Anda di halaman 1dari 16

BEL LISTRIK

LAPORAN RESEARCH BASED LEARNING (RBL)


FISIKA DASAR II

Oleh:
Ahmad Irfan 241170

Fahmi Firdaus 24117038

Camelia 22117064

Rahman saputra 24117054

Salma Risqi Nabillah 22117065

Suci Rahmadani 24117055

Tri sarifah 221170

TAHAP PERSIAPAN BERSAMA


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN
2018
ABSTRAK

Dalam percobaan kita menggunakan prinsip elekromagnetik, dimana

elektromagnetik yaitu suatu alat yang menggunakan arus listrik untuk

menghasilkan medan magnet. Elektromagnetik terbentuk dari

solenoid ( kumparan kabel/lilitan kawat tunggal berisolasi yang dapat di lewati

arus listrik). Dengan demikian akan mengasilkan elektromagnetik yaitu hubungan

antara medan magnet dengan arus listrik. Hasil akhir dari percobaan ini akan

menghasilkan bel listrik sederhana.

Suatu sumber tegangan kemudian di hubungkan dengan solenoid sehingga

menghasilkan medan magnet. Medan magnet membuat pemukul bergerak maju

mundur yang diakibatkan oleh adanya piringan di depannya. Ini membuktikan

bahwa terjadinya medan magnet. Medan magnet ini dimanfaatkan sebagai bel

listrik sederhana.
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan yaitu;

1. Membuktikan bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnet.

2. Membuat bel listrik sederhana dengan menggunakan prinsip

elektrosmagnetik.

3. Mengetahui cara kerja bel listrik.

II. METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Untuk membuat bel listrik diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :

 Kertas padi ukuran 30 cm x 50 cm

 Gergaji besi

 Kawat Email ukuran 0,35 mm

 Baut ukuran besar (2 buah)

 Saklar on-off

 Bahan bel (stainless)

 Baut ukuran kecil (2 buah)

 sekrup mur ( 2 buah)

 seng atau alumunium

 kabel listrik

 palu

 gunting dan Cutter

 obeng
B. Prosedur Percobaan

 lilitkan kawat email ke baut, dengan rapat rapi

 Gunting seng atau alumunium untuk membuat penyangga lilitan, seng besi

dan sekrup

 Pasangkan baut lilitan email ke penyangga alumunium yang telah dibuat.

 Jepit gergaji besi dengan penyangga alumunium

 Tempelkan sekrup ke penyangga alumunium yang telah dibuat

 Tempelkan ke tiga penyangga sesuai dengan rangkaian ke papan rangkaian

 Pasangkan bel ( tutup stainless ) ke papan rangkaian

 Sambungkan kabel pada saklar dengan lilitan dan sekrup mur sesuai

dengan gambar rangkaian

 Lalu hidupkan.

III. TEORI DASAR

Bel listrik merupakan suatu alat yang mampu menghasilkan suara dari

adanya perubahan energi listrik menjadi magnet (yang nantinya menimbulkan

energi gerak yang berfungsi sebagai sumber pelaku timbulnya suara). Bel listrik

telah banyak dimanfaatkan manusia seperti yang digunakan sebagai bel rumah,

bel sekolah, sebagai alarm, sirene mobil, dan macam-camam manfaat lainnya.

Prinsip kerja bel listrik juga berkaitan dengan kemagnetan, dimana sifat

kemagnetan yang dihasilkan adalah sementara karena bergantung pada energi

listrik yang dihasilkan.

Pembuatan bel listrik membutuhkan bahan-bahan seperti kabel-kabel dan

resistor yang cukup banyak dan rumit dalam pengerjaannya. Namun, Ada juga
cara pembuatan bel listrik lain yang memanfaatkan gaya elektromagnetik dari

kabel maupun kawat yang dibentuk kumparan untuk membuat bel listrik. Cara

ini lebih mudah untuk membuat bel listrik karena cukup dengan modal

ketelatenan dan mengerti tentang gaya elektromagnetik, sudah mampu membuat

bel ini.
Bel listrik bekerja menggunakan prinsip elektromagnetik yaitu pembuatan

magnet sementara dengan cara dialiri arus listrik. Pada dasarnya bel listrik terdiri

atas dua elektromagnet yang disebut solenoida, di mana setiap solenoida

dililitkan pada arah yang berlawanan. Pada pembuatan bel listrik ini

menggunakan kumparan yang menghasilkan medan magnet. Dimana medan

magnet tersebut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan induksi

magnetic di ujung solenoid, yaitu :

Dimana, B = Medan magnet ( Tesla)


µo = Ketetapan
B = (4 I N /-7(2l)
µo π.10 )
I = Kuat arus (A)
N = Jumlah lilitan
l = Panjang kumparan (m)

F
E B
C
H
D

G
A

Gambar 1. Skema gambar bel listrik electromagnet


Berdasarkan Gambar 1. di atas, skema rangkaian bel listrik dapat dijelaskan

sebagai berikut :

A adalah bel dari tutup stainless

B adalah batang pemukul bel dari gergaji besi

C adalah pemukul bel

D adalah kumparan

E adalah interuptor (pemutus arus)

F adalah penyangga/dudukan pemukul bel

G adalah saklar untuk menghubungkan bel listrik dengan sumber arus AC.

H adalah kabel listrik

I adalah Sumber arus ( sebutan kepala charger )

IV. HASIL PERCOBAAN

Dari data percobaan maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Kuat arus/ I Banyak kumparan Panjang lilitan Medan magnet/ B


(A) / N (lilitan) / l (m) ( Tesla)
2 250 0,06 5,23 .10-6
2 350 0,06 7,93 .10-6
2 450 0,06 9,42. 10-6
3 250 0,06 7,85. 10-6
3 350 0,06 10,99. 10-6
3 450 0,06 14,13. 10-6

Pada kuat arus 2 ampere

 Kumparan 250 lilitan

B = µo I N / (2l)
= (4 π.10-7) (2) (250) / (2 . 0,06)
= 5,23 .10-6 Tesla
 Kumparan 350 llitan

B = µo I N / (2l)
= (4 π.10-7) (2) (350) / (2 . 0,06)
= 7,93 .10-6 Tesla

 Kumparan 450 llitan

B = µo I N / (2l)
= (4 π.10-7) (2) (450) / (2 . 0,06)
= 9,42. 10-6 Tesla

Pada kuat arus 2 ampere

 Kumparan 250 llitan

B = µo I N / (2l)
= (4 π.10-7) (3) (250) / (2 . 0,06)
= 7,85. 10-6 Tesla

 Kumparan 350 llitan

B = µo I N / (2l)
= (4 π.10-7) (3) (350) / (2 . 0,06)
= 10,99. 10-6 Tesla

 Kumparan 450 llitan

B = µo I N / (2l)
= (4 π.10-7) (3) (450) / (2 . 0,06)
= 14,13. 10-6 Tesla

V. ANALISIS
A. Membuktikan Arus Listrik Dapat Menghasilkan Medan Magnet

Gaya magnet, sebuah fenomena kemagnetan adalah gaya yang di hasilkan

oleh muatan listrik dalam suatu bahan. Untuk menghasilkan medan magnet

yang terpusat dapat dihasilkan oleh elektromagnet. Dan hubungan antara

medan magnet dan dan arus listrik disebut dengan elektromagnetisme.


Dalam percobaan ini prosesnya yaitu sumber tegangan dihubungkan

secara seri dengan kawat berisolasi yang telah dililitakan. Sehingga arus

listrik dirubah menjadi medan magnet. Dengan adanya medan magnet

tersebut yang berisolasi maka dapat menarik batang gergaji yang akan

memukul bel.

B. Cara Kerja Bel Listrik

Berdasarkan hasil percobaan maka dapat dianalisis bahwa saat saklar

ditekan (ON), arus listrik akan mengalir kumparan elektromagnetik

melalui interuptor sehingga terjadi medan magnet untuk menarik batang

pemukul. Batang pemukul yang ditarik tersebut kemudian memukul tutup

stainless sehingga Bel Listrik berbunyi. Ketika batang pemukul ditarik oleh

Elektromagnet, hubungan listrik di Interuptor pun terputus dan menyebabkan

Kumparan Elektromagnetik tidak dialiri arus listrik.

Kumparan Elektromagnetik yang tidak dialiri arus listrik tersebut akan

kehilangan medan magnetnya sehingga tidak mampu lagi menarik batang

pemukul. Batang pemukul yang terlepas tersebut akan mengayun kembali ke

posisi semula dan Interuptor menjadi terhubung kembali sehingga arus listrik

dapat mengalir lagi ke Kumparan Elektromagnet untuk menarik batang

pemukul. Demikian siklus proses tersebut berulang-ulang kembali dengan

cepat dalam hitungan detik sehingga menghasilkan suara yang

berkesinambungan (terus menerus). Suara atau bunyi Bel Listrik ini akan

terhenti jika saklar di-OFF-kan.

C. Perbandingan Kuat Medan Magnet pada saat Jumlah Lilitan Berbeda


Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat dianalisis bahwa perbandigan

besar kuat medan magnet yang dihasilkan berbanding lurus dengan nilai kuat

arus yang mengalir (I) dan banyak jumlah lilitan (N) pada kumparan. Hal ini

sesuai dengan persamaan yang ada pada teori dasar. Pada percobaan ini,

untuk membuktikan besarnya kuat medan magnetik menggunakan intensitas

suara bel yang dihasilkan dari setiap percobaan dengan mengubah kuat arus

dan jumlah lilitan pada kumparan. Intensitas suara tersebut dihitung

menggunakan aplikasi yang diunggah pada handphone yaitu Soundmeter.

Berdasarkan hasil soundmeter, berikut adalah intensitar suara bel dari

masing-masing percobaan :

 Pada kuat aru 2 ampere (250 lilitan)

 Pada kuat aru 2 ampere (350 lilitan)


 Pada kuat aru 2 ampere (450 lilitan)

 Pada kuat aru 3 ampere (250 lilitan)


 Pada kuat aru 3 ampere (350 lilitan)

 Pada kuat aru 3 ampere (450 lilitan)


Dari hasil percobaan sound meter tersebut, maka dpat dianalisi

bahwa tingkat kebisingan suara bel semakin bertambah sebanding dengan

bertambahnya kuat arus dan jumlah lilitan pada kumparan. Jadi kuat arus

dan jumlah lilitan mempengaruhi besarnya medan magnet yang dihasilkan.

Namun pada percobaan menggunakan alat sound meter ini, tidak dapat

dikatakan akurat, dikarenakan kekurangtelitian alat dalam menerima suara

dari bel, yang telah mendapat suara gangguan dari luar. Namun selama

percobaan penulis telah melakkannya dengan keadaan yang hening, agar

suara yang diterima oleh alat sound meter hanya dari bel listrik.
VI KESIMPULAN

Dari pembahasan dan analisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Arus listrik dapat menghasilkan medan magnet sesuai dengan prinsip

elektromagnetik.

2. Berdasarkan prinsip elektromagnetik, maka dapat dibuat bel listrik, dimana

ketika solenoida yang berisi inti besi dialiri arus listik, inti besi akan berubah

menjadi magnet sementara sehingga pemukul berosilasi dan memukul

piringan.

3. Cara kerja dari bel listrik adalah ketika arus listrik akan mengalir

kumparan elektromagnetik melalui interuptor sehingga terjadi medan magnet

untuk menarik batang pemukul. Batang pemukul yang ditarik tersebut

kemudian memukul tutup stainless sehingga Bel Listrik berbunyi. Ketika

batang pemukul ditarik oleh Elektromagnet, hubungan listrik di Interuptor

pun terputus dan menyebabkan Kumparan Elektromagnetik tidak dialiri arus

listrik.
LAMPIRAN

Berikut beberapa dokumentasi selama proses pembuatan bel listrik


DAFTAR PUSTAKA

Agustyanto,frans rizal. 2012.Modul pembuatan dan penggunaan alat peraga


sederhana fisika smp listrik – magnet.

David Halliday, Robert Resnick, Jearl Walker. 2010. Fisika dasar Edisi Ketujuh
jilid 2

http://fajar169.wordpress.com/2010/06/01/bagaimana-cara-membuat-bel-listrik/ 1
9 juni

http://horalight.blogspot.com/2008/12/bel-listrik.html

Anda mungkin juga menyukai