Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TUJUAN DAN SEJARAH PENDIDIKAN

Mata Kuliah : Dasar Landasan Pendidikan

Disusun Oleh Kelompok 2:

1.

Dosen Pengampu : Jumali,S.Pd., M.Pd.

PRODI : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

SEMESTER : II (DUA)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


MUHAMMADIYAH OKU TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2019
2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kehidupan kepada makhluk
ciptaan-Nya, yang telah melebihkan manusia dibandingkan dengan makhluk
ciptaan-Nya yang lain.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad


saw. Sebagai sosok yang sangat kita muliakan karena akhlaknya dan
kepribadiannya yang dapat kita pelajari dari berbagai hadis yang telah
diriwayatkan oleh banyak sahabat.

Dalam makalah ini menjelaskan tentang “TUJUAN DAN SEJARAH


PENDIDIKAN”.Dikarenakan tidak memungkinkannya penjabaran secara
menyeluruh, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu membimbing penulisan makalah
ini.

Wasalamu’alaikum wr. wb.

Belitang, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. pendidikan Pada Zaman Dahulu......................................................2
B. Pendidikan Pada Masa Sekarang / Era Global.................................9
C. Tujuan Pendidikan...........................................................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................

ii
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadia, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. (UURI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional)
Selama ada kehidupan, selama itu perlu adanya pendidikan di dunia.
Pendidikan di dunia telah terjadi sejak zaman purba. Dengan kata lain, pendidikan
di Indonesia telah dilaksanakan sejak sebelum kemerdekaan hingga sekarang.
Kondisi pendidikan di setiap Negara berubah-ubah tergantung masa atau
zamannya, termasuk di Indonesia. Kondisi pendidikan di Indonesia terus
berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan pendidikan dipengaruhi banyak
hal. Dalam pelaksanaan pendidikan, tentunya muncul berbagai permasalahan, baik
masalah sederhana hingga masalah yang serius.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi pendidikan pada zaman dahulu ?
2. Bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia pada masa sekarang ?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di
atas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui kondisi pendidikan pada zaman dahulu.
2. Mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia pada masa sekarang.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Pada Zaman Dahulu


1. Pendidikan Sebelum Kemerdekaan
a. Zaman Purba
Kebudayaan yang berkembang pada penduduk asli disebut Paleolitis
(kebudayaan lama/tua), sedangkan kebudayaan moyang bangsa Indonesia
disebut neolitis (kebudayaan baru) yang menganut kepercayaan animisme dan
dinamisme. Tata masyarakatnya bersifat egaliter, tidak ada stratifikasi yang
jelas. Masyarakatnya dipimpin oleh pemuka adat.
Tujuan pendidikan saat itu adalah agar generasi muda dapat mencari
nafkah, membela diri dan hidup bermasyarakat. Belum ada pendidikan formal,
maka kurikulum pendidikannya meliputi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
mengenai agama.

b. Zaman Kerajaan Hindu-Budha


Stratifikasi sudah nampak jelas, antara yang dijamin (raja dan
pegawai-pegawainya) dan yang menjamin (rakyat).  Berkembanglah
feodalisme di dalam masyarakat dengan dtemukan tulisan tertua (tulisan huruf
Palawa bahasa sansekerta) oleh para ilmuwan sejarah di dekat Bogor dan
Kutai.
Pada jaman kerajaan Tarumanegara, Kutai telah berkembang
pendidikan informal berbentuk Perguruan dan Pesantren. Sebagai pendidik
(guru dan pendhita) adalah kaum Brahmana yang kemudian guru
menggantikan kedudukannya para Brahmana. Implikasi dari feodalisme
pendidikan bersifat aristokratis artinya masih terbatas hanya untuk minoritas
yaitu anak-anak kasta Brahmana dan Ksatria, belum menjangkau mayoritas
dari anak-anak kasta Waisya dan Syudra.
Tujuan pendidikan umumnya agar menjadi penganut agama yang taat,
mampu hidup bermasyarakat, mampu membela diri, dan membela negara.
Darmapala sangat terkenal sebagai guru Budha yang dimungkinkan candi

2
Borobudur, candi mendut merupakan pusat-pusat pendidikan agama Budha
yang menghasilkan karya sastra yang bermutu tinggi oleh para empu
(pujangga) seperti : Kitab Pararaton (Empu Kanwa), Negara Kertagama
( Empu Sedah dan Empu Panuluh), Arjuna Wiwaha dan Barathayuda ( Empu
Prapanca)

c. Zaman Kerajaan Islam


Pada abad 14 melalui saudagar yang beragama Islam masuk dan
menyebarkan agama Islam di pulau Jawa dengan jasa wali songo, akhirnya
berdirilah kerajaan Islam. Pada umumnya tujuan pendidikan untuk
menghasilakan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT. Pendidikan
berlangsung dalam keluarga dan lambaga-lembaga pendidikan seperti langgar-
langgar, masjid, dan pesantren.

d. Zaman Pengaruh Portugis dan Spanyol


Bangsa Portugis dan bangsa Spanyol datang untuk berdagang dan
sebagai missionaris (penyebar agama katholik). Mereka mendirikan sekolah
yang kurikulumnya berisi pendidikan agama katholik ditambah mata pelajaran
membaca, menulis dan berhitung.

e. Zaman kolonial Belanda


Pada zaman kolonial Balanda karakteristik kondisi sosial budaya yaitu :
1) Berlangsung penjajahan kolonialisme
2) Monopoli hasil pertanian
3) Stratifikasi sosial
Namun dengan semakin sadarnya bangsa Indonesia akan makna
nasional dan kemerdekaan lahirlah berbagai pergerakan dalam jalur politik
dan pendidikan. Kondisi pendidikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah kolonial

3
Belanda sesuai kepentingan penjajah dan pendidikan yang dilaksanakan oleh
kaum pergerakan sebagai sarana perjuangan demi mencapai kemerdekaan. Ciri-
ciri pendidikan zaman itu adalah minimnya partisipasi bagi rakyat hanya untuk
bangsa belanda dan putera golongan priayi, pendidikan bertujuan untuk
menghasilkan tenaga kerja murah atau pegawai rendahan.
Pendidikan kaum pergerakan sebagai sarana perjuangan
kemerdekaan, antara lain :
1) Tahun 1908 Budi Utomo menjelaskan bahwa tujuan perkumpulan adalah
untuk kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa. Dalam bidang
pendidikan mendirikan Sekolah Sentral di Solo dan Yogyakarta yaitu
Kweekschool.
2) Tahun 1912 K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah.
3) Tahun 1915 didirikan Trikora Dharmo, dan selanjutnya berdiri berbagai
perkumpulan pemuda hingga terwujudnya sumpah pemuda 1928.
4) Tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman siswa.
5) Tahun 1926 Muhamad Safei mendirikan INS (Indonesisch Nederland
School)
6) Dll.
Dari sini pergerakan nasional melahirkan kesadaran mengenai
pentingnya peranan pendidikan nasional dalam mempersiapkan kelahiran
negara nasional. Ciri pendidikan nasional :
1) Bersifat nasionalistik dan sangat anti kolonialis
2) Berdiri sendiri atau percaya kepada kemampuan sendiri
3) Pengakuan kepada eksistensi perguruan swasta sebagai perwujudan harga
diri yang tinggi dan kebhinekaan masyarakat Indonesia.

f. Zaman Kedudukan Jepang


Bangsa Indonesia berada pada kekuasaan pendudukan militerisme,
implikasinya dalam bidang pendidikan di Indonesia sebagai berikut :
1) Tujuan dan isi pendidikan diarahkan demi kepentingan perang Asia Timur
Raya

4
2) Hilangnya sistem dualisme dalam pendidikan. Terdapat jenjang sekolah :
Sekolah Rakyat, Sekolah Menengah, Sekolah Menengah Tinggi, dan
Perguruan Tinggi.
3) Sistem pendidikan menjadi lebih merakyat.

2. Pendidikan Sesudah Kemerdekaan


a. Kondisi Pendidikan Periode 1945 – 1969
1) Zaman Revolusi Fisik Kemerdekaan
Jenjang pendidikan disempurnakan menjadi SMTP dan SMTA dan
mulai mempersiapkan sistem pendidikan nasional sesuai dengan amanat
UUD 1945. Menteri pendidikan, pengajaran dan kebudayaan
mengintruksikan agar membuang sistem pendidikan kolonial dan
mengutamakan patriotisme. Rancangan UU yang dihasilkan : UU RI no. 4
tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah.

2) Peletakan Dasar Pendidikan Nasional


Mulai tanggal 18 Agustus 1945, sejak PPKI menetapkan UUD
1945 sebagai konstitusi negara yang didalamnya memuat pancasila,
implikasinya bahwa sejak saat itu dasar sistem pendidikan nasional kita
adalah Pancasila dan UUD 1945.

3) Demokrasi Pendidikan
Sesuai amanat UUD 1945 dan UU RI No. 4 tahun 1950 pemerintah
mengusahakan terselenggaranya pendidikan yang bersifat demokratis yaitu
kewajiban belajar sekolah bagi anak-anak yang berumur 8 tahun.

4) Lahirnya LPTK pada Tingkat Universitas


Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan mendorong Prof.
Moh. Yamin mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Atas
dasar konferensi antar FKIP negeri seluruh Indonesia maka lembaga
pendidikan tenaga guru ( PGSLP, Kursus BI, BII, dan PTPG)
diintegrasikan dalam FKIP pada Universitas. Kemudian didirkan IKIP

5
yang berdiri sendiri sebagai pindahan dari PTPG sesuai dengan UU PT
No. 22 tahun 1961.

5) Lahirnya Perguruan Tinggi


Pada tanggal 4 Desember 1961 lahir UU No. 22 tentang perguruan
tinggi dengan prinsip Tridharma Perguruan Tinggi.

b. Kondisi Pendidikan Pada PJP I : 1969 – 1993


Selama kurun waktu pelita I-V, pendidikan Indonesia mengalami banyak
bahan dan kemajuan, semakin mantapnya sistem pendidikan nasional dengan
disahkannya Undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional beserta sejumlah Peraturan Pemerintah yang menyertainya.
1) UU tentang Sistem Pendidikan Nasional
Sebagai penjabaran Undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional disahkan 8 Peraturan Pemerintah (PP) yaitu :
 PP No. 27/1990 tentang Pendidikan Prasekolah
 PP No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar
 PP No. 29/1990 tentang Pendidikan Menengah
 PP No. 30/1990 tentang Pendidikan Tinggi (kemudian diganti PP No.
60/1999)
 PP No. 72/1991 tentang Pendidika Luar Biasa
 PP No. 73/1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah
 PP No. 38/1992 tentang Tenaga Kependidikan
 PP No. 39/1992 tentang Peran serta Masyarakat dalam Pendidikan
Nasional.

2) Taman Kanak-Kanak
Pendidikan di TK mengalami perkembangan yang cukup
mengesankan, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat khususnya orang
tua semakin menyadari akan pentingnya pendidikan prasekolah sebagai
wahana untuk menyiapkan anak dari segi sikap, pengetahuan, ketrampilan
guna memasuki SD.

6
3) Pendidikan Dasar
Prestasi yang sangat mengesankan yang dicapai selama PJOPI
ialah melonjaknya jumlah peserta didik pada SD dan MI. Kendala yang
dihadapi adalah banyaknya siswa putus sekolah dan angka tinggal kelas
cukup tinggi. Untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia
hingga minimal berpendidikan SLTP maka pada tanggal 2 Mei 1994
program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dicanangkan.

4) Pendidikan Menengah
Persoalan yang menonjol pada SLTA umum selama pelita V adalah
tentang mutu kelulusan yang terutama diukur dari kesiapannya untuk
memasuki jenjang perguruan tinggi. NEM dan UMPTN menunjukkan
keragaman dalam mutu SLTA antara sekolah dan lokasi geografis yang
berbeda-beda. Maka pada Repelita VI  upaya memperbanyak jumlah SLTA
Umum yang bermutu menjadi prioritas melalui pengembangan SMU Plus
yang dilakukan melalui pengerahan peran serta masyarakat.

5) Pendidikan Tinggi
PTN dan PTS sama-sama menghadapi tantangan mengenai
rendahnya proporsi mahasiswa yang mempelajari bidang teknologi dan
MIPA yang menimbulkan dampak negatif pada dunia kerja. Mengingat
dosen memegang peranan kunci dalam peningkatan mutu maka peningkatan
kualifikasi dosen merupakan prioritas dalam pengembangan pendidikan
tinggi di Indonesia saat ini.

6) Pendidikan Luar Sekolah


Pembangunan pendidikan luar sekolah diprioritaskan pada
pemberantasan buta aksara melalui perluasan jangkauan kejar paket A.
Hasilnya adalah semakin menurunnya jumlah warga masyarakat yang buta
huruf.

7
7) Tantangan, Kendala, dan Peluang
Berdasarkan perkembangan pendidikan pada PJP I, ada sejumlah
tantangan yang dihadapi oleh pendidikan Indonesia pada masa-masa
selanjutnya, yaitu :
 Belum mampunya pendidikan mengimbangi perubahan struktur ekonomi
dari pertanian tradisional ke industri dan jasa.
 b)   Masih rendahnya relevansi pendidikan
 c)    Masih belum meratanya mutu pendidikan
 d)   Masih tingginya angka putus sekolah dan tinggal kelas
 e)    Masih banyaknya kelompok umur 10 tahun yang buta huruf
 f)    Masih kurangnya peran serta dunia usaha dan pendidikan

Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kinerja pendidikan


nasional, Yaitu :
 Kemiskinan dan keterbelakangan
 Terbatasnya guru yang bermutu
 Terbatasnya sarana dan prasarana
 Manajemen sistem pendidikan yang belum secara terarah menuju
peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan

Adapun peluang yang dimiliki oleh pendidikan nasional ialah:


 Keberhasilan wajib belajar 6 tahun yang memberi landasan bagi
pelaksanaan wajar sembilan tahun.
 Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
 Semakin luasnya sarana komunikasi
 Semakin tersebarluasnya lembaga pendidikan negeri dan swasta
 Adanya UU No. 2/1989 tentang sistem pendidikan nasional yang
memberikan landasan yang kokoh bagi pendidikan nasional

8
B. Pendidikan Pada Masa Sekarang / Era Global

Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh.


Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional
tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan
pendidikan di Indonesia. Perasaan ini disebabkan karena beberapa hal yang
mendasar.

Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi


dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi
memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia
berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas
membandingkan kehidupan dengan Negara lain. Yang kita rasakan sekarang
adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal
maupun informal. Oleh karana itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber
daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia
di Negara-negara lain.
Setelah diamati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di
berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal
itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat
penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan
untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Ada banyak penyabab
mengapa mutu pendidikan di Indonesia, baik pendidikan formal maupun informal,
dinilai rendah. Penyebab rendahnya mutu pendidikan yang akan kami paparkan
kali ini adalah masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan,
masalah efesiensi pendidikan, dan masalah relevansi pendidkan.
Kondisi pendidikan masa kini banyak di pengaruhi oleh hal-hal sebagai :
1. Arah pendidikan kurang jelas
2. Pendidikan sebagai barang mahal, artinya pendidkan yang berbasis hanya
di kategorikan saja tanpa seimbang dengan kenyataannya dan hanya untuk
sebagai bahan bisnis. Orang akan tertarik pada sekolah-sekolah yang

9
berbasis, sehingga biayanya pun pasti mahal, maka sekolah pun dijadikan
ajang bisnis.
3. Penyelewengan dana : pihak sekolah berlaku tidak adil atas hak peserta
didiknya, dana untuk keperluan sekolah banyak yang di korupsi oleh para
pihak sekolah, sehingga sistem atau struktur sekolah pun tidak tersalurkan
dengan baik dan banyak kekurangannya.
4. Kualitas dan kuantitas guru yang kurang : guru yang kurang profesional
dalam mengembangkan pengajarannya dan tidak sesuai dalam sistem
pemberian pembelajaran.
5. Pendidikan tidak merata 
6. Kurang penghargaan pada guru atau dosen

Akibat dari hal tersebut dikarenakan adanya :


1. Politasi pendidikan
2. Oper spesialisasi
3. Sekularitas pendidikan

C. Tujuan Penddikan

Pendidikan merupakan hal yang sudah ada sejak zaman dahulu. Menurut
sejarah bangsa Yunani, tujuan pendidikan adalah ketentraman. Dengan kata lain,
tujuan pendidikan menurut bangsa Yunani adalah untuk menciptakan kedamaian
dalam kehidupan. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang
dicapai oleh peserta didik setelah diselenggatan kegiatan pendidikan. 

Beberapa tokoh memiliki definisi masing-masing untuk tujuan pendidikan,


diantaranya:

1. Ki Hadjar Dewantoro
Tujuan pendidikan adalah untuk mendidik anak agar menjadi manusia
yang sempurna hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan manusia yang
selaras dengan alamnya (kodratnya) dan masyarakatnya.

10
2. Friedrich Frobel
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi makhluk aktif dan
kreatif.

3. John Dewey
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi anggota masyarakat
yang baik, yaitu anggota masyarakat yang mempunyai kecakapan praktis dan
dapat memecahkan problem sosial sehari-hari dengan baik. 

Sementara itu, Negara Indonesia memiliki tujuan pendidikan yang diatur


dalam UUD 1945 dan Undang-Undang No.20 Tahun 2003. Menurut UUD
1945, tujuan pendidikan nasional diatur dalam pasal 31 ayat 3 dan pasal 31
ayat 5.

UUD 1945 Pasal 31 ayat 3 menyebutkan “Pemerintah mengusahakan dan


menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”.

Sementara UUD 1945 Pasal 31 ayat 5 menyebutkan “Pemerintah


memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-
nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia”. 

Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003, tujuan pendidikan nasional


adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Tujuan pendidikan nasional juga untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

11
4. Langeveld
Sedikit berbeda, Langeveld mengkategorikan tujuan pendidikan menjadi
enam, yaitu:
1. Tujuan Pendidikan Umum
Tujuan pendidikan secara umum adalah untuk mencapai kedewasaan
jasmani dan rohani anak didik. Pertumbuhan jasmani yang dimaksud dalam
tujuan pendidikan adalah apabila batas pertumbuhan fisik maksimal yang bisa
dicapai oleh seorang anak. Sementara kedewasaan rohani dalam tujuan
pendidikan berarti mampunya seorang anak untuk menolong dirinya sendiri
ketika mengalami permasalahan dan mampu bertanggung jawab atas semua
perbuatannya.
 
2. Tujuan Pendidikan Khusus
Tujuan pendidikan secara khusus adalah tujuan pendidikan yang hendak
dicapai secara khusus berdasarkan usia, jenis kelamin, sifat, bakat, intelegensi,
lingkungan sosial budaya, dan lain sebagainya. 

3. Tujuan Pendidikan Tidak Lengkap


Tujuan pendidikan tidak lengkap adalah tujuan pendidikan yang
menyangkut hanya sebagian aspek pada hidup manusia. 

4. Tujuan Pendidikan Sementara


Tujuan pendidikan terkadang tidak dapat dicapai hanya melalui satu
langkah. Tujuan pendidikan sementara dapat dipahami sebagai proses yang
ditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan utama setingkat demi setingkat.
Tujuan pendidikan pada tiap tingkatan inilah yang dipahami sebagai tujuan
pendidikan sementara. 

5. Tujuan Pendidikan Intermedier


Tujuan pendidikan intermedier merupakan tujuan pendidikan sampingan
yang berfungsi sebagai perantara tujuan pendidikan pokok. Contohnya, orang
tua membiasakan anaknya untuk mencuci piring setelah selesai makan.

12
Kebiasaan ini ditanamkan sebagai tujuan pendidikan supaya anak memiliki
rasa tanggung jawab. 

6. Tujuan Pendidikan Insidental


Tujuan pendidikan insidental merupakan tujuan pendidikan yang dicapai
pada saat-saat tertentu dengan sifat seketika dan spontan. Contohnya orang tua
menegur anaknya agar tidak melukai binatang ketika si anak hendak
mengambil batu untuk melempar anjing di depannya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan bebeapa hal yang telah dipaparkan pada BAB II, maka dapat
kita simpulkan bahwa :
1. Pendidikan pada zaman dahulu terbagi atas dua hal yaitu pendidikan
sebelum merdeka dan sesudah merdeka. Pendidikan sebelum merdeka
meliputi zaman purba, zaman kerajaan hindu-budha, zaman kerajaan
Islam, zaman Portugis dan  Spanyol, zaman Belanda, dan Zaman
Kedudukan Jepang. Sedangkan sesudah kemerdekaan meliputi: periode
1945-1969, periode 1969-1993.
2. Pendidikan pada masa sekarang disebut juga pendidikan era global yang
banyak dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK.

B. Saran
1. Guru sebaiknya mengetahui dengan jelas perkembangan pendidikan dari
zaman ke zaman. Hal ini dikarenakan guru dapat mengambil aspek yang
baik dari pendidikan dahulu dan kemudian dikembangkannya agar
menjadi lebih baik lagi.
2. Guru sebaiknya menguasai IPTEK dengan sangat kompeten untuk
meningkatkan kinerjanya, karena IPTEK merupakan  aspek yang sangat
mempenngaruhi perkembangan pendidikan Indonesia saat ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kecilku, Perpus. “Pendidikan dari masa ke masa”. 09 juni 2014.


Pidarta, Made:Landasan Kependidikan; Rineka Cipta, Jakarta, 1997

15

Anda mungkin juga menyukai