Anda di halaman 1dari 8

MOMENTUM

OLEH:
MUHAMMAD HUSNI
NIM. 2306135045

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Krisman, M.Si

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah fisika
tentang momentum ni tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat dengan
semaksimal mungkin agar dapat menghasilkan tugas yang maksimal. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada
Bapak yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat untuk penulis dalam
menyusun makalah fisika ini. Tidak lupa juga penulis ucapkan kepada teman-
teman dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas
bantuan selama proses pengerjaan makalah momentum ini.

Dalam proses penyususnan makalah fiska ini penulis juga menyadari bahwa
makalah fisika momentum ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
menerima kritikan dan saran yang membangun agar dapat mengevaluasi dan
perbaikan diri untuk tugas yang akan datang. Semoga makalah fisikia momentum
ini dapat bermanfaat.

Pekanbaru, 1 November 2023

Muhammad Husni
Dalam ilmu fisika, Momentum adalah ukuran kesukaan untuk
memberhentikan suatu benda, dan didefinisikan sebagai hasil kali massa dengan
kecepatan. Momentum disebut juga dengan pusa sehingga dilambangkan
p. Momentum suatu benda (P) yang bermassa m dan bergerak dengan
kecepatan v. Momentum fisika dalam kehidupan sehari-hari bisa dianalogikan
lewat kendaraan yang menabrak sebuah benda. Contoh, mobil dan sepeda dengan
kecepatan yang sama bertumbukan dengan pohon. Kerusakan mobil akan lebih
besar daripada yang dialami sepeda. Sebab, massa mobil yang lebih besar
daripada sepeda mengakibatkan geraknya sulit dihentikan.

Fenomena momentum yang sama terjadi ketika ingin menghentikan kereta


yang tengah bergerak. Butuh gaya yang besar untuk menghentikan kereta karena
memiliki massa dan kecepatan yang besar. Momentum suatu benda juga dapat
dipengaruhi arah pergerakannya. Momentum suatu benda dapat berubah apabila
arah benda berubah dan jika benda tersebut diperlambat atau dipercepat

Massa merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran


vektor. Perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor akan menghasilkan
besaran vektor. Jadi, momentum merupakan besaran vektor. Arah momentum
searah dengan arah kecepatan.
Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk
mendiamkan benda. Sebagai contoh, sebuah truk berat mempunyai momentum
yang lebih besar dibandingkan mobil yang ringan yang bergerak dengan kelajuan
yang sama. Gaya yang lebih besar dibutuhkan untuk menghentikan truk tersebut
dibandingkan dengan mobil yang ringan dalam waktu tertentu.
Dari pemahaman di atas, momentum dalam fisika dihitung dengan rumus
persamaan berikut ini:

p=mxv

Keterangan:

 p adalah momentum dalam kilogram meter per detik (kg m/s)


 m adalah massa benda (kg)
 v adalah kecepatan benda (m/s)
Berdasarkan rumus momentum adalah besaran momentum sebanding dengan
kecepatan benda. Makin besar kecepatan benda maka momentumnya akan makin
besar pula.

Bunyi hukum kekekalan momentum adalah "dalam peristiwa tumbukan


sentral, momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan
momentum total sistem sesaat setelah tumbukan".

Dengan begitu, total momentum sistem pada benda sebelum terjadi


tumbukan dan setelah tumbukan adalah sama. Maka, rumus untuk hukum
kekekalan momentum adalah:
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1' + m2.v2'
Keterangan:

m1 adalah massa benda pertama (kg)


m2 adalah massa benda kedua (kg)
v1 adalah kecepatan benda pertama (m/s)
v2 adalah kecepatan benda kedua (m/s)
v1' adalah kecepatan benda pertama setelah tumbukan (m/s)
v2' adalah kecepatan benda kedua setelah tumbukan (m/s)

Hukum kekekalan momentum adalah fenomena setiap kali terjadi tumbukan atau
tabrakan terjadi. Hal ini berlaku ketika tidak ada gaya eksternal yang berpengaruh
pada sistem..

Contoh Soal
Bola bermassa 20 gram dilempar dengan kecepatan v1 = 4ms-¹ ke kiri. Setelah
membentur tembok, bola memantul dengan kecepatan v2 = 2ms-¹ ke kanan. Besar
impuls yang dihasilkan adalah…
Jawaban:
I = Δp = m (v2 - v1)
= 2 x 10-² (2 - (-4))
= 12 x 10-² Ns

Jenis – Jenis Momentum


1. Momentum Linear
Momentum linear adalah momentum dari benda yang bergerak secara
translasi. Artinya, momentum ini adalah momentum yang dimiliki oleh benda-
benda yang bergeraknya lurus.
Berdasarkan bunyi Hukum Kekekalan Momentum Linier diatas dapat
dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut :

p1 + p2 = p1' + p2'
m1.v1 + m2.v2 = (m1.v1)' + (m2.v2)'

Keterangan :
m1 = massa benda 1, m2 = massa benda 2
v1 = kelajuan benda 1 sebelum tumbukan, v2 = kelajuan benda 2 sebelum
tumbukan
v1’ = kelajuan benda 1 setelah tumbukan, v2’ = kelajuan benda 2 setelah
tumbukan
v’ = kelajuan kedua benda setelah tumbukan

v atau v’ bertanda positif jika benda bergerak ke kanan dan bertanda


negatif jika benda bergerak ke kiri. Apabila arah gerakan benda tidak
diketahui, tetapi kedua benda bergerak berlawanan arah maka v dan v’ salah
satu benda bertanda positif dan benda lainnya bertanda negatif. Jika kedua
benda bergerak searah maka v dan v’ kedua benda bertanda sama. Tanda
positif atau negatif menunjukan arah gerakan benda.

Contoh Soal
Benda A bermassa 4 kg bergerak dengan kecepatan 6 m/s menumbuk benda B
yang bermassa 3 kg yang mula-mula diam. Setelah tumbukan benda A
berhenti dan benda B bergerak dengan kecepatan tertentu. Jika tumbukan yang
terjadi adalah tumbukan lenting sebagian, maka kecepatan benda B setelah
tumbukan adalah....
Massa benda A m = 4 kg

Massa benda B saya 3 kg

Kecepatan awal benda A v₁ = 6 m/s

Kecepatan awal benda B v=0 karena mula-mula diam

Kecepatan akhir benda A v-0- karena setelah tumbukan berhenti

Ditanya:

Kecepatan benda B setelah tumbukan VB1 = ?

Dijawab:

Pada kasus tumbukan lenting sebagian masih berlaku hukum kekekalan


momentum yang menyatakan bahwa momentum total awal adalah sama
dengan momentum total akhir, dimana

P sebelum = P setelah
Sementara momentum merupakan ukuran kesukaran untuk memberhentikan
gerak suatu benda melalui hasil perkalian antara massa dengan kecepatan
benda

p= mv

Sehingga untuk menentukan kecepatan akhir benda B setelah tumbukan


adalah sebagai berikut,
mA vA + mBvB = mAv'A+mBv'B
(4) (6)+(3) (0)=(4) (0) + (3) (v)

24+0=0+3v'B
24 = 3v'B

v'B = 24/3

v'B = 8 m/s

Jadi, kecepatan benda B setelah tumbukan adalah 8 m/s.

2. Momentum Angular
Momentum angular adalah momentum dari benda yang bergerak secara
rotasi. Artinya, momentum ini adalah momentum yang dimiliki oleh benda-
benda yang bergeraknya melingkar atau berputar. Rumus Momentum Angular
sebagai berikut :

L = I . ω,

Keterangan :
L = momentum sudut
I = momen inersia objek
ω = kecepatan sudut objek.

Contoh Soal

Sebuah partikel bermassa 0,2 gram bergerak melingkar dengan kecepatan


sudut tetap 10 rad/s. Jika jari-jari lintasan partikel 3 cm, maka momentum
sudut partikel itu adalah

Diket:
Massa suatu partikel: 0,2 gram
Jari-jari lintasan partikel: 3 cm
Kecepatan sudut tetap: 10 rad/s
Dengan begitu, besaran momentum sudut dari partikel tersebut adalah:

L=Ixω
L = mr^2 ω
L = (2 x 10^-4) x (3 x 10^-2) x (10)
L = 18 x 10^-17
L = 1,8 x 10^-6

Hukum Kekekalan Momentum


Bunyi hukum kekekalan momentum adalah "dalam peristiwa
tumbukan sentral, momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan sama
dengan momentum total sistem sesaat setelah tumbukan".
Contoh Momentum dalam kehidupan sehari – hari adalah sebuah
mobil bergerak dengan laju tertentu kemudian menabrak sebuah pohon.
Semakin cepat mobil itu bergerak maka kerusakan yang timbul semakin besar
atau semakin besar massa mobil semakin besar pula kerusakan yang
ditimbulkan. Maka mobil dikatakan memiliki momentum yang besar.

Ada dua prinsip dari hukum kekekalan momentum dalam kehidupan sehari-
hari, yakni:

 Mundurnya pistol

Misalkan sebuah pistol bermassa mg dan sebuah peluru bermassa mb. Sebelum
senjata ditembakkan, senjata dan sistem peluru dalam keadaan diam. Jika
kecepatan = 0 maka momentumnya juga 0.

Ketika peluru ditembakkan, peluru bergerak maju dan pistol mundur ke belakang.
Misalkan vg dan vb adalah kecepatan pistol dan peluru setelah ditembakkan.

Sekarang, momentum sistem setelah penembakan = mbvb + mgvg

Berdasarkan hukum kekekalan momentum, momentum total adalah konstan.

Jadi, 0 = mb vb + mg vg (atau) mbvb = -mgvg


vg = - (mb vb) /mg

Jadi dengan mengetahui massa peluru dan senjata serta kecepatan peluru, maka
kecepatan recoil senjata dapat dengan mudah ditentukan.

Karena alasan inilah senjata dibuat berat dan besar. Karena mg ada di penyebut,
jika massa senjata tinggi, maka kecepatan mundurnya lebih kecil dan penggunaan
senjata lebih mudah.

 Prinsip Roket
Pada roket, bergerak dengan cepat dengan masa total pesawat dan roket
lebih rungan karena pada keadaaan ini roket tidak membawa pesawat. Bahan
bakar roket adalah ada di tangki roket, inilah mengapa roket bisa bekerja di
antariksa. Prinsip kerjanya:
1. Prinsip hukum kekekalan momentum roket adalah pada keadaan mula-mula
sistem (roket dan bahan bakar) diam, momentumnya sama dengan nol.
2. Prinsip hukum kekekalan momentum roket adalah sesudah gas menyembur
keluar dari roket, momentum sistem tetap sehingga momentum sistem
sebelum dan sesudah gas keluar adalah sama.
3. Prinsip hukum kekekalan momentum roket adalah hasil dari kecepatan
akhir yang dapat dicapai sebuah roket bergantung pada banyaknya bahan
bakar yang dapat dibawa oleh roket dan kelajuan pancaran gas.
4. Prinsip hukum kekekalan momentum roket adalah pada dasarnya kedua
besaran ini terbatas sehingga digunakanlah roket-roket bertahap (multistage
rockets), yaitu beberapa roket yang digabung bersama.

Anda mungkin juga menyukai