Anda di halaman 1dari 18

Identifikasi Sistem Geothermal

Menggunakan Metode
Magnetotellurik 2-Dimensi di
Daerah Suwawa, Gorontalo
Oleh :
Kelompok 7
1. Wa Ode Jati IlmaDarat
2. Muhammad Khalid Rasydi Silalahi
3. Chesy Novelita Yolanda
4. Arman
5. Apriansyah Nur Saputra
6. Ainun Ayu Utami Subhan

7. Melani Putri Pratama


8. Salwan Jurdil
9. Ita Puspita Handayani

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di indonesia sendiri sebagai negara yang memiliki iklim tropis, sangat banyak
sumber energi panas bumi, dan saat ini tercatat sudah puluhan perusahaan menggunakan
geothermal sebagai pembangkit tenaga listrik untuk kebutuhan produksi. Secara garis besar
apabila di indonesia bisa memanfaatkan energi panas bumi ini, kemungkinan pembangkit
listrik tenaga air dan tenaga diesel akan banyak beralih ke geothermal, selain hasil panas
bumi ini ramah lingkungan, juga bisa di ambil langsung dari sumber daya yang ada di
indonesia.

3
BAB 1
PENDAHULUAN

B. Rumusan Masalah

1. Berdasarkan latar belakang diatas maka terdapat beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
2. Apa pengertian sumberdaya geothermal?
3. Apa pengertian metode magnetotellurik?
4. Bagaimana pemanfaatan metode MT dalam survei geothermal?

4
BAB 1
PENDAHULUAN

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara pengolahan data magnetotellurik


2. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi sumberdaya geothermal menggunakan
metode MT
3. Untuk mengetahui daerah prospek geothermal di Suwawa Gorontalo

5
BAB 2
TUJUAN PUSTAKA

Sumberdaya Geothermal
Energi panas bumi adalah energi panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi.

Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas Bumi , Panas Bumi adalah sumber
energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral
ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu
sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.

Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak planet
ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan
bumi.

6
Apa itu Metode Magnetotellurik (MT) ?

Magnetotellurik (MT) adalah metode pasif yang mengukur arus


listrik alami dalam bumi, yang dihasilkan oleh induksi magnetik
dari arus listrik di ionosfer. Metode ini dapat digunakan untuk
menentukan sifat listrik bahan pada kedalaman yang relatif besar
(termasuk mantel) di dalam bumi. Dengan teknik ini, variasi
waktu pada potensi listrik diukur pada stasiun pangkalan dan
stasiun survei.

7
BAB 2
TUJUAN PUSTAKA

Sumberdaya Geothermal
Pemodelan 1D berupa model berlapis horizontal, yaitu model yang terdiri dari beberapa
lapisan, dimana tahanan jenis tiap lapisan homogen. Dalam hal ini parameter model 1D
adalah tahanan jenis dan ketebalan tiap lapisan.
1. Teknik pemodelan forward
2. Teknik pemodelan inversi

Pemodelan 2D berupa model bawah permukaan yang terdiri dari blok-blok dengan ukuran
berbeda. Dalam hal ini parameter 2D adalah nilai tahanan jenis dari tiap blok yang
mempunyai dimensi lateral (x) dan vertikal (z). Untuk dapat merepresentasikan kondisi
bawah permukaan secara lebih realistis maka digunakan model 2D dimana resistivitas
bervariasi terhadap kedalaman (z) dan jarak dalam arah penampang atau profil (y) sehinga
x(y, z). Dalam hal ini resistivitas medium tidak bervariasi dalam arah sumbu x yang
merupakan arah struktur (strike).
8
Gambar TE mode dan TM mode

9
BAB 3
PEMBAHASAN
Daerah penelitian yang diteliti adalah daerah
panas bumi Suwawa yang berada di wilayah
kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone
Bolango, Propinsi Gorontalo. Koordinat daerah
penelitian terletak antara 0°28’ 13,7” –
0°36’54.8’’ LU dan 123°06’00’’ –
123°15’00” BT atau pada 52.000 – 68.000
mU dan 511.000 – 528.000 mT Zona 51N
untuk sistem koordinat UTM pada datum
Titik pengukuran magnetotellurik
horizontal WGS 84.

10
BAB 3
PEMBAHASAN

Pemodelan Data MT

Pemodelan dilakukan pada 3 line pengukuran yang melewati titik kemunculan mata air
panas Libungo, Lombongo, dan line yang melewati kedua mata air tersebut. Pemodelan
dilakukan dalam beberapa tahapan hingga akhirnya didapatkan penampang vertikal 2-
dimensi dari masing-masing line pengukuran.

11
Hasil inversi data MT pada line Libungo

Gambar 1 Gambar 2

12 Gambar 3
visualisasi 3-D Penampang gabungan distribusi nilai
resistivitas di daerah pengukuran Pemodelan Terintegrasi

13
Anomali Bouguer Anomali Residual

Anomali Regional

14
Hasil forward modelling data gravitasi di sekitar line Gabungan

15
Model konseptual sistem geothermal daerah panasbumi
Suwawa

16
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dari data magnetotellurik yang telah diolah dapat diketahui persebaran nilai resistivitas
yang mampu mendeteksi kemungkinan keberadaan clay cap, reservoir, dan hot rock.

2. Gabungan dari metode MT dan gravitasi, serta beberapa data survey yang telah
dilakukan sebelumnya mampu menghasilkan korelasi yang baik. Data-data yang ada
saling mendukung dan mengkonfirmasi data yang lainnya, karena semuanya merujuk
pada satu kesimpulan yang sama. Hasil ini cukup efektif dan efisien untuk
mengidentifikasi sistem geothermal di daerah pengukuran.

3. Daerah prospek berada di bagian tengah daerah penelitian. Dari hasil interpretasi dapat
diketahui bahwa sistem geothermal di daerah pengukuran memiliki heat source berupa
batuan vulkanik yang aktif akibat proses tektonik. Luas daerah prospek diperkirakan
mencapai 9 km2 dengan kemungkinan suhu bawah-permukaan sebesar 188°C. Sistem
ini memiliki potensi sekitar 61 MWe.
17
THANKS!
Any questions?

18

Anda mungkin juga menyukai