Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL…………………………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI…………………………………………...……………………........ 2

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… 3

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………........ 4

BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………. 5

TEORI………………………………………..…..……………………. 5

LATIHAN SOAL……………………………………………………... 18

BAB III : PENUTUP……………………………………………………………. 25

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 26
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT atas terbitnya pembuatan makalah
pembelajaran fisika pada materi momentum dan impuls.

Dalam pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat dengan mudah memahami isi materi
dari makalah ini serta dengan contoh-contoh soal di setiap sub bab materi untuk memudahkan
dalam pemahaman. Kemudian dibuat juga soal-soal pengembangan dengan tujuan peserta didik
dapat menganalisis soal-soal.

Isi materi ini dibuat secara singkat dan praktis serta terdapat aplikasi dalam kehidupan sehari-
hari dengan tujuan memotivasi mahasiswa dalam pembelajaran.

Tentunya dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan. Untuk itu saran dan kritik saya
harapkan untuk perbaikan makalah pembelajaran fisika selanjutnya.Saya mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah yang sederhana ini.

Palembang, 10 November 2017

Boma Satria Sandy


BAB I

PENDAHULUAN

Nilai-nilai selalu berada di setiap kegiatan kita, tanpa kita sadari kegiatan kita sehari-hari
juga memanfaatkan system kerja rumus fisika. Pada kesempatan ini akan kami bahas mengenai
kegunaan teori momentum. Sebelum kita membahas apa kegunaan momentum terlebih dahulu
kita mempelajari apa yang di maksud dengan momentum.
Ketika terjadi suatu kecelakaan di jalan tabrakan antara ke dua buah kendaraan yang berbeda
kecepatan, dimana kendaraan yang benrkepatan tinggi mengalami kerusakan yang lebih parah di
bandingkan dengan kendaraan yang berkecepatan rendah. Hal ini bisa terjadi, karena semakin
besar massa dan kecepatan yag dimiliki benda bergerak maka semakin sulit untuk dihentikan dan
makin besar akibatnya.
Ketika kita meninjau dari ilmu fisika, fatal atau tidaknya tabrakan antara kedua kendaraan
ditentukan oleh momentum kendaraan tersebut. Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum
yaitu momentum sudut dan momentum linier. Momentum linier biasanya disebut momentum.
Maka momentum adalah hasil kali massa dan kecepatan.
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN IMPULS, MOMENTUM LINEAR, DAN TUMBUKAN

1. Impuls

Anda telah mengetahui bahwa yang menyebabkan suatu benda diam menjadi bergerak adalah
gaya. Misalnya: bola golf yang mula-mula diam akan bergerak ketika gaya pukulan stik golf
anda bekerja pada bola golf tersebut (perhatikan gambar di atas). Gaya pukulan stik golf anda
pada bola golf termasuk gaya kontak yang bekerja hanya dalam waktu yang singkat. Gaya
seperti ini disebut gaya impulsif. Perkalian antara gaya tersebut dengan selang waktu gaya itu
bekerja pada benda disebut Impuls.

Impuls secara matematis, dituliskan sebagai berikut:

dengan
I = impuls (Ns)
F = gaya impulsif (N)
= perubahan waktu (t2-t1)

Impuls adalah hasil kali antara besaran vektor gaya F dengan besaran skalar selang waktu ,
sehingga impuls termasuk besaran vektor. Arah impuls I searah dengan arah gaya impulsif F.

2. Momentum

Perhatikan gambar di atas. Jika kedua kendaraan tersebut bergerak dengan kecepatan sama,
manakah yang lebih sukar anda hentikan: kendaraan yang bermassa besar atau kecil? Jika dua
kendaraan bermassa sama (misalnya truck dengan truck, atau mobil dengan mobil) bergerak
mendekati anda, manakah yang lebih sukar anda hentikan: kendaraan dengan kecepatan tinggi
atau rendah?
Momentum didefinisikan sebagai ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu benda. Dari
jawaban anda terhadap dua pernyataan di atas, momentum dirumuskan sebagai hasil kali massa
dan kecepatan.

P=m.v

dengan
P = momentum (kg m/s)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)

Momentum diperoleh dari hasil kali besaran skalar massa dan besaran vektor kecepatan,
sehingga momentum termasuk besaran vektor. Arah momentum searah dengan arah kecepatan.
Untuk momentum satu dimensi, arah momentum cukup ditampilkan dengan tanda positif atau
negatif.

3. Hubungan Impuls dan Momentum

Sebuah bola datang ke arah pemain bola dengan kecepatan awal vaw sesaat sebelum ditendang.
Sesaat sesudah ditendang (impuls bekerja), kecepatan akhir bola vak. Sesuai dengan hukum II
Newton, maka:

F=m.a
Karena percepatan rata-rata

maka
Persamaan tersebut dapat kita nyatakan dengan kalimat berikut dan dikenal sebagai Teorema
Impuls-Momentum:
Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami
benda itu, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum awalnya.

4. Tumbukan

Dalam kehidupan ini, banyak kita jumpai peristiwa tumbukan. Tumbukan dapat terjadi pada saat
benda yang bergerak mengenai benda lain yang sedang bergerak atau diam. Pembahasan akan
dibatasi mengenai tumbukan sentral lurus, yaitu tumbukan antara dua benda yang arah
kecepatannya berimpit dengan garis hubung kedua pusat massa benda. Berdasarkan sifat
kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan, tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting
sama sekali.

a. Tumbukan Lenting Sempurna

Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan lenting sempurna jika pada tumbukan itu tidak
terjadi kehilangan energi kinetik. Jadi, energi kinetik total kedua benda sebelum dan sesudah
tumbukan adalah tetap. Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan momentum
dan hukum kekekalan energi kinetik. Dua buah benda memiliki massa masing-masing m1 dan
m2 bergerak saling mendekati dengan kecepatan sebesar v1 dan v2 sepanjang lintasan yang
lurus. Setelah keduanya bertumbukan masing-masing bergerak dengan kecepatan sebesar v’1
dan v’2 dengan arah saling berlawanan.

Berdasarkan hukum kekekalan momentum dapat ditulis sebagai berikut.

Sedangkan berdasarkan hukum kekekalan energi kinetik, diperoleh persamaan sebagai berikut.

Jika persamaan di atas saling disubtitusikan, maka diperoleh persamaan sebagai berikut.
Ruas sebelah kanan menunjukkan kelajuan relatif setelah tumbukan dan ruas kiri adalah kelajuan
relatif sebelum tumbukan. Kelajuan relatif setelah tumbukan sama dengan kelajuan relatif
sebelum tumbukan tapi arahnya berlawanan.

Harga 1 pada persamaan di atas menyatakan keofisien restitusi untuk tumbukan lenting
sempurna. Secara umum persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut.

Dalam hal ini, e adalah koefisien restitusi. Persamaan di atas berlaku untuk semua jenis
tumbukan.

e = 1, untuk tumbukan lenting sempurna.


e = 0, untuk tumbukan tidak lenting sama sekali.
0 < e < 1, untuk tumbukan lenting sebagian.

b. Tumbukan Lenting Sebagaian

Pada tumbukan lenting sebagian, beberapa energi kinetik akan diubah menjadi energi bentuk lain
seperti panas, bunyi, dan sebagainya. Akibatnya, energi kinetik sebelum tumbukan lebih besar
daripada energi kinetik sesudah tumbukan. Pada tumbukan lenting sebagian berlaku Hukum
Kekekalan Momentum, tetapi tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Pada tumbukan
lenting sebagian, koefisien restitusi (e) nilainya adalah 0 < e < 1. Besarnya koefisien restitusi
benda dapat ditentukan dengan persamaan:

dengan
e = koefisien restitusi
h1 = ketinggian mula-mula
h2 = ketinggian setelah memantul

c. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Tumbukan tidak lenting sama sekali merupakan peristiwa tumbukan dua benda yang memiliki
ciri setelah tumbukan kedua benda bersatu (perhatikan gambar di atas). Keadaan ini dapat
digunakan bahasa lain, setelah bertumbukan; benda bersama-sama, benda bersarang dan benda
bergabung. Kata-kata itu masih banyak lagi yang lain yang terpenting bahwa setelah
bertumbukan benda menjadi satu. Jika tumbukannya seperti gambar di atas maka koefisien
restitusinya akan nol, e = 0. Pada tumbukan ini berlaku hukum kekekalan momentum, tetapi
energi kinetiknya tidak kekal. Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan
kedua benda bersatu, sehingga kecepatan kedua benda sesudah tumbukan besarnya sama, yaitu
v1′ = v2′ = v’.
LATIHAN SOAL

1. Sebuah bola biliard dipukul dengan gaya 20 N dalam selang waktu 0,5 sekon. Tentukan Impuls
yang bekerja pada bola biliard tersebut!
Diketahui:
F = 20 N
= 0,5 sekon
Ditanyakan: I = ……?
Jawab:
I = F. = 20 N × 0,5 s = 10 Ns
Jadi besarnya impuls yang bekerja pada bola biliard tersebut adalah 10 Ns.

2. Sebuah mobil bermassa 1000 kg bergerak dengan kecepatan 36 km/jam. Berapakah momentum
mobil tersebut?
Diketahui:
m = 1000 kg
v = 36 km/jam = 36.1000/3600 m/s = 10 m/s
Ditanyakan: P = …?
Jawab:

P = m . v = 1000 x 10 = 10.000

Jadi besarnya momentum mobil tersebut adalah 10.000 kg.m/s

3. Perhatikan gambar berikut!

Tentukanlah besar impulsnya!


Penyelesaian:
Gaya 10 N bekerja selama selang waktu = 6 – 4 = 2 s. Impuls yang dilakukan gaya tersebut
adalah 20 Ns.
Luas daerah yang diarsir di bawah grafik F terhadap t sama dengan (10 N) × (2 s) = 20 Ns.

4. Sebuah bola bilyard 1 dengan massa 30 g dan kecepatan 0,5 m/s bergerak ke kanan
mengenai bola bilyard 2 dengan massa 30 g yang diam di bidang datar tanpa gesekan.
Jika kecepatan bola bilyard 1 setelah tumbukan 1 m/s ke arah kiri, maka hitunglah
kecepatan bola bilyard 2 setelah tumbukan!
Diketahui:
m1 = 30 g = 0,03 kg
v1 = 0,5 m/s
m2 = 30 g = 0,03 kg
v2 = 0
v1’ = -1 m/s (tanda (-) menyatakan gerak ke kiri)
Ditanyakan: v2’ = ….?
Jawab:
Menurut Hukum Kekekalan Momentum Linear

Karena nilainya positif, jadi bola billiard 2 bergerak ke kanan.

5. Sebuah bola bermassa 0,15 kg pada permainan softball dilempar mendatar ke kanan dengan
kelajuan 20 m/s. Setelah dipukul, bola bergerak ke kiri dengan kelajuan 20 m/s.
Berapakah impuls yang diberikan oleh kayu pemukul pada bola?
Penyelesaian:
Massa bola = 0,15 kg
Kecepatan awal v1 = +20 m/s (arah ke kanan)
Kecepatan akhir v2 = -20 m/s (arah kekiri)
a. Impuls yang diberikan kayu pemukul pada bola sama dengan perubahan momentum bola.
Tanda negatif menyatakan bahwa impuls berarah mendatar ke kiri
6. Sebuah gaya konstan bekerja pada benda yang mula-mula diam sehingga dalam waktu
0,1 sekon kecepatan benda menjadi 4 m/s. Jika massa benda 500 gram, berapakah besar
gaya tersebut?
Penyelesaian
Diketahui:
v1 = 0 ; Δt = 0,1 sekon
v2 = 4 m/s ; m = 500 gram = 0,5 kg
Ditanya: F ?

7. Sebuah peluru bermassa 15 gr ditembakkan dari senapan bermassa 1,6 Kg dengan


kelajuan 120 m/s. Hitunglah kecepatan mundur sesaat menembak!
JAWAB
Dik : m1 = 0,015 Kg V1 = 0

m2 = 1,6 Kg V2 = 0

V1’ = 120 m/s

V2’ = ……..?

Jawab : m1.V1+m2.V2 = m1.V1’+m2.V2’

(0,015 . 0)+(1,6 . 0) = (0,015 . 120)+(1,6 . V2’)

0 = 1,8 + 1,6 V2’

-1,8 = 1,6 V2’

= 26,67

8. Terdapat peluru dengan massa 100gram melaju dengan kecepatan 100 m/s. Peluru tadi
menembus balok yang diam dengan massa 1 kg. Jika setelah tertembus balok bergerak dengan
kecepatan 5 m/s Berapa kecepatan peluru setelah menembus balok?

Jawab :

Kita memakai rumus kekekalan momentum.


MpVp + MbVb = MpVp' + MbVb'
(0,1)(100) + (1)(0) = (0,1)Vp' + 1(5)
10 =0,1Vp +5
Vp=5/0,1
=50 m/s
9. Peluru dengan massa 200 gram melaju dengan kecepatan 100 m/s menuju balok bewarna
merah yang yang diam bermassa 1,8 kg. Setelah menumbuk balok, peluru dan balok
menjadi satu. Berapa kecepatan akhir balok dan peluru?
Jawab:
Dari soal diketahui bahwa pada akhirnya kecepatan peluru=kecepatan balok atau Vp'
=Vb'=v.
Dengan memakai rumus kekekalan momentum
MpVp + MbVb = MpVp' + MbVb'
(0,2)(100) + (1,8)(0) = 0,2v + 1,8v
20=2v
v = 10m/s

10. ika bola jatuh dari ketinggian 10 meter dan memantul kembali dengan ketinggian 4 meter,
berapa ketinggian pantulan berikutnya?
Jawab:
h2/h1 = h3/h2
4/10=x/4
10x=16
x=1,6 meter.
Jadi pantulan berikutnya setelah 4 meter adalah 1,6 meter.
BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Saya banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://fisikakontekstual.wordpress.com/materi-impuls-dan-momentum/

Anda mungkin juga menyukai