Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam Perkuliahan Metode Geolistrik
Oleh:
Dosen Pembimbing:
Drs. Akmam M. Si
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
A. Tujuan Penulisan
2. Palu
3. Karet
4. Aki
5. Meteran
2. +-*
Pada balok atau silinder yang homogen, besar tahanan listrik pada gambar
di bawah adalah :
ρL
R= (1)
A
= Resistivitas (Ohm.meter)
VA
¿
IL
(2)
1
¿ =
ρ
I
A( )( VL )= EJ (3)
J=σE
(4)
E=V / L
(5)
V
I =JA=σ A
L
(7)
V
R=
I
(8)
Hubungan hambata (R) dengan daya hantar listrik () pada suatu logam
konduktor dapat diperoleh dengan mensubstitusikan Persamaan (7) dan (8),
sehingga diperoleh:
1 L
R= (9)
σ A
Hubungan antara tahanan jenis () dengan daya hantar listrik bahan ()
dinyatakan :
1
ρ=
σ
(10)
V L
=ρ
I A
(11)
surface
dr
Uniform resistivity p
Current flow
equipotensial
E
J=
ρ
(12)
Medan listrik E merupakan gradien potensial yaitu perubahan
potensial terhadap jarak titik tinjau kesumber arus.
−dV
E=−∇ V = (13)
dr
dV
=−ρJ (14)
dr
dV I
=−ρ
dr A
(15)
I
dV =−ρ dr (16)
2 π r2
∞ ∞
iρ dr iρ 1
V D=∫ dv= ∫ 2 = (−1 ) ¿∞D
D 2π D r 2π r
iρ 1 1
¿
2π (
(−1 ) −
∞ D )
iρ
V D=
2 πD
(17)
Apabila ada dua elektroda arus pada permukaan seperti gambar 2, maka :
I
VR= (18)
1
2 πR1
I
VR= (19)
2
2 πR2
V p=V R +V R 1 2
(20)
V p=V R −V R 1 2
I I
¿
2 πR1 - 2 πR2
I 1 1
¿ ( −
2 π R 1 R2 ) (21)
Metoda geolistrik terdiridari dua elektroda arus dan dua elektroda potensial
(Gambar 4). Apabila arus listrik diinjeksikan kedalam bumi, maka akan terjadi
perbedaan potensial di permukaan bumi.
Dimana :
C1P1 = AM = r1 C1P2 = AN = r2
C2P1 = MB = r3 C2P2 = NB = r4
V tot =V p −V p
1 2
(22)
Dimana :
I 1 1 I 1 1
Vp=
1 ( −
2 π r1 r2 ) dan V p = 2
−
2 π r3 r4( )
Sehingga
I 1 1 I 1 1
V tot =
[ ( )] [ ( )]
−
2 π r1 r2
− −
2 π r3 r4
(23)
I 1 1 1 1
V tot = (
− − +
2 π r1 r2 r3 r 4 ) (24)
2 π∆V 1
ρ=
I 1 1 1 1
− − + (25)
r1 r2 r3 r4
−1
1 1 1 1 ∆V
ρ=2 π
[ − − +
r1 r2 r3 r 4 ] I
(26)
∆V
ρ=k (27)
I
−1
1 1 1 1
K = 2π [ − − +
r1 r2 r3 r4 ] (28)
Kombinasi dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus listrik yang
dialirkan serta tegangan listrik yang terjadi akan didapat suatu harga
resistivitas semu (Apparent Resistivity). Disebut resistivitas semu karena
resistivitas yang terhitung tersebut merupakan gabungan dari banyak lapisan
batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik. Resistivitas semu dapat
dikatakan sebagai resistivitas medium homogen ekivalen. Artinya jika
medium setengah-ruang tak-homogen digantikan oleh suatu medium
homogen dengan harga resistivitas ρa maka arus sebesar I akan
menghasilkan potensial sebesar V pada elektroda-elektroda dengan faktor
geometri K. Dimana faktor geometri ini dapat berubah-ubah tergantung
konfigurasi yang kita gunakan di lapangan
Nilai tahanan jenis batuan beku, sedimen dan metamorf ditunjukkan pada
Tabel berikut :
2. Batuan Beku
3. Batuan Metamorf
Schists 20 – 104
4. Batuan Sedimen
Argillites 10 - 8×102
Sands 30-215
C P1 P2 C2
Pada balok atau silinder yang homogen, besar tahanan listrik pada (gambar 1)
serta menggunakan persamaan 2 :
VA
¿
IL
Dimana : R = hambatan listrik (Ohm)
r
R=ρ (29)
2 π r2
V
ρ=2 πr (30)
I
−1
1 1 1 1
1
[
K = 2 π r − r −r + r
2 3 4
]
Karena jaran antara elektroda arus dan elektroda potensial memiliki spasi
sebesar a, sehingga :
R1=a R2=2a
R3=2a R4=a
−1
1 1 1 1
k =2 π [ − − +
a 2a 2a a ] (31)
−1
1 1 1 1
[
¿2π + − −
a a 2a 2a ]
−1
2 2
=2 π [ ]
−
a 2a
−1
2 1
=2 π [ ]
−
a a
−1
1
=2 π
a []
k =2 πa (32)
Sehingga persamaaan 27 dapat di rumuskan untuk konfigurasi wenner adalah
sebagai berikut :
∆V
ρ=2 πa (33)
I
Keterangan :
C1 : Elektroda arus positif yang terletak pada elektroda ke berapa
(el)
C2 : Elektroda arus negatif yang terletak pada elektroda ke
berapa (el)
P1 : elektroda potensial positif yang terletak pada elektroda ke
berapa (el)
P2 : elektroda potensial negatif yang terletak pada elektroda ke
berapa (el)
Array : Jenis Konfigurasi
I : Arus yang terukur pada ares (mA)
V : Potensial yang terukur pada ares (mV)
AppRes : Tahanan Jenis semu (ohm-m)
St-dev : Standar Deviasi (%)
C1 [el] C2 [el] P1 [el] P2 [el] Aray I [mA] V [mV] EP [mV] AppRes [Ohmm]
16 25 19 22 WA 0 0 0 0 0
17 26 20 23 WA 0 0 0 0 0
18 27 21 24 WA 0 0 0 0 0
19 28 22 25 WA 0 0 0 0 0
20 29 23 26 WA 0 0 0 0 0
21 30 24 27 WA 0 0 0 0 0
22 31 25 28 WA 0 0 0 0 0
23 32 26 29 WA 0 0 0 0 0
24 33 27 30 WA 0 0 0 0 0
18 63 33 48 WA 1091.24 0 -156.49 0 0
E.Pengolahan Data
Data diatas merupakan data yang didapat saat pengukuran yang
dilakukan pada tanggal 27 April 2019 di lokasi pengukuran dengan
menggunakan konfigurasi Wenner. Data diatas selanjutnya akan di olah
menggunakan aplikasi RES2DINV di laboratorium Fisika Bumi Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuna Alam UNP. Sebelum itu kami
akan mengolah bebrapa data untuk menguji kebenaran data diatas dengan
sampling acak.
Karena konfigurasi yang digunakan adalah wenner
Data
C1[el] = 0
C2[el] = 3
V [mV] = 41.1
P1[el] = 1
P2[el] = 2
I[mA]=43.32
a=5
Jawab:
V
ρ=k , k = 2a
I
ΔV
ρ = 2π a
I
41. 1 mV
ρ = 2(3 .14 ) (5 )
43 .2 mA
ρ =29. 87 Ωm
E. PEMBAHASAN
Pseudosection 2D
1. Interpretasi Data
(m) (m)
n (m)
(m)
0.140- - 17.3-43 - 17.3-21.75 Surface
0.43 water
0.43- 17.3- 9.94-49.9 13.62- 17.3-36.9 Ground
1.16 31.5 26.2 water
1.16- 21.75- 9.94-52 9.94-26.2 17.2-26.2 Graound
3.32 26.2 Dan 9.94- water
36.9
3.32- 9.94- 5.6-57.4 9.94- 13.6-26.2 Lempung
9.52 17.3 42.4dan
9.94-49.9
9.52- 1.25- 1.25- 1.25-57.4 1.25-17.3 sands
78.4 13.62 21dan
43.4-57.4
78.4-225 - 1.25-7 1.25-9.94 1.25-9.94 aluvium
Dan 1.25- dan 7-9.94
9.94 dan
1.25-7
F. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makala kuliah lapangan yang dilakukan pada tanggal 27
April 2019 dengan lokasi di Lubuk Gading ,Lubuk Buaya adalah sebagai berikut :