Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

HIDROLIKA
“PERSAMAAN MOMENTUM”

KELOMPOK 7:

IIN NURFAIZAH (1921042008)


RESKI JAMAL (1921042009)
TADZKIRAH AMALIAH (1921042010)
MUHAMMAD AYYUB MUQTADIR. B (1921042011)
MUHAMMAD FARHAN DWI PUTRA (1921042013)
FIRMANSYAH ARIANTO (1921042014)

S1 – 01

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi momentum?
2. Apa rumus dari persamaan momentum?
3. Apa yang dimaksud dengan hukum kekebalan momentum?
4. Apa saja jenis – jenis tumbukan dalam momentum?
5. Bagaimana hubungan momentum dengan hidrolika?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi momentum.
2. Untuk mengetahui rumus dari persamaan momentum.
3. Untuk mengetahui hukum kekebalan momentum.
4. Untuk mengetahui jenis – jenis tumbukan dalam momentum.
5. Untuk mengetahui hubungan momentum dengan hidrolika.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Momentum
Momentum merupakan istilah fisika mengacu pada kuantitas gerak dan massa
yang dimiliki suatu objek. Definisi momentum diartikan sebagai besaran yang
dihasilkan dari perkalian antara besaran skalar massa benda dengan besaran vektor
kecepatan geraknya.
Jadi momentum termasuk besaran vektor (besaran yang dipengaruhi oleh arah).
Arah momentum searah dengan arah kecepatan. Momentum sebuah partikel dapat
dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan benda.
Semakin besar momentum, maka semakin dahsyat kekuatan yang dimiliki oleh
suatu benda. Jika materi dalam keadaan diam, maka momentumnya sama dengan
nol. Sebaliknya semakin cepat pergerakannya, semakin besar juga momentumnya.
Momentum dimiliki oleh benda yang bergerak. Mudahnya, momentum adalah
kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada kelajuan
yang konstan. Momentum dapat dirumuskan sebagai hasil perkalian massa dengan
kecepatan.
Semakin besar massa suatu benda, maka semakin besar momentumnya, dan
semakin cepat gerak suatu benda, maka semakin besar pula momentumnya.
Misalnya, dengan kecepatan yang sama, jembatan yang tertabrak bus akan
mengalami kerusakan lebih parah daripada jembatan yang tertabrak mobil. Mobil
dengan kecepatan tinggi akan lebih sulit dihentikan daripada mobil dengan
kecepatan rendah. Dan apabila terjadi tumbukan, mobil dengan kecepatan tinggi
akan mengalami kerusakan lebih parah. Semakin besar momentum sebuah benda
yang sedang melaju, semakin sulit untuk menghentikannya dan semakin besar
tumbukannya jika mengenai benda lain.
B. Rumus Momentum
Rumus menghitung momentum : p = m.v
Keterangan:
 p = momentum (kg m/s)
 m = massa benda (kg)
 v = kecepatan benda (m/s)
C. Hukum Kekebalan Momentum
Hukum kekebalan momentum menyatakan bahwa jika tidak terdapat gaya luar
yang bekerja pada sistem maka momentum benda sebelum dan setelah tumbukan
adalah sama. Ini berarti total momentum sistem benda sebelum tumbukan selalu
sama dengan total momentum sistem benda setelah tumbukan. Secara matematis
hukum kekebalan momentum dapat dituliskan sebagai berikut :
m1v1+m2v2=m1v1′+m2v2′
Keterangan :
 Dengan m1 adalah massa benda  1
 m2  adalah massa benda  2
 v1  adalah kecepatan benda  1  sebelum tumbukan
 v2 adalah kecepatan benda  2  sebelum tumbukan
 v1 ’ adalah kecepatan benda  1  setelah tumbukan
 v2 ’ adalah kecepatan benda  2  setelah tumbukan
D. Jenis – Jenis Tumbukan Dalam Momentum
Tumbukan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tumbukan lenting sempurna,
tumbukan lenting sebagian dan tumbukan tidak lenting sempurna. Untuk
mengetahui jenis tumbukan dapat dilihat dari nilai koefisien restitusinya yaitu nilai
negatif dari perbandingan antara besar kecepatan relatif kedua benda setelah
tumbukan dan sebelum tumbukan.
1. Tumbukan/Lenting Sempurna
Pada lenting sempurna berlaku hukum kekekalan energi dan hukum
kekekalan momentum. Dengan persamaan sebagai berikut:
Setiap benda yang bertumbukan satu sama lain, kemudian kedua benda
terpantul atau melenting dengan kecepatan akhir kedua benda tersebut berbeda,
maka kejadian tersebut kita sebut lenting sempurna.
Tumbukan atau lentingan tergantung pula pada koefisien restitusi
(kemampuan untuk melenting) dengan persamaan sebagai berikut:

Nilai koefisien restitusi mulai dari 0 hingga 1. Dengan ketentuan:


 Lenting Sempurna e = 1
 Lenting Sebagian 0 < e < 1
 Tidak Lenting Sama Sekali e = 0
Keterangan : 
 m1 = massa benda 1(kg)
 m2 = massa benda 2 (kg)
 v1 = kecepatan awal benda 1 (m/s)
 v2 = kecepatan awal benda 2 (m/s)
 v1‘ = kecepatan akhir benda 1 (m/s)
 v2‘ = kecepatan akhir benda 2 (m/s)
2. Tumbukan/Lenting Sebagian
Saat dua buah benda bertumbukan namun salah satu benda tetap diam maka
keadaan tersebut bisa dikatakan tumbukan/lenting sebagian. Berikut persamaan
lenting sebagian:
Contohnya:
Sebuah bola yang dijatuhkan ke lantai akan memantul hingga berhenti dan diam.
Bola terus memantul tapi lantai tetap diam. Seperti yang terlihat pada gambar di
atas. Koefisien restitusi untuk kasus diatas adalah:

3. Tidak Lenting Sama Sekali


Saat dua buah benda beratumbukan ternyata kedua benda diam atau dua buah
benda bertumbukan kemudian benda yang satu terbawa dengan benda lainnya
sehingga kecepatannya sama setelah bertumbukan maka keadaan tersebut
dinamakan Tidak Lenting Sama Sekali. Berikut Persamaannya:

Contohnya:
Sebuah balok yang digantung dengan tali sering disebut Ayunan Balistik,
kemudian balok yang diam pada awalnya di tembakan peluru sehingga peluru
tersebut menancap di dalam balok, kemudian balok bersama peluru bergerak
bersamaan hingga balok berada pada ketinggian h.

Persamaan untuk ayunan balistik seperti ini adalah: 

Anda mungkin juga menyukai