Anda di halaman 1dari 23

METODE GEOLISTRIK

(RESISTIVITAS)
PENDAHULUAN
Geolistrik ialah salah satu metode dalam geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi. Pendeteksian di atas
permukaan

meliputi

pengukuran

medan

potensial,

arus,

dan

elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat


penginjeksian arus ke dalam bumi. Metode geolistrik yang terkenal
antara lain : metode potensial diri (SP), arus telluric, magnetotelluric,
elektromagnetik, IP (induced polarization), dan resistivitas (tahanan
jenis). Dalam topic ini, pembahasan dikhususkan pada metode
geolistrik tahanan jenis.
Pada metode geolistrik tahanan jenis, arus listrik diinjeksikan ke
dalam bumi melalui dua elektroda arus (terletak diluar konfigurasi).
Beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial
yang berada didalam konfigurasi. Dari hasil pengukuran arus dan
beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu, dapat ditentukan
variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik
ukur (titik sounding).
Umumnya, metode resistivitas ini hanya baik untuk eksplorasi
dangkal, sekitar 100 m. Jika kedalaman lapisan lebih dari harga
tersebut, informasi yang diperoleh kurang akurat, hal ini disebabkan
melemahnya arus listrik untuk jarak bentangan yang semakin besar.
Karena itu, metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi dalam.

Sebagai contoh eksplorasi minyak. Metode resistivitas ini lebih


banyak

digunakan

penentuan

dalam

kedalaman

bidang

batuan

enginering

dasar),

geology

pencarian

(seperti

reservoir

air,

pendeteksian intrusi air laut, dan pencarian ladang geothermal.


Berdasarkan letak (konfigurasi) elektoda potensial dan elektroda arus,
dikenal beberapa jenis konfigurasi metode resistivitas tahanan jenis
yaitu
1.

Konfigurasi Schlumberger

2.

Konfigurasi Wenner

3.

Konfigurasi Double Dipole

4.

Konfigurasi Pole-dipole (three point)

5.

Konfigurasi Pole-pole

Teknik pengambilan data dalam metode resistivitas dibagi atas :


1.

Vertikal Sounding

2.

Lateral Mapping

3.

Mise-a-la-masse

TEORI DASAR
Sifat Listrik Batuan
Aliran

konduksi

arus

listrik

di

dalam

batuan/mineral

digolongkan atas tiga macam yaitu konduksi dielektrik, konduksi


elektrolitik, dan konduksi elektronik . Konduksi dielektrik terjadi jika
batuan/mineral bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik (terjadi
polarisasi muatan saat bahan dialiri listrik). Konduksi elektrolitik
terjadi jika batuan/mineral bersifat porus dan pori-pori tersebut terisi

cairan-cairan elektrolitik. Pada kondisi ini arus listrik dibawa oleh ionion

elektrolit.

Konduksi

elektronik

terjadi

jika

batuan/mineral

mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik dialirkan


dalam batuan/mineral oleh elektron bebas. Berdasarkan harga
resistivitas listriknya, batuan/mineral digolongkan menjadi tiga yaitu :
- konduktor baik

: 10-6<< 1 m

- konduktor buruk

: 1 << 107 m

- isolator

: > 107 m

Untuk interpretasi, hanya ini parameter yang digunakan.


Perumusan Dasar Geolistrik Resistivitas
Dalam metode geolistrik ini digunakan definisi-definisi :
1. resistansi

: R = V/I ohm,

(1a)

2. resistivitas

: = E/J m,

(1b)

3. konduktivitas

: = 1/ ( m) 1,

(1c)

dengan :
V : beda potensial antara dua buah titik
I : besar arus listrik yang mengalir
E : medan listrik
J : rapat arus listrik (arus listrik persatuan luas)
Untuk silinder konduktor dengan panjang L dengan luas penampang
A

A
L
Gb. 1, Penampang silinder konduktor

Medan Listrik E yang ditimbulkan oleh beda tegangan V dirumuskan


E = V/L. Tahanan yang muncul dirumuskan dengan
R

L
A

(2)

Dari persamaan (2), diperoleh persamaan resistivitas yaitu


R

A V A

L
I L

(3)

Konfigurasi elektroda cara Schlumberger


M,N digunakan sebagai elektroda potensial dan A, B sebagai
elektroda arus. Pada konfigurasi ini, nilai MN nilai AB. Perhatikan
gambar berikut.
Bila jarak elektroda AB dibuat 10 kali elektroda MN untuk tiap jarak
C1
A

2
L
P1
M

C2
2

B
N

P2
N
L

Gambar 2.
Skema Konfigurasi Schlumberger

pengukuran, diperoleh persamaan resistivitas metode Schlumberger


yaitu

( L2 2 )
V
K

s Ks
,dengan s 2l ( L2 2 ) .
I

(4)

Umumnya metode Schlumberger ini dilakukan dengan jarak elektrode


AB dibuat 10 kali atau lebih terhadap jarak elektroda MN. Meskipun
begitu metode ini dapat dilakukan dengan jarak elektrode AB < 10 MN
asalkan L 4.

Konfigurasi elektroda cara Wenner


Konfigurasi

Wenner

digunakan

jarak

yang

sama

antara

elektroda. Dalam konfiguasi ini AM = MN = NB = a. Perhatikan skema


pada gambar 2. Persamaan resistivitasnya dirumuskan dengan
w Kw

V
I

, dimana

K w 2a .

(5)
C2

C1
A

P1

P2

N
a

Gb. 3. Skema Konfigurasi Wenner

Pada konfigurasi ini, jarak elektroda a harus seragam untuk tiap


survey. Bila jarak elektrode AB misalnya 10 m, maka jarak elektroda
MN haruslah 3,3 m. Bila elektroda AB dibuat 12 m, maka MN
haruslah 4 m dan demikian seterusnya.
Konsep Resistivitas Semu

Pada bagian awal telah disebutkan bahwa bumi diasumsikan


bersifat homogen isotropik. Dengan asumsi ini, resistivitas yang
terukur merupakan resistivitas sebenarnya dan tidak bergantung
pada spasi elektroda. Pada kenyataanya, bumi terdiri dari lapisanlapisan dengan yang berbeda-beda, sehingga potensial yang
terukur

merupakan

pengaruh

dari

lapisan-lapisan

tersebut.

Karenanya, harga resistivitas yang diukur seolah-olah merupakan


harga resistivitas untuk satu lapisan saja (terutama untuk spasi yang
lebar). Resistivitas semu ini dirumuskan dengan
,
a K

dimana :

: resistivitas semu

: faktor geometri

: beda potensial pada MN

: kuat arus

V
I

Pada kenyataannya, bumi merupakan medium berlapis dengan


masing-masing lapisan mempunyai harga resistivitas yang berbeda.
Resistivitas semu merupakan resistivitas dari suatu medium fiktif
homogen yang ekivalen dengan medium berlapis yang ditinjau.
Perhatikan gambar dibawah
1
2

Gb. 4. Konsep resistivitas semu pada medium berlapis

Anggap medium berlapis yang ditinjau misalnya terdiri dari 2 lapis


dan mempunyai resistivitas berbeda ( 1 dan 2 ). Dalam pengukuran,
medium ini dianggap sebagai medium satu lapis homogen yang
memiliki

satu

harga

resistivitas

yaitu

resistivitas

semu

a.

Konduktansi lapisan fiktif ini sama dengan jumlah konduktansi


masing-masing lapisan yaitu a = 1 + 2 .
Metode Akuisisi Data Lapangan
Ada tiga macam cara pengukuran resistivitas yang biasa
dilakukan dalam akuisisi data di lapangan. Masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda, ketiga cara tersebut yaitu Lateral Maping,
Vertikal Sounding, dan Mise-a-la-masse.
a. Lateral Maping
Cara ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan harga
reisitivitas di suatu areal tertentu. Setiap titik target akan dilalui
beberapa titik pengukuran. Ilustrasi cara ini dapat dilihat pada gambar
P
2

P
1

C1

C
2

Gb. 5. Teknik akuisisi lateral

mapping
4.
Pada gambar 5 disajikan skema akuisisi data secara mapping (dalam
hal ini konfigurasi yang digunakan adalah konfigurasi Wenner).

Untuk group pertama (n=1), spasi dibuat bernilai

a. Setelah

pengukuran pertama dilakukan, elektrode selanjutnya digeser ke


kanan sejauh a (C1 dipindah ke P1, P1 dipindah ke P2, dan P2 ke C2)
sampai jarak maksimum yang diinginkan.
b. Vertical Sounding (2D)
Cara

ini

digunakan

untuk

mengetahui

distribusi

harga

resistivitas pada suatu titik target sounding di bawah permukaan


bumi. Cara ini sering dinamakan Sounding 1D sebab resolusi yang
dihasilkan hanya bersifat vertikal. Gambar 6 memberikan ilustrasi
C1

P1

P2

C2

n=1
a
n=2

n=3

Gb. 6. Teknik akuisisi vertikal sounding

teknik pengukuran ini (dalam hal ini konfigurasi yang digunakan ialah
Schlumberger).
Pada

gambar

6,

konfigurasi

yang

digunakan

adalah

Schlumberger. Pengukuran pertama dilakukan dengan membuat jarak


spasi a. Dari pengukuran ini diperoleh satu titik pengukuran.
Pengukuran kedua dilakukan dengan membuat jarak spasi antara C1 -

P1 dan P2 C2 menjadi 2a dan diperoleh titik pengukuran berikutnya.


Pengukuran terus dilakukan hingga area survey telah terlingkupi.
c. Resistivity 2D
Teknik

ini

merupakan

gabungan

antar

mapping

dengan

sounding. Dimana pengukuran sounding (1D) dilakukan setiap titik


lintasan secara lateral atau lintasan mapping (1D) dilakukan setiap
kedalaman (gambar 5). Pada Semester Break 2001 ini dilakukan
metode ini. Pengolahan data resistivitas semu (hasil pengukuran)
dengan menggunakan software Res2Dinv dimana permodelan dengan
teknik inversi digunakan dalam software ini.
PROSEDUR AKUSISI DATA
Prosedur akusisi data dilapangan:
1.

Setting Lapangan Survey


Prosedur setting lapangan bergantung dengan teknik akuisisi

yang digunakan, pada SB 2001 ini digunakan vertical sounding 2D.


Setelah melihat daerah survey (target kedalaman dan maksimum
offset yang dapat digunakan atau jumlah patok), kita tentukan jarak
tiap titik offset (47 patok dengan jarak tiap patok 2.5 m). Sehingga kita
dapat menggambarkan konfigurasi elektroda (stacking chart) seperti
pada gambar 6. Kemudian kita tentukan cara pengambilan data yang
paling efektif (urutannya ditunjukkan oleh tanda panah).

Gambar 7. Stacking Chart untuk Vertical Sounding 2D


2.

Setelah itu kita buat form pengambilan data


yang menggambarkan cara akusisi data dilapangan sesuai
dengan prosedur 1.

3.

Kita lakukan pengambilan data sesuai dengan


cara kerja alat yang kita gunakan. Data arus (I) dan Potensial (V)
yang kita peroleh dicatat dalam form akusisi.

4.

Kemudian data yang kita peroleh kita lakukan


pengolahan awal dengan menghitung resistivitas semu tiap
datum point seperti pada persamaan 13, dengan harga k =
*n*(n+1)*a. Kemudian data offset, n dan resistivitas semu
tersebut kita masukkan ke notepad dan di save sesuai aturan
yang telah ditentukan oleh software.

RES2DINV

Res2Dinv adalah program komputer yang secara automatis


menentukan

model

resistivity

dimensi

(2-D)

untuk

bawah

permukaan dari data hasil survey geolistrik (Griffiths and Barker


1993).
Model 2-D menggunakan program inversi, yang terdiri dari
sejumlah kotak persegi. Susunan dari kotak-kotak ini terikat oleh
distribusi dari titik datum dalam pseudosection. Distribusi dan ukuran
dari kotak secara automatis dihasilkan dari program maka jumlah
kotak tidak akan melebihi jumlah datum point.
Subroutine dari permodelan maju digunakan untuk menghitung nilai
resistivitas semu, dan teknik optimasi least-squares non-linier
digunakan untuk routine inversi. Program ini juga mendukung teknik
forward modeling finite-difference dan finite-element. Program ini
dapat digunakan untuk survei menggunakan Wenner, pole-pole,
dipole-dipole, pole-dipole, Wenner-Schlumberger dan array dipoledipole ekuator. Anda bisa memproses pseudosection hingga 650
electroda dan 6500 points pada satu waktu. Spasi elektroda terbesar
hingga 36 kali spasi terkecil dalam satu set data. Selain survey normal
dilakukan dengan elektroda-elektroda di permukaan tanah, program
ini juga mendukung survey underwater dan cross-borehole.
Teori
Routine inversi digunakan berdasarkan metode least-squares
smoothness-constrained. Implementasi dari metode least squares
berdasarkan pada teknik optimisasi quasi-Newton. Teknik ini lebih
cepat 10 kali daripada metode least-square konvensional untuk data
set yang besar dan memerlukaan sedikit memory.

Isi Program
Program ini mengandung file setup utama SETUP.EXE. Setelah
menginstal file ini, file-file ini akan berada dalam program Res2Dinv.
RES2DINV.EXE

TAHCRO.DAT

BOREHOLE.DAT

JACOBWIN.EXE

PIPESCHL.DAT

BOREHIP.DAT

LANDFILL.DAT

WATER.DAT

BORELANC.DAT

GRUNDFOR.DAT

MARINE.DAT

BORELANC.DAT

ODARSLOV.DAT

MODEL101.DAT

BOREDIFF.DAT

ROMO.DAT

DIPOLEN5.DAT

BORERES.DAT

DUFUYA.DAT

WENSCHN5.DAT

SYSDRVR.EXE

GLADOE2.DAT

POLDPIN5.DAT

RES2DINV.HLP

BLOCKWEN.DAT

IPMODEL.DAT

RES2DINV.CNT

BLOCKDIP.DAT

IPSHAN.DAT

RES2DINV.INI

CLAYSTG.DAT

IPMAGUSI.DAT

RES2DINVIN2

BLOCKTWO.DAT

IPKENN.DAT

README.TXT
RESIS.BTH

Teknik Menggunakan Program


Setelah

menjalankan

program

installasi

SETUP.EXE

dan

program JACOBWIN.EXE, program utama RES2DINV.EXE dan file


pendukung (GRADWEN, GRADTWO dan GRADDIP) dan contohcontoh data harus berada dalam subdirectory yang sama dalam hard
disc. Silahkan dicoba kondisi dari hard disk dengan menggunakan
menggunakan CHKDSK dan SCANDISK, atau program yang dalam
paket utility software seperti PC TOOLS atau Norton Utilities.

Untuk menjalankan program inversi resistivitas, klik ikon


RES2DINV. Program pertama akan mengecek sistem komputer untuk
memastikan adanya resource yang penting. Program ini akan
mengecek memori yang tersedia dan space hard disc. Jika program
ini menunjukkan peringatan, anda harus menghentikan program dan
melakukan perubahan. Setelah itu akan terlihat tampilan seperti:
File Edit Change Settings Inversion Display Topography Print
Help Quit

File
Memiliki sub menu:
Read data file
Harga resistivitas semu harus berbentuk file text. Anda bisa
menggunakan text editor tertentu, seperti Notepad. Data disusun
dalam ASCII

dimana sebuah koma atau space kosong digunakan

untuk memisahkan data numerik yang berbeda. Program ini


membutuhkan data yang disusun dalam format tertentu. Jika ada
masalah, kemungkinan disebabkan oleh kesalahan penyusunan
format data. Sebagai contoh dari data input seperti pada file
geolistrik.DAT. Data dalam file disusun dalam order berikut:
Line 1

Nama dari garis survey

Line 2

Spasi elektroda terpendek

Line 3

Tipe pengukuran (Wenner = 1, Pole-pole = 2, Dipole-dipole


= 3, Pole- dipole = 4, Schlumberger = 7)

Line 4

Jumlah total datum point

Line 5

Tipe dari lokasi x untuk datum points. Masukkan 0 bila


letak elektroda pertama diketahui. 1 digunakan jika titik
tengahnya diketahui

Line 6
Line 7

1 untuk data IP (0 untuk data resistivitas)


Posisi x, spasi elektroda, (faktor pemisah elektroda, n,
untuk

dipole-dipole,

pole-dipole

dan

Wenner-

Schlumberger), dan harga resistivitas semu yang terukur


untuk datum point pertama.
Line 8 `

Lokasi x, spasi elektroda dan resistivitas semu yang


terukur untuk datum point kedua.
Dan seterusnya untuk datum point berikutnya. Sebagai
catatan lokasi x dari datum point harus terus meningkat.
Setelah itu harus diakhiri dengan empat kali 0.

Perintah Import data in berfungsi untuk memindahkan data dari alat


dengan format yang tertera seperti AGI, CAMPUS, IRIS, ABEM LUND,
ABEM SAS dan lainnya.
Run JACOBWIN.EXE
Program ini harus dijalankan setelah proses instalasi selesai, dan
cukup sekali saja dijalankan.
Exit program
Keluar dari RES2DINV.
Edit Data

Anda dapat menggunakan option ini untuk mengubah data yang


telah anda masukkan pada sub bab sebelumnya. Option ini dapat
membuang datum point yang buruk, dan membagi data set yang
sangat besar. Saat anda memilih option ini, akan terlihat sub menu
berikut:
Exterminate bad datum points :
Dalam option ini, nilai data resistivitas semu ditunjukkan dalam
form profile untuk setiap level datum. Anda dapat menggunakan
mouse untuk membuang beberapa datum point yang buruk. Alasan
utama dari option ini adalah untuk menghilangkan datum point yang
memiliki nilai resistivitas yang salah. Datum point yang jelek dapat
diakibatkan oleh kesalahan letak elektroda, kontak elektroda yang
buruk akibat tanah yang kering atau hubungan singkat melalui kabel
karena kondisi tanah yang sangat basah. Datum point ini biasanya
memiliki resistivitas semu yang terlalu besar atau serlalu kecil
dibandingkan dengan data tetangganya.
Splice large data sets
Anda dapat memilih penampang yang akan diinversi dari data
seluruhnya (karena terlalu besar untuk diproses sekali). Setelah
memilih option ini, distribusi dari datum points dalam sebuah
pseudosection akan terlihat. Ada dapat memilih penampang dari data
set dengan tombol arrow. Datum points yang dipilih akan ditandai
dengan warna ungu, sisanya dengan warna hitam. Selain itu jika
terlalu banyak datum point pada level yang rendah, anda dapat

menguranginya dengan memilih hanya datum point yang ganjil atau


genap saja.
Reverse pseudosection
Option ini akan membalikkan pseudosection secara horizontal dari
kiri ke kanan. Hal ini menolong bila anda menggunakan survey paralel
tetapi survey dimulai dari arah yang berbeda.
Change first electrode location
Anda dapat mengganti lokasi dari elektroda pertama dalam satu
garis survei. Perintah ini bertujuan pada plotting, sehingga garis
survei akan bergeser semua kearah nilai yang kita berikan.
Edit data file
Saat memilih option ini, text editor (dengan default notepad) akan
muncul. Untuk kembali ke RES2DINV anda harus keluar dari program
teks editor ini.
Run another program
Anda dapat menjalankan program lain dengan option ini, atau
dengan menekan Ctrl + Esc untuk menjalankan aplikasi lainnya.
Change program settings
Sebelum melakukan proses inversi, setting awal harus ditentukan
untuk faktor peredam dan variabel lainnya. Anda dapat memperoleh
hasil terbaik dengan memodifikasi parameter yang mengontrol proses
inversi. Saat anda memilih option Change Settings akan terlihat
menu :

Damping factors
Pada option ini, anda dapat menset nilai awal untuk faktor
peredaman.

Jika

data

memiliki

banyak

noise,

anda

harus

menggunakan faktor damping yang relatif lebih besar (sebagai


contoh: 0.3). Jika data anda memiliki noise yang kecil, gunakan faktor
damping awal yang lebih kecil (sebagai contoh: 0.1). Proses inversi
akan mengurangi faktor damping untuk iterasi berikutnya.
Change of damping factor with depth
Karena

resolusi

dari

metoda

resistivitas

menurun

secara

eksponensial setiap kedalaman, faktor peredaman digunakan dalam


metode inversi least square yang juga akan meningkat tiap lapisan
yang lebih dalam. Hal ini dilakukan untuk menstabilkan proses
inversi. Biasanya faktor peredaman meningkat 1,2 kali untuk tiap lapis
yang lebih dalam, tetapi anda dapat merubahnya.
Line search
Proses inversi menentukan perubahan dalam model parameter.
Biasanya hal ini kan menghasilkan model dengan RMS error yang
lebih rendah. Tetapi terkadang RMS error meningkat, untuk kasus ini
anda memiliki dua pilihan. Pilihan pertama adalah dengan mengambil
sebuah pencarian garis menggunakan interpolasi untuk menemukan
langkah optimal untuk perubahan dalam resistivitas dari tiap blok.
Program akan mengurangi RMS error tetapi hal ini juga dapat
menjebak ke nilai minimum local. Pilihan kedua adalah dengan
membiarkannya

dan

berharap

bahwa

iterasi

berikutnya

akan

menghasilkan RMS error yang lebih kecil. Hal ini dapat juga

menyebabkan

terjebak

di

minimum

lokal,

tetapi

juga

dapat

menyebabkan peningkatan RMS error. Pilihan ketiga adalah dengan


menggunakan pencarian garis pada tiap iterasi. Hal ini akan
memberikan langkah yang optimum, tetapi akan membutuhkan
sedikitnya sebuah komputasi kedepan tiap iterasi.
Percentage change for line search
Metode line search akan dapat memperkirakan perubahan yang
telah diramalkan dalam RMS error resistivitas semu. Jika perubahan
yang perkiraan dalam RMS error itu telalu kecil, mungkin tidak
menguntungkan penggunaa line search untuk menentukan langkah
optimal untuk perubahan model parameter. Biasanya

nilainya

berkisar antara 0.1 dan 1.0 %.


Convergence limit
Kita dapat menurunkan limit untuk perubahan relatif dalam RMS
error antara 2 iterasi. Secara default, nilai yang digunakan adalah 5 %.
Dalam program ini perubahan relatif dalam RMS error digunakan
untuk menghasilkan data set yang berbeda dengan derajat noise yang
berbeda.
Number of iterations
Perintah ini dapat digunakan untuk nilai maksimum dari iterasi
untuk proses iterasi. Default maksimum iterasi telah diset 5 kali
(untuk versi demo hanya dapat melakukan iterasi hingga 3 kali).
Vertical/Horizontal flatness filter ratio

Anda dapat memilih perbandingan dari faktor peredaman untuk


filter vertikal hingga filter horisontal. Secara default keduanya
memiliki nilai yang sama.
Thickness of model layers increase
Dengan menggunakan option ini anda dapat memilih model
dimana ketebalan dari lapisan bertambah sekitar 10% hingga 25% tiap
lapisan kedalaman.
Finite-difference grid size
Anda dapat memilih option ini yang digunakan untuk forward
modelling.
Model resistivity values check
Option ini akan menampilkan warning jika setelah iterasi didalam
data set, model resistivitas menjadi sangat besar (biasanaya lebih
dari 20 kali nilai resistivitas semu).
Include smoothing of model resistivity
Dalam sebagian besar kasus, hal ini akan menghasilkan sebuah
model dengan variasi smooth dalam model harga resistivitas.
Option for contour intervals
Secara default, program akan menggunakan interval kontour
secara logaritma untuk pseudosection dan meodel sections saat
menghasilkan hasil proses.

Reduce number of topographical datum points


Secara default, program akan mencoba untuk mengurangi jumlah
topograpi datum point setelah membaca data set.
2.9

Inversion of data
Option ini akan melakukan proses inversi dari data set yang telah

anda baca menggunakan option File. Pemilihan option ini akan


menampilkan menu:
Least-squares inversion
Option ini akan

melakukan proses inversi data set yang telah

dibaca sebelumnya.
Change thickness of layers
Anda dapat mengubah ketebalan dari model dimana ketebalannya
akan meningkat 10% hingga 25% tiap lapis yang lebih dalam.
Display model blocks
Option ini akan membagi subsurface kedalam sejumlah kotak
persegi. Distribusi dari model block dan datum points akan
ditampilkan.
Display blocks sensitivity
Option ini akan menunjukkan plot dari sensitivitas block yang
digunkaan dalam model inversi.

Jacobian matrix calculation


Dalam program ini anda memiliki tiga option saat kalkulasi matrik
Jacobian. Metode tercepat adalah menggunakan metode quasiNewton.
Modify depths to layers
Option ini mengijinkan anda untuk merubah kedalaman dari
lapisan

yang

digunakan

dalam

model

inversi.

Anda

dapat

menambahkan kedalaman sehingga beberapa batas akan cocok


dengan data kedalaman yang telah diketahui seperti borehole dan
lainnya.
Use finite-element method
Program ini mengijinkan anda untuk menggunakan baik metode
finite difference atau finite element untuk proses inversi.
Mesh refinement
Option ini mengijinkan anda untuk menggunakan finer mesh
(dalam arah vertikal) untuk metode finite difference atau finiteelement.
Batch mode
Dalam option ini, anda dapat menginversi sejumlah data set secara
automatis. Nama dari input file data dan informasi lainnya, yang
terdapat dalam suatu file.
Display

Pada option ini, anda dapat membaca baik didalam data maupun
output data yang
menampilkan

dihasilkan oleh proses inversi dan juga

measured

dan

calculated

apparent

resistivity

pseudosection dan penampang model. Dalam option ini, anda dapat


mengubah interval kontour yang digunakan untuk menggambarkan
pseudo dan penampang model, sekala vertikal dari penampang, dan
memasukkan topografi dalam penampang model. Anda juga dapat
mengubah tampilan warna yang digunakan oleh program.
Topography
Jika line survei kita memiliki topografi yang sanga berpengaruh,
koreksi untuk efek topografi

dapat digunakan

jika koordinat

horizontal dan vertikal dari jumlah titik sepanjang line diketahui. Pada
saat program membaca dalam file terdapat data topografi, secara
automatis metode finite-element akan dipilih. Menu yang terdapat
didalamnya adalah:
Print
Anda dapat menyimpan data hasil inversi dalam format BMP
atau PCX. Anda juga dapat langsung mencetak penampang dengan
menggunakan perintah print ini.
Help
Jika anda mengklik
muncul.

tombol help, window help program ini akan

Anda mungkin juga menyukai