Anda di halaman 1dari 16

Fisika Kontemporer

Sidebar
Klasik
Kartu Lipat

Majalah

Mozaik

Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis

Pages

Teras

Nilai UAS dan Remedial


Kawah Tumbukan Meteorit Tertua Ditemukan
Cara Baru Mendeteksi "Alien"
Planet "Panas" Terekam Sedang Menguap
Gedung di Jakarta Harus Hemat Energi
Siswa SMA Ciptakan Plastik dari Kentang
Hasil Riset "Partikel Tuhan" Bocor
Cuaca dan Iklim
Menjual Air Minum
Latihan Soal Mekanika
Elastisitas
Suhu Mutlak Thomson
Interferometer

MODEL-MODEL MENGAJAR DAN APLIKASINYA


KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM
Periskop
Kalkulus dalam Mekanika
Cuaca dan Iklim
Apr
12

Kalkulus dalam Mekanika


Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Beberapa orang percaya bahwa matematika merupakan induk dari segala ilmu.
Hampir setiap permasalahan baik yang accountable maupun yang bersifat predictable
mampu dipecahkan. Setiap permasalahan dicari solusinya menggunakan rumusan dan notasi
tertentu. Misal masalah statistik, peluruhan, pertumbuhan penduduk, dan lain-lain.
Berakar

dari

fakta

tersebut

maka

keberadaan

matematika

sangat

cocok

dikombinasikan dengan ilmu pengetahuan lainnya. Contoh, digabungkan dengan ekonomi,


ilmu hisab, ilmu astronomi, fisika, biologi, dsb. Masalah yang terdapat dalam kajian (disiplin)
ilmu-ilmu menjadi lebih mendekati kearkuratannya jika kita menggunakan perhitungan
matematika. Menggunakan metode ini memang sedikit lebih sulit karena menyangkut
perhitungan, bahkan pada masyarakat tertentu hal-hal yang bersifat predictable kadangkadang dipecahkan secara mistis, alih-alih matematika. Namun penggunaan matematika
dalam ilmu-ilmu tersebut justru akan memberikan hasil yang lebih ilmiah dan logis.
Berkaitan dengan hubungan antara matematika dan ilmu pengetahuan lainnya, fisika
memiliki hubungan yang tidak dapat terpisahakan dengan matematika. Keterkaitan itu
ditunjukan dengan hampir setiap permasalahan fisika memerlukan pemecahan secara
matematis. Hubungan yang erat itu juga ditunjukan oleh keterkaitan antara disiplin ilmu
fisika-matematika, salah satunya mekanika-kalkulus. Persoalan mekanika bisa diselesaikan
menggunakan kalkulus maupun konsep fisika itu sendiri. Bahkan pada subjek tertentu kita

akan mampu memprediksikan sesuatu yang sulit menjadi lebih mudah ketika menggunakan
kalkulus (misalnya: masalah kecepatan sesaat). Maka dari itu penulis terdorong untuk
menyusun sebuah makalah yang berjudul Kalkulus dalam Mekanika.
B. Rumusan Masalah
1. Dalam hal apa saja hubungan kalkulus dengan mekanika?
2. bagaimanakah dalam penerapan hubungan tersebut?

C. Tujuan
1. Menjelaskan hubungan antara kalkulus dan mekanika;
2. Menjelaskan penerapan hubungan kalkulus dengan mekanika.

Bab II Pembahasan
Kalkulus dalam Mekanika
Mekanika bersasal dari bahasa Latin mechanicus, dari bahasa Yunani mechanikos,
Seseorang yang ahli di bidang mesin. Mekanika adalah jenis ilmu khusus yang
mempelajari fungsi dan pelaksanaan mesin, alat atau benda yang seperti mesin. Mekanika
merupakan bagian yang sangat penting dalam ilmu fisika terutama ahli sains dan ahli teknik.
Mekaika juga berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari gerakan suatu benda, serta efek
gaya dalam gerakan itu.
Mekanika terbagi ke dalam dua bagian, yakni kinematika dan dinamika. Kenematika
ialah cara menyelidiki dan menyatakan gerak benda tanpa memandang sebab musababnya
misalnya kelajuan, perpindahan, kecepatan dan percepatan. Sedangkan dinamika adalah
adalah cabang ilmu mekanika yang mencari hubungan gaya dan gerak, atau dalam artian
penyebab terjadinya suatu gerakan.
A. kecepatan
Untuk mempermudah pembahasan terlebih dahulu kita akan memperlakukan setiap
benda sebagai sebuah titik. Sehingga posisinya dapat dengan mudah digambarkan atau
dengan kata lain benda tersebut dianggap sebagai partikel. Dalam mengamati gerak sebuah
partikel kita mencatat letak partikel sebagai sebuah fungsi. Berapa cepat letak benda berubah
kita sebut kecepatan benda. Kita yatakan laju perubahan letak ini dalam dua pengertian yaitu
kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat. Kecepatan benda dalam selang waktu tertentu
ditulis

Kita sering ingin mengetahui nilai kecepatan pada suatu saat tertentu.

kita perkecil

terus hingga menjadi nol. Ini kita nyatakan secara kuantitatif, dengan mencarinya
menggunakan kalkulus yakni limit dan turunan.

Atau yang lebih kita kenal dengan kecepatan sesaat. Jika kita gambarkan persamaan
kecepatan sesaat maka akan terbentuk grafik

Kemiringan dapat positif (x bertambah) atau negatif (x berkurang); dengan demikian,


dalam gerakan satu dimensi, kecepatan sesaat mungkin bernilai positif maupun negatif.
Besarnya kecepatan sesaat dinamakan kelajuan sesaat.
B. Percepatan
Bila kecepatan sesaat sebuah partikel berubah seiring dengan berubahnya waktu,
partikel dikatakan dipercepat. Percepatan rata-rata utuk suatu selang waktu tertentu
didefinisikan sebagai rasio

, dengan

yang mengukur laju

perubahan kecepatan terhadap waktu, yang dinyatakan dengan a. Jika kita buat
nol maka akan diperoleh
,
berupa turunan kedua dari fungsi posisi dan turunan pertama kecepatan.
C. Kinematika Gerak

mendekati

1. Gerak Vertikal
Jika sebuah benda dilemparkan ke atas (atau ke bawah) dari suatu ketinggian awal
meter dengan kecepatan awal

m/s dan jika s adalah ketinggian dari permukaan tanah

dalam meter setelah t second, maka: sebelum kita menyelesaikan permasalah tersebut kita
bisa memilih cara yang akan digunakan. Karena permasalah itu bisa digunakan dengan rumus
fisika maupun dengan persamaan kalkulus.
Jika kita menggunakan rumus fisika maka kita harus memasukan nilai nilai tersebut
ke dalam:

Tentu ini akan lebih praktis ketimbang kita menggunakan pemecahan menggunakan
kalkulus. Tetapi ini masalah selera, jika kita ingin menggunakan kalkulus kita bisa
melakukannya dengan beberapa tahap. Yakni sebagai berikut:
Dalam percobaan di dapat bahwa sebuah benda yang jatuh kebawah dan dilempar ke
atas akan mengalami percepatan masing masing -16 dan +16. tanda positif dan negative
terjadi karena percepatan bumi selalu mengarah ke pusat bumi. Maka benda yang bergerak
searah percepatannya akan bernilai positif sedangkan benda yang bergerak berlawanan arah
akan mendapat percepatan negative (perlambatan). Sehingga
atau untuk perpindahan yang sangat kecil

karena benda bergerak

keatas. selanjutnya kita ingin mengetahui kecepatan benda dengan cara mengintegralkan
fungsi tersebut terhadap waktu dt
pada saat

maka nilai

sehingga fungsi

kecepatan menjadi
Masukan nilai percepatan yang kita punya kedalam persamaan

Untuk mencari ketinggian benda kita dapat mengintegralkannya kembali

Pengintegralan
pasti (konstanta).

karena

seperti yang didapat dari perhitungan merupakan nilai

Pada saat

maka
Sehingga

Setelah mendapat persamaan yang diinginkan langkah selanjutnya adalah mensubtitusikan


nilai-nilai yang diketahui.
2. Gerak Horizontal dengan Percepatan Nol
Jarak adalah kedudukan antara satu titik terhadap titik yang lain. Maka apabila suatu
benda dengan kecepatan v sejajar dengan bidang datar hubungan antar parameternya adalah
t = waktu yang dibutuhkan untuk mencapai jarak x tadi. Bila dianggap kecepatan konstan,
kita peroleh
,sehingga

, pada selang waktu yang sangat singkat persamaan tersebut menjadi


, yang merupakan sebuah turunan fungsi jarak terhadap waktu.
Jarak tempuh benda selama selang waktu dt kita integralkan kecepatan terhadap waktu.

C1 dan C2 dicari dengan kondisi pembatas (pada saat t =0) x=0 karena belum terjadi
perpindahan. Sehingga
D. Gaya dan Gerak (Dinamika)
1. Gaya
Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda dipercepat.
Besarnya gaya diperoleh dari operasi perkalian antara massa benda dan percepatan yang
dihasilkan gaya. Massa adalah sifat intrinsik sebuah benda yang mengukur resistansinya
terhadap percepatan. Secara matematis hubungan antara massa, percepatan menurut hukum
kedua Newton adalah

Penjumlahan gaya menggunakan prinsip penjumlahan vector, yakni i + j + k dan untuk


mencari vector besarannya kita gunakan rumus

Fr = Resultan gaya
= sudut apit antara kedua gaya
2. Gaya Pegas
Sistem pegas sederhana (lihat gambar) terdiri dari satu massa m yang digantung dari
sebuah pegas dan pegas itu sendiri digantung vertikal dari suatu kedudukan. Sisitem ini
berada dalam posisi kesetimbangan ketika dalam kondisi diam. Massa tersebut kemudian
digerakan melalui salah satu atau lebih cara-cara berikut: memindahkan massa tersebut dari
posisi kesetimbangannya, memberikan kecepatan awal, atau memberikannya suatu gaya F (t).

Hukum Hooke: Gaya pembalik F dari sebuah pegas adalah sebanding dan
berlawanan dari gaya-gaya yang diberikan pada pegas-pegas tersebut dan proporsional
terhadap perpanjangan (pengerutan) l dari pegas tersebut sebagai akibat dari gaya yang
diberikan; artinya F = -kl, di mana k melambangkan konstanta proporsionalitas, yang
umumnya disebut konstanta pegas.
Misalnya sebuah bola besi seberat 128 lb/ft digantung dari sebuah pegas, yang
mengakibatkan pegas merenggang 2 ft dari panjang alaminya. Gaya yang mengakibatkan
perpindahan sejauh 2 ft adalah berat dari bola tersebut, 128 lb. Jadi, F = -128 lb. Menurut
hukum Hooke -128 = - k (2), atau k = 64 lb/ft.
Untuk memudahkan, kita memilih arah ke bawah sebagai arah positif dan
menggunakan pusat gravitasi dari massa pada kondisi kesetimbangan sebagai titik nol. Kita
asumsikan bahwa massa dari pegas itu sendiri sangat kecil sehingga dapat diabaikan dan

bahwa hambatan udara, jika ada, adalah proporsional dengan kecepatan massa. Jadi, pada
setiap waktu t, terdapat tiga gaya yang bekerja pada sistem: (1) F(t), yang diukur ke arah
positif; (2) gaya pembalik yang diberikan oleh hukum Hooke sebagai Fs = - kx, k > 0; dan (3)
suatu gaya yang disebabkan oleh hambatan udara yang diberikan oleh Fa = ax, a > 0, di mana
a adalah konstanta proporsionalitas. Perhatikan bahwa gaya pembalik Fs selalu bekerja ke
arah yang akan memberikan tendensi kepada sistem untuk kembali ke posisi kesetimbangan:
jika massa berada di bawah kondisi kesetimbangan, maka x adalah positif dan kx adalah
negatif; sedangkan jika massa berada di atas posisi kesetimbangan, maka x adalah negatif dan
kx adalah positif. Perhatikan juga bahwa karena a > 0 gaya Fa yang disebabkan oleh
hambatan udara bekerja ke arah yang berlawanan dari kecepatan sehingga memberikan
tendensi untuk menghambat, atau meredam, gerakan massa.
Dengan demikian dari hukum II Newton

, atau
.....(a)

jika sistem dimulai pada t = 0 dengan kecepatan awal v0 dan dari posisi awal x0, kita juga
memiliki kondisi-kondisi awal
..(b)
Gaya gravitasi tidak muncul secara eksplisit dalam (a), tetapi tetap ada. Kita telah
mengkompensasi gaya ini dengan cara mengukur jarak dari posisi kesetimbangan pegas. Jika
gravitasi ini ditampilkan secara eksplisit, maka jarak harus diukur dari titik bawah panjang
alami pegas. Artinya, gerakan vibrasi pegas dapat dituliskan sebagai

Jika titik pusat, x = 0, adalah titik awal dari pegas sebelum massa m digantungkan.
3. Gaya Apung (Mekanika Fluida)
Perhatikan sebuah benda dengan massa m yang dicelupkan penuh atau sebagian
dalam suatu cairan dengan massa jenis

. Benda yang demikian mengalami dua gaya, gaya

ke arah bawah yang disebabkan oleh gravitasi dan gaya penangkal yang diatur oleh:
Pinsip Archimedes: Suatu benda dalam cairan mengalami gaya apung ke atas yang
setara dengan berat cairan yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Kesetimbangan terjadi ketika gaya apung dari cairan yang dipindahkan memiliki
besar yang sama dengan gaya gravitasi pada benda tersebut. Pada gambar ditunjukan situasi

sebuh selinder dengan jari-jari r dan tinggi H dimana h unit dari tinggi selinder tersebut
tercelup dalam kondisi kesetimbangan. Pada kondisi kesetimbangan, volume air yang
dipindahkan oleh selinder adalah
harus sama dengan berat selinder

, yang memberikan gaya apung sebesar

yang

. Jadi,

Pergerakan akan terjadi ketika selinder dipindahkan dari posisi kesetimbangannya.


Secara sembarang kita mengambil arah ke atas sebagai arah positif x. Jika selinder terangkat
keluar dari air sebeasar x(t) unit maka silinder tersebut tidak lagi berada dalam
kesetimbangan. Gaya ke bawah atau negatif pada benda yang demikian tetap sebesar mg, tapi
gaya apung atau positifnya berkurang menjadi

. Menurut hukum kedua

Newton

Jika persamaan pertama dimasukan ke dalam persamaan ini, kita dapat menyederhanakannya
menjadi
, atau

4. Gerak Jatuh Bebas


Gerak jatuh bebas dapat diartikan dengan gerakan suatu benda dari keadaan diam
kemudian dilepaskan sehingga mendapat percepatan gravitasi dan kecepatan awal nol.
Anggaplah suatu benda dengan massa m yang jatuh secara vertikal diperngaruhi hanya oleh
gravitasi dan suatu hambatan udara yang proporsional terhadap kecepatan benda tersebut.

asumsikan bahwa gravitasi dan massa tetap (konstan) untuk kemudahan tentukan arah ke
bawah sebagai arah positif (karena searah dengan percepatan gravitasi).
Hukum II Newton: Gaya neto yang bekerja pada benda sebanding dengan laju
perubahan momentum benda tersebut; atau, untuk massa konstan,

dimana F adalah gaya netto pada benda dan v adalah kecepatan benda keduanya pada
waktu t.

Untuk soal yang dihadapi ini, ada dua gaya yang beraksi pada benda; (1) gaya
gravitasi karena berat benda w, yang sama dengan mg, dan (2) gaya karena hambatan udara
kv, dengan k 0 adalah suatu konstanta proporsionalitas. Tanda minus diperlukan karena
gaya ini melawan keceapatan; artinya, gaya ini bekerja ke arah atas, atau negatif. Dengan
demikian, gaya netto F pada benda adalah F=mgkv. Dengan memasukan nilai ini kedalam
persamaan Newton, kita memperoleh
, atau

sebagai persamaan gerak benda.


Jika hambatan udara dapat diabaikan atau tidak ada, maka k = 0 sehingga persamaan
diatas disederhanakan menjadi

Ketika k > 0, kecepatan limit

didefinisikan oleh

E. Momentum dan Impuls


1. Momentum
Momentum sebuah partikel didevinisikan sebagai hasil kali massa dengan
kecepatannya:

Momentum adalah besaran vektor. Momentum sebuah partikel dapat dipandang


sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan sebuah partikel. Hukum kedua Newton dapat
ditulis dalam kaitannya dengan momentum partikel. Dengan mendifferensialkan persamaan
di atas, kita mendapatkan

Dengan mensubtitusikan gaya

untuk ma didapatkan

Jadi gaya netto yang bekerja pada partikel sama dengan laju perubahan momentum
linier partikel terhadap waktu. Pernyataan Newton yang asli tentang hukumnya yang kedua
sebenarnya adalah dalam bentuk ini.
Untuk sistem partikel banyak momentum total sistem P adalah jumlah momentum
masing-masing partikel.

2. Impuls
Impuls I dari gaya adalah vector yang didefisikan oleh

Dengan menganggap bahwa F adalah gaya netto dan dengan menggunakan hukum kedua
Newton

kita dapat melihat bahwa impuls sama dengan perubahan momentum

total selama selang waktu itu

F. Kerja
Kita sekarang akan menggunakan sebuah penggunaan integral tertentu, yang tidak
menyangkut panjang, luas atau volume. Dalam fisika kita tahu bahwa jika suatu benda
bergerak sejauh d sepanjang suatu garis, sedangkan ada gaya F yang konstan yang
menggerakan benda itu dengan arah yang sama dengan arah gerak benda tersebut, maka kerja
W yang dilakukan oleh benda tadi adalah :
Andaikan digerakan sepanjang sumbu x dari titik x = a ke titik x = b. Andaikan gaya
yang menggerakan benda yang berada di x adalah F(x) dengan F sebuah fungsi yang kontinu.
Untuk mendapatkan besar kerja yang dilakukan kita gunakan metode potong-potong,
aprodsimasi, pengintegrala. Dalam hal ini, kita harus mengartikan potong-potong sebagai
mempartisikan selang [a,b] menjadi selang-selang bagian, aproksimasi disini berarti bahwa
pada selang [x, x+ x]; gaya konstan dengan nilai F(x) sehingga kerja yang dilakukan adalah
F(x)x, integralkan berarti jumlahkan semua kerja pada masing-masing
ditarik limitnya dengan membuat

dan kemudian

menuju nol.

Dengan demikian dapatlah kita simpulkan kerja yang dilakukan untuk menggerakan benda
dari a ke b adalah

Mialkan kerja pada pegas, dengan menggunakan Hukum Hook yang berlaku dalam fisika,
gaya

yang diperlukan untuk menarik/menekan pegas sejauh x satuan dari keadaan alami

adalah

Di sini, k konstanta dan disebut sebagai konstanta pegas, k adalah positif dan tergantung pada
sifat sifat pegas itu. Makin keras pegas makin besar nilai k.
Kerja yang dilakukannya adalah

Diposkan 12th April 2012 oleh Fisika Memang Asyik


0

Tambahkan komentar
About Me
About Me
Fisika Memang Asyik
Blog Archive
Blog Archive
20131
Desember1

201217
o

Juli6

Juni6

April5

Sample text
Sample text

Nilai UAS dan Remedial

Pos Populer
Pos Populer
Periskop
Prinsip kerja periskop. Periskop di kiri menggunakan cermin yang terletak pada "a",
sedangkan periskop kanan menggunakan p...

Kawah Tumbukan Meteorit Tertua Ditemukan


Penulis : Yunanto Wiji Utomo | Minggu, 1 Juli 2012 | 11:41 WIB ...

Nilai UAS dan Remedial


KKM fisika yang dipakai 70 yang niainya dibawah itu silahkan kerjakan tugas
remedial. Download Daftar Nilai Download Remedial Kelas XII D...

Cuaca dan Iklim


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi kita senantiasa diselimuti
oleh udara. Udara yang menyelimuti bumi disebut d...

Interferometer
Bab VI. I nterferensi dan Difraksi A. Interferometer Pembelahan Amplitudo Suatu
interferometer yaitu piranti yang menggunkan rumbai...

Kalkulus dalam Mekanika


Bab I Pendahuluan Latar Belakang Beberapa orang percaya bahwa matematika
merupakan induk dari segala ilmu. Hampir setiap permasalah...

Suhu Mutlak Thomson


A. Sejarah Singkat William Thomson Thomson lahir di Belfast, Irlandia, pada
tahun 1824. Putra seorang matematikawan terhorma...

Cuaca dan Iklim


A. Pengertian Cuaca dan Iklim Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan
di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pad...

Elastisitas
A.
Elastisitas Kebanyakan dari gaya sehari-hari yang kita amati pada benda-benda
makroskopik adalah gaya kontak yang dikerjakan ...

MODEL-MODEL MENGAJAR DAN APLIKASINYA

A. Pengertian Model Mengajar Bagi orang awam barangkali mengajar dan mendidik
tak jauh berbeda yakni menyampaikan pengetahuan dari gur...
Pengikut
Pengikut
Gambar
Gambar

Memuat
Template Dynamic Views. Gambar template oleh 4x6. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai