Anda di halaman 1dari 7

BAB 8

METODE GEOLISTRIK
I. TUJUAN
1. Menentukan nilai resistivitas mineral (batuan) di bawah permukaan tanah.
2. Mengidentifikasi mineral (batuan) yang berada di bawah permukaan tanah
3. Menuntukan jenis akuifer.
II.LANDASAN TEORI
Metode Geolistrik metode geofisika yang digunakan untuk melakukan penyelidikan bawah
permukaan tanah dengan data utama yaitu susunan satuan batuan melalui kelistrikan batuan.
Metode geolistrik dapat digunakan untuk melakukan penyelidikan geologi dan hidrologi dalam
penentuan jenis akifer, Nasution, dkk. (2019)
Metode geolistrik ini merupakan salah satu cara dalam penyelidikan air tanah dengan
melaksanakan pengukuran harga resistivitas (tahanan jenis) batuan bawah permukaan dengan
cara mengukur beda potensial yang ditimbulkan akibat injeksi arus listrik ke dalam bumi.
Sehingga dari harga tahanan jenis dapat diketahui jenis lapisan material penyusunnya, seperti air
tanah.
Geolistrik adalah salah satu metode yang mampu mendeteksi ada atau tidaknya batuan yang
berfungsi sebagai akuifer, dengan mendasarkan pada sifat kelistrikan pada batuan. Maksud
dari survei penelitian adalah untuk mendeteksi keberadaan akuifer dengan mengetahui
jenis litologi, penyebaran, ketebalan dan kedalamannya. Sedangkan tujuan utamanya adalah
menentukan lokasi pemboran air tanah. Penggunaan utama penelitian geolistrik pada studi
hidrologi air tanah pada saat ini adalah untuk keperluan bentuk geometri dan litologi sistem
akuifer dan prakiraan kualitas air tanah.
Prinsip Kerja
Prinsip dari metode geolistrik yaitu dengan memanfaatkan injeksi arus yang dialirkan
ke lapisan bawah permukaan. Aliran arus yang melewati lapisan bawah permukaan akan
dijadikan acuan dalam mengidentifikasi nilai resistivitas bahan pada lapisan yang
dilewatinya. Jika arus listrik yang mengalir pada sebuah medium berbentuk silider, maka
resistensi medium dapat dirumuskan dengan persamaan berikut:
Sedangkan nilai resistivitas bahan pada medium dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
V = beda potensial (Volt) R = resistansi (Ω) I = arus listrik (Ampere)
 = resistivitas bahan (Ωm) A = luas penampang medium (m2) L = panjang medium (m)
Metode listrik tahanan jenis dapat dibagi menjadi dua berdasarkan tujuan pengukuran
lapangan, yaitu: (Robert, 1986):
a) Metode tahanan jenis sounding.
Metode ini dipakai jika ingin mendapatkan distribusi tahanan jenis listrik bumi terhadap
kedalaman dibawah suatu titik di permukaan bumi. Dalam metode ini spasi antara elektroda
titik diperbesar secara berangsur-angsur. Apabila spasinya semakin besar, maka efek
material yang lebih dalam akan tampak. Konfigurasi elektroda yang dapat dipakai untuk tujuan
ini terutama adalah konfigurasi Wenner.
b) Metode tahanan jenis mapping
Metode ini bertujuan untuk mengetahui variasi tahanan jenis bumi secara lateral ataupun
horizontal. Kedalaman di bawah permukaan tersurvei adalah sama. Dalam pengukuran ini
jarak antar elektroda dipertahankan tetap dan secara bersama-sama digesr sepanjang lintasan
pengukuran.
Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda potensial dan elektroda arus, dikenal
beberapa jenis konfigurasi metode tahanan jenis, yaitu: (Loke, 1999)
1) Konfigurasi Schlumberger

K= n (n + 1) a

2) Konfigurasi Wenner Alpha


K = 2π a
Dimana:
K: Faktor geometri n: Kelipatan jarak elektroda
C1: Elektroda arus C2: Elektroda arus
a: Jarak elektroda na: Jarak elektroda x kelipatan jarak elektroda
P1: Elektroda tegangan P2: Elektroda tegangan
Rumus Dasar
Rumus dasar pengukuran geolistrik untuk bumi homogen (bertahanan jenis sama)
dirumuskan sebagai berikut :
dimana :
ρ α = Tahanan jenis dalam Ohm meter ∆ V = Beda potensial dalam Volt
I= Kuat Arus dalam Ampere K = Faktor geometris
Pendugaan geolistrik dilakukan dengan menghantarkan arus listrik buatan kedalam
tanah melalui suatu elektroda dan kemudian mengukur beda potensial pada elektroda yang lain.
Konfigurasu Metode Geolistrik
1) Konfigurasi Wenner
Konfigurasi Wenner sangat baik untuk lateral profiling atau lateral mapping, yaitu
pemetaan untuk mengetahui variasi resitivitas secara lateral atau horizontal. Hal ini
dikarenakan pada konfigurasi Wenner, jarak antar elektroda memiliki jarak yang tetap.
Jarak antar elektroda arus listrik yang dibuat tetap menghasilkan aliran arus listrik yang
maksimal pada kedalaman tertentu sehingga kontras resitivitas lateral atau horizontal
dapat diperkirakan
2) Konfigurasi Schlumberger
Konfigurasi Schlumberger pada metode geolistrik sangat baik untuk vertical electrical
sounding (VES), yaitu untuk memperkirakan variasi resitivitas sebagai fungsi
kedalaman. Pada konfigurasi Schlumberger, jarak titik tengah (antar elektroda
potensial) dibuat tetap diantara dua buah elektroda arus listik yang mengalami
pertambahan jarak. Hal ini menyebabkan garis-garis arus listrik yang diinjeksikan ke
dalam bumi akan semakin membesar, bergantung pada distribusi vertikal dari
konduktivitas material, sehingga mampu memetakan resistivitas secara vertikal dengan
baik.
3) Konfigurasi Wenner-Schlumberger
Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan spasi yang
konstan dengan catatan faktor “n” untuk konfigurasi ini adalah perbandingan jarak
antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi antara P1-P2 seperti pada Gambar
II.7. Jika jarak antar elektroda potensial (P1 dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda
arus (C1 dan C2) adalah 2na + a. Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah
elektroda yang diletakkan dalam sebuah gartis lurus.
4) Konfigurasi Dipole-dipole
Konfigurasi dipole-dipole merupakan gabungan dari teknik profiling dan depth
sounding, sehingga jenis konfigurasi ini merupakan salah satu konfigurasi yang
umumnya digunakan dalam eksplorasi geofisika.
III. PENGUKURAN
Untuk mendapatkan hasil pemodelan bawah permukaan tanah, maka dilakukan beberapa
tahapan berikut
1. Observasi
2. Pengukuran
3. Mengolah data lapangan menggunakan software Res2dinv
4. Melakukan interpretasi yang menghasilkan pemodelan 2D dan 3D. Pemodelan ini
biasanya didukung oleh teori yang kemudian disesuaikan dengan model yang ada yang
juga dikaitkan dengan data perhitungan dan data dari lapangan.
5. Melakukan Fit yang akan menghasilkan model Optimum/Solusi yang dapat juga disebut
model Final.
Alat dan Bahan
1. 1 buah accu 12 volt sebagai sumber arus.
2. 48 buah batang elektroda
3. 2 gulung kabel penghubung
4. 1 buah meteran roll panjang (50m)
5. 1 buah palu
Prosedur Kerja
A. Pengambilan data
1. Tentukan target yang akan dicari
2. Tentukan arah lintasan
3. Tentukan lintasan pengukuran
4. Tentukan jarak antar elektroda
5. Pasang kabel pengukuran (kabel chanel 1-24 dan kabel chanel 25-48)
6. Pasang kabel-kabel pengukuran ke set alat
7. Lakukan pengukuran
8. Simpan data hasil pengukuran
B. Analisis Data dan Interpretasi
1) Cara Manual : dengan menggunakan Kurva Baku dan Kurva Tambahan dan
melakukan pencocokan lengkungan (”matching curve”). Penafsiran geolistrik
dilakukan untuk memperoleh nilai tahanan jenis sebenarnya dan prakiraan ketebalan
lapisan. Perhitungan dan pencocokan Kurva Baku dari dua macam lapisan (two type
layer), tiga macam atau empat macam pada keadaan nilai tahanan jenis dan
ketebalan lapisan yang berbeda. Kurva baku (Tewo layer curves) dan Kurva
Tambahan (K, Q, A dan H) yang telah digunakan adalah memakai Kurva Orellana
dan Mooney (1966), Bhattacharya P.K. dan Patra H.P. (1968), Rijkswaterstaat
(1969).
2) Cara Komputerisasi : yaitu dengan mempergunakan perangkat lunak yang
beredar dipasaran seperti RESINT 53, VESPC, GRIVEL dan RESIXv3. Perangkat
lunak digunakan dengan memasukan data lapangan dan memasukkan nilai
tahanan jenis (Ω). Untuk memilih tahanan jenis dan ketebalan lapisan dapat
dilakukan dengan cara ”trial and error” dengan memilih ”root mean square”
(RMS) dibawah 5%.
C. Analisis Data dengan cara komputerisasi
1. Pindahkan data ke software Skillpro dan simpan dalam format software
Res2Dinv, dengan type file Res2DinvFiles.dat
2. Buka Program Res2Divn dan masukan data yang sudah di sesuaika formatnya.
3. Pilih Inversion kemudian last square inversion dan tekan enter. Tunggu
beberapa saat hingga gambar muncul dan dapat di analisa.
DAFTAR PUSTAKA
Amien. S. 2016. Penyelidikan Hidrogeologi Dengan Metode Geolistrik Schlumberger Di
Kecamatan Hamparan Perak Deli Serdang Sumatera Utara. Journal Of Electrical
Technology. Vol.1. (2) Hal 22.
H. M. Raghunat. 2006. Hydrology Principles. New Age International (P) Limited Publisher:
New Delhi
Laitupa. K., Nova. P. Dan Tugom L.J.2017. Interpretasi Lapisan Akuifer Air Tanah
Menggunakan Metode Geolistrik Di Kampung Horna Baru Dan Kampung Muturi
Distrik Manimeri Kabupaten Teluk Binturi Provinsi Papua Barat. Jurnal Rekayasa
Teknologi Industri Dan Informasi. Hal 144.
Loke, M. H. 2000. A practical guide to 2-D and 3-D surveys.
http://www.geophysik.unikoeln.de/studium/WS04/vorlesung/env_geoscience/
chapter2.pdf
Muhardi., Perdhana. R., Nasharuddin. 2019. Identifikasi Keberadaan Air Tanah
Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Sclumberger Studi Kasus
Desa Clapar Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Prisma Fisika. Vol. 7 (3) Hal 331.\
R. Nasution, L.Parinduri, Yusmartato. 2019. Analisa Hidrologi Dengan Metode Geolistrik
Susunan Elektroda Schlumberger Di Pesantren Modern Babusalam.Journal of Electrical
Technology. Vol. 4. No.1
Setiono. D, Henarno. P, Krisna. W. 2018. Penyelidikan Zona Akuifer menggunakan Geolistrik
Metode Schlumberger di Sekitar Pantai Utara Kecamatan Kramat, Suradadi dan
Warureja Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Simpen, I Nengah, 2015. I Nyoman Sutarpa Sutama, I Wayan Redana, Siti Zulaikah, 2015,
Pendugaan Akuifer Bawah Permukaan Tanah dengan Metoda Geolistrik, Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2015, LPPM Universitas Udayana, Denpasar.
Syukri., M. 2019. Dasar-Dasar Metode Geolistrik. Banda Aceh : Syiah Kuala University
Press.
Syukri., M. 2020. Pengantar Geofisika. Banda Aceh : Syiah Kuala University Press. Vebrianto.,
S. 2016. Eksplorasi Metode Geolistrik. Universitas Brawijaya Press.
Modul Geofisika Untuk Perencanaan JIAT

Anda mungkin juga menyukai