Anda di halaman 1dari 11

Percobaan Difraksi Elektron

Menggunakan Software Phet Simulation

Nur Isna Humairah1), Wirdatul Jannah 2), Afridha Nurfadhyla3),

Bunga Dara Amin4), Ahmad Swandi5)

Fisika Kuantum,
Prodi Pendidikan Fisika, Fisika Jurusan, Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
e-mail: 1 nurisnahumairahilyas@gmail.com , 2 whyrdatuljannah124@gmail.com ,
3
afridhaanf99@gmail.com, 6ahmadfisika40@gmail.com.

Abstrak

Eksperimen yang di lakukan dengan judul Percobaan Difraksi Elektron Menggunakan Software Phet
Simulation. Pengamatan ini menggunakan simulasi virtual pada software Phet, bertujuan untuk membuktikan
hipotesis de Broglie. Hasil pengamatan dianalisis secara kuantitatif untuk menjawab rumusan pertanyaan
berkaitan dengan objek yang diamati. Pengamatan secara virtual ini dilakukan dengan satu kegiatan.
Melalui hasil penyelidikan dapat disimpulkan bahwa: Semakin jauh atau renggang jarak antar antar atom
maka cahaya yg diteruskan pun semakin banyak,dan yang terdifraksi hanya sedikit ataupun jarak antar
bidang pemantul (d) bergantung pada jarak antar atom (D), apabila jarak antar atom ditingkatkan maka
jarak antar bidang pemantul juga semakin besar.
Kata Kunci: Efek Fotolistrik, Elektron, Foton, Kuat Arus, Potensial Penghenti.

PENDAHULUAN

Bentuk kisi yang dapat mendifraksikan elektron yaitu kisi yang memiliki keteraturan dan
tersusun secara periodik, seperti halnya kisi pada kristal. Berkas sinar monokromatik yang jatuh pada
sebuah kristal akan dihamburkan ke segala arah, akan tetapi karena keteraturan letak atom-atom, pada
arah tertentu gelombang hambur itu akan berinterferensi konstruktif sedangkan yang lainnya
berinterferensi destruktif.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas syarat terjadinya difraksi adalah apabila panjang
gelombang sinar sama dengan lebar celah/kisi difraksi dan perilaku gelombang ditunjukkan oleh
beberapa gejala fisis, seperti interferensi dan difraksi. Namun manifestasi gelombang yang tidak
mempunyai analogi dalam perilaku partikel newtonian adalah gejala difraksi.
Davisson dan Germer mempelajari elektron yang terhambur oleh kristal dengan
menggunakan peralatan. Dengan mengamati energi elektron dalam berkas primer, sudut jatuhnya
pada target, dan kedudukan detektor dapat diubah-ubah. Fisika klasik meramalkan bahwa elektron
yang terhambur akan muncul dalam berbagai arah, dengan hanya sedikit kebergantungan dari
intensitas terhadap sudut hambur dan lebih sedikit lagi dari energi elektron primer.
Suatu elektron sangat kecil bahkan tida dapat terlihat sehingga kita tidak dapat
memecahkannya dengan cara menyentuh elektron tersebut. Oleh karena itu kita akan melakukan
percobaan difraksi electron melalui simulasi. Dengan terkendalanya sarana prasana yang tiak tersedia
dalam laboratorium, maka percobaan difraksi electron menggunakan metode analisis suatu media
simulasi pembelajaran fisika yaitu Phet Simulation.

KAJIAN PUSTAKA
Ketika diteliti kembali kelihatannya agak ganjil bahwa sekitar dua puluh tahun berlalu antara
penemuan partikel dari gelombang dalam tahun 1905 dan spekulasi bahwa partikel dapat
menunjukkan sifat gelombang dalam tahun 1924. Namun, harus disadari mengusulkan suatu
hipotesis revolusioner untuk menerangkan data yang tadinya penuh misteri adalah lain dengan
mengajukan hipotesis yang sama – sama revolusioner dalam ketiaadan mandate eksperimental yang
kuat. Hal kedua inilah yang dilakukan de Broglie pada tahun 1924 ketika ia mengusulkan bahwa
materi mempunyai sifat gelombang disamping partikel. Iklim intelektual yang ditimbulkan oleh
pengertian yang diajukan de Broglie yang segera menarik perhatian pada permulaan abad itu, sangat
berbeda dengan teori kuatum yang diajukan oleh plank dan Einstein yang hampir tidak menimbulkan
reaksi walaupun didukun secara empiris.
Keberadaan gelombang de Broglie secara eksperimental di tunjukkan orang dalam tahun
1927, dan prinsip dualitas yang dinyatakannya merupakan titik pangkal dari perkembangan mekanika
kuantum oleh schrodinger dalam tahun tahun berikutnya. Pada tahun 1927 terjadi eksperimen
davisson dan germer yang disebabkan oleh hipotesa de Broglie tentang difraksi elektron.
Difraksi merupakan peristiwa penyebaran atau pembelokan cahaya pada saat melintas
melalui celah atau ujung penghalang atau biasa dikatakan bahwa difraksi pelenturan cahaya oleh
tepian suatu benda kedap, terjadi jika sebua benda yang tidak tembus pandang (kedap) diletakkan di
antara sumber cahaya dan layar sedemikian rupa sehingga benda itu menyisahkan tempat untuk
dilewati oleh cahaya dari sumber sehingga jatuh ke layar.
Difraksi merupakan metode yang unggul untuk memahami apa yang terjadi pada level atomis
dari suatu material kristalin. Sinar X, elektron dan neutron memiliki panjang gelombang yang
sebanding dengan dimensi atomik sehingga radiasi sinar tersebut sangat cocok untuk menginvestigasi
(penyelidikan dan penelitian tentang suatu masalah dengan cara mengumpulkan data dilapangan)
material Krista lin. Teknik difraksi mengeksploitasi (mengusahakan) radiasi yang terpantul dari
berbagai sumber seperti atom dan kelompok atom dalam kristal.
Ada beberapa macam difraksi yang dipakai dalam studi material yaitu: difraksi sinar X,
difraksi neutron(partikel inti atom yang tidak bermuatan) dan difraksi elektron. Namun yang
sekarang umum dipakai adalah difraksi sinar X dan elektron. Dari metode difraksi kita dapat
mengetahui secara langsung mengenai jarak rata-rata antar bidang atom. Kemudian kita juga dapat
menentukan orientasi (peninjauan) dari kristal tunggal. Secara langsung mendeteksi struktur kristal
dari suatu material yang belum diketahui komposisinya. Kemudian secara tidak langsung mengukur
ukuran, bentuk dan internal stres dari suatu kristal. Prinsip dari difraksi terjadi sebagai akibat dari
pantulan elastis yang terjadi ketika sebuah sinar berinteraksi dengan sebuah target. Pantulan yang
tidak terjadi kehilangan energi disebut pantulan elastis (elastic scatering).
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis sebagai e -.
Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang diketahui, sehingga ia
dipercayai sebagai partikel elementer. Elektron memiliki massa sekitar 1/1836 massa proton.
Momentum sudut (spin) instrinsik elektron adalah setengah nilai integer dalam satuan h yang berarti
bahwa ia termasuk fermion (zara atau electron, proton atau neutron yang mematuhi fungsi distribusi
Fermi-direc dalam pendistribusiannya). Antipartikel elektron disebut sebagai positron(electron
dengan muatan positif) yang identik dengan elektron, tapi bermuatan positif. Ketika sebuah elektron
bertumbukan dengan positron, keduanya kemungkinan dapat saling berhambur ataupun musnah total,
menghasilan sepasang (atau lebih) foton(kuantum radiasi elektromagnetik) sinar gama(sinar sebagai
hasil radiasi elektromagnetik yang mempunyai daya rambat besar seperti sinar X berasal dari inti
atom radioaktif.
Manifestasi gelombang yang tidak mempunyai analogi dalam kelakuan partikel newtonian
ialah gejala difraksi. Dalam tahun 1927 Davisson dan Germer di Amerika Serikat dan G.P Thomson
di Inggris secara bebas meyakinkan hipotesis de Broglie dengan menunjukkan berkas elektron
terdifraksi bila berkas itu dihamburkan oleh kisi atom yang teratur dari suatu kristal. Kita akan
membahas eksperimen Davisson dan Germer karena tafsirannya lebih langsung.
Davisson dan Germer mempelajari elektron yang terhambur oleh zat padat yang memakai
peralatan seperti pada Gambar 1.1. Energi elektron dalam berkas primer, sudut jatuhnya pada target,
dan kedudukan detektor dapat diubah-ubah. Fisika klasik meramalkan bahwa elektron yang
terhambur akan muncul dalam berbagai arah dengan hanya sedikit kebergantungan dari itensitas
terhadap sudut hambur dan lebih sedikit lagi dari energi elektron primer. Dengan memakai blok nikel
sebagai target, Davisson dan Germer membuktikan ramalannya.
Ditengah-tengah pekerjaan tersebut terjadi suatu peristiwa yang memungkinkan udara masuk
kedalam peralatannya dan mengoksidasi permukaan logam. Untuk menguasai oksida nikel murni,
target itu dipanggang dalam oven bertemperatur tinggi. Setelah perlakuan tersebut, targetnya
dikembalikan kedalam peralatan dan pengukurannya dilakukan lagi. Sekarang ternyata hasilnya
sangat berbeda dari sebelum peristiwa itu terjadi: sebagai ganti dari variasi yang malar (kontinu) dari
intensitas elektron yang terhambur terhadap sudut timbul maksimum minimum yang jelas teramati
yang kedudukannya bergantung daripada eneri elektron. Grafik polar yang bisa digambarkan untuk
intensitas elektron setelah peristiwa itu ditunjukkan dalam Gambar 1.2, metoda plotnya dilakukan
sedemikian sehingga itensitas pada setiap sudut berbanding lurus denga jarak kurva (likuan) pada
sudut itu dari titik hambatanya. Jika intensitas sama untuk semua sudut hambur, kurvanya akan
berbentuk lingkaran dengan titik hambur sebagai pusat.

Gambar 1.1 Eksperimen Davisson Germer

Gambar 1.2 Hasil Eksperimen Davisson Germer


Dua pernyataan segera timbul dalam pikiran: apakah yang menjadi penyebab efek baru ini
dan mengapa tidak muncul sebelum target nikel itu dipanggang?
Hipotesis de Broglie mendorong tafsiran bahwa gelombang elektron didifraksikan oleh target
sama seperti sinar-x didifraksikan oleh bidang-bidang atom dalam kristal. Tafsiran ini mendapat
dukungan setelah disadari bahwa efek pemanasan sebuah blok nikel pada temperatur tinggi
menyebabkan banyak kristal individual kecil yang membangun blok tersebut bergabung menjadi
kristal tunggal yang besar yang atom-atonnya tesusun dalam kisi yang teratur.
Marilah kita tinjau apakah kita dapat membuktikan bahwa gelombang de Broglie merupakan
penyebab dari hasil Davisson dan Germer. Pada suatu percobaan tertentu berkas elektron 54eV
diarahkan tegak lurus pada target nikel, dan maksimum yang tajam dalam distribusi elektron terjadi
pada sudut 50o dari berkas semula. Sudut datang dan sudut hambur relatif terhadap suatu keluarga
bidang Bragg digambarkan pada gambar keduanya sudut 65o. Jarak antara bidang dalam keluarga itu
yang bisa diukur melalui difraksi sinar-x ialah 0,91Å Persamaan Bragg untuk maksimum dalam pola
difraksi ialah:

n  2d sin  (5.1)

Disini d= 0,91Å dan  =65o; dengan menganggap n =1, panjang gelombang de Broglie 
dari elektron yang terdifraksi ialah:

  2d sin   2  0,91Å  sin 65o  1,65Å

Dari rumus n  2d sin  didapatkan


d
sin 
h

mv

Sehingga,

h
d
sin mv
h
d
sin p

karena p  2mEk   2meV 


1/ 2 1/ 2
sehingga

h
d
sin  2meV
d  kons tan, maka
h h (5.2)

sin 1 meV1 sin  2 meV2
1 1

sin 1 v1 sin  2 v2
Gambar 1.3 Gelombang de Broglie oleh target merupakan penyebab dari hasil Davisson dan Germer.

Sekarang kita pakai rumus de Broglie,

h

m
Untuk menghitung panjang gelombang elektron yang diharapkan. Energi kinetik 54eV kecil
dibandingkan dengan energi dian moC2 yaitu sebesar 5,1x105eV, sehingga kita dapat mengabaikan
efek relativistik. Karena,

1 2
K mv
2
Maka momentum elektron itu mv ialah:

mv  2mK

  
 2  9,1 10 31 kg  54eV   1,6  10 19 J / eV 
 4,0  10 24 kgm / s
Jadi panjang gelombang elektron itu ialah:

h 6,63 10 34 J .s


   1,66 10 10  1,66Å
m 4,0 10 24 kgm / s

Besarnya sesuai dengan panjang gelombang yang diamati. Jadi eksperimen Davisson dan Germer
menunjukkan bukti langsung dari hipotesis de Broglie mengenai sifat gelombang benda yang
bergerak.
Pada eksperimen Davisson-Germer, berkas elektron yang jatuh pada bidang pemantul kristal
dengan sudut θ dan bidang pemantul yang memiliki selang jarak sebesar d akan menghamburkan
elektron dengan sudut hambur . Hubungan jarak antara atom a dan jarak antara bidang pemantul d
memenuhi persamaan berikut.
Gambar 1.4 Alat percobaan Gambar 1.5 Bentuk alat secara matematis

Dari gambar terlihat bahwa θ dan memenuhi hubungan:

Sehingga persamaan berubah menjadi:

Seperti dalam kasus gelombang elektromagnetik, aspek gelombang dan partikel benda yang
bergerak tidak dapat secara serentak teramati sehingga kita tidak dapat menetapkan yang mana
gambaran yang ”benar”. Yang dapat kita katakan adalah dalam situasi tertentu benda yang bergerak
menunjukkan sifat gelombang dalam situasi lain menunjukkan sifat partikel. Kumpulan sifat apakah
yang jelah terlihat bergantung pada besar panjang gelombang de Broglienya dibandingkan dengan
dimensi benda yang terlibat: panjang gelombang 1,66Å dari elektron 54 eV orde besarnya sama
dengan jarak kisi dalam kristal nikel, tetapi panjang gelombang bola golf bergerak dengan 30 m/s,
seperti terlihat dalam pasal 4.1 hanya 4,8x 10-34 m , terlalu kecil untuk menapakkan dirinya.

METODE EKSPERIMEN
Berdasarkan rangkaian percobaan difraksi electron yang sebenarnya (dilakukan di laboratorium),
maka dirancang suatu laboratorium virtual percobaan difraksi elektron yang disajikan dalam software
Phet Simulation. Adapun skema percobaan difraksi elektron sebagai berikut:

Gambar 2.1 Simulasi percobaan difraksi electron pada software Phet Simulation.
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA

Tabel 5.1 Hasil pengamatan dan analisis data percobaan difraksi elektron.

Kecepatan
Jari-Jari Kontrol
No. Jarak Antar Atom Sin Ѳ
Atom Penembak
Elektron

1. 1,0 nm 0,15 nm 1270 km/s 58


2. 0,5 nm 0,15 nm 1270 km/s 54
3. 0,6 nm 0,15 nm 1270 km/s 82
4. 0,7 nm 0,15 nm 1270 km/s 64
5. 1,1 nm 0,15 nm 1840 km/s 20

Gambar 3.1 Percobaan 1 menggunakan v = 1270 km/s dan D = 1,0 nm, sudut tertinggi 58o.
Gambar 3.2 Percobaan 2 menggunakan v = 1270 km/s dan D = 0,5 nm, sudut tertinggi 54o.

Gambar 3.3 Percobaan 3 menggunakan v = 1270 km/s dan D = 0,6 nm, sudut tertinggi 82o.
Gambar 3.4 Percobaan 4 menggunakan v = 1270 km/s dan D = 0,7 nm, sudut tertinggi 64o.

Gambar 3.5 Percobaan 5 menggunakan v = 1840 km/s dan D = 1,1 nm, sudut tertinggi 20o.
Pada grafik diatas menunjukan hubungan intensitas dan sudut yang terbentuk. Kecepatan
tembakan elektron mempengaruhi intensitas hamburan tetapi tidak merubah sudut hamburan dengan
intensitas tertinggi. apabila kecepatan tembakan elektron ditingkatakan maka intensitas hamburan
juga meningkat. Pada variabel jarak antar atom (D) atau (a) mempengaruhi sudut hamburan dengan
intensitas tertinggi.Percobaan kali in menggunakan rumus yang telah di jelaskan di landasan teori
yaitu persamaan davisson-gemer yang persamaannya :

Dari semua percobaan yang dilakukan maka didapatkan nilai d, menggunakan rumus diatas,
yaitu sebagai berikut :

Jarak Antar
No. Sin Ѳ d
Atom (D)

1. 1,0 nm 58 0,85
2. 0,5 nm 54 0,40
3. 0,6 nm 82 0,60
4. 0,7 nm 64 0,63
5. 1,1 nm 20 0,37

PEMBAHASAN
Pada praktikum difraksi elektron davisson-germer ini dinggunakan Phet Simulation yang
sudah di download sebelumnya. Terdapat beberapa menu yang bisa di atur sedemikian rupa pada
simulasi tersebut, seperti jarak antar atom, jari-jari atom, plot, penggaris, kecepatan, kontrol
penembak electron, protaktor.
Suatu penembak elektron menghasilkan berkas electron. Berkas tenaga kinetik elektron dalam
berkas diatur dengan mengatur besar potensial bedil elektron.

Gambar 4.1 Skema peralatan ekpserimen Davisson dan Germer.

Berkas electron diarahkan pada sasaran(target) yang terbuat dari bahan nikel. Elektron yang
dihambur oleh sasaran ini kemudian dikumpulkan oleh kolektor, yang juga sekaligus menjadi detektor
arus elektron. Kolektor dan detector dapat di ubah-ubah kedudukannya sehingga dapat diperoleh
pengamatan besar arus kolektor sebagai fungsi sudut hambur.
Gambar 4.2 Elektron di tembakkan ke logam nikel.

Elektron yang terhambur akan muncul dalam berbagai arah dengan hanya sedikit
kebergantungan dari intensitas terhadap sudut hambur dan lebih sedikit lagi dari energi elektron
primer.

KESIMPULAN
Melalui praktikum ini, dilakukan pembuktiaan terhadap hipotesis de Broglie dengan menunjukan
berkas elektron terdifraksi bila berkas itu dihamburkan oleh kisi atom yang tersusun teratur atau rapat
dari suatu Kristal. Semakin jauh atau renggang jarak antar antar atom maka cahaya yg diteruskan pun
semakin banyak,dan yang terdifraksi hanya sedikit ataupun jarak antar bidang pemantul (d)
bergantung pada jarak antar atom (D), apabila jarak antar atom ditingkatkan maka jarak antar bidang
pemantul juga semakin besar.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Beiser, Arthur. 1987 .Konsep fisika modern edisi ke empat ( edisi terjemahan oleh Penerbit
erlangga).Jakarta: Erlangga.
[2] Giancoli C. Douglas. 2001. Fisika edisi kelima jilid kedua (edisi terjemahan oleh Dra. Yuhilsa
Hanum, M.Eng dan Ir. Irwan Arifin, M. Eng). Jakarta: Erlangga.
[3] Halliday David, Resnick Robert. 1984. Fisika edisi ketiga jilid kedua (edisi terjemahan oleh
Pantur Silaban, Ph.D dan Drs. Erwin Sucipto). Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai