Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM SIFAT KOLIGATIF

LARUTAN

KELOMPOK III KIMIA KELAS XII IPA 3


1. Aprian Dwiatama (1)
2. Fauziyah Nur (9)
3. Meisya N (21)
4. Muhammad Firman(25)

SMA NEGERI 1 BANDUNG


T.A 2017-2018
BAB I
PENGANTAR PENELITIAN

A. Judul praktikum
Percobaan Oersted dan Hukum Biott Savart mengenai pengaruh kawat
arus berlarus terhadap pergerakan medan magnet di-sekitarnya.
B. Latar belakang
Medan magnet berasal dari dua kata, yaitu medan dan magnet. Medan berarti
daerah sedangkan magnet sebenarnya berasal dari gaya magnetik. Sehingga medan
magnet merupakn daerah yang dipengaruhi oleh gaya magnetik.
Besar medan magnet disebut kuat medan magnet yang menyatakan banyaknya
garis-garis gaya magnet pada suatu daerah tertentu. Medan magnet merupakan besaran
vektor, berarti memiliki besar dan arah.
Pada tahun 1785, Charles Coulomb telah berhasil menemukan pengaruh gaya
elektrostatis antara dua muatan. Penemuan ini juga menjelaskan bahwa di sekitar
muatan listrik timbul medan listrik. Pada langkah selanjutnya para ilmuwan
mengembangkan pengetahuan tentang hubungan muatan listrik dengan medan
magnet. Akhirnya pada tahun 1820 seorang ilmuwan Denmark, Hans Christian
Oersted berhasil membuktikan bahwa di sekitar kawat berarus ada medan magnet.
Dalam percobaannya, Oersted meletakkan magnet jarum (kompas) di sekitar kawat
berarus. Untuk kawat tak berarus kompas tetap sejajar kawat. Jika kawat dialiri arus
listrik maka jarum kompas akan menyimpang. Penyimpangan ini dapat membuktikan
bahwa di sekitar kawat berarus timbul medan magnet.
Dari penemuan Oersted ini dapat membuktikan bahwa arus listrik sangat
berhubungan dengan medan magnet. Besar medan magnet atau kuat medan magnet
dapat ditentukan dari Hukum Biot-Savart dan Ampere. Sedangkan arah medan magnet
dapat ditentukan dari percobaan Oersted.
Untuk menentukan arah medan magnet dapat menggunakan kaidah tangan kanan
dengan ibu jari lurus dan empat jari lain tertekuk tegak lurus. Ibu jari menyatakan arah
arus listrik dan empat jari lain sebagai arah induksi magnet.

Gejala penyimpangan magnet jarum di sekitar arus listrik membuktikan bahwa


arus listrik dapat menghasilkan medan magnet.

Jika arus listrik searah ibu jari, arah medan magnet yang timbul searah keempat jari
yang menggenggam. Kaidah yang demikian disebut kaidah tangan kanan

Pemagnetan suatu bahan oleh medan magnet luar disebut induksi. Induksi magnetik
sering didefinisikan sebagai timbulnya medan magnetic akibat arus listrik yang
mengalir dalam suatu penghantar. Oersted menemukan bahwa arus listrik
menghasilkan medan magnetik. Selanjutnya secara teoritis Laplace menyyatakan
bahwa kuat medan magnetik disekitar arus listrik.

a. Berbanding lurus dengan kuat arus listrik


b. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak suatu titik dari penghantar kawat
tersebut.
c. Arah induksi magnet tersebut tegak lurus dengan bidang yang dilalui arus
listrik.
Hubungan antara medan magnet, kuat arus, dan jarak titik dari kawat (penghantar
) dapat ditulis dalam persamaan berikut:

0
= 2

Ket: = medan magnet (Tesla)

= jarak titik dari penghantar (meter)

= permeabilitas ruang hampa (4x 10-7 Wb A-1m-1)

= Kuat Arus (Ampere)

C. Tujuan Praktikum
a. Menentukan arah simpangan kompas di sekitar kawat berarus
b. Menemukan hubungan medan magnetik dengan kuat arus
c. Mengamati medan magnet/induksi magnet di sekitar kawat berarus
d. Menyimpulkan hubungan antara ketiga proses fisika tersebut.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Alat
1. Tabung reaksi 5 buah
2. Gelas kimia 500 mL 2 buah
3. Termometer 1 buah
4. Batang pengaduk 1 buah
5. Pembakar spiritus 1 buah
6. Kassa asbes 1 buah
7. Kaki tiga 1 buah
8. Pipet tetes 2 buah
9. Gelas kimia 250 mL 3 buah
B. Bahan
1. Larutan NaCl 1 m 105 mL
2. Larutan NaCl 2 m 105 mL
3. Larutan urea 1 m 105 mL
4. Larutan urea 2 m 105 mL
5. Es batu 1 Kg
6. Garam dapur kasar 1 Kg
7. Aquades secukupnya
C. Cara kerja
Kegiatan I :
1. Buatlah campuran pendingin yang terdiri dari campuran es batu dan garam dapur kasar di
dalam gelas kimia.

2. Masukkan 5 mL air aquades ke dalam tabung reaksi


3. Masukan ke dalam 4 tabung reaksi yang terpisah masing-masing 5 mL larutan NaCl 1 m,
NaCl 2m, urea 1 m dan urea 2 m.

4. Masukan ke-lima tabung reaksi tersebut ke dalam campuran pendingin dan biarkan sampai
membeku (ditandai dengan air yang keruh)

5. Jika sudah terjadi pembekuan, angkat tabung reaksi dari campuran pendingin kemudian
aduk-aduk sampai sebagian mencair.
6. Kemudian ukurlah suhunya dan catat dalam tabel pengamatan

Kegiatan II :

1. Masukan aquades ke dalam gelas kimia sebanyak 100 mL.

2. Simpan gelas kimia yang berisi aquadest diatas kawat kassa, nyalakan pembakar spiritus lalu
didihkan air tersebut sampai mendidih.
3. Ukur suhu air aquadest saat mendidih menggunakan thermometer

4. Catat suhu larutan dalam table pengamatan.


5. Ulangi langkah 1 s/d 4 dengan mengganti aquadest dengan larutan NaCl 1 m, NaCl 2m, urea
1m, urea 2m.
Kegiatan III :

1. Masukan belimbing ke dalam wadah plastik lalu tambahkan air sampai belimbing terendam
air.

2. Masukan belimbing yang lain ke dalam wadah plastik lalu tambahkan larutan garam

3. Rendamlah kedua belimbing selama satu malam.

4. Catatlah pengamatan setelah direndam selama 1 malam.


BAB IV
ANALISIS DATA
A. Hasil pengamatan
a. Pengamatan pada kegiatan I (observasi penurunan titik beku)
Titik beku air murni (aquades) = 0

No. Larutan Konsentrasi (m) Titik beku Penurunan titik beku pada larutan
1. NaCl 1 -6 = = 0 (6) = 6
2. NaCl 2 -10 = = 0 (10) = 10
3. Urea 1 -5 = = 0 (5) = 5
4. Urea 2 -8 = = 0 (8) = 8

b. Pengamatan pada kegiatan II (observasi kenaikan titik didih)


Titik didih air murni (aquades) = 97 [Berdasarkan percobaan dalam praktikum]

No. Larutan Konsentrasi (m) Titik didih Kenaikan titik didih pada larutan
1. NaCl 1 100 = = 100 97 = 3
2. NaCl 2 101 = = 100 97 = 3
3. Urea 1 98 = = 98 97 = 1
4. Urea 2 100 = = 100 97 = 3

c. Pengamatan pada kegiatan III (observasi tekanan osmosis buah-buahan berair pada Larutan
garam vs air murni)

No. Zat Waktu Perubahan yang diamati


perendaman Ukuran tekstur Banyak Warna
larutan larutan
1. Belimbing yang Membesar kenyal Berkurang bening
direndam
dengan air
2. Belimbing yang 3 hari 2 malam mengkerut Mengkal bertambah keruh
direndam (matang,
dengan larutan keras)
garam

B. Pembahasan
I. Pada percobaan penurunan titik beku
Air murni (aquades) yang diuji pada praktikum ini memiliki titik beku ,
sehingga sesuai dengan standar titik beku aquades pada umumnya.
Penurunan titik beku pada Larutan Urea dan NaCl bervariasi pada masing-
masing konsentrasi, yaitu pada urea 1 dan 2 M masing masing 6, 10
pada NaCl 1 dan 2 M masing-masing 5, 8. Hal ini menunjukan bahwa
semakin besar konsentrasi urea dan NaCl maka akan semakin besar
penurunan titik beku, yang memang sesuai dengan teori sifat koligatif bahwa
suatu Larutan akan dipengaruhi oleh jumlah partikel zat perlarutnya
(konsentrasi Larutan) dan bukan dipengaruhi oleh jenis larutan-nya.
Sekalipun begitu dapat kita amati adanya perbedaan pada titik beku Larutan
yang memiliki konsentrasi sama dan jenis larutan berbeda, seperti pada NaCl 1
M dan urea 1 M memilki penurunan titik beku masing masing 6 dan 5,
NaCl 2 M dan urea 2 M memiliki penurunan titik beku masing-masing 10
dan 8. Hal ini jelas melanggar asas teori yang telah diperkenalkan pada
pembahasan sebelumnya (sifat koligatif, yaitu penurunan titik beku salah
satunya, tidak dipengaruhi oleh jenis larutan sehingga seharusnya titik bekunya
sama saja.)
Perbedaan pengukuran titik beku menurut teori dan berdasarkan pengamatan
sendiri ini, kemungkinan disebabkan oleh proses pembekuan masing-masing
larutan tidak sama, sehingga dalam pengukuran titik beku ini tidak diperoleh
data yang akurat. Selain itu, kekurang telitian dalam menimbang bahan,
membersihkan alat kerja. Lalu, kemungkinan thermometer yang digunakan
belum dalam keadaan yang stabil, dan ketika mengukur suhu larutan besar
kemungkinan terjadi penambahan suhu ketika tabung reaksi sudah tidak
didinginkan lagi, lalu terkena suhu luar atau suhu tangan kita sendiri serta
terjadi kekurang telitian dalam pembacaan skala thermometer.
Atau, dapat kita ketahui bahwa kedua larutan berkonsentrasi sama ini memiliki
perbedaan jenis yaitu larutan elektrolit (NaCl) dan larutan non-elektrolit (urea).
Dalam larutan non-elektrolit tidak terurai ion-ion, sedangkan pada larutan
elektrolit terurai sebagian atau seluruh ion. Hal ini menyebabkan jumlah
partikel zat terlarut larutan elektrolit lebih besar dibandingkan larutan non-
elektrolit, yang berakibat penurunan titik beku NaCl 1 M (-6 ) lebih besar
dibandingkan kenaikan titik didih Urea 1 M (-5)

II. Pada percobaan kenaikan titik didih


Air murni (aquades) yang diuji pada praktikum ini memiliki titik didh ,
sehingga berbeda dengan titik didih air murni pada umumnya. Hal ini secara
saintifik bisa disebabkan tekanan udara luar di tempat penelitian yang lebih
rendah daripada tekanan udara luar pada umumnya ( 1 atm= ketinggian 0
meter) sehingga dapat turun titik didihnya beberapa derajat celsius.
Dapat juga terjadi pengaruh eksternal dipengaruhi oleh kaki-tiga yang
digunakan untuk pembakaran air, energi panas yang mendidihkan air itu
sendiri.
Kenaikan titik didih pada Larutan Urea dan NaCl bervariasi pada masing-
masing konsentrasi, yaitu pada urea 1 dan 2 M masing masing 100, 101
pada NaCl 1 dan 2 M masing-masing 98, 100. Hal ini menunjukan bahwa
semakin besar konsentrasi urea dan NaCl maka akan semakin besar kenaikan
titik didih, yang memang sesuai dengan teori sifat koligatif bahwa suatu Larutan
akan dipengaruhi oleh jumlah partikel zat perlarutnya (konsentrasi Larutan) dan
bukan dipengaruhi oleh jenis larutan-nya.
Sekalipun begitu dapat kita amati adanya perbedaan pada titik didih Larutan
yang memiliki konsentrasi sama dan jenis larutan berbeda, seperti pada NaCl 1
M dan urea 1 M memilki kenaikan titik didih masing masing 100 dan 98,
NaCl 2 M dan urea 2 M memiliki penurunan titik beku masing-masing 101 dan
100. Hal ini jelas melanggar asas teori yang telah diperkenalkan pada
pembahasan sebelumnya (sifat koligatif, yaitu penurunan titik beku salah
satunya, tidak dipengaruhi oleh jenis larutan sehingga seharusnya titik bekunya
sama saja.)
Perbedaan pengukuran titik didih menurut teori dan berdasarkan pengamatan
sendiri ini, kemungkinan disebabkan oleh proses pendidihan masing-masing
larutan tidak sama, sehingga dalam pengukuran titik didih ini tidak diperoleh
data yang akurat. Selain itu, kekurang telitian dalam menimbang bahan,
membersihkan alat kerja. Lalu, kemungkinan thermometer yang digunakan
belum dalam keadaan yang stabil, dan ketika mengukur suhu larutan besar
kemungkinan terjadi penurunan suhu dari larutan yang sudah tidak dipanaskan
lagi. Dapat juga terdapat pengaruh dari kaki tiga yang digunakan untuk
menyangga proses pemanasan, atau berasal dari energi panas yang diberikan
tidak sama.
Atau, dapat kita ketahui bahwa kedua larutan berkonsentrasi sama ini memiliki
perbedaan jenis yaitu larutan elektrolit (NaCl) dan larutan non-elektrolit (urea).
Dalam larutan non-elektrolit tidak terurai ion-ion, sedangkan pada larutan
elektrolit terurai sebagian atau seluruh ion. Hal ini menyebabkan jumlah
partikel zat terlarut larutan elektrolit lebih besar dibandingkan larutan non-
elektrolit, yang berakibat kenaikan titik didih NaCl 1 M (98 ) lebih besar
dibandingkan kenaikan titik didih Urea 1 M (100)

III. Pada percobaan tekanan osmotik larutan air vs larutan garam yang diberi
buah-buahan berair
Perbedaan antara belimbing yang direndam pada larutan air murni
dibandingkan larutan garam dapat dilihat pada 4 hal :
1. Ukuran pada belimbing yang direndam air membesar sedangkan pada
belimbing yang direndam air garam mengecil.
2. Tekstur belimbing yang direndam air menjadi kenyal dan berair sedangkan
yang direndam air garam menjadi mengkal (matang,keras) dan kering.
3. Banyak larutan pada belimbing yang direndam air menjadi lebih sedikit
sedangkan pada belimbing yang direndam air garam menjadi lebih banyak.
4. Warna larutan pada belimbing yang direndam air terlihat bening dan encer
sedangkan pada belimbing yang direndam air garam adalah keruh dan
pekat.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya tekanan osmotik pada larutan tersebut.
Suatu proses osmotik adalah proses berpindahnya molekul air dari suatu
larutan cenderung berpindah dari keadaan larutan berkonsentrasi rendah ke
konsentrasi yang tinggi untuk menjaga keseimbangan larutan.
Pada belimbing yang direndam larutan air murni, kita dapat melihat bahwa
larutan air yang ada pada belimbing memilki konsentrasi yang lebih tinggi
dibandingkan larutan air yang merendam belimbing sehingga fenomena
osmosis terjadi, yaitu air pada larutan perendam memasuki air pada larutan
belimbing serta membuat tekstur belimbing menjadi lebih kenyal dan berair.
Juga kita dapat melihat bahwa kuantitas air pada larutan berkurang, yang
terserap kedalam. Warna larutan juga merupakan warna yang bening sehingga
lebih encer, dimana proses osmosis juga merupakan proses perpindahan air
antara yang encer ke yang lebih pekat.
Begitu pula pada belimbing yang direndam pada larutan air garam, kita dapat
melihat bahwa Larutan air garam yang merendam belimbing memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan larutan air yang ada pada
belimbing sehingga fenomena osmosis terjadi, yaitu air pada larutan belimbing
memasuki larutan air garam yang merendam-nya, serta menyebabkan tekstur
belimbing menjadi lebih keras dan mengkal (matang) serta kering. Juga kita
dapat melihat bahwa kuantitas air pada larutan air garam perendam
bertambah, yang diserap dari air di buah belimbing tadi. Warna larutan air
garam seperti yang kita ketahui adalah pekat sehingga osmosis terjadi antara
larutan yang lebih encer dalam belimbing masuk ke air garam yang lebih
pekat.
Peran Tekanan Osmotik pada fenomena perpindahan air yang terjadi di dalam
larutan ini adalah untuk memberikan tekanan dari luar yang bertugas
membantu agar proses osmosis dapat terjadi dan menyeimbangkan larutan
sehingga terjadi kesetaraan antara larutan yang konsentrasinya rendah dan
yang konsentrasinya tinggi, menyebabkan tidak adanya lagi pergerakan air antar
membran didalam larutan.
Semakin besar konsentrasi pada larutan air/garam, maka semakin besar pula
tekanan osmotic yang diperlukan untuk menyetarakan proses osmosis yang
terjadi pada larutan tersebut, dan menghentikan pergerakan di dalam larutan
(Sehingga terjadi keseimbangan)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapat dari percobaan ini adalah :
1. Semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka akan semakin besar pula titik didih
yang ia miliki, dan semakin besar kenaikan titik didihnya dari titik didih air murni
2. Semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka akan semakin kecil pula titik beku
yang ia miliki, dan semakin besar penurunan titik beku dari titik beku es.
3. Namun sekalipun begitu, jika terjadi perbedaan jenis larutan yang mempengaruhi
jumlah partikel zat terlarutnya, maka kenaikan titik beku/didih-nya dapat berubah.
4. Contoh pada Larutan yang memiliki elektrolit, mereka memiliki sifat koligatif yang
lebih besar dibandingkan larutan non-elektrolit bermollar sama, karena larutan
elektrolit terurai menjadi ion sebagian atau seluruhnya.
5. Proses Osmotik yaitu perpindahan air pada larutan antara bagian yang memiliki
konsentrasi rendah (encer) ke konsentrasi yang lebih tinggi (pekat).terjadi pada dua
larutan yaitu larutan air belimbing kepada larutan garam yang merendamnya, dan
larutan air murni berpindah ke larutan air belimbing yang direndamnya.
6. Buah belimbing yang direndam air murni semakin kenyal (Karena menyerap air dari
larutan luar) dan buah belimbing yang direndam air garam malah menjadi keras dan
mengkal (Karena mengeluarkan air buah yang encer ke larutan garam yang lebih
pekat)
7. Semakin besar konsentrasi pada larutan air/garam, maka semakin besar pula
tekanan osmotic yang diperlukan untuk menyetarakan proses osmosis yang terjadi
pada larutan tersebut, dan menghentikan perpindahan air pada larutan antara
bagian yang memilki konsentrasi rendah ke daerah yang memiliki konsentrasi tinggi
(Sehingga terjadi keseimbangan)

B. Saran
1. Sudah cukup baik, akan sempurna jika penelitiannya lebih teliti dan diberikan
petunjuk lebih jelas lagi.
BAB VI
LAMPIRAN
A. Pertanyaan diskusi
1. Bagaimana pengaruh zat terlarut terhadap titik beku larutan?
Apabila zat terlarutnya termasuk elektrolit akan menghasilkan titik beku larutan lebih
rendah daripada zat terlarutnya tidak termasuk elektrolit, Karena zat elektrolit lebih
banyak mengandung partikel.
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap titik beku larutan?
Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, maka semakin rendah titik bekunya,
begitupula dengan larutan yang memiliki konsentrasi lebih kecil, maka makin tinggi titik
bekunya.
3. Perhatikan dan bandingkan titik beku larutan NaCl 1 M dan larutan Urea 1 M, serta larutan
NaCl 2 M dan larutan Urea 2 M. Mengapa terjadi perbedaan? Jelaskan !
Titik beku NaCl 1 M dan urea 1 M berbeda, begitupula NaCl 2M dengan 2M. Hal ini
disebabkan bukan karena perbedaan jenis larutannya namun disebakan oleh perbedaan
jenis zat yaitu larutan urea adalah larutan non-elektrolit, sehingga memiliki titik didih
lebih kecil dan jumlah partikel yang tidak sebanyak larutan NaCl sebagai larutan
elektrolit yang memiliki titik didih lebih tinggi dan jumlah partikel zat terlarut yang lebih
banyak dari urea sekalipun memiliki konsentrasi yang sama.
4. Apakah keanikan titik didih larutan NaCl dan larutan urea berbeda? Jelaskan !
Berbeda, karena walaupun konsentrasinya sama, jumlah partikel dalam larutan non-
elektrolit (urea) tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit (NaCl). Hal
ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion, sedangkan urea tidak.
5. Berdasarkan kedua percobaan ini, bandingkan perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit
dan non-elektrolit?
Hanya sifat koligatif larutan elektrolit lebih tinggi daripada larutan non-elektrolit yang
konsentrasinya sama. Hal ini disebabkan adanya ionisasi pada larutan elektrolit terurai
menjadi ion-ion, sedangkan urea tidak.
6. Jelaskan peristiwa osmosis pada belimbing !
Terjadi pengkerutan/pengecilan massa pada belimbing yang direndam pada larutan
garam. Hal tersebut terjadi karena air pada belimbing bergerak ke luar menuju larutan
garam. Proses ini bernama proses osmosis. Hal ini diakrenakan larutan garam lebih
besar konsentrasinya daripada belimbing, dan osmosis terjadi karena perpindahan air
dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinggi.

Anda mungkin juga menyukai