SEMESTER : III
Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kehidupan kepada makhluk
ciptaan-Nya, yang telah melebihkan manusia dibandingkan dengan makhluk ciptaan-
Nya yang lain. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad saw. Sebagai sosok yang sangat kita muliakan karena akhlaknya dan
kepribadiannya yang dapat kita pelajari dari berbagai hadis yang telah diriwayatkan
oleh banyak sahabat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Ajar.................................................................................3
B. Manfat Bahan Ajar.......................................................................................4
C. Fungsi Bahan Ajar.......................................................................................5
D. Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar......................................................7
E. Pengertian dan Media Pembelajaran............................................................10
F. Manfaat Media Pembelajaran......................................................................11
G. Fungsi Media Pembelajaran.........................................................................11
H. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran........................................12
I. Evaluasi Pembelajaran Membaca Permulaan................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................21
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selaras dengan tuntutan kompetensi yang harus dimiliki guru (kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesi),
pengembangan bahan ajar (materi pembelajaran), media dan evaluasi membaca
permulan merupakan salah satu kewajiban yang diemban guru untuk mengembangkan
kompetensi yang dimiliki, pada gilirannya dapat meningkatkan eksistensinya sebagai
guru yang profesional.
Permasalahan lain yang ada sekarang ini adalah pemahaman guru yang bervariasi
tentang KTSP. Perbedaan pemahaman akan berdampak pada penjabaran kemampuan-
kemampuan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga berakibat makin
lebarnya variasi terhadap pemahaman dalam pengembangan bahan ajar dan media
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.
Pemilihan bahan ajar, media dan evaluasi pembelajaran membaca permulan terkait
erat dengan pengembangan silabus, yang di dalamnya terdapat standar kompetensi dan
kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, metoda, evaluasi dan sumber.
Selaras dengan pengembangan silabus maka materi pembelajaran yang akan
dikembangkan sudah semestinya tetap memperhatikan pencapaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar, kesesuaian dengan materi pokok yang diajarkan, mendukung
pengalaman belajar, ketepatan metoda dan media pembelajaran, dan sesuai dengan
indikator untuk mengembangkan asesmen.
Pedoman pengembangan bahan ajar, media dan evaluasi pembelajaran membaca
permulaan merupakan rambu-rambu yang perlu diperhatikan ketika mengembangkan
bahan ajar dan media pembelajaran. Sejumlah manfaat yang dapat dipetik dari pedoman
pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran ini bagi para pengembang bahan
ajar, media dan evaluasi pembelajaran membaca permulaan (dalam hal ini adalah guru)
di antaranya adalah untuk:
1. memperoleh gambaran tentang cara menganalisis bahan ajar dan media yang
akan diajarkan;
1
2. memperoleh gambaran tentang cara-cara analisis pedagogik yang akan
diterapkan dalam pembelajaran;
3. dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola bahan ajar dan media
pembelajaran;
4. lebih kritis menyesuaikan bahan ajar dan media yang dikembangkannya dengan
karakteristik siswa;
5. dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan kurikulum
sekolah;
6. berpeluang menjadi guru yang profesional terkait dengan kompetensi
pedagogis, kompetensi profesi, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan Ajar,Media
dan Evaluasi Membaca Permulaan dan untuk menambah wawasan pengetahuan tentang
bahan ajar dan media pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dari beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut dapat kita
pahami bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasdi,alat maupu teks)
yang disusun secar sistematis yang menampilkan sosok utuh dari komptensi yang akan
dikuasai oleh peserta didik yang digunakan dalam proses pembelajar dengan tujuan
perencanaan dan penelaan implementasi pembelajaran. Misalnya ,buku pelajaran,
modul atau make,bahan ajar audio, bahan ajar interaktif dan sebagainya.
4
b) Kedua, guru tidak lagi tergantung dengan buku teks yang terkadang sulit untuk
diperoleh dan sifatnya sangat mooton dengan perkembangan dan persesuaian
dengan kurikulum,
c) Ketiga , bahan ajar menjadi lebihkaya karena dikembangkan dan dikemas serta
diolah dengan menggunakan berbagai sumber referensi.
d) Keempat , menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis
dan membuat secara langsung bahan ajar
e) Kelima, bahan ajar mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif
antara guru dengan peserta didik . dimana peserta didik juga akan merasa lebih
percaya terhadap gurunya .
Manfaat bahan ajar juga dapat dibedakan berdasarkan kebutuhan dari pendidik dan
manfaat untuk peserta didik.
1. Manfaat/kegunaan bagi pendidik
Setidaknya ada tiga kegunaan pembuatan bahan ajar bagi pendidik, diantaranya
sebagai berikut:
a) Pendidik akan memiliki bahan ajar yang dapat membantu dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
b) Bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka kredit
pendidik guna keperluan kenaikan pangkat atau jabatan.
c) Menambah penghasilan bagi pendidik jika hasil karyanya diterbitkan.
5
Dalam proses belajar mengajar guru menyajikan materi kepada peserta
pendidikan , Pembuatan bahan ajar yang menarik dan inovatif adalah hal yang sangat
penting dan merupakan tuntunan bagi setiap pendidik. Bahan ajar mempunyai
kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses pembelajaran yang kita laksanakan.
Disini peran guru sebagai fasilisator lebih penting dari pada sebagai nara
sumber ,karena peran guru sebagai fasilisator dapat membantu dan mengarahkan proses
belajar mengajar (PBM) dengan cara :
1. Membangkitkan minat belajar peserta didik.
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
3. Menyajikan materi dengan struktur yang baik.
4. Memberi kesempatan peserta didik untuk berlatih dan memberi umpan balik
(fead back )
5. Memperhatikan dan menjelaskan hal- hal yang sulit atau tidak dipahami.
6. Menciptakan komunikasi dua arah (pendidik dan peserta didik ).
Dalam pembuatan bahan ajar ,maka ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar
sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
A. Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar
Fungsi bahan ajar ini dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1). Fungsi bahan ajar bagi pendidik,diantranya :
Menghemat waktu pendidikan dalam mengajar
Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilisator
Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif
Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktifitas dalam
proses pembelajaran dan merupakan kompetensi yang semestinya diajarkan kepada
peserta didik.
Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
6
Peserta didik dapat belajar belajar sesuai kecepatannya masing masing
Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.
Membantu peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri,dan
Sebagi pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dlam proses pembelajaran dan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari dan
dikuasainya.
7
3. Memiliki relevansi dengan kurikulum dalam hal tujuan dan cara
pencapaiannya.
Menurut Mulyasa (2006: 46-47), bahan ajar juga memiliki 3 (tiga) keterbatasan,
yaitu sebagai berikut:
1. Membutuhkan keahlian tertentu dalam menyusun bahan ajar yang baik.
Bahan ajar yang baik tidak hanya berisi tujuan dan alat ukur
pencapaiannya saja namun juga tertulis tentang pengalaman belajar
siswa.
2. Membutuhkan manajemen pendidikan yang berbeda dibanding
pembelajaran konvensional, karena sulit menentukan proses penjadwalan
dan kelulusan masing-masing siswa yang memiliki kemampuan
beragam.
3. Membutuhkan sumber belajar pendukung yang sangat mahal dibanding
pembelajaran konvensional
Untuk dapat melakukan evaluasi terhadap ”sesuatu” kita memerlukan pengetahuan
mengenai sisi positif dan negatif dari sesuatu tersebut. Dengan mengetahui kedua sisi
tersebut, kita dapat menghasilkan evaluasi yang lengkap. Dengan demikian, kita akan
dapat menghasilkan evaluasi yang memperlihatkan aspek yang berkualitas tinggi dari
sesuatu yang dievaluasi pada saat yang bersamaan juga dapat memunculkan aspek yang
masih dapat ditingkatkan kualitasnya.
Pendekatan yang sama akan kita lakukan dalam melakukan evaluasi terhadap bahan
ajar khususnya bahan ajar cetak. Sebelum melakukan evaluasi ( dengan menggunakan
format dan langkah yang terstruktur), Anda akan diingatkan tentang kelebihan dan
kelemahan bahan ajar. Gunakan informasi ini sebagai latar belakang pada saat Anda
melakukan evaluasi.
Bahan ajar menurut Pannen (1995) didefinisikan sebagai kumpulan bahan atau
materi pelajaran yang disusun secara sistematis untuk digunakan pendidik dan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Di samping itu , bahan ajar bersifat unik dan spesifik.
Unik dalam pengertian bahwa bahan ajar hanya digunakan untuk audiens tertentu dalam
suatu proses pembelajaran tertentu. Spesifik mencerminkan bahwa bahan ajar dirancang
sedemikian rupa hanya untuk mencapai tujuan tertentu dari audiens tertentu dan
sistematika cara penyampaiannya disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang
8
menggunakannya. Sedangkan bahan ajar cetak menurut Kemp dan Dayton (1985)
didefinisikan sebagai sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas yang dapat berfungsi
untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi.
Bahan ajar cetak , seperti juga bahan ajar yang menggunakan media lain,
mempunyai aspek positif yang menyebabkan bahan ajar cetak dipilih dan digunakan
dalam proses pembelajaran. Aspek positif ini tidak muncul begitu saja, tetapi perlu
ditunjang oleh langkah-langkah terstruktur sehingga aspek positif ini dapat muncul
dalam bahan ajar cetak yang kita kembangkan.Pengetahuan mengenai aspek positif dari
bahan ajar cetak ini berguna baik pada saat kita memilih atau mengembangkan bahan
ajar cetak tetapi juga bermanfaat pada saat kita melakukan evaluasi terhadap produk
bahan ajar cetak. Pada saat melakukan evaluasi , Anda diharapkan cukup jeli melihat
kehadiran aspek positif dalam produk yang dievaluasi.
Aspek positif bahan ajar cetak dikemukan oleh Bates ( 1985) dan Heinich (1996)
sebagai berikut:
9
dalamnya dapat dengan cepat diakses dan mudah dibaca secara sekilas oleh
penggunanya.
5. Dari sudut ekonomi
Bahan ajar cetak relatif murah untuk diproduksi atau dibeli dan dapat digunakan
berulang-ulang. Di samping itu, pengirimannya relatif lebih mudah, efisien, cepat dan
ongkosnya relatif lebih murah.
Di samping mempunyai sisi positif, maka bahan ajar juga mempunyai sisi
negatif atau kelemahan-kelemahan . Kelemahan bahan ajar cetak antara lain:
1. tidak mampu mempresentasikan gerakan , pemaparan materi bersifat linear,
tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan.
2. sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan
memahami bagian tertentu dari bahan ajar tersebut.
3. sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang memiliki
banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban
yang kompleks dan mendalam.
4. tidak dapat mengakomodasi peserta didik dengan kemampuan baca terbatas
karena bahan ajar cetak ditulis pada tingkat baca tertentu.
5. memerlukan pengetahuan prasyarat agar peserta didik dapat memahami
materi yang dijelaskan. Peserta didik yang tidak memenuhi asumsi
pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami.
6. cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagian guru yang menuntut
peserta didiknya untuk menghafal data, fakta, dan angka. Tuntutan ini akan
membatasi penggunaan bahan ajar cetak hanya sebatas alat bantu menghafal.
7. kadangkala memuat terlalu banyak terminologi dan istilah sehingga dapat
menyebabkan beban kognitif yang besar kepada peserta didik.
8. presentasi satu arah karena bahan ajar cetak tidak interaktif sehingga
cenderung digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadai.
10
Schramm mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Secara khusus, kata tersebut
dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari
satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai
alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi
berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi
lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Latuheru menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik
yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi
komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan
berdaya guna.Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang
besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran
yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar
dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila
penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang
pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya.
11
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya
misalnya melalui karya wisata. Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun
binatang.
12
guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat
memperkaya wawasan siswa.
3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak
didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a) Menimbulkan kegairahan belajar
b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan
c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan
minat masing-masing.
13
Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan
sama untuk setiap siswa,maka guru akan mengalami kesulitan. Semuanya itu harus
diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini
juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemempuan dalam:
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama.
14
a. Pengertian Membaca Permulaan
Membaca Permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa
sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai
teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru
perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan
kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
15
sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem yang
sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat (Nuryati, 2007).
16
Dalam Pembelajaran Permulaan ada beberapa metode yang digunakan antara lain:
a. Metode Eja
Pembelajaran Membaca Permulaan dengan metode ini memulai pengajarannya
dengan mengenalkan huruf-huruf secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut dilafalkan anak
sesuai bunyinya menurut abjad. Setelah melalui tahapan ini , para siswa diajak untuk
berkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah
dikenalnya.
Misalnya : b, a – ba (dibaca be.a – ba)
d,u – du (dibaca de.u – du)
ba-du dilafalkan badu
b, u, k, u menjadi b.u – bu (dibaca be.u – bu)
k.u – ku (dibaca ka.u – ku)
Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah anak-anak bisa menulis huruf-
huruf lepas, kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf yang berupa
suku kata. Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat
sederhana. Contoh-contoh perangkaian huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi
kata, dan kata menjadi kalimat. Dalam pemilihan bahan ajar membaca dan menulis
permulaan hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak,
dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar dengan kehidupan anak menuju yang sulit dan
mungkin merupakan sesuatu yang baru bagi anak.
17
Dengan demikian kata “nani” dieja menjadi :
En.a – na
En.i – ni – dibaca – na-ni
Metode abjad yaitu na,na-nana
Metode ini sebenarnya merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar proses
pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode eja/abjad. Perbedaannya hanya
terletak pada cara atau sistem pembacaan (pelafalan) abjad. Beda antara metode abjad,
huruf diucapkan sebagai abjad, sedangkan pada metode bunyi huruf diucapkan sebagai
bunyi.
Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat
sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat dimaksud seperti pada contoh
dibawah ini :
ka-ki ku-da
ba-ca bu-ku
cu-ci ka-ki (dan sebagainya).
d.Metode Global
18
Sebagai contoh, dibawah ini merupakan bahan ajar untuk membaca dan menulis
permulaan yang menggunakan metode global.
1. Memperkenalkan gambar dan kalimat
2. Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata
menjadi huruf-huruf.
Misalnya :
ini mimi
ini mimi
i-n-i mi-mi
i-n-i m-i-m-i
19
BAB III
KESIMPULAN
A.Kesimpulan
Bahan ajar adalah sebuah persoalan pokok yang tidak bisa dikesimpangkan
dalam satu kesatuan pembahansan yang utuh tentang cara pembuatan bahan ajar. Selain
itu, Depdiknas juga menambahkan bahwa bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks
yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran.
Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat
komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada
penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi
yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi
ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran membaca adalah suatu kegiatan untuk memperoleh
informasi tentang hasil pembelajaran membaca, kemudian mengolah dan
menafsirkannya dengan tolok ukur tertentu.
B.Saran
20
Dari uraian di atas penulis berharap agar kita bisa memahami betapa pentingnya
bahan ajar,media dan evaluasi membaca permulaan . Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan khusus nya untuk para pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
https://aguswuryanto.wordpress.com/2010/09/02/evaluasi-bahan-ajar/
http://www.asikbelajar.com/2012/10/manfaat-media-dalam-pembelajaran.html
http://anaozen.blogspot.com/2017/03/membaca-permulaan.html
Nur, Mohamad. 2000. Media Pengajaran dan Teknologi Untuk Pembelajaran. Makalah
tidak diterbitkan.
Nur, Mohamad. 2001. Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual. Makalah tidak
diterbitkan.
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta:Diva Press
Rahmi,Aida dan Harmi Hendra. 2013. Pengembangan Bahan Ajar MI.Curup: Lp2
STAIN Curup
21