Anda di halaman 1dari 6

MOMENTUM DAN TUMBUKAN

TUGAS RESUME FISIKA DASAR


NAMA Ahmad Bukhari Prastio
NPM 2307210054
KELAS B1 Teknik Sipil

TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2023
MOMENTUM
Momentum adalah ukuran kesukaan untuk memberhentikan suatu benda, dan didefinisikan
sebagai hasil kali massa dengan kecepatan. Momentum disebut juga dengan pusa sehingga
dilambangkan p. Momentum suatu benda (P) yang bermassa mdan bergerak dengan
kecepatan v diartikan sebagai :
Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan
benda. Sebagai contoh, sebuah truk berat mempunyai momentum yang lebih besar
dibandingkan mobil yang ringan yang bergerak dengan kelajuan yang sama. Gaya yang lebih
besar dibutuhkan untuk menghentikan truk tersebut dibandingkan dengan mobil yang
ringan dalam waktu tertentu.
Rumus momentum
p = m.v
Keterangan:

p adalah momentum dalam kilogram meter per detik (kg m/s)


m adalah massa benda (kg)
v adalah kecepatan benda (m/s)

JENIS JENIS MOMENTUM


1. Momentum linear
Yaitu adalah momentum dari benda yang bergerak secara translasi. Artinya, momentum ini
dimiliki benda-benda yang bergerak lurus.
Rumusnya :
p = m.v

2. momentum sudut ( angular )


yaitu momentum dari benda yang bergerak secara rotasi. Artinya, momentum ini dimiliki
benda-benda yang bergerak melingkar atau berputar.
Rumusnya :
L=I.ω
3. Momentum Foton (Photon Momentum)
Foton adalah partikel elemen dari cahaya yang tidak memiliki massa istirahat, tetapi memiliki
momentum karena memiliki energi kinetik. Rumusnya : P = E/c
di mana P adalah momentum foton, E adalah energi foton, dan c adalah kecepatan cahaya.
4. Momentum Relativistik (Relativistic Momentum)
Momentum Relativistik adalah momentum yang digunakan dalam teori relativitas Albert
Einstein, terutama ketika objek bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya.
Rumusnya :
p = m0 . v / akar (1-v²/c²)

di mana p adalah momentum relativistik, m0 adalah massa istirahat objek, v adalah


kecepatan objek, dan c adalah kecepatan Cahaya.
5. Momentum Elektronik (Electron Momentum)
Momentum Elektronik adalah momentum yang berkaitan dengan elektron dalam atom.
Dalam mekanika kuantum, momentum elektron dinyatakan dalam bentuk fungsi gelombang
dan berhubungan dengan prinsip ketidakpastian Heisenberg.

6. Momentum Gravitasi (Gravitational Momentum)


Momentum Gravitasi adalah konsep teoretis yang berkaitan dengan gravitasi dan dapat
terkait dengan benda-benda astronomi seperti planet dan bintang.

HUBUNGAN MOMENTUM DAN IMPULS


Momentum dan impuls mempunyai suatu hubungan yang dikenal dengan nama teorema
impuls-momentum. Bunyi teoremanya adalah “impuls yang dikerjakan pada suatu benda
sama dengan perubahan momentum yang dialami benda tersebut, yaitu beda antara
momentum akhir dengan momentum awalnya”.
Teorema impuls dan momentum
Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami
benda.
I = ∆ t = p 2– p 1= m . v 2– m . v 1
Hukum II Newton dalam bentuk momentum
F=∆p
∆t
Impuls adalah hasil kali antara besaran vector gaya F dengan besaran scalar selang waktu t,
sehingga impuls termasuk besaran vector. Arah impuls I searah dengan arah gaya implusif F.
Momentum benda erat kaitannya dengan gaya. Artinya, untuk memperbesar atau
memperkecil nilai momentum dibutuhkan gaya. Berdasarkan hukum newton II :
∑F = m.a
∑F = rumus tersebut dapat di ubah menjadi :
∑F . Δt = Δp
I = Δp , sehingga dapat dikatakan bahwa impuls sama dengan perubahan momentum

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM


Kekekalan momentum linier menyatakan fakta bahwa suatu benda atau sistem benda yang
bergerak mempertahankan momentum totalnya, hasil kali massa dan kecepatan vektor ,
kecuali jika ada gaya eksternal yang diterapkan padanya. Dalam sistem yang terisolasi
(seperti alam semesta), tidak ada gaya luar, sehingga momentum selalu kekal. Karena
momentum bersifat kekal, maka komponen-komponennya pada segala arah juga akan
kekal. Penerapan hukum kekekalan momentum penting dalam penyelesaian masalah
tumbukan.
Hukum kekekalan momentum banyak dikonfirmasi melalui eksperimen dan bahkan dapat
disimpulkan secara matematis berdasarkan asumsi yang masuk akal ruang itu seragam—
artinya, tidak ada hukum alam yang membedakan satu posisi dalam ruang sebagai
sesuatu yang ganjil dibandingkan dengan posisi lainnya.

TUMBUKAN
Tumbukan atau penumbukan merupakan suatu peristiwa ketika suatu benda-benda dibuat
saling bertabrakan, jika dalam pembuatan bumbu masakan ini biasanya disebut Menumbuk.
Definisi formal untuk konsep tumbukan adalah suatu peristiwa terisolasi dimana dua atau
lebih benda (benda-benda yang bertumbukan) saling mendesakkan gaya-gaya yang relatif
kuat selama waktu yang relatif singkat.
Jenis-jenis tumbukan ini dibedakan berdasarkan perubahan energi yang terjadi :
1. Tumbukan lenting sempurna
Jika dua benda sangat keras bertumbukkan dan tidak ada panas yang dihasilkan oleh
tumbukan, maka energi kinetiknya kekal, artinya energi kinetik total sebelum tumbukan
sama dengan total sesudah tumbukan.
Rumus :

Keterangan :

 M1 = massa benda 1 (kg)

 V1 =kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s)

 M2 = massa benda 2 (kg)

 V2 =kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s)

 V1l = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s)

 V2l = kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s)


2. Tumbukan Lenting Sebagian
Kebanyakan benda-benda yang ada di alam mengalami tumbukan lenting sebagian, di mana
energi kinetik berkurang selama tumbukan. Oleh karena itu, hukum kekekalan energi
mekanik tidak berlaku. Besarnya kecepatan relatif juga berkurang dengan suatu faktor
tertentu yang disebut koefisien restitusi. Bila koefisien restitusi dinyatakan dengan huruf e,
maka derajat berkurangnya kecepatan relatif benda setelah tumbukan dirumuskan sebagai
berikut.

Rumus:

eV1 + V1 = eV2 + V2.

3. Tumbukan tidak lenting sama sekali


Jenis tumbukan ini dapat terjadi pada dua benda dengan tidak sama sekali jika kedua
benda saling menyatu dan mempunyai besar kecepatan yang sama. Maka dari itu besar
momentum sesudah dan sebelum tumbukan memiliki nilai yang sama seperti pada rumus
momentumnya.

Rumusnya :
m1V1 + m2V2 = (m1+m2)V’

Anda mungkin juga menyukai