Kementerian
Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2010, hal. 27.
5
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk,
film ;
4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material)
seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD)
multimedia pembelajaran interaktif, dan
5. bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Adapun prinsip dalam pengembangan bahan ajar adalah: 10
4. Relevansi atau keterkaitan materi sesuai dengan tuntutan Standar
Kompetensi/Kompetensi Dasar;
5. Konsistensi atau keajegan, dimaksudkan jika kompetensi dasar yang
harus dicapai peserta didik ada empat macam, maka bahan ajarnya pun
harus empat macam;
6. Adekuasi atau kecukupan adalah kecukupan materi dalam bahan ajar
untuk mencapai kompetensi seperti yang diajarkan oleh guru.
Dalam pengembangan bahan ajar, harus di dasarkan pada analisis
kebutuhan belajar warga belajar dan potensi lingkungan bahan belajar dalam
kegiatan belajar merupakan kebutuhan utama, oleh karena itu pengembangan
bahan ajar harus di susun berdasarkan:
1. Ketersediaan bahan sesuai kebutuhan dan minat belajar;
2. Harus mengembangkan kemampuan awal warga belajar
3. Harus mempertimbangkan karakteristik sasaran, artinya bahan ajar
yang dikembangkan dapat di sesuaikan dengan karakteristik sasaran
yang meliputi : lingkungan social, budaya, geografis maupun tahapan
perkembangan warga belajar.11
10
. Ibid.
11
Agus Sofyan,M.Pd. dkk, Panduan Penggunaan Bahan Ajar, (Bandung : Pusat
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PP-PAUDNI) Regional I.
Tahun 2015, hal. 6
6
B. Prosedur kerja pengembangan bahan ajar
Yang dimaksud prosedur kerja pengembangan bahan ajar dalam makalah
ini adalah pada tingkat guru. Sedangkan untuk tingkat diatasnya (kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah), tidak dibahas.
Berikur uraian prosedur kerja guru dalam pengembangan bahan ajar :12
1. Guru/MGMP sekolah melakukan analisis kebutuhan bahan ajar yang
meliputi:
a. Analisis KI-KD. Analisis SK-KD adalah kegiatan penelaahan setiap
kompetensi dasar yang ada pada standar kompetensi yang memerlukan
bahan ajar, sehingga dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang
harus disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana
yang dipilih.
b. Analisis sumber belajar Analisis sumber belajar adalah kegiatan
menginventarisasi ketersediaan sumber belajar dikaitkan dengan
kebutuhan bahan ajar yang akan dikembangkan, sehingga diperoleh
kesesuaian dan kemudahan dalam pengembangan bahan ajar.
c. Pemilihan dan penentuan bahan ajar. Pemilihan dan penentuan bahan
ajar dilakukan agar bahan ajar yang akan digunakan menarik dalam
proses pembelajaran dan dapat membantu peserta didik mencapai
kompetensi.
2. Guru/MGMP melakukan penyusunan peta bahan ajar. Penyusunan peta
bahan ajar adalah pemetaan terhadap ruang lingkup dan urutan bahan ajar
yang akan dikembangkan. Pemetaan ini diperlukan untuk mengetahui
jumlah bahan ajar yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan bahan
ajarnya. Sekuensi bahan ajar sangat diperlukan dalam menentukan
prioritas penulisan dan penentuan sifat bahan ajar apakah dependen
(tergantung) atau independen (berdiri sendiri). Bahan ajar dependen adalah
bahan ajar yang ada kaitannya antara bahan ajar yang satu dengan bahan
ajar yang lain, sehingga dalam penulisannya harus saling memperhatikan
12
Op.Cit, Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan Ajar.., hal. 28. Uraian ini
dikombinasikan dengan materi yang terdapat dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar, hal. 18-
28.
7
satu sama lain, apalagi kalau saling mempersyaratkan. Sedangkan bahan
ajar independen adalah bahan ajar yang berdiri sendiri atau dalam
penyusunannya tidak harus memperhatikan atau terikat dengan bahan ajar
yang lain.;
3. Sebelum memasuki tahap penyusunan, guru harus mengetahui dan
memahami struktur bahan ajar yang akan dia susun. Perbedaan struktur
diantara jenis-jenis bahan ajar cetak, yaitu :
No. Komponen Ht Bu Ml LKS Bro Lf Wch F/Gb Mo/M
1. Judul √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Petunjuk belajar - - √ √ - - - - -
3. KD/MP - √ √ √ √ √ - - -
4. Informasi √ - √ √ √ √ - - -
pendukung
5. Latihan - √ √ - - - - - -
6. Tugas/Langkah - - √ √ - - - - -
kerja
7. Penilaian - √ √ √ √ √ - - -
Ket. kode :
Ht ; Handout, Bu : buku, Ml : Moul, LKS : Lembar Kegiatan Siswa, Bro : Brosur, Lf :
Leaflet, Wch : Wallchart, F/Gb : Foto/Gambar, Mo/M : Model/ Maket.
8
1) Kesesuaian dengan SK, KD
2) Kesesuaian dengan perkembangan anak
3) Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
4) Kebenaran substansi materi pembelajaran
5) Manfaat untuk penambahan wawasan
6) Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial
b. Komponen Kebahasaan antara lain mencakup:
1) Keterbacaan
2) Kejelasan informasi
3) Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar
4) Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)
c. Komponen Penyajian antara lain mencakup:
1) Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai
2) Urutan sajian
3) Pemberian motivasi, daya tarik
4) Interaksi (pemberian stimulus dan respon)
5) Kelengkapan informasi
d. Komponen Kegrafikan antara lain mencakup:
1) Penggunaan font; jenis dan ukuran
2) Lay out atau tata letak
3) Ilustrasi, gambar, foto
4) Desain tampilan
13
Op.Cit.,Panduan Pengembangan …,hal. 12-13.
9
yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya
untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah siswa diajak untuk
berbicara tentang pasar yang terdapat di tempat mereka tinggal. Setelah
itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara tentang berbagai jenis
pasar lainnya.
2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman Dalam pembelajaran,
pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep.
Dalam prinsip ini kita sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa
5 x 2 lebih baik daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya sama,
sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan
siswa. Namun pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus disajikan
secara tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan.
3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman
siswa Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond
yang sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang diberikan
oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa.
Perkataan seorang guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu
benar, namun akan lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan
kepercayaan diri pada siswa bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan
sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond negatif akan mematahkan
semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan balik yang positif
terhadap hasil kerja siswa.
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan belajar Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru
dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan
(motivasi) agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan
motivasi, antara lain dengan memberikan pujian, memberikan harapan,
menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh, ataupun menceritakan
sesuatu yang membuat siswa senang belajar.
10
5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
mencapai ketinggian tertentu. Pembelajaran adalah suatu proses yang
bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi
yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan tujuan antara. Ibarat anak tangga,
semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun juga anak
tangga yang terlalu kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka
guru perlu menyusun anak tangga tujuan pembelajaran secara pas, sesuai
dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar, anak tangga tersebut
dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.
6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus
mencapai tujuan Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai kota
yang dituju, sepanjang perjalanan kita akan melewati kota-kota lain. Kita
akan senang apabila pemandu perjalanan kita memberitahukan setiap kota
yang dilewati, sehingga kita menjadi tahu sudah sampai di mana dan
berapa jauh lagi kita akan berjalan. Demikian pula dalam proses
pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan. Pemandu perjalanan yang
baik, akan memberitahukan kota tujuan akhir yang ingin dicapai,
bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja yang akan dilewati, dan
memberitahukan pula sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi
perjalanan. Dengan demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan
dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan
tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai
kepada tujuan meskipun dengan waktu yang berbedabeda. Inilah sebagian
dari prinsip belajar tuntas.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan bahan ajar penting dilakukan guru untuk meningkatkan
kualitas dan efisiensi pembelajaran sebagai bagian implementasi dari
kompetensi pendidik profesional.
Bahan ajar yang dikembangkan tersebut memiliki peran penting baik bagi
guru maupun siswa. Sehingga pengetahuan dan keterampilan dalam
mengembangkan bahan ajar menjadi keniscayaan bagi seorang guru.
Dalam mengembangkan bahan ajar, guru perlu memperhatikan prosedur
dan komponen-komponen bahan ajar serta beberapa aspek lainnya agar bahan
ajar yang dikembangkan menjadi bahan ajar yang baik/idel.
12
DAFTAR PUSTAKA