Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA MODERN

EKSPERIMEN e/m J.J THOMSON

DISUSUN OLEH:
NAMA:Tahayati Ichsan
NIM : 1403119348
KELAS : B
DOSEN: Drs. Walfred Tambunan M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
2016

TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan nilai dari sinar elektron pada tabung J.J. Thomson, kemudian
membandingkan nilai sinar elektron dari teori.
2. Memahami prinsip percobaan J.J. Thomson

TEORI
Contoh penggunaan pemilih kecepatan adalah percobaan terkenal yang dilakukan oleh J.J
Thomson pada tahun 1897 dimana ia menunjukan bahwa sinar dalam tabung katoda dapat
dibelokan oleh medan listrik dan medan magnetik sehingga dapat diketahui bahwa sinar
tersebut mengandung partikel-partikel yang bermuatan listrik. Dengan mengukur besarnya
penyimpangan partikel sinar yang disebabkan oleh medan listrik dan medan magnetik ini,
Thomson dapat menunjukan bahwa semua partikel memiliki perbandingan muatan terhadap
massa (e/m) relatif sama. Ia juga menunjukan bahwa partikel dengan perbandingan muatan
terhadap massa ini dapat diperoleh dengan menggunakan sembarang bahan untuk katodanya.
Partikel yang terkandung dalam sinar ini, sekarang disebut elektron dan merupakan bahan
dasar seluruh materi. Prinsip yang digunakan Thomson dalam melakukan pengukuran ini
adalah jika suatu muatan elektron bergerak di dalam ruang yang berada di bawah pengaruh
medan magnet atau medan listrik maka muatan tersebut akan mengalami gaya sehingga
pergerakan elektron akan menyimpang. Adanya gejala fisis ini dipertimbangkan sebagai
pergerakan muatan elektron didalam medan magnet maupun medan listrik persis seperti
partikel yang dilemparkan horizontal didalam medan gravitasi bumi. Sistem yang digunakan
terdiri dari sebuah tabung katode dan kumparan yang berfungsi untuk menghasikan medan
magnet. Kumparan ini disebut kumparan Helmholtz yang digunakan untuk menghilangkan
medan magnetik bumi dan untuk memberikan medan magnet yang konstan dalam ruang yang
sempit dan terbatas.Ketika katoda dialiri arus listrik, katoda tersebut akan berpijar karena
tumbukan elektron-elektron didalamnya sehingga dapat menyebabkan elektron dari katoda
tersebut loncat dari katoda dan memasuki daerah medan magnet dari kumparan yang dialiri
arus listrik. Jika arah kecepatan elektron tersebut tegak lurus dengan arah medan magnet,
maka elektron tersebut akan bergerak melingkar di dalam tabung katoda. Gaya magnetic
memberikan gaya sentripetal yang diperlukan agar terjadi gerak melingkar. Kita dapat

menghubungkan kecepatan elektron tersebut v dengan jari-jari lintasan r dan medan magnetik
B dengan membuat gaya total yang sama dengan massa m elektron kali percepatan sentripetal
v2/r yang bersesuaian dengan hokum kedua Newton. Gaya total pada kasus ini sama dengan
evB karena v dan B saling tegak lurus. Dengan demikian, hokum kedua Newton memberikan
:

Jika elektron awalnya diam dan bergerak melalui beda potensial V, energy kinetik elektron ketika
memasuki medan magnetik sama dengan kehilangan energi potensialnya :

kita sudah mendapatkan nilai v dari persamaan sebelumya, kemudian substitusikan ke


persamaan di atas, maka :

Pengukuran nilai muatan elektron (e) dapat dapat diketahui setelah percobaan yang dilakukan
oleh J J. Thomson, yaitu dengan menggunakan peralatan tabung sinar katoda yang dilengkapi
dengan medan listrik dan medan magnet. Tabung sinar katoda adalah tabung hampa udara
yang dibuat dengan memanfaatkan teknik pevakuman Geisler yang dapat memancarkan
elektron dalam bentuk sinar katoda ketika saklar dihubungkan. Percobaan ini dilakukan oleh
Julius plocker. Penentuan nilai perbandingan elektron (e) dan massa elektron (m) dapat
diperoleh dengan mengukur jari-jari sinar katoda (r) pada setiap nilai arus kumparan
Helmholtz (I) dengan beberapa nilai tegangan pemercepat (V). Hubungan antar ketiganya
dapat diketahui dari sifat-sifat kumparan Helmholtz yang menyebabkan adanya gaya
sentripetal yang membuat lintasan elektron berbentuk lingkaran dari gaya linear yang timbul
akibat beda potensial antara katoda dengan anoda. Bertolak dari percobaan yang pernah
dilakukan oleh Thomson tersebut, eksperimen ini mencoba untuk membuktikan kembali
hubungan-hubungan tersebut.Eksperimen ini penting, karena dari hasil eksperimen J.J.
Thomson ditemukan sifat aneh pada sinar katoda. Keanehan ini terletak pada fakta bahwa
rasio massa terhadap muatannya memiliki orde 1000 kali lebih kecil dibandingkan ion yang
paling ringan yaitu ion hidrogen. Selain menentukan nilai perbandingan elektron (e) dan
massa elektron (m) eksperimen ini juga dapat memberikan informasi karakteristik sinar
katoda. Model struktur atom pertama adalah yang dikemukakan oleh J.J. Thomson yang telah
terkenal karena keberhasilannya mencirikan elektron dan mengukur nisbah muatan terhadap
massa elektron. Model atom Thomson ini berhasil menerangkan banyak sifat atom yang
diketahui seperti: ukuran, massa, jumlah elektron, dan kenetralan muatan elektrostatik. Dalam
model ini, sebuah atom dipandang mengandung Z elektron yang dibenamkan dalam suatu
bola bermuatan positif seragam. Muatan positif total bola adalah Ze, massanya pada dasarnya
adalah massa atom (massa elektron terlalu ringan sehingga tidak banyak mempengaruhi
massa atom), dan bahwa jari-jari R bola ini adalah jari-jari atom pula (model ini seringkali
dikenal dengan nama model kue puding prem atau pulm pudding, karena elektron-elektron
tersebar di seluruh atom seperti halnya kismis yang tersebar dalam kue puding prem atau roti
kismis). Thomson mengukur dan mendapatkan suatu nilai yang tidak bergantung pada bahan
katodanya dan sisa gas dalam tabung. Dengan demikian Thomson-lah yang dipandang
sebagai penemu partikel subatom, yaitu elektron.

EKSPERIMEN
a) Alat-alat yang digunakan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tabung sinar elektron


Power supply tegangan tinggi DC
Power supply tegangan rendah DC variabel
Kumparan sepasang kawat Helmholtz
Voltmeter
Amperemeter
Kabel-kabel

b) Prosedur eksperimen:
1.
2.
3.
4.

Pastikan alat-alat tersebut dalam keadaan Off (mati).


Periksalah sambungan-sambungan kabel listriknya.
Lihat kertas grafik sebagai layar di dalam tabung sinar elektron.
Nyalakanlah Power Supply high Voltage sekitar 3V supaya sinar elektron

kelihatan di dalam sinar elektron.


5. Nyalakanlah DC Power Supply Voltage variabel agar sinar elektron terdeteksi
sepanjang plat P dan plat Q.
6. Catat jauhnya simpangan berkas sinar elektron ke arah X dan Y, pada kertas
grafik.
7. Catat nilai I dan catat nilai V yang terbaca pada Multimeter.
8. Ulangi percobaan seperti di atas untuk nilai I dan V yang berbeda.

PEMBAHASAN

Prinsip dari percobaan ini, tegangan pemercepat elektron mengakibatkan elektron terlepas
dari katoda dan ditarik menuju medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan Helmholtz.
Lintasan elektron yang diakibatkan oleh kumparan Helmholtz berupa lingkaran yang akan
berubah menjadi lebih kecil jika arus kumparan Helmholtz diperbesar, dan akan berubah
menjadi lebih besar jika beda potensial (tegangan pemercepat elektron) dinaikkan.
Dari eksperimen ini nilai

dapat dihitung dengan mengukur potensial pemercepat (V), arus

kumparan Helmholtz (I), dan jejari melingkar berkas elektron (r). Dari hasil eksperimen yang
telah dilakukan maka, pada saat V tetap dan I berubah diameter lintasan elektron akan
semakin mengecil seiring dengan naiknya kuat arus. Medan magnet yang besar akan
membelokkan elektron dengan kuat sehingga diameter lintasan elektronnya semakin kecil
karena diameter lintasan elektron berbanding terbalik dengan medan magnet. Interaksi medan
magnet yang dihasilkan kumparan Helmholtz dengan elektron yang bergerak akibat adanya
arus akan mengahsilkan pembelokan lintasan. Ini tidak bisa dilihat dengan mata, makanya
dalam pratikum, alat yang digunakan menggunakan zat tertentu, yaitu pada ruang vakum di
dalam tabung kaca. Dimana akibat dari zat tertentu, sinar katoda (elektron dari katoda
menembus atau menumbuk zat tertentu itu sehingga berbentuk seperti sebuah sinar) yang
agak berwarna kebiru-biruan. Warna biru ini diakibatkan oleh panjang gelombang yang
dicapai oleh elekron valensi zat tertentu ketika bertumbukan dengan elektron pada katoda.
Sinar yang kita lihat dari bola vakum tersebut adalah sinar berbentuk spiral atau bulat,
diakibatkan oleh kumparan Helmholtz disekeliling bola vakum tersebut. Berdasarkan data
hasil percobaan, kita dapat memperoleh hasil e/m elektron. Nilai yang kita peroleh ini bisa
diperoleh secara analitik dan secara grafik. Kemudian kita membandingkan keduanya.Nilai
tegangan berpengaruh besar terhadap besarnya jari-jari lingkaran sehingga berpengaruh
terhadap nilai e/m. Semakin besar nilai tegangan, maka lingkaran semakin besar, nilai e/m
semakin kecil. Ini terjadi karena semakin besar tegangan yang diberikan, lingkaran yang
merupakan lintasan yang akan dilalui elektron semakin besar pula, sehingga pergerakan
elektron semakin melambat. Sebab itulah nilai e/m menjadi semakin kecil. Dapat dilihat dari
hasil eksperimen bahwa nilai e/m yang diperoleh lebih kecil dari nilai e/m teori.

KESIMPULAN

1. Medan magnet yang besar akan membelokkan elektron dengan kuat sehingga
diameter lintasan elektronnya semakin kecil karena diameter lintasan elektron
berbanding terbalik dengan medan magnet.
2. Besarnya jari jari berkas elektron berbanding lurus dengan tegangan pemercepat dan
berbanding terbalik dengan arus anoda
3. Lintasan yang berbentuk lingkaran akan berubah menjadi lebih besar jika diberi kuat
arus tetap dan beda potensial dinaikkan.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Krane S.,Kenneth.1992.Fisika Modern.Jakarta:Universitas Indonesia
[2]. Sastrohamidjojo,Harjdono.2008. Kimia Dasar.Jogjakarta: UGM
[3]. M Finn,Alonso.1987.Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi Kedua.Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai