(a) (b)
Gambar 1. (a) Badai Matahari dan (b) Interaksinya Terhadap Medan Magnet Bumi.
Arus tellurik pada akuisisi MT berasal dari alam akibat interaksi badai
matahari terhadap medan magnet bumi. Interaksi tersebut akan menimbulkan
medan magnetik dan arus listrik. Medan elektromagnetik tersebut akan melawan
medan magnet bumi, menyebabkan pengurangan terhadap medan magnet bumi.
Medan EM ini akan terus-menerus melawan medan magnet hingga menuju ke
permukaan bumi. Apabila medan EM menembus permukaan bumi maka, akan
terjadi interaksi antara material bersifat konduktor di bawah permukaan bumi
sehingga timbul arus tellurik.
Pada metode Magnetotellurik terdapat asumsi untuk mempermudah
bayangan terhadap kondisi bawah permukaan sebelum akuisisi, sehingga apabila
telah dilakukan akuisisi, pengolahan, dan interpretasi data dapat menghasilkan
1
suatu perbedaan (Anomali) yang harapannya berupa target eksplorasi. Asumsi
magnetotellurik adalah sebagai berikut:
1. Bumi tidak menghasilkan energi elektromagnetik, namun merubah atau
menyerapnya.
2. Sesuai dengan persamaan elektromagnetik Maxwell.
3. Semua Medan magnetik dianggap sama dan dianalisa jauh dari sumbernya.
4. Medan sumber elektromagnetik dihasilkan oleh sistem arus ionosphere yang
jauh dari permukaan bumi dan dianggap sama.
5. Akumulasi dari tegangan bebas tidak dapat memenuhi keseluruhan lapisan
pada bumi.
6. Variasi waktu terhadap perpindahan arus di bumi diabaikan.
7. Variasi permeabilitas magnetik dan permitivitas elektrik batuan diabaikan.
Panas bumi menurut UU Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2014 pasal
1 merupakan sumber daya energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap
air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik tidak
dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi. Sumber panas bumi ini dapat
dihasilkan karena pendinginan magma, atau intrusi magma atau batuan beku dalam
proses pendinginan. Kedalaman dari sumber panas bumi ini dapat mencapai ribuan
meter di bawah permukaan bumi. Sesuai dengan gradieen geothermal maka
semakin dalam maka suhu batuan akan semakin tinggi. Peristiwa ini disebabkan
oleh penambahan tekanan dan penambahan suhu di bawah permukaan bumi.
2
Metode ini dikembangkan di USSR dan Prancis pada tahun 1950. Metode ini
pertama kali diperkenalkan oleh ahli geofisika dari Prancis Louis Cagniard dan ahli
Geofisika Rusia Andrey Nikolayevich Tikhonov. Seiring berkembangnya teknologi
sensor MT semakin berkembang mengikuti perkembangan teknologi elektronik
sehingga harganya semakin terjangkau dan lebih berkualitas. Perkembangan
metode ini meliputi perubahan sistem instrumentasi dari perangkat analog ke
digital, pembacaan data dapat dilakukan secara wireless, sinkronisasi lokasi dengan
GPS, dan akuisisi & pengolahan dengan hasil 3 Dimensi.
Instrumen MT terdiri sebagai berikut ini:
2
5 5
3
3
5. Kabel
Kabel ini merupakan peralatan yang berguna untuk menghubungkan dan
menyalurkan data dari elektroda dan coil ke laptop melalui sensor box.
6. Meteran dan Kompas
Gambar 5. GPS
GPS berguna untuk mencatat koordinat dari titik sounding pada lokasi akuisisi.
4
8. Aki
Gambar 6. Accu.
Aki ini berguna untuk memberikan energi ke sensor box agar transfer data hasil
akuisisi dari coil dan porous pot terus berjalan.
Akuisisi data dengan menggunakan metode MT ini dilakukan dengan
merangkai dan menyusun elektroda, coil, sensor box, dan laptop seperti Gambar 6
Jarak untuk semua elektroda porous pot terhadap sensor box dipasang dengan jarak
yang sama ke empat penjuru mata angin yaitu Timur, Barat, Utara, dan Selatan.
Peletakan coil pada arah Utara, Timur dan di bawah permukaan tanah untuk
mendapatkan medan magnetik searah sumbu x (Timur-Barat), y (Utara-Selatan),
dan z (bawah permukaan), sedangkan eletroda digunakan untuk mengukur medan
listrik dengan vektor sumbu x dan y. Setelah pengaturan pada laptop selesai,
Instrumen MT kemudian ditinggalkan dan ditutup agar sensor dan laptop tidak
terkena gangguan.
Susunan elektroda porous pot dan coil pada akuisisi metode MT ini
dilakukan untuk mengukur medan listrik atau komponen listrik searah sumbu x, dan
5
y, serta mengukur medan magnetik searah sumbu x, y, dan z. Pengukuran dengan
lima parameter dilakukan seiring waktu sehingga menghasilkan fungsi berupa
frekuensi. Pengukuran medan magnetik dan medan listrik berdasar rentang waktu
tertentu maka dapat dihasilkan tahanan jenis semu berdasar persamaan Cagniard
yaitu:
|𝐸|2
𝜌𝑎 = 0.2 T|𝑍|2 =0.2 T|𝐻|2 (1)
Atau
|𝐸|2
𝜌𝑎 = 0.2 𝑍 2 /𝑓=0.2 (|𝐻|2 )/𝑓 (2)
Keterangan:
𝜌𝑎 = resistivitas semu (ohm.m)
T = periode (s)
𝑓 = frekuensi yang sedang diukur (Hz)
E = medan listrik (mV/km)
H = medan magnet (nT)
Keterangan:
δ = skin depth (m)
𝜌𝑎 = resistivitas semu (ohm.m)
𝑓 = frekuensi yang sedang diukur (Hz)
6
1
2 3
4 5
7
bawah permukaan seperti sumber panas bumi akan tampak dengan lebih jelas
berdasar skala tersebut.
1 2 3 4 5
8
Noise ini umumnya disebabkan oleh objek-objek buatan manusia seperti
sumber listrik tegangan tinggi, kabel listrik bawah permukaan, bangunan,
kendaraan dan lain-lain.
Noise Tellurik
Noise ini berasal dari alam dan merupakan salah satu target akuisisi, namun
apabila noise tersebut menghasilkan frekuensi terlalu besar maka akan mengganggu
pembacaan data, contohnya yaitu petir.
Metode MT ini memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
Kelebihan
1. Mampu menunjukkan anomali dengan kedalaman lebih dari ribuan meter.
2. Low cost karena tidak menggunakan energi buatan melainkan alami.
3. Resolusi vertikal data bagus sehingga mampu menunjukkan keberadaan
anomali secara bagus pada kedalaman tertentu.
4. Ramah lingkungan karena akuisisi metode magnetotellurik tidak merusak
lingkungan sekitar.
Kelemahan
1. Kelemahan metode ini yaitu membutuhkan waktu cukup lama demi
menghasilkan resolusi data yang baik.
2. Karena akuisisi berupa sounding maka resolusi lateralnya lebih jelek daripada
resolusi vertikalnya, sehingga akuisisi MT ini kurang baik untuk menunjukkan
anomali secara datar.
3. Hasil tidak maksimal jika dilakukan dekat dengan sumber noise buatan, contoh:
SUTET.
Metode MT ini memiliki kontribusi besar dalam eksplorasi sumber daya alam
terutama sumber panas bumi. Metode ini hanya memperjelas anomali dengan
kontras konduktivitas berbeda dari sekitarnya. Kekurangan dari metode MT ini
dapat ditutupi menggunakan metode lain seperti mikroseismik, gravitasi,
geomagnetik, dan data sumur untuk eksplorasi panas bumi. Pemahaman terhadap
konsep geologi sangat diperlukan dalam akuisisi data magnetotellurik ini agar saat
interpretasi data dapat dipertanggungjawabkan secara logis.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
Judul : Aplikasi Metode Magnetotellurik Untuk Optimalisasi
Eksplorasi Potensi Sumber Panas Bumi
Sub-Tema : Teknologi
Nama : Priyo Hutomo
NIM : 115.140.033
Fak./ Jurusan : FTM/ Teknik Geofisika
Alamat : Jl. Perumnas Gg. Indragiri Blok B No. 22 A
TTL : Balikpapan, 18 April 1996
Organisasi : SEG UPN SC (2015-sekarang) & BEM FTM UPNVYK
(2016-Sekarang)
No. Telpon : 082350426303
Email : Priyohutomo@hotmail.com
11