bumi. Gempa bumi di bidang keilmuan geofisika merupakan fenomena sifat fisika bumi yang elastik.
Atau dapat berubah bentuk. Dalam seri yang kedua ini, akan dibahas bagaimana sifat fisika bumi
lainnya, yaitu kelistrikan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk bidang eksplorasi. Artikel ini
membahas teori-teori dan beberapa hal mendasar dari geolistrik, silahkan Anda lanjut ke link berikut
untuk melihat bagaimana aplikasi Geolistrik dalam eksplorasi sumber daya alam.
Batuan-batuan di dalam bumi, dan beberapa material lainnya (misalnya fluida, mineral, dan lain
sebagainya) memiliki resistivitas atau konduktivitas tertentu. Resistivitas adalah ukuran bagaimana
suatu material mengalirkan aliran arus listrik. Batuan berpori dengan kandungan fluida yang bersifat
elektrolit biasanya memiliki nilai resistivitas yang rendah, artinya batuan tersebut memiliki
kemampuan yang baik dalam mengalirkan aliran arus listrik atau batuan tersebut bersifat konduktif.
Distribusi resistivitas di bawah permukaan bumi diperoleh dari hasil perekaman beda potensial di
permukaan akibat dari adanya arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi melalui suatu elektroda.
Gambar 1 di bawah ini menunjukkan skematik sederhana pengukuran geolistrik pada medium yang
homogen.
Gambar 1. Aliran arus listrik apabila menggunakan satu elektroda A sebagai sumber arus (a), aliran
arus listrik oleh sepasang elektroda sumber AB dan penerima MN (b). (Sumber: Geoelectrical
Pengukuran geolistrik berkaitan erat dengan geometri susunan elektroda arus dan potensial yang
digunakan. Beberapa konfigurasi elektroda yang umum digunakan adalah Schlumberger, Wenner,
Dipole-dipole, dan Gradient Array. Perkiraan distribusi resistivitas secara horizontal atau lateral dari
data sekunder memungkinkan untuk melakukan pengukuran geolistrik dengan teknik sounding atau
profiling. Geolistrik sounding atau Vertical Electrical Sounding merupakan salah satu teknik geolistrik
1-Dimensi yang melihat perubahan nilai resistivitas yang bervariasi terhadap kedalaman di satu titik.
Konfigurasi elektroda yang umum digunakan adalah konfigurasi Schlumberger. Variasi perubahan
nilai resistivitas secara lateral dapat dilihat secara tepat dengan teknik geolistrik profiling atau
geolistrik 2-Dimensi. (Gambar 2)
Teknik pengukuran geolistrik di lapangan telah berkembang dari penggunaan sepasang elektroda
sumber arus dan sepasang elektroda penerima beda potensial menjadi beberapa elektroda
sekaligus (multi electrode). Setiap elektroda dapat berfungsi sebagai sumber atau penerima pada
saat tertentu. Penggunaan elektroda semacam ini, dapat meningkatkan produktifitas dan menekan
Metoda geolistrik untuk eksplorasi telah digunakan sejak lama, terutama untuk kepentingan
pertambangan. Dalam sejarah, pada tahun 1910, dua bersaudara berkebangsaan Prancis, Conrad
dan Marcel Schlumberger menemukan bahwa biji besi dapat dibedakan dari sekitarnya dengan
mengukur sifat konduktivitas listriknya. Batuan yang mengandung biji besi ini akan lebih konduktif
dibandingkan batuan-batuan di sekitarnya. Jika suatu medan listrik dapat dialirkan ke dalam tanah,
pengukuran tegangan listrik di permukaan dapat digambarkan sebagai peta yang menunjukan
daerah-dearah yang memiliki nilai potensial listrik yang sama. Di tahun 1912, Conrad mencoba
metoda ini pada survey di tambang besi di sekitar Caen, Normandy. Eksperimen yang dilakukan
Conrad dan Marcel ini merupakan cikal bakal metoda electrical welllogging dari perusahaan
Schlumberger.