Anda di halaman 1dari 10

B.

DIFRAKSI
Difraksi adalah deviasi dari perambatan cahaya atau pembelokan
arah rambat cahaya. Efek dari difraksi adalah karakteristik dari
fenomena gelombang, apakah bunyi, atau cahaya dimana muka-muka
gelombangnya dibelokan. (Hechts, 2002)
Salah satu karakteristik cahaya sebagai gelombang adalah dapat
dilenturkan. Panjang gelombang yang sama atau lebih besar dari pada
lebar suatu celah akan menyebar ke semuan arah ke depan setelah
melewati celah. Hal inilah ynmag disebut difraksi cahaya. Perilaku in
menunjukan bahwa ketika sebuah gelombang cahaya bidang melewati
sebuah bukaan kecil dari halangan yang tidak tembus cahaya maka
bukaan tersebut akan bertindak seolah sebagai sumber cahaya titik,
dengan gelombang memasuki bagian bayangan di belakang halangan.
Fenomenan ini yang dikenal sebagai difraksi, hanya dapat dijelaskan
oleh model cahaya sebagai gelombang. (Jewett & Serway, 2010, hal.
159)

Gambar 1 Pola Cahaya

Difraksi tidak terbatas pada keadaan ketika cahaya lewat melalui


lubang sempit (seperti celah atau lubang jarum). Difraksi juga terjadi
ketika cahaya melewati pinggiran, seperti pinggiran bilah pisau cukur
yang pola difraksinya ditunjukan pada layar tangkapnya. (Halliday,
Robert, & Walker, 2010, hal. 467)
1. Macam-macam Difraksi
a. Difraksi Fresnel
Difraksi Fresnel adalah difraksi dimana jarak suber ke celah
dan celah ke layar dekat. Berkas tidak perlu sejajar celah lebar
dan tidak sempit.

Topik yang dibicarakan adalah difraksi oleh : 1) lubang bulat 2)


celah persegi 3) penghalang berbentuk piringan 4) penghalang
berbentuk lancip (tajam).
Meneurut prinsip Huygens-Fresnel, bahwa setiap titik
dari muka-muka gelombang yang tidak terganggu, pada saat
tertentu bertindak sebagai sumber muka-muka gelombang
persis kedua (frekuensinya sama dengan sumber primer).
Amplitudo medan optik (listrik/magnet) di suatu titik
merupakan superposisi dari muka-muka gelombang spesis tadi.
Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan
dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar
dengan sudut yang cukup besar. Dalam beberapa kasus klasik,
fenomena interferensi dan difraksi sulit dibedakan.
b. Difraksi Fraunhofer
Letak sumber cahaya dan layar jauh sekali dari celah. Berkas
yang memasuki celah harus sejajar dan yang keluar dari celah
harus sejajar iinilah yang dimaksud dengan difraksi Fraunhofer.
Adapun topik yang akan dibicarakan adalah : 1) celah tunggal
(single slit) 2) lubang bulat (circular aperture) 3) dua celah
sempit 4) kisi (celah banyak).
Difraksi faunhofer juga dapat terjadi jika sebuah difraksi
fresnel ditempatkan lensa cembung pada sinar yang masuk dan
sinar yang keluar dari dari celah maka sinar dianggap sejajar.

No Acuan Difraksi Fresnel Difraksi Fraunchofer


1 Bilangan F >>1 F<<1
Fresnel (F)
2 Bidang Near-Field Far-Field
pengamatan Difraksi ini diamati
jauh dari lubang atau
penghalang yang
mengganggu arus
gelombang-
gelombang datar yang
datang
3 Sumber dan Sumber dan layar Sumber dan layar
berada pada jarak
layar berada pada jarak
yang tidak saling
menjauh yang saling menjauh

2. Difraksi Celah Tunggal


Jika diasumsikan efek dari sisi celah yang dapat ditiadakan, sinar
datang sejajar dan datang tegak lurus pada bidang celah maka
menutup prinsip Huygens “semua sinar datang yang jatuh pada
celah akan dihalangi, dan keluar sebagi titik-titik yang dipandang
sebagi sumber-sumber gelombang sekunder yang memancarkan
gelombang (gelombang difraksi)”
Ketika cahay yang terdifraksi sampai pada layar, gelombang dari
titk-titik yang berbeda di dalam celah tersebuut mengalami
interferensi dan menghasilkan pola difraksi yang berupa sejumbalh
rumbai (fringe) terang dan gelap (maksima dan minima
interferensi) pada layar. Namun pada kasus ini kita hanya dapat
menentukan persamaan untuk rumbai gelap saja.
Jika layar pertama berada di dekat layar ke-dua, pola difraksi pada
layar ke-dua sulit dijelaskan secara matematis. Akan tetapi, kita
dapat lebih menyederhanakan matematikanya jika kita dapat
mengatur layar ke-tiga menjadi jauh lebih besar dari pada lebar
celah a.

Untuk menentukan letak rumbai pertama kita dapat membagi celah


menjadi dua wilayah dengan lebar yang sama.
Kemuadian kita dapat menganggap r1 dan r2 sebagai sinar sejajar
pada sudut θ terhadap sumbu tengah. Maka beda panjang lintasan
antara sinar r1 dan r2 sama dengan :
a sin 
2
Setiap pasangan sinar demikian mempunyai beda panjang lintasan

yang sama a sin  . Dengan membuat beda panjang lintasan


2
bersama ini sama dengan :
a 
sin   yang memberikan a sin    (minima pertama)
2 2
Untuk mencari rumbai gelap kedua di atas dan di bawah sumbu
tengah kita dapat mencarinya seperti mencari garis gelap pertama.

Contoh soal :
Suatu celah dengan lebar a di terangi cahaya putih. Untuk nilai a
berapakah minima pertama untuk cahaya merah yang panjang
gelombangnya λ = 650 nm muncul pada θ = 150 ?
Jawab:
a sin   m
Persamaan :
a
m

1650  2511nm  2,5m
sin  sin 15

a. Intensitas Difraksi Celah Tunggal (Kualitatif)


Untuk melakukan ini kita dapat membagi celah menjadi N
wilayah dengan lebar yang sama, ∆x yang cukup kecil. Untuk
menumpangkan wavelet- wavelet yang datang pada titik P
sembarang pada layar dengan sudut θ terhadap sumbu tengah,
sehingga kita dapat menentukan amplitudo Eθ komponen listrik
gelombang resultan di P. Intensitas cahaya di P dengan
demikian sebanding dengan kuadrat amplitudonya.
Beda fase di antara wavelet dari wilayah yang berdampinagn
diberikan oleh :

bedafase  2 bedapanjangl int asan 



 2 
   x sin  
  
b. Intensitas Difraksi Celah Tunggal (Kuantitatif)
Dalam bagian ini kita ingin menjabarkan rumusan untuk
intensitas polanya sebagai fungsi. Kita nyatakan dan buktikan
bahwa intensitas ini diberikan oleh :

a
2
 sin a 
I    I m 
1
 dengan a    sin 
 a  2 
Dengan memahami persamaan tersebut terlihat bahwa minima-
minima intensitas akan terjadi di : a  m , untuk m  1,2,3,...

 2 
Jika dimasukan pada persamaan    x sin   , maka
  
diperoleh
a
m  sin  untuk m  1,2,3,... atau a sin   m untuk

m  1,2,3,...

3. Difraksi Celah Ganda


Dalam percobaan celah ganda, secara tersirat menganggap bahwa
celah-celahnya jauh lebih sempit darp dapa panjang gelombang
cahaya yang meneranginya, dengan kata lain a<< λ. Untuk celah
sempit demikian, maksima sentral pola difraksi celah manapun
akan menutupi semua layar. Lebih dari itu, interferensi cahaya dari
keduan celah akan mengahasilkan rumbai terang dengan intensitas
yang hampir sama.
Dengan mempertimbangkan pengaruh-pengaruh difraksi, intensitas
pola interferensi celah ganda diberikan oleh :
2

I    I m cos  
 sin a 
 celah ganda
2

 a 
d
dengan  sin 

a
dan a sin 

Disini d merupakan jarak antara tengah-tengah celah dan a
merupakan lebar celahnya. I(θ) merupakan perkalian Im dengan dua
faktor, yaitu : (1) faktor interferensi yang disebabkan oleh
interferensi antara dua celah dengan jarak celah d, dan (2) faktor
difraksi yang diakibatkan oleh difraksi celah tunggal yang lebarnya
a.

4. Difraksi Celah Lingkaran


Difraksi ini terjadi karena lubang berbentuk lingkaran, bukan
melingkar, seperti lensa bundar yang melaluinya cahaya lewat.
Gambar di bawah ini menujukan bayangan sumber cahay
berbentuk titik yang berada di kejauhan (bintang, misalnya) yang
terbentuk pada film foto. Bayangan ini bukanlah sebuah titik,
sebagaimana yang diharapkan pada optika geometri, tetapi berupa
piringan lingkaran yang dikelilingi oleh piringan lingkaran yang
dikelilingi oleh beberapa ciincin sekunder yang semakin keluar
menjadi semakin gelap.
Analisis (kompleks) pola tersebut menunjukan bahwa minima
pertama bagi pola difraksi dari celah bundar dengan diameter d
yang leataknya ditentukan oleh :

sin   1,22 (minima pertama oleh lubang berbentuk lingkaran)
d
(Halliday, Robert, & Walker, 2010, hal. 468-481)

5. Resolusi Difraksi

6. Kisi Difraksi (Gatring Difraction)


Gatring difraksi adalah suatu piranti atau alat optik yang
terdiri dari serangkaian apetur, digunakan untuk mengubah atau
menghasilkan panjang gelombang yang didifraksikan dengan cara
mengatur perioda atau jarak celah atau sudut cahaya datang.
Contoh penggunaan gatring difraksi adalah laser bragg. (Hechts,
2002)
Alat ini agak mirip dengan susunan celah ganda, tetapi
mempunyai jumlah celah N yang jauh lebih banyak yang sering
disebut garisan (ruling), yang mungkin jumlahnya sampai beberapa
ribu permilimeter.

Melalui celah-celah itu, membentuk rumbai-rumbai


interferensi sempit yang dianalisis untuk menentukan panjang
gelombang cahayanya. Kisi-kisi difraksi juga dapat berupa
permukaan kedap cahaya dengan alaur-alur sempit sejajar. Cahaya
kemudian berpencar balik dari alur-alur tersebut untuk membentuk
garis-garis interferensi dan akan diteruskan melalui celah terbuka.
Jika N garisan menempati lebar menyeluruh w, maka d =
w/N. Beda panjang lintasan antara sinar yang berdampingan dalam
hal inipun sama dengan d sin θ, dengan θ adalah sudut dari sumbu
tengah kisi ke titik P.
Lebar Garis-garis
Kemampuan kisi untuk memisahkan garis-garis dengan
panjang gelombang yang berbeda tergantung pada lebar garisnya.
Kita definisikan separuh lebar garis tengah sebagai sudut ∆θsI dari
pusat garis pada θ = 0 ke arah luar ke tempat garis bersangkutan
secara efektif berujung dan kegelapan secara efektif bermula
dengan minima pertama. Untuk kisi dengan N garisan, masing-
masing terpisah dari lainnya sejak d, jarak antara garisan atas dan
bawah sama dengan Nd dan karena beda panjang lintasan antara
sinar atas dan sinar bawah di sini sama dengan :
Nd sin  sI  
Karena ∆θsI kecil, sin ∆θsI = ∆θsI (dalam ukuran radian). Diperoleh
separuh garis sentralnya sama dengan :

 sin sI 
Nd
Pembuktian bahwa separuh lebar sembarang garis tergantung pada
tempatnya relatif terhadap sumbu tengah dan sma dengan :

 sin sI 
Nd cos 

Anda mungkin juga menyukai