Anda di halaman 1dari 6

Institut Teknologi Bandung

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Program Studi Fisika
Modul Praktikum Research Based Learning (RBL)
FI 3203 Eksperimen Fisika II
Semester II Tahun Akademik 2009-2010

MULTICHANNEL GEOLISTRIK
Oleh :
Kelompok A
Adisetyo Panduwirawan (10209062), Reza Jatnika (10206055), Aulia Desiani Carolina
(10208014), Sri Septiyanty Marpaung (10209001) dan Ahmad Haris Muhtar (10209002)

I. Tujuan
• Memahami penerapan konsep tahanan jenis material untuk keperluan eksplorasi
geofisika
• Menentukan distribusi nilai tahanan jenis dan susunan lapisan bawah permukaan tanah
dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi Schlumberger

II. Alat dan Bahan


Alat:
• Kabel multicore besar (2 merah dan 2 biru) dengan spesifikasi berikut:
• 16 terminal elektroda
• panjang kabel 80 meter
• Kabel multicore kecil (2 merah dan 2 biru) dengan spesifikasi berikut:
• 8 terminal
• panjang kabel 80 meter
• Elektroda 64 buah
• Multichannel resistivity meter S-Field ditambah accu
• Laptop dengan OS Windows XP dengan software akuisisi S-Field dan Res2dinv

III. Teori Dasar


Arus listrik dapat merambat dalam batuan dan mineral dalam tiga cara, yaitu: konduksi
elektronik, konduksi elektrolitik dan konduksi dielektrik. Pada konduksi elektronik, arus
mengalir melalui elekton bebas yang terdapat pada batuan dan mineral tanpa hambatan yang
berarti. Elektron bebas ini biasanya ditemukan pada batuan yang bersifat metalik. Pada
konduksi elektrolitik, arus mengalir melalui ion-ion yang terlarut dalam air. Proses ini
berlangsung relatif lambat. Modus perambatan arus ini biasa ditemukan pada batuan berpori
serta juga batuan-batuan yang bersifat lembab. Lalu pada konduksi dielektrik, arus mengalir
akibat adanya polarisasi yang terjadi pada material akibat efek medan listrik dari luar.
Akibatnya, arus sulit mengalir pada medium dielektrik sehingga resistivitasnya besar[1].
Fenomena ini menyebabkan terjadinya variasi yang ekstrim dalam resistivitas elektrik
untuk batuan dan mineral yang berbeda. Rentang variasi resistivitas dapat berkisar dari sekitar
16 nΩm untuk perak hingga 10 16 Ωm untuk sulfur murni. Sehingga secara teoretis, metode ini
superior dibanding metode elektrik lainnya. Namun secara praktis, metode ini memiliki sensitivitas
yang tinggi sehingga sensitif juga terhadap variasi konduktivitas pada permukaan. Selain itu, metode
ini memiliki noise yang tinggi dengan jangkauan maksimum hanya sekitar 300-500 m. Terlepas dari
faktor noise dan permukaan tersebut, penggunaan metode ini berfungsi untuk mengetahui
komposisi mineral dan batuan yang terdapat pada tanah sehingga sering digunakan untuk eksplorasi
ladang geotermal dan eksplorasi air tanah[1].

Gambar 1: Resistivitas berbagai batuan, tanah dan mineral. [2]

Resistivitas material bumi dapat diukur dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam
bumi melalui dua elektroda berlawanan kutub (C1 dan C2). Setelahnya, beda potensial yang
terjadi diukur melalui dua elektroda potensial (P1 dan P2). Garis-garis ekuipotensial dan garis
arus dapat saat terjadinya suatu injeksi arus dapat dilihat pada gambar 1. Dari hasil
pengukuran arus dan beda potensialnya maka variasi nilai resistivitas listrik pada datum di
bawah elektroda akan didapatkan seperti berikut.
ΔV k
ρ= (1)
I
Keterangan:
ρ: resistivitas semu (Ωm)
ΔV: beda potensial pada elektoda (V)
k: faktor geometri (m)
I: arus listrik rangkaian (A)

Gambar 2. Garis-garis ekuipotensial dan arus listrik saat arus diinjeksikan


pada A dan keluar dari B [3].

Gambar 3: Berbagai konfigurasi elektroda pada metode geolistrik. [4]

Faktor geometri pada rumus di atas bergantung dengan konfigurasi elektroda yang
digunakan. Macam-macam konfigurasi elektroda untuk pengukuran resistivitas dapat dilihat
pada gambar 2. Adapun faktor geometri dapat didefinisikan sebagai berikut

k= (2)
{(1/ r 1−1/r 2)−(1/ r 3−1/r 4 )}
Keterangan:
r1 : Jarak antara elektoda P1 dengan C1 (m)
r2 : Jarak antara elektoda P1 dengan C2 (m)
r3 : Jarak antara elektoda P2 dengan C1 (m)
r4 : Jarak antara elektoda P2 dengan C2 (m)
Untuk konfigurasi Schlumberger, dengan mensubstitusikan nilai r dan mengambil
konfigurasi yang simetris dan jarak merupakan kelipatan suatu bilangan bulat n seperti pada
gambar 3, akan didapatkan hubungan seperti berikut ini.
π n(n+1) a Δ V
ρ= (3)
I
Keterangan:
ρ: resistivitas semu (Ωm)
ΔV: beda potensial pada elektoda (V)
a: jarak antar elektroda (m)
I: arus listrik rangkaian (A)
Adapun alat yang digunakan untuk mengukur resistivitas beserta spesifikasinya adalah
multichannel resistivity meter S-Field yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4: Spesifikasi dan Konfigurasi Alat resistivity meter S-field. [5]

IV. Langkah Percobaan


1. Rangkaikan elektroda dan kabel seperti pada gambar di bawah ini!
Gambar 5: Konfigurasi kabel dan elektroda resistivity meter S-field. [4]

2. Nyalakan resistivity-meter dan pasangkan pada mode yang sesuai!


3. Sambungkan interface resistivity-meter ke alat akuisisi s-field!
4. Tekan # pada alat akuisisi s-field untuk melakukan pengetesan alat!
5. Pilih timestep 0,5 s dan jenis konfigurasi elektroda Schlumberger!
6. Masukkan parameter jarak elektroda, jumlah elektroda, cycle, retry dan delay pada alat
akuisisi s-field!
7. Set injection mode ke auto pada alat akuisisi s-field!
8. Tekan “start” pada alat akuisisi s-field untuk memulai pengukuran!
V. Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan perbedaan utama dari geolistrik multichannel dengan geolistrik single


channel !
2. Jelaskan mengenai teknologi Current Source dalam kegunaannya pada geolistrik
multichannel!
3. Sebutkan dan jelaskan 3 keutamaan geolistrik multichannel!
4. Jelaskan prinsip kerja resistivity meter geolistrik!
5. Sebutkan 5 jenis konfigurasi geolistrik yang biasa digunakan!

VI. Tugas Laporan


1. Tentukan nilai resistivitas semu tanah pada Multichannel Geolistrik !
2. Jelaskan gambar yang didapatkan dari software Res2dinv? Intepretasikan data berupa
susunan material lapisan tanah yang ditinjau!
3. Jelaskan hubungan kedalaman tanah yang terukur dengan jarak antar elektroda!
4. Jelaskan kelebihan dan kekurangan penggunaan channel (elektroda) yang banyak
(multichannel) dibandingkan dengan pengukuran menggunakan beberpa channel saja!
5. Apa saja keunggulan dan kelemahan konfigurasi Schlumberger bila dibandingkan
dengan konfigurasi Wenner? Manakah yang dapat mengukur lebih dalam?
6. Sebutkan dan jelaskan salah satu aplikasi dari metode Multichannel Geolistrik
konfigurasi Schlumberger!

VII. Referensi
[1] Telford WM, Geldart LP and Sheriff RE. Applied Geophysics. Second Edition.
Cambridge: Cambridge University Press; 1990.
[2] Palacky GJ. Resistivity Characteristics of geologic targets. Soc Explor Geophys. 1987.
[3] Bulkis K, Zubaidah T. Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi
Schlumberger untuk Survei Pipa Bawah Tanah. Teknologi Elektro(7)-2:84-91.
[4] Loke M. Tutorial 2-D and 3-D electrical imaging surveys. Geotomo Software Sdn. Bhd.
2011.
[5] Anonim. Metode Geolistrik Tahanan Jenis. Geophisical Consulting and Instrument
Services . 2011.

Anda mungkin juga menyukai