PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
Peningkatan kualitas pendidikan adalah suatu tugas dan tanggung jawab semua
pihak yang dilakukan. Terutama dalam pengembangan pelajaran di sektor pendidikan
Untuk itu penyusun menulis makalah ini untuk menjelaskan dari Momentum Linear yang
tidak mudah untuk di fahami oleh setiap individu.
1
BAB II
MPEMBAHASAN
P=m.v
Jika kita perhatikan persamaan di atas maka dapat menentukan jenis besaran
momentum. Massa m merupakan besaran skalar dan kecepatan v adalah besaran
vektor, berarti momentum merupakan besaran vektor. Dimana arah p searah dengan
arah vektor kecepatan (v).
Jadi momentum adalah besaran yang dimiliki oleh sebuah benda atau partikel yang
bergerak.
2
CONTOH SOAL :
1. Sebuah benda bermassa 1 ton, bergerak dengan kecepatan 90 km/jam. Berapa
momentum yang dimiliki benda tersebut?
Jawab:
Diketahui: m = 1 ton → 1000 kg
V = 90 km/jam → 25 m/s
P = ......?
P = m .v
= 1000 . 25
= 25.000 Ns
2. Ada sebuah benda yaitu benda A bermassa 2 kg, bergerak kekanan dengan kelajuan
10 m/s. Benda B yang bermassa 7 kg bergerak kekiri dengan kelajuan 4 m/s. Tentukan:
a. Momentum benda A
b. Momentum benda B
c. Momentum total benda A dan B
Jawab:
Diketahui: Benda A → m = 2 kg
V = 10 m/s
Benda B → m = 7 kg
V = 4 m/s
a. Momentum benda A
P=m.v
= 2 . 10
= 20 Ns
3
b. Momentum benda B
P=m.v
=7.4
= 28 Ns
Contohnya begini, sebut saja mobil gurumuda dan mobil gurutua. Apabila kedua
mobil ini bermassa sama tetapi mobil gurumuda bergerak lebih kencang (v lebih besar)
daripada mobil gurutua, maka momentum mobil gurumuda lebih besar dibandingkan
dengan momentum mobil gurutua. Contoh lain, misalnya mobil gurumuda memiliki
massa besar, sedangkan mobil gurutua bermassa kecil. Apabila kedua mobil ini
kebut2an di jalan dengan kecepatan yang sama, maka tentu saja momentum mobil
gurumuda lebih besar dibandingkan dengan momentum mobil gurutua.
4
mereka membungkuk dan tangan dililitkan ke tubuh, dibandingkan dengan ketika berdiri
tegak dengan tangan terbuka lebar.
b. Momentum linear
Momentum linier, juga dikenal sebagai kekuatan, adalah jumlah massa terkait
dengan tubuh yang bergerak di sepanjang garis lurus. Sebuah objek luar, dengan
kekuatan sendiri, bisa mengubah lintasan objek dengan momentum linear. Sebagai
contoh, jika menjalankan maju dan anjing berlari ke arah seseorang secara tidak
sengaja, lintasan orang tersebut akan berubah, dan mungkin akan jatuh; Namun, tidak
harus terluka terlalu parah karena momentum anjing itu serupa dengan orang tersebut.
Namun, jika ditabrak truk, yang memiliki momentum linear yang lebih tinggi, akan
sangat beruntung bila bertahan hidup. Itu karena kekuatan truk lebih besar. Studi
tentang momentum linier juga digunakan untuk memahami dan memprediksi
bagaimana hal-hal yang mengubah lintasan ketika mereka bertabrakan dengan benda
lain, seperti bola bilyar ketika terkena bola lainnya.
c. Momentum konseptual
Momentum dalam arti sehari-hari relatif konsisten dengan makna ilmiah, terlepas
dari jenis momentum. Dalam politik misalnya, media sering mengatakan bahwa seorang
kandidat telah memperoleh momentum setelah serangkaian acara, seperti saat
berkampanye dan saat debat yang baik. Dengan menghadiri peristiwa yang harus
diperhatikan oleh politikus akan menciptakan massa, dan melakukan semua hal
tersebut dalam waktu singkat memungkinkan dia untuk mendapatkan kecepatan.
Kombinasi beberapa peristiwa penjangkauan dan kedekatan peristiwa selama
kampanye yang menghasilkan momentum.
d. Momentum kelembaban
momentum kelembaban (Inersia) sering membuat kita bingung. Namun, inersia
merupakan kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak atau pada posisi diam.
Inersia berbeda dari momentum karena tidak selalu melibatkan sebuah benda yang
bergerak, tetapi berfokus pada kapasitas objek untuk tetap bergerak. Juga, komponen
5
kecepatan dalam rumus momentum memberikan sebuah objek yang besar dan terarah,
yaitu gagasan yang ada dalam definisi inersia.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
Apa yang terjadi jika mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi direm secara
mendadak atau tiba-tiba ? Sebenarnya saat itu, terdapat kencenderungan mobil untuk
mempertahankan geraknya.
Apakah kecenderungan juga berlaku pada benda diam? Coba letakkan penghapus
diatas kertas diatas meja lalu kertas tersebut kamu tarik dengan cepat. Ternyata
penghapus tetap berada diatas meja. Makan disimpukan benda tersebut memiliki sifat
alami yang cenderung mempertahankan keadaan yang diam.
6
Huygens, ilmuwan berkebangsaan Belkita, melakukan eksperimen dengan
menggunakan bola-bola bilyar untuk menjelaskan hukum Kekekalan Momentum.
Perhatikan uraian berikut:
Dua buah bola pada gambar diatas bergerak berlawanan arah saling mendekati.
Bola pertama massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1. Sedangkan bola kedua
massanya m2 bergerak dengan kecepatan v2. Jika kedua bola berada pada lintasan
yang sama dan lurus, maka pada suatu saat kedua bola akan bertabrakan.
Dengan memperhatikan analisis gaya tumbukan bola pada gambar diatas
ternyata sesuai dengan pernyataan hukum Newton III. Kedua bola akan saling
menekan dengan gaya F yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan. Akibat adanya
gaya aksi dan reaksi dalam selang waktu Δt tersebut, kedua bola akan saling
melepaskan diri dengan kecepatan masing-masing sebesar v’1 dan v’2. Penurunan
rumus secara umum dapat dilakukan dengan meninjau gaya interaksi saat terjadi
tumbukan berdasarkan hukum Newton III.
7
2.4 BUNYI HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
Persamaan di atas dinamakan hukum Kekekalan Momentum. Hukum kekakalan
momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem,
maka momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total sesudah
tumbukan”. ketika menggunakan persamaan ini, kita harus memerhatikan arah
kecepatan tiap benda.
Contoh aplikasi yang lain adalah pada sistem roket. Percepatan roket diperoleh
dengan cara yang mirip dengan bagaimana senapan memperoleh percepatan.
Percepatan roket berasal dari tolakan gas yang disemburkan roket. Tiap molekul gas
dapat dianggap sebagai peluru kecil yang ditembakkan roket. Jika gaya gravitasi
diabaikan, maka peristiwa peluncuran roket memenuhi hukum kekekalan momentum.
Mula-mula sistem roket diam, sehingga momentumnya nol. Sesudah gas
menyembur keluar dari ekor roket, momentum sistem tetap. Artinya momentum
sebelum dan sesudah gas keluar sama. Berdasarkan hukum kekekalan momentum,
8
besarnya kelajuan roket tergantung banyaknya bahan bakar yang digunakan dan besar
kelajuan semburan gas. Hal inilah yang menyebabkan wahana roket dibuat bertahap
banyak.
CONTOH SOAL
1. Sebuah peluru dengan massa 50 g dan kecepatan 1.400 m/s mengenai dan
menembus sebuah balok dengan massa 250 kg yang diam di bidang datar tanpa
gesekan. Jika kecepatan peluru setelah menembus balok 400 m/s, maka hitunglah
kecepatan balok setelah tertembus peluru!
Jawab:
Diketahui: m1 = 50 g = 0,05 kg
V1 = 1.400 m/s
V2 = 0
V‟1 = 400 m/s
V‟2 = ......?
m1 . v1 + m2 . v2 = m1 . v‟1 + m2 . v‟2
0,05 . 1.400 + 250 . 0 = 0,05 . 400 + 250 . v‟2
70 = 20 + 250 v‟2
v‟2 = (70 - 20) : 250
v‟2 = 0,2 m/s
9
2. Bola A bermassa 600 g dalam keadaan diam, ditumbuk oleh bola B bermassa 400
g yang bergerak dengan laju 10 m/s. Setelah tumbukan, kelajuan bola B menjadi 5
m/s, searah dengan arah bola semula.
Tentukan kelajuan bola A sesaat setelah ditumbuk bola B!
Jawab:
Diketehui: m1 = 600 g = 0,6 kg
m2 = 400 g = 0,4 kg
v1 = 0
v2 = 10 m/s
v‟2 = 5 m/s
v‟1 = .....?
m1 . v1 + m2 . v2 = m1 . v‟1 + m2 . v‟2
0,6 . 0 + 0,4 . 10 = 0,6 . v‟1 + 0,4 . 5
0+4 = 0,6 v‟1 + 2
4-2 = 0,6 v‟1
2 = 0,6 v‟1
2 / 0,6 = v‟1
3,3 = v‟1
10
BAB III
PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA
Halliday dan Resnick. 1991, Fisika Jilid I (Terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga.
(di akses tanggal 17 November 2018)
Tipler, P.A.1998, Fisika untuk Sains dan Teknik–Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga.
(di akses tanggal 17 November 2018)
12