Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

"GOLONGAN ELIT BARU INDONESIA DAN TUMBUHNYA

KESADARAN AWAL KEBANGSAAN"

Disusun oleh:

•M.Isrotul Ihwan

•Suci Mar Anggraini

Kelompok : 13

Kelas : XI MIPA 4

SMA NEGERI 1 CIGUDEG

TAHUN AJARAN 2019/2020


Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,rizki dan hidayah
nya.Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru dan teman teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih
banyak kekurangan oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.Dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman teman semua. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.

Bogor,02 november 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................

Daftar Isi................................................................................

BAB 1 : PENDAHULUAN

a. Latar Belakang................................................................

b. Rumusan Masalah..........................................................

c. Tujuan..............................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

a.Golongan Elit Baru ...........................................................

b. Tumbuhnya Kesadaran Awal Kebangsaan....................

BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN...................................................................

B. SARAN..............................................................................

C. DAFTAR PUSTAKA..........................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
golongan elit baru merupakan golongan pribumi Indonesia yang sanggup menerima perubahan
kebudayaan serta pemikiran yang berasal dari Barat.

B. Rumusan Masalah

a) Apa itu golongan elite baru?

b) bagaimana tumbuhnya kesadaran awal kebangsaan?

C. Tujuan
a) Untuk mengetahui apa itu golongan elit baru

b) untuk mengetahui bagaimana awal tumbuhnya kesadaran kebangsaan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Golongan Elit Baru


Pada masa sebelum penjajahan Belanda hingga pada munculnya politik etis di Indonesia,
terdapat satu kesatuan budaya asli yang masih tradisional yang dianut oleh masyarakat
Indonesia. Kebudayaan asli yang masih dipegang erat oleh masyarakat Indonesia, seperti
pengabdian kepada raja, pemilik tanah hingga pada kelayakan perolehan pendidikan hanya
pada golongan bangsawan. Oleh karena itulah muncul golongan elit tradisional seperti raja,
tuan tanah dan bangsawan yang memiliki harkat, martabat dan derajat sangat tinggi di
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kedudukan atau jabatan yang dipegangnya.

Elit tradisional adalah orang – orang besar (priyayi) yang belum terpengaruh pemikiran Barat,
seperti Kejawen dan Islam santri. Elit tradisional berasal dari keturunan raja, bangsawan atau
priyayi yang memperoleh status kebangsawanannya dari garis keturunan. Menurut Niel
(1984:58) “dualisme...orang Indonesia...pendidikan (rasionalitas) dan takhyul”. Graves (2007:11)
menyebutkan...tingkat pengaruh yang dimiliki pihak elit tradisional dalam persaingan
memperoleh kekayaan dan prestise didasarkan keturunan itu sendiri. Suryanegara (2009:277)
memiliki pendapat sendiri bahwa “perubahan pola pikir masyarakat Islam akan kesadaran
teritorial dan identitas telah tergambarkan jauh sebelum pemikiran Barat hadir di Indonesia”.
Artinya tidak bisa kita mengatakan bahwa Islam atau sebelum pemikiran Barat datang di
Indonesia bahwa elit tradisional sangat rendah wawasannya.

Menurut sejarawan Sartono Kartodirdjo, elite adalah golongan social terkemuka yang
menempati posisi dan memainkan peran penting dalam perubahan sosial Indonesia. Golongan
elit baru cenderung melancarkan perubahan. Menurut Sartono Kartodidjo, Hindia Belanda
adalah Negara modern pertama yang mewariskan tidak sedikit tradisi kelembagaan kepada
Negara Indonesia setelah Indonesia resmi merdeka. Adapun jenis golongan elit baru antara lain:

a) Elit Intelektual

Belanda mendirikan sekolah-sekolah di Indonesia sejak tahun 1901. Dari para siswa terpelajar
yang lulus maka akan menjadi golongan elit. Elit tidak hanya ditentukan dari keturunan atau
kepangkatan social tetapi juga berdasarkan dari tingkat pendidikan seseorang. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka semakin elit. Semakin terdidik, semakin tinggi status dan
pengaruhnya dalam masyarakat. Golongan elit yang mampu eksis dan terpandang tanpa ada
hubungan kekerabatan dengan kerajaan atau dengan bangsawan.

b) Elit Militer

Dengan adanya penjajahan nJepang dan adanya Perang Dunia II antara Blok Barat dan Blok
Sekutu maka muncul rasa untuk mempertahankan Negara Indonesia. Dalam rangka
mempertahankan Negara, maka terjadi perekrutan besar-besaran di kalangan anak muda
dengan syarat yakni orang itu harus berani perang.Pada masa itu ibukota Negara berpindah ke
daerah Yogyakarta karena gentingya keamanan Negara. Dalam perjalanannya anak-anak muda
ini menjadi potensi perwira dalam Angkatan Darat.

Pada perkembangannya golongan elit baru yaitu golongan terpelajar ini mulai berkecimpung di
seluruh bidang, seperti politik, sosial, budaya dan pendidikan. Tujuan golongan elit baru yaitu
memperoleh hak – hak layak hidup sebagai manusia yang bebas. Mereka bertujuan agar seluruh
anak Indonesia dapat bersekolah. Merak juga menuntut adanya kebebasan berpendapat.

Munculnya golongan elit baru ditandai dengan mulai dibentuknya Boedi Oetomo yaitu
organisasi yang bersifat sosial – budaya. Boedi Oetomo dibentuk tahun 1908 oleh Wahidin
Wirohusodo. Mereka memfokuskan perhatian pada kesadaran identitas bangsa, nasionalisme
dan persatuan beragam suku yang ada di Indonesia. Wahidin merekrut para mahasiswa alumni
STOVIA untuk bergabung kepada Boedi Oetomo dalam rangka menyatukan visi dan misi yakni
kebebasan dan hak layak hidup. Selain itu juga ada Organisasi Indische Partij yang bergerak
pada bidang politik. Mereka ingin memperjuangkan nasionaslisme sebagai kesadaran nasional
seluruh rakyat Indonesia.

Pada dasarnya, golongan elit baru merupakan golongan pribumi Indonesia yang sanggup
menerima perubahan kebudayaan serta pemikiran yang berasal dari Barat.

B. Tumbuhnya Kesadaran Awal Kebangsaan

Tumbuhnya kesadaran awal kebangsaan bangsa Indonesia didorong oleh dua faktor, baik faktor
intern maupun faktor ekstern.

1. Faktor Intern
a. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang

Indonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman nasional pada masa kebesaran Majapahit dan
Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama Majapahit memainkan peranan sebagai negara
nasional yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara. Kebesaran ini membawa pikiran
dan angan-angan bangsa Indonesia untuk senantiasa dapat menikmati kebesaran itu. Hal ini
dapat menggugah perasaan nasionalisme golongan terpelajar pada dekade awal abad XX.

b . Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan

Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa
Portugis. Politik devide et impera, monopoli perdagangan, sistem tanam paksa, dan kerja rodi
merupakan bencana bagi rakyat Indonesia. Penderitaan itu menjadikan rakyat Indonesia muncul
kesadaran nasionalnya dan mulai memahami perlunya menggalang persatuan. Atas prakarsa
para kaum intelektual, persatuan itu dapat diwujudkan dalam bentuk perjuangan yang bersifat
modern. Perjuangan tidak lagi menggunakan kekuatan senjata tetapi dengan menggunakan
organisasi-organisasi pemuda.

c . Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia

Perkembangan sistem pendidikan pada masa Hindia Belanda tidak dapat dipisahkan dari politik
etis. Ini berarti bahwa terjadinya perubahan di negeri jajahan (Indonesia) banyak dipengaruhi
oleh keadaan yang terjadi di negeri Belanda. Tekanan datang dari Partai Sosial Demokrat yang di
dalamnya ada van Deventer.

d . Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia

Perkembangan pendidikan di Indonesia juga banyak diwarnai oleh pendidikan yang dikelola
umat Islam. Ada tiga macam jenis pendidikan Islam di Indonesia yaitu pendidikan di surau atau
langgar, pesantren, dan madrasah. Walaupun dasar pendidikan dan pengajarannya
berlandaskan ilmu pengetahuan agama Islam, mata pelajaran umum lainnya juga mulai
disentuh.

e . Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia

Berkembangnya sistem pendidikan Barat melahirkan golongan terpelajar. Adanya diskriminasi


dalam pendidikan kolonial dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi untuk
mengenyam pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk kaum
pribumi.
f . Dominasi Ekonomi Kaum Cina di Indonesia

Kaum pedagang keturunan nonpribumi, khususnya kaum pedagang Cina semakin membuat
kesal para pedagang pribumi. Puncak kekesalan kaum pedagang pribumi terjadi ketika
keturunan Cina mendirikan perguruan sendiri yakni Tionghoa Hwee Kwan pada tahun 1901.

g . Peranan Bahasa Melayu

Di samping mayoritas beragama Islam, bangsa Indonesia juga memiliki bahasa pergaulan umum
(Lingua Franca) yakni bahasa Melayu. Dalam perkembangannya, bahasa Melayu berubah
menjadi bahasa persatuan nasional Indonesia. Dengan posisi sebagai bahasa pergaulan, bahasa
Melayu menjadi sarana penting untuk menyosialisasikan semangat kebangsaan dan
nasionalisme ke seluruh pelosok Indonesia.

h. Istilah Indonesia sebagai Identitas Nasional

Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk Hindia) dan kata nesos (bahasa
Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia. Istilah Indonesia,
Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya setelah banyak dipakai oleh
kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan
lain-lain. Dalam tabel berikut akan diuraikan perkembangan penggunaan istilah Indonesia.

2. Faktor Ekstern

Timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi dalam negeri,
juga ada faktor yang berasal dari luar (ekstern). Berikut ini faktor-faktor ekstern yang memberi
dorongan dan energi terhadap lahirnya pergerakan nasional di Indonesia.

a. Kemenangan Jepang atas Rusia

Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih)
menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit berwarna. Hal itu
ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika
pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar
sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang
terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.

b . Partai Kongres India

Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India
National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume pada
tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis
perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini,
terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan
di Indonesia.

c . Filipina di bawah Jose Rizal

Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 – 1898. Dalam perjalanan
sejarah Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang merintis pergerakan nasional
dengan mendirikan Liga Filipina. Pada tahun 1892 Jose Rizal melakukan perlawanan bawah
tanah terhadap penindasan Spanyol. Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana
membangkitkan nasionalisme Filipina dalam menghadapi penjajahan Spanyol. Dalam
perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896, setelah gagal dalam
pemberontakan Katipunan. Sikap patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal
membangkitkan semangat rela berkorban dan cinta tanah air bagi para cendekiawan di
Indonesia.

d . Gerakan Nasionalisme Cina

Dinasti Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina sejak tahun 1644 sampai 1912. Dinasti ini
dianggap dinasti asing oleh bangsa Cina karena dinasti ini bukan keturunan bangsa Cina.
Masuknya pengaruh Barat menyebabkan munculnya gerakan rakyat yang menuduh bahwa
Dinasti Manchu sudah lemah dan bekerja sama dengan imperialis Barat. Oleh karena itu muncul
gerakan rakyat Cina untuk menentang penguasa asing yaitu para imperialis Barat dan Dinansti
Manchu yang juga dianggap penguasa asing. Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali
dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh
pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.

e . Gerakan Turki Muda

Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha.
Gerakannya dinamakan Gerakan Turki Muda. Ia menuntut adanya pembaruan dan modernisasi
di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politis
bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan
modernisasi.
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
golongan elit baru merupakan golongan pribumi Indonesia yang sanggup menerima perubahan
kebudayaan serta pemikiran yang berasal dari Barat.

Terdapat dua faktor penyebab tumbuhnya kesadaran awal kebangsaan yaitu faktor internal dan
faktor eksternal

B. Saran
Sebagai generasi muda kita harus terus menjga selalu kesadaran akan kebangsaan terhadap
negara kita indonesia. Dan mengembangkan kembali golongan-golongan yang sekarang sudah
ada di sekitar kita.

Daftar Pustaka

http://aakkuucintaindonesia.blogspot.com/2013/02/materi-sejarah-kelas-xi-
faktor.html?m=1

https://www.google.com/amp/s/blog.ruangguru.com/sejarah-kelas-11-hubungan-
politik-etis-dengan-tumbuhnya-kesadaran-kebangsaan-indonesia%3fhs_amp=true

Anda mungkin juga menyukai