TINJAUAN PUSTAKA
Metode ini dilakukan dengan menggunakan arus listrik searah (Direct Current)
yang diinjeksikan melalui dua buah elektroda arus ke dalam bumi, kemudian
diukur beda potensial yang terjadi melalui dua buah elektroda potensial. Dari hasil
dan beda potensial untuk setiap titik pada elektroda yang berbeda.
vertikal. Pada prakteknya, spasi elektroda (arus dan potensial) diperbesar secara
bentangan jarak elektrodanya, maka semakin dalam pula batuan yang dapat
horizontal. Pada prakteknya, spasi elektroda (arus dan potensial) dibuat sama
untuk semua titik di permukaan bumi. Hasil dari pengukuran ini biasa dijadikan
∆V
r
E
I A
L
Gambar 2.1
Seutas kawat yang dialiri arus listrik
r I
J = : rapat arus (A.m-2)
A
r V
E = : medan listrik (V.m-1)
L
Bumi terdiri dari beberapa lapisan (non homogen) dengan ditandai adanya
variasi nilai resistivitas yang berbeda, baik secara horizontal maupun vertikal.
hantar listrik (konduktivitas) sama dengan harganya untuk ke segala arah dari
aliran arus listrik. Sehingga jika suatu arus diinjeksikan ke dalam bumi yang
homogen isotropis ini, maka arus tersebut akan menyebar ke segala arah dan
permukaan ekuipotensial dalam bumi berupa permukaan bola seperti gambar 2.2.
C Permukaan bumi
Medium homogen
Aliran arus
Bidang ekuipotensial
Gambar 2.2
Aliran arus dan bidang ekuipotensial oleh satu titik sumber di kedalaman tertentu
pada bumi homogen isotropis
Bumi dianggap suatu medium yang homogen isotropis, bila arus listrik
r
dialirkan ke dalam medium dengan rapat arus J , maka arus listrik akan
r
menembus elemen luas permukaan dA sebesar J dA.
dA
r
J
Gambar 2.3
Arus yang menembus luasan permukaan medium homogen isotropis
Jika dianggap muatannya tetap, berarti tidak ada arus yang keluar ataupun
yang masuk dalam suatu volume tertutup dengan luas permukaan dA, maka dapat
ditulis:
r
∫ JdV = 0 ........................................................................................................... (2.4)
A
Menurut Teorema Gauss, integral volume dari divergensi arus melalui suatu
daerah tertutup adalah sama dengan jumlah muatan total dalam volume tertutup
itu, sehingga:
rr
∫ ∇JdV = 0 ........................................................................................................ (2.5)
v
1
Dalam medium homogen isotropis, σ = adalah suatu konstanta, sehingga
ρ
∇ 2V = 0 ............................................................................................................. (2.7)
potensial listrik untuk aliran arus searah dalam medium homogen isotropis.
Jika arus yang masuk ke dalam medium homogen isotropis adalah sumber
arus tunggal, maka garis potensialnya akan berbentuk bola. Sehingga penyelesaian
matematis dari persamaan Laplace di atas adalah dengan menggunakan koordinat
bola:
1 ∂ 2 ∂V 1 ∂ ∂V 1 ∂ 2V
∇ 2V = r + sin θ + = 0 ............. (2.8)
r 2 ∂r ∂r r 2 sin θ ∂θ ∂θ r 2 sin 2 θ ∂φ 2
dan karena arus yang mengalir simetri terhadap arah θ dan ф, maka V hanya
1 d 2 dV
∇ 2V = r = 0 ................................................................................ (2.9)
r 2 dr dr
d 2V 2 dV
∇ 2V = + = 0 .................................................................................. (2.10)
dr 2 r dr
d 2V 2 dV
2
=− ................................................................................................. (2.11)
dr r dr
d 2V dV
r2 2
= −2 r ........................................................................................... (2.12)
dr dr
dV A
= − 2 ....................................................................................................... (2.13)
dr r
A
V =− + B .................................................................................................... (2.14)
r
berikut:
A
V= .............................................................................................................. (2.15)
r
Arus mengalir keluar secara radial ke semua arah dari titik elektroda,
r r dV A
Dimana J = −σ∇V dan = 2
dr r
Maka diperoleh:
Iρ
A = − ...................................................................................................... (2.19)
4π
Iρ 1
V = ...................................................................................................... (2.20)
4π r
konduktivitas udara nol, maka garis ekipotensial yang terjadi akan membentuk
Gambar 2.4
Aliran arus dan bidang ekuipotensial oleh satu titik sumber di permukaan bumi
yang homogen isotropis
Sehingga total arus yang melewati permukaan setengah bola sekarang
menjadi:
r
I = 2πr 2 J ........................................................................................................ (2.21)
Dengan cara yang sama, maka persamaan potensial elektroda untuk arus
Iρ 1
V = ...................................................................................................... (2.22)
2π r
elektroda arus (C1 dan C2) di permukaan bumi yang berfungsi untuk memberikan
arus tersebut. Harga potensial yang terukur adalah harga perbedaan potensial
V
C1 P1 P2 C2
titik ves
r1 r2
r3 r4
Gambar 2.5
Dua elektroda arus dan dua elektroda potensial diinjeksikan di permukaan bumi
A
V1 = − 1 ...................................................................................................... (2.23)
r1
Dimana:
Iρ
A1 = − ..................................................................................................... (2.24)
2π
Besarnya arus pada kedua elektroda sama dan berlawanan arah, maka
A
V2 = − 2 ..................................................................................................... (2.25)
r2
Dimana:
Iρ
A2 = ....................................................................................................... (2.26)
2π
Iρ 1 1
V p1 = V1 + V2 = − ........................................................................... (2.27)
2π r1 r2
Dengan cara yang sama, dapat ditentukan pula potensial total di titik P2
Iρ 1 1
V p 2 = V1 + V2 = − .......................................................................... (2.28)
2π r3 r4
∆V = V p1 − V p 2
Iρ 1 1 1 1 ................................................................... (2.29)
= − − −
2π r1 r2 r3 r4
terdiri dari lapisan-lapisan dengan resistivitas yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
nilai resistivitas yang terukur harus bergantung pada jarak elektroda potensial,
resistivitas semu (ρa). Resistivitas semu adalah hasil pengukuran yang merupakan
∆V
ρa = K ..................................................................................................... (2.30)
I
2π
Dengan: K = ............................................................ (2.31)
1 1 1 1
− − −
r1 r2 r3 r4
Untuk kasus dimana bumi non homogen, bumi diasumsikan terdiri dari
Ρ1
Ρa
Ρ2
Ρ3 Ρ3
Gambar 2.6
Konsep resistivitas semu pada medium berlapis
Ada beberapa asumsi dasar yang digunakan dengan tujuan memudahkan
3. Perpisahan lapisan yang satu dan yang lainnya adalah batas tahanan jenis yang
berbeda.
arus (AB) dengan dua elektroda potensial (MN) pada satu garis lintasan. Jarak
elektroda arus harus lebih besar dibandingkan dengan jarak elektroda potensial.
Sebagai gambaran aturan ini dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut:
V
A M N B
titik ves
r m
Gambar 2.7
Aturan penempatan elektroda konfigurasi Schlumberger
2π
K= .................................................... (2.32)
1 1 1 1
r − m − r + m − r + m − r − m
2π
= ................................................................................. (2.33)
1 1
2 r − m − r + m
π
= ................................................................................... (2.34)
( r + m ) − ( r − m)
(r − m)(r + m)
π
K= (r 2 − m 2 ) ........................................................................................... (2.35)
2m
π ∆V
Sehingga: ρ a = (r 2 − m 2 ) .................................................................. (2.36)
2m I
Dimana: r = AB dan m = MN
2 2
jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat
ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya
dirubah.
mapping, kecuali jika posisi titik amatnya dirubah. Sedangkan saat akuisisi data
ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang
Aliran arus listrik di dalam batuan dapat digolongkan menjadi tiga macam,
elektronik terjadi jika batuan mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus
listrik dialirkan dalam batuan tersebut oleh elektron-elektron bebas itu. Konduksi
elektrolitik terjadi jika batuan bersifat porus dan pori-pori tersebut terisi oleh
cairan-cairan elektrolitik, sehingga arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolit.
aliran arus listrik sehingga terjadi polarisasi saat bahan dialiri arus listrik.
batuan yang sama belum tentu mempunyai nilai resistivitas yang sama.
Sebaliknya, nilai resistivitas yang sama bisa dimiliki oleh batuan-batuan berbeda.
Hal ini karena tergantung pada umur batuan, kandungan elektrolit, massa jenis
sebagainya.
Tabel 2.1
Kisaran nilai resistivitas dari berbagai tipe batuan sebagai acuan kualitatif
Resistivity range
Rock type
(Ωm)
Clays 1 - 100
Silt 10 - 200
Marls 3 - 70
Quartzites 10 – 2x108
Sandstones 50 - 500
Limestone 100 - 500
Lavas 100 - 5x104
Ground water 0,5 – 300
Sea water 0,2
Breccia 75 - 200
Andesite 100 - 2000
Tuf Volcanic 20 - 100
Conglomerates 2x103 - 104
Sumber: Telford, 1990; Astier, 1971; Mori, 1993
Berdasarkan nilai resistivitas listriknya, batuan digolongkan menjadi tiga
yaitu konduktor baik (10−8 < ρ < 1) Ωm, konduktor pertengahan (1 < ρ < 107) Ωm
Resistivitas batuan (ρ) dan porositas (ф) dinyatakan dalam hukum Archi:
......................................................................................... (2.37)
Dengan adalah resistivitas air yang ada dalam pori, a dan m adalah
Bilamana air hujan itu mencapai permukaan tanah, maka sebagian akan
diabsorbsi ke dalam tanah. Bagian yang tidak diabsorbsi akan menjadi limpasan
permukaan. Proses masuknya air hujan ke dalam lapisan permukaan tanah disebut
infiltrasi.
Gambar 2.8
Proses infiltrasi air hujan hingga membentuk Saturated Zone
Sumber: http://taman.blogsome.com/2007/04/03/air-tanah/
Kapasitas infiltrasi air hujan dari permukaan tanah ke dalam tanah sangat
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah yang mengisi
bagian dari daur hidrologi. Asal mula air tanah adalah air connate, air juvenil, dan
air metamorf. Air connate adalah air yang terperangkap pada waktu terjadi siklus
hidrologi. Air juvenil adalah air primer yang berasal dari magma dengan
komposisi kaya akan mineral. Air metamorf adalah air yang ada dalam batuan
Secara umum air tanah mengalir melalui suatu celah yang sangat kecil atau
melalui butiran antar batuan. Lapisan batuan yang mampu menyimpan dan
akuifer dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu akuifer dangkal dengan kedalaman
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu akuifer tidak tertekan (bebas) dan akuifer
tertekan. Akuifer bebas adalah lapisan akuifer yang di bawahnya dibatasi oleh
lapisan lebih kedap air dan di atasnya tidak dibatasi oleh lapisan kedap air. Akuifer
tertekan adalah lapisan akuifer yang terletak antara dua lapisan kedap air.
Lapisan akuifer ini, jika dilihat dari sifat fisisnya, merupakan lapisan batuan
yang memiliki celah-celah antar batuan dan pori-pori batuan, sehingga bisa diisi
oleh air dan juga dapat bergerak melalui celah-celah dan pori-pori itu. Lapisan
batuan yang bisa menjadi lapisan akuifer adalah batuan yang memiliki porositas
besar dan permeabilitas besar. Porositas adalah perbandingan antara seluruh pori-
Gambar 2.9
Gambaran antara batuan yang memiliki porositas tinggi dan porositas rendah
Sumber: http://taman.blogsome.com/2007/04/03/air-tanah/
kelembaban tanah. Air di dalam tanah ditahan oleh gaya absorbsi permukaan
butir-butir tanah dan tegangan antara molekul air. Di sekeliling butir-butir tanah
terdapat membran yang diabsorbsi secara intensif. Makin jauh air itu dari
permukaan butir tanah, makin lemah gaya absorbsi itu. Pada suatu jarak tertentu
air itu hanya ditahan oleh tegangan antara butir-butir tanah (air kapiler). Jika air
bertambah, maka air itu akan lebih dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan akan
tinggi juga kenaikan airnya dan makin besar butir-butir tanah makin kecil
kenaikan airnya. Sebaliknya makin kecil butir-butir tanah, makin kecil pula
1. Batuan beku, yaitu kelompok jenis batuan yang terjadi karena pembekuan
magma, biasanya bersifat padat, kompak dan kedap air (tidak dapat meloloskan
air). Meskipun demikian, air tanah terkadang dapat diperoleh pada rekahan-
rekahan yang biasanya terjadi pada zona struktur patahan. Contoh batuan ini
2. Batuan metamorf, yaitu kelompok batuan sedimen atau beku yang berubah dan
pada batuan beku, satuan batuan ini merupakan lapisan kedap air. Air tanah
terdapat ada zona struktur patahan. Contoh batuan ini adalah marmer, skist.
3. Batuan sedimen, yaitu kelompok batuan yang terjadi karena proses rombakan
dan pengikisan batuan beku atau metamorf, ditransportasi secara gaya berat
atau melalui media air untuk kemudian diendapkan kembali di tempat lain
sebagai batuan sedimen. Contoh batuan ini adalah konglomerat, pasir, kerikil,
kapur, breksi dan lain-lain. Satuan batuan sedimen yang dapat berfungsi
sebagai akuifer yang baik hanya satuan batuan sedimen yang dibentuk oleh
Porositas Permeabilitas
Batuan
(%) (cm/jam)
Lempung 45 - 55 0,0008
Lanau 35 - 45 0,0008
Pasir 35 - 40 10,42 -187,5
Kerikil 30 - 40 625 - 1875
Batugamping 1 - 10 3,93
tufan 30 - 65 0,83
Lumpur 55 - 65 < 0,0008
Sumber: Lean Wijaya (Verhoef, 1992); Mori, 1993:96
Tabel 2.3
Kisaran nilai dimensi setiap butir batuan
urutan pra-tersier, tersier dan kuarter. Setiap satuan batuan didasarkan secara
litostratigrafi dan tata namanya sesuai sandi stratigrafi Indonesia dan panduan
Stratigrafi daerah ini telah dipelajari sejak awal abad ini. Penyelidikan
Gambar 2.10
Indeks peta geologi lembar Bengkulu skala 1:100.000
Sumber: Peta Geologi lembar Bengkulu yang dikeluarkan oleh Pusat Survei
Geologi
Penyelidikan dilakukan dengan melakukan survei lapangan berupa
yang terdapat di kota Bengkulu dan sekitarnya ditunjukkan dengan tabel berikut:
Tabel 2.4
Klasifikasi satuan stratigrafi batuan daerah penelitian
Satuan batuan Umur Jenis litologi
Undak Aluvium (Qat) Holosen kerikil, pasir, lanau, lempung
bongkah, kerakal, pasir, lumpur,
Aluvium (Qal) Holosen
lempung
Andesit (Tpan) Pliosen andesit
konglomerat, breksi, batugamping
Formasi bintunan (QTb) Plistosen
terumbu, batu lempung tufan
Interpretasi terhadap hasil penyelidikan geolistrik terdiri dari dua cara yaitu
cara melihat harga dan pola kontur anomali serta membandingkan peta-peta
resistivitas semu untuk setiap jarak elektroda arus (AB/2) yang berbeda. Semakin
secara lateral. Jenis batuan berbutir halus seperti lempung dan lanau biasanya
memiliki kisaran nilai resistivitas < 10 Ωm. Jenis batuan sedimen berbutir kasar
seperti pasir dan kerikil memiliki kisaran nilai resistivitas > 10 Ωm. Jenis batuan
breksi memiliki kisaran nilai resistivitas 75 Ωm – 200 Ωm. Untuk batuan beku
memiliki kisaran nilai resistivitas > 200 Ωm. Batuan yang telah terintrusi air laut
akan lebih bersifat konduktif, biasanya memiliki nilai resistivitas < 1 Ωm.
Sedangkan interpretasi kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kurva
nilai resistivitas semu terhadap jarak elektroda AB/2. Hal ini dilakukan untuk
lapisan berbeda.
Konsep dasar penafsiran kurva-kurva ini mengacu pada model kurva bantu
dengan asumsi misalkan terdiri dari tiga lapisan yang masing-masing mempunyai
1. Kurva bantu tipe A, dengan ciri-ciri kurva lapangan mempunyai bentuk naik
ρs
AB/2
Gambar 2.11
Kurva bantu tipe A
2. Kurva bantu tipe Q, dengan ciri-ciri kurva lapangan mempunyai bentuk turun
ρs
AB/2
Gambar 2.12
Kurva bantu tipe Q
3. Kurva bantu tipe K, dengan ciri-ciri kurva lapangan mempunyai bentuk
ρs
AB/2
Gambar 2.13
Kurva bantu tipe K
ρs
AB/2
Gambar 2.14
Kurva bantu tipe H
IP2Win dan lain-lain. Hasil analisa akan menunjukkan kedalaman, ketebalan dan
nilai resistivitas dari berbagai lapisan batuan berbeda sehingga korelasi dengan
keadaan geologi setempat dan nilai resistivitas pada literatur akan menunjukkan