Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MOMENTUM DAN IMPULS

Disusun oleh :
Nama : Deryahna Sri Ulina
Kelas : XII TKJ 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sebelum kita mengetahui latar belakang pembahasan Impuls dan Momentum Linear
maka terlebih dahulu kita pahami apa yang dimaksud dengan Impuls dan Momentum Linear.
Impuls adalah besaran vektor yang arahya sejajar dengan arah gaya dan Menyebabkan perubahan
momentum dan Momentum Linear adalah momentum yang dimiliki benda-benda yang bergerak
pada lintasan lurus
Pernahkah menyaksikan tabrakan antara dua kendaraan di jalan. apa yang terjadi ketika
dua kendaraan bertabrakan. kondisi mobil atau sepeda motor mungkin hancur berantakan. Kalau
kita tinjau dari ilmu fisika, fatal atau tidaknya tabrakan antara kedua kendaraan ditentukan oleh
momentum kendaraan tersebut. Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni
momentum linear dan momentum sudut. Kadang-kadang momentum linear disingkat
momentum.

1.2. TOPIK BAHASAN


Penjelasan di atas merupakan contoh dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
Impuls dan momentum linear, dengan Hukum Newton II yang diturunkan menjadi impuls dan
momentum linear, tumbukanyang akan dijelaskan dalam makalah ini serta pembahasan yang
bersangkutan dengan penjelasan Impuls dan momentum.

1.3. TUJUAN
Peningkatan kualitas pendidikan adalah suatu tugas dan tanggung jawab semua pihak
yang dilakukan. Terutama dalam pengembangan pelajaran di sektor pendidikan Untuk itu
penyusun menulis makalah ini untuk menjelaskan dari Impuls dan Momentum Linear yang tidak
mudah untuk di fahami oleh setiap individu.
BAB II
IMPULS DAN MOMENTUM LINEAR

2.1. PENGERTIAN IMPULS DAN MOMENTUM LINEAR


Impuls
• Hasil kali gaya dengan selang waktu singkat bekerjanya gaya terhadap bendayang
menyebabkan perubahan momentum.

Momentum
• Ukuran kesukaran untuk memberhentiikan suatu benda yang sedang bergerak. Makin
sukar memberhentikannya, makin besar momentumnya. Momentum Disebabkan
adanya impuls serta Besar dan arahnya = besar dan arah impuls

Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni momentum linear dan momentum
sudut. Kadang-kadang momentum linear disingkat momentum. Dirimu jangan bingung ketika
membaca buku pelajaran fisika yang hanya menulis “momentum”. Yang dimaksudkan buku itu
adalah momentum linear. Seperti pada gerak lurus, kita seringkali hanya menyebut kecepatan
linear dengan “kecepatan”. Tetapi yang kita maksudkan sebenarnya adalah “kecepatan linear”.
Momentum linear merupakan momentum yang dimiliki benda-benda yang bergerak pada
lintasan lurus, sedangkan momentum sudut dimiliki benda-benda yang bergerak pada lintasan
melingkar.

Momentum suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan gerak
benda tersebut

p = m .v
atau
P = m.v1– m.v0

Apabila pada t1 kecepatan v1 dan pada t2 kecepatan adalah v2 maka :


F (T1 − T2) = m.v2– m.v1

P adalah lambang momentum, m adalah massa benda dan v adalah kecepatan benda.
Sedangkan T adalah aksi gaya. Momentum merupakan besaran vektor, jadi selain mempunyai
besar alias nilai, momentum juga mempunyai arah. Besar momentum p = mv. Terus arah
momentum bagaimana-kah? arah momentum sama dengan arah kecepatan. Misalnya sebuah
mobil bergerak ke timur, maka arah momentum adalah timur, tapi kalau mobilnya bergerak ke
selatan maka arah momentum adalah selatan. Bagaimana dengan satuan momentum ? karena p =
mv, di mana satuan m = kg dan satuan v = m/s, maka satuan momentum adalah kg m/s.

Dari persamaan di atas, tampak bahwa momentum (p) berbanding lurus dengan massa
(m) dan kecepatan (v). Semakin besar kecepatan benda, maka semakin besar juga momentum
sebuah benda. Demikian juga, semakin besar massa sebuah benda, maka momentum benda
tersebut juga bertambah besar. Perlu anda ingat bahwa momentum adalah hasil kali antara
massa dan kecepatan. Jadi walaupun seorang berbadan gendut, momentum orang tersebut = 0
apabila dia diam alias tidak bergerak. Jadi momentum suatu benda selalu dihubungkan dengan
massa dan kecepatan benda tersebut. kita tidak bisa meninjau momentum suatu benda hanya
berdasarkan massa atau kecepatannya saja.

Jika Partikel dengan massa m bergerak sepanjang garis lurus, gaya F pada partikel
dianggap tetap dengan arah sejajar gerak partikel jadi Jika kecepatan (v) partikel pada t =0
adalah Vo maka kecepatan pada waktu t adalah

V = Vo + at
( V = Vo + at ) m
Vm = Vo. m + M.at
Vm = Vo.m + F.t
m.V – m.Vo = F.t
Perubahan momentum linear = m.v – m.Vo
Impuls gaya = F.t
Dalam suatu tumbukan, misalnya bola yang dihantam tongkat pemukul, tongkat
bersentuhan dengan bola hanya dalam waktu yang sangat singkat, sedangkan pada waktu
tersebut tongkat memberikan gaya yang sangat besar pada bola. Gaya yang cukup besar dan
terjadi dalam waktu yang relatif singkat ini disebut gaya impulsif.

Tampak bahwa gaya impulsif tersebut tidak konstan. Dari hukum ke-2 Newton diperoleh
F = dp/dt
∫ F dt = ∫ dp
I = F dt = p = Impuls

Jika dilihat dengan grafik, impuls dapat dicari dengan menghitung luas daerah di bawah
kurva F(t) (yang diarsir). Bila dibuat pendekatan bahwa gaya tersebut konstan, yaitu dari harga
rata-ratanya, Fr, maka:

I=F t = ∆p
Fr= I /t = p/∆t

“ Impuls dari sebuah gaya sama dengan perubahan momentum partikel “.

2.2. HUBUNGAN MOMENTUM DENGAN HUKUM II NEWTON


Pada pokok bahasan Hukum II Newton, kita telah belajar bahwa jika ada gaya total yang
bekerja pada benda maka benda tersebut akan mengalami percepatan, di mana arah percepatan
benda sama dengan arah gaya total. Jika dirimu masih bingung dengan Hukum II warisan
Newton, sebaiknya segera meluncur ke TKP dan pelajari dulu. Nah, apa hubungan antara hukum
II Newton dengan momentum ? yang benar, bukan hubungan antara Hukum II Newton dengan
momentum tetapi hubungan antara gaya total dengan momentum. Sekarang pahami penjelasan
berikut ini.
Misalnya ketika sebuah mobil bergerak di jalan dengan kecepatan tertentu, mobil tersebut
memiliki momentum. Nah, untuk mengurangi kecepatan mobil pasti dibutuhkan gaya (dalam
hal ini gaya gesekan antara kampas dan ban ketika mobil direm). Ketika kecepatan mobil
berkurang (v makin kecil), momentum mobil juga berkurang. Demikian juga sebaliknya, sebuah
mobil yang sedang diam akan bergerak jika ada gaya total yang bekerja pada mobil tersebut
(dalam hal ini gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin). Ketika mobil masih diam, momentum
mobil = 0. pada saat mobil mulai bergerak dengan kecepatan tertentu, mobil tersebut memiliki
momentum. Jadi kita bias mengatakan bahwa perubahan momentum mobil disebabkan oleh gaya
total. Dengan kata lain, laju perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya total yang
bekerja pada benda tersebut. Ini adalah hukum II Newton dalam bentuk momentum. Newton
pada mulanya menyatakan hukum II newton dalam bentuk momentum. Hanya Hukum II Newton
yang menyebut hasil kali mv sebagai “kuantitas gerak”, bukan momentum.
Secara matematis, versi momentum dari Hukum II Newton dapat dinyatakan dengan
persamaan :
∑F= ∆p∆t
∑F= gaya total yang bekerja pada benda
∆p = perubahan momentum
∆t = selang waktu perubahan momentum

Catatan = lambang momentum adalah p kecil, bukan P besar. Kalau P besar itu
lambang daya. p dicetak tebal karena momentum adalah besaran vektor.

Dari persamaan ini, kita bisa menurunkan persamaan Hukum II Newton “yang
sebenarnya” untuk kasus massa benda konstan alias tetap.Sekarang kita tulis kembali persamaan
di atas :
∑F= ∆p∆t
Jika Vo = kecepatan awal, Vt = kecepatan akhir, maka persamaan di atas akan menjadi :
∑F= mvt-mv∆t₀
∑F= m(vt-v)∆t₀
∑F= ∆v∆t
∑F= ma
ini adalah persamaan Hukum II Newton untuk kasus massa benda tetap, yang sudah kita
pelajari pada pokok bahasan Hukum II Newton. Di atas sebagai Hukum II Newton “yang
sebenarnya”.
Terus apa bedanya penggunaan hukum II Newton “yang sebenarnya” dengan hukum II
Newton versi momentum ? Hukum II Newton versi momentum di atas lebih bersifat umum,
sedangkan Hukum II Newton “yang sebenarnya” hanya bisa digunakan untuk kasus massa benda
tetap. Jadi ketika menganalisis hubungan antara gaya dan gerak benda, di mana massa benda
konstan, kita bisa menggunakan Hukum II Newton “yang sebenarnya”, tapi tidak menutup
kemungkinan untuk menggunakan Hukum II Newton versi momentum. Ketika kita meninjau
benda yang massa-nya tidak tetap alias berubah, kita tidak bisa menggunakan Hukum II Newton
“yang sebenarnya” (F = ma). Kita hanya bisa menggunakan Hukum II Newton versi momentum.
Contohnya roket yang meluncur ke ruang angkasa. Massa roket akan berkurang ketika bahan
bakarnya berkurang atau habis.

2.3HUBUNGAN MOMENTUM LINEAR DAN IMPULS


Ketika terjadi tumbukan, gaya meningkat dari nol pada saat terjadi kontak dan menjadi
nilai yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Setelah turun secara drastis menjadi
nol kembali. Ini yang membuat tangan terasa lebih sakit ketika dipukul sangat cepat (waktu
kontak antara jari pemukul dan tangan yang dipukul sangat singkat).Hukum II Newton versi
momentum yang telah kita turunkan di atas menyatakan bahwa laju perubahan momentum suatu
benda sama dengan gaya total yang bekerja pada benda tersebut. Besar gaya yang bekerja pada
benda yang bertumbukan dinyatakan dengan persamaan :Ingat bahwa impuls diartikan sebagai
gaya yang bekerja pada benda dalam waktu yang sangat singkat. Konsep impuls membantu kita
ketika meninjau gaya-gaya yang bekerja pada benda dalam selang waktu yang sangat singkat.
Misalnya ketika ronaldinho menendang bola sepak, atau ketika tanganmu dipukul dengan cepat.

2.4 HUBUNGAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN


Sekarang coba dirimu bandingkan, bagaimana akibat yang ditimbulkan dari tabrakan
antara dua sepeda motor dan tabrakan antara sepeda motor dengan mobil ? anggap saja
kendaraan tersebut bergerak dengan laju sama. Tentu saja tabrakan antara sepeda motor dan
mobil lebih fatal akibatnya dibandingkan dengan tabrakan antara dua sepeda motor. Kalo ga
percaya silahkan buktikan Massa mobil jauh lebih besar dari massa sepeda motor, sehingga
ketika mobil bergerak, momentum mobil tersebut lebih besar dibandingkan dengan momentum
sepeda motor. Ketika mobil dan sepeda motor bertabrakan alias bertumbukan, maka pasti sepeda
motor yang terpental. Bisa anda bayangkan, apa yang terjadi jika mobil bergerak sangat kencang
(v sangat besar) ? Kita bisa mengatakan bahwa makin besar momentum yang dimiliki oleh
sebuah benda, semakin besar efek yang timbulkan ketika benda tersebut bertumbukkan.

2.5 KEKALAN MOMENTUM LINEAR


Oleh karena masing-masing benda memberi gaya pada benda lainnya maka momentum
masing-masing benda berubah. Dalam setiap selang waktu, perubahan vector momentum. Dua
buah partikel saling bertumbukan. Pada saat bertumbukan kedua partikel saling memberikan
gaya (aksi-reaksi), F12 pada partikel 1 oleh partikel 2 dan F21 pada partikel 2 oleh partikel 1.
Perubahan momentum pada partikel 1 :

p12= ∫ F12 dt = Fr12 t

Perubahan momentum pada partikel :

∆p2= ∫ F21 dt = Fr21 ∆t


Karena F21= - F12 maka Fr21 = - Fr12
oleh karena itu p1 = - ∆p2

Momentum total sistem : P = p1+ p2 dan perubahan momentum total sistem :


∆P= p1 + ∆p2 = 0

“Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka tumbukan tidak mengubah
momentum total sistem”.
partikel yang satu besarnya sama dan arahnya berlawanan dengan perubahanvector
momentum partikel yang lain.
Catatan : selama tumbukan gaya eksternal (gaya grvitasi, gaya gesek) sangat kecil
dibandingkan dengan gaya impulsif, sehingga gaya eksternal tersebut dapat diabaikan.
2.6 HUKUM KEKALAN MOMENTUM LINEAR
Pada pokok bahasan Momentum dan Impuls, kita telah berkenalan dengan konsep
momentum serta pengaruh momentum benda pada peristiwa tumbukan. Pada kesempatan ini kita
akan meninjau momentum benda ketika dua buah benda saling bertumbukan. Ingat ya,
momentum merupakan hasil kali antara massa benda dengan kecepatan gerak benda tersebut.
Jadi momentum suatu benda selalu dihubungkan dengan massa dan kecepatan benda. Kita tidak
bisa meninjau momentum suatu benda hanya berdasarkan massa atau kecepatannya saja.
Hukum Kekekalan Momentum Tidak peduli berapapun massa dan kecepatan benda
yang saling bertumbukan, ternyata momentum total sebelum tumbukan = momentum total
setelah tumbukan. Hal ini berlaku apabila tidak ada gaya luar alias gaya eksternal total yang
bekerja pada benda yang bertumbukan. Jadi analisis kita hanya terbatas pada dua benda yang
bertumbukan, tanpa ada pengaruh dari gaya luar Sekarang perhatikan gambar di bawah ini.

Jika dua benda yang bertumbukan diilustrasikan dengan gambar di atas, maka secara
matematis,hukum kekekalan momentum dinyatakan dengan persamaan :Momentum sebelum
tumbukan = momentum setelah tumbukan
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
Keterangan :
m1 = massa benda 1,
m2 = massa benda 2,
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan,
v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan,
v’= kecepatan benda 1 setelah tumbukan,
v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum, maka :
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,
m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan,
m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan

Perlu anda ketahui bahwa Hukum Kekekalan Momentum ditemukan melalui percobaan
pada pertengahan abad ke-17, sebelum eyang Newton merumuskan hukumnya tentang gerak
(mengenai Hukum II Newton versi momentum telah saya jelaskan pada pokok bahasan
Momentum, Tumbukan dan Impuls). Walaupun demikian, kita dapat menurunkan
persamaanHukum Kekekalan Momentum dari persamaan hukum II Newton. Yang kita tinjau ini
khusus untuk kasus tumbukan satu dimensi, seperti yang dilustrasikan pada gambar di atas.
BAB III
TUMBUKAN

3.1. PENGERTIAN TUMBUKAN


Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang relatif bergerak. Pada setiap jenis tumbukan
berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi
mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin diubah menjadi panas akibat tumbukan atau
terjadi perubahan bentuk :
Macam tumbukan yaitu :
 Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami perubahan
energi. Koefisien restitusi e = 1
 Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan
energi
 mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya
panas. Koefisien restitusi 0 < e < 1.
 Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan
energi mekanik dan kedua benda setelah tumbukan melekat dan bergerak
bersama-sama. Koefisien restitusi e = 0.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan benda-benda saling bertumbukan.


Banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya sebagiannya disebabkan karena tabrakan
(tumbukan) antara dua kendaraan, baik antara sepeda motor dengan sepeda motor, mobil dengan
mobil maupun antara sepeda motor dengan mobil. Demikian juga dengan kereta api atau
kendaraan lainnya. Hidup kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola sepak ditendang
David Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak dengan kaki Abang
Beckham. Tampa tumbukan, permainan billiard tidak akan pernah ada. Demikian juga dengan
permainan kelereng kesukaanmu ketika masih kecil. Masih banyak contoh lainnya yang dapat
anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Ayo dipikirkan… Pada pembahasan mengenai
momentum dan impuls, kita telah meninjau hubungan antara momentum benda dengan peristiwa
tumbukan. Hukum Kekekalan Momentum yang telah diulas sebelumnya juga selalu ditinjau
ketika dua benda saling bertumbukan. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari peristiwa
tumbukan secara lebih mendalam dan mencoba melihat hukum-hukum fisika apa saja yang
berlaku ketika benda-benda saling bertumbukan.

3.2. TUMBUKAN LENTING SEMPURNA


Tumbukan lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda dikatakan
melakukanTumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik kedua benda
sebelumtumbukan = momentum dan energi kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada
tumbukanlenting sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan
Energi Kinetik.Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku
pada peristiwatumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan kedua benda sama,
baik sebelummaupun setelah tumbukan. Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada
Tumbukan lentingsempurna karena selama tumbukan tidak ada energi yang hilang.
Benda-benda yang mengalami Tumbukan Lenting Sempurna tidak menghasilkan
bunyi,panas atau bentuk energi lain ketika terjadi tumbukan. Tidak ada Energi Kinetik yang
hilang selama proses tumbukan. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa pada peritiwa
Tumbukan Lenting Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.

Hukum kekekalan momentum ditinjau dari energi kinetik:

Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak dengan
kecepatanv1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda itu bertumbukan dan
terpantul dalamarah yang berlawanan. Perhatikan bahwa kecepatan merupakan besaran vektor
sehinggadipengaruhi juga oleh arah. Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif
dan arahke kiri bertanda negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda
memiliki momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2). Total Momentum dan Energi
Kinetikkedua benda sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan.
Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut :
m v + m v = m v' +m v' →Persamaan 1
Keterangan :
m1 = massa benda 1,
m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan
v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan,
v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum,
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,
m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,
m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan

Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

1/2m₁v₁²-1/2m₂v₂²= 1/2m₁v'₁²- 1/2m₂v'₂²

Keterangan :
12m₁v₁² = EK benda 1 sebelum tumbukan
12m₂v₂²= EK benda 2 sebelum tumbukan
12m₁v'₁²= EK benda 1 setelah tumbukan
12m₂v'₂²= EK benda 2 setelah tumbukan
Kita telah menurunkan 2 persamaan untuk Tumbukan Lenting Sempurna, yakni
persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Ada suatu halyang menarik, bahwa apabila hanya diketahui massa dan kecepatan awal, maka
kecepatansetelah tumbukan bisa kita tentukan menggunakan suatu persamaan lain. Persamaan ini
diturunkan dari dua persamaan di atas.
m₁ v₁+m₂v₂=m₁v'₁+m₂v'₂
m₁ v₁-m₂v₂=m₁v'₁-m₂v'₂
m₁v₁-v'₁=m₂(v'₂-v₂)→ Persamaan a

Kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik :

1/2m₁v₁²-1/2m₂v₂²= 1/2m₁v'₁²- 1/2m₂v₂²

Ini merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting sempurna, selain
persamaan Kekekalan Momentum dan persamaan Kekekalan Energi Kinetik. Persamaan 3
menyatakan bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna, laju kedua benda sebelum dan setelah
tumbukan sama besar tetapi berlawanan arah, berapapun massa benda tersebut.

3.3TUMBUKAN SATU DIMENSI


Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya tenaga kinetik selama proses. Bila
tenaga kinetiknya kekal, tumbukannya bersifat elstik. Sedangkan bila tenaga kinetiknya tidak
kekal tumbukannya tidak elastik. Dalam kondisi setelah tumbukan kedua benda menempel dan
bergerak bersama-sama, tumbukannya tidak elastik sempurna.

Tumbukan elastik

Dari kekekalan momentum :


m₁ v₁+m₂v₂=m₁v'₁+m₂v'₂
Dari kekekalan tenaga kinetik :
1/2m₁v₁²+1/2m₁v'₁²=1/2m₂v₂²+ 1/2m₂v'₂²
Dan diperoleh :
v1 – v2 = v’2 - v’1

Tumbukan tidak elastik

Dari kekekalan momentum :


m1v1+ m2v2= m1v’1+ m2v’2

Kekekalan tenaga mekanik tidak berlaku, berkurang/bertambahnya tenaga mekanik ini


berubah/berasal dari tenaga potensial deformasi (perubahan bentuk).
Dari persamaan ketiga tumbukan elastis dapat dimodifikasi menjadi :
v1- v2
v’1- v’2

e : koefisien elastisitas,
e = 1 untuk tumbukan elastis
0 < e < 1 untuk tumbukan tidak elastis
e = 0untuk tumbukan tidak elastis sempurna

BAB IV
PENUTUP
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa momentum didefinisikan sebagai hasil
perkalian antara massa dengan kecepatannya, impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya
dengan selang waktu kerja gayanya.
Hukum kekekalan momentum suatu benda dapat diturunkan dari persamaan hukum
kekekalan energi mekanik suatu benda tersebut.
Apabila dua buah benda bertemu dengan kecepatan relatif maka benda tersebut akan
bertumbukan dan tumbukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu lenting sempurna dan tak
lenting. Pada tumbukan lenting sempurna energi kinetik benda tidak ber kurang atau berubah
menjadi energi lain, pada tumbukan tak lenting energi kinetik benda sebagian berubah menjadi
energi lain seperti energi bunyi, energi panas, dll.

DAFTAR RUJUKAN
Giancoli, Douglas C.2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga.

Halliday dan Resnick. 1991, Fisika Jilid I (Terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga.

Tipler, P.A.1998, Fisika untuk Sains dan Teknik–Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai