Hasil Percobaan Young yaitu terdapat serangkaian garis yang terang seperti deret-deret
cahaya terang. Hasil percobaan tersebut adalah fenomena interferensi gelombang cahaya. Hal ini
dengan membayangkan cahaya sebagai gelombang datar dengan panjang gelombang tunggal
(disebut monokromatik = eka warna = satu warna) dijatuhkan pada kedua celah sempit yang
berdekatan. Akibat difraksi (pelenturan cahaya saat gelombang melewati suatu celah permukaan
yang sempit), gelombang yang meninggalkan kedua celah tersebut menyebar sama seperti
permukaan air yang tenang lalu dilemparkan batu memunculkan riak-riak gelombang yang
Demikian pula halnya difraksi gelombang setelah melewati celah sempit, kedua celah
seolah-olah menyebarkan riak-riak gelombang cahaya – hal ini berfungsi sebagai sumber getaran
– yang lalu menimbulkan pola sebaran gelombang menyebar (divergen). Gelombang yang
melewati ke-2 celah sempit ini menyebar dan menempuh jarak yang sama hingga mencapai satu
fase. Saat di mana dari suatu gelombang tiba pada saat yang sama dengan puncak gelombang
yang lain. Amplitudo kedua gelombang bergabung untuk membentuk amplitudo yang lebih besar
∆S = S2P – S1P
= d . sin
Interferensi maksimum akan terjadi jika kedua gelombang memiliki fase yang sama,
yaitu ketika beda lintasannya sama dengan nol atau bilangan bulat kali panjang gelombang.
Rumus : d sin= m .
Dengan m = 0, 1, 2, . . . . .
Bilangan m disebut orde terang. Untuk m = 0 disebut terang pusat, m = 1 disebut terang
ke-1, dst. Karena jarak celah ke layar l jauh lebih besar dari jarak kedua celah d (l > d), maka
Rumus: y . d = m .
L
∆s = d sin
y . d
L
=m.
sebesar 1800, yaitu ketika beda lintasannya sama dengan bilangan ganjil kali setengah panjang
gelombang.
Dengan m = 1, 2, 3, . . . .
Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada gelap ke nol. Untuk m = 1 disebut gelap ke-1,
Rumus : y . d = ( m + 1/2 )
L
∆s = d sin
y . d
L
= ( m + 1 /2 )
Keterengan :
m = orde interferensi