Anda di halaman 1dari 4

KS Impuls dan Momentum

MOMENTUM dan IMPULS

A. Gambar

Gambar A. Truk Gambar B. Sedan

B. Rumusan Masalah
1. Manakah diantara truk dan sedan yang lebih sukar diberhentikan? (anggap kecepatannya
sama)
2. Apabila ada 2 sedan yang sama massanya, sedan A melaju dengan v=100 m/s, sedan B melaju
dengan v= 50 m/s. Manakah dari kedua sedan tersebut yang lebih sukar untuk diberhentikan?
3. Mengapa pada saat terjadi tabrakan dua buah mobil atau benda, akan terdengar suara yang kuat?
4. Apabila truk dan sedan tersebut laga banteng (bertabrakan), manakah yang akan lebih hancur
atau terpelanting? (anggap kecepatannya sama)

C. Kajian Teori
I. Pengertian Momentum
Semua benda yang bergerak memiliki momentum. Momentum yang dimiliki oleh sebuah
benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatannya. Dengan kata lain,
momentum juga adalah ukuran atau tingkat kesulitan untuk menghentikan gerak suatu benda.
Karena kecepatan merupakan besaran vektor, maka momentum juga merupakan besaran vektor.
Berdasarkan satuan massa dan kecepatan, maka satuan momentum dalam SI adalah kg m/s.
Secara matematis dituliskan :

p
=m.v

Dimana:p = momentum (kg m/s)


v = kecepatan (m/s)
m = massa benda (kg)

Semakin besar massa yang dimiliki suatu benda yang bergerak, maka semakin besar pula
momentum benda tersebut. Dan juga, semakin besar kecepatan gerak suatu benda, semakin besar
pula momentum benda tersebut. Dapat disimpulkan bahwa momentum berbanding lurus dengan
massa dan kecepatan benda.

II. Pengertian Impuls


Impuls adalah peristiwa gaya yang bekerja pada sebuah benda dalam waktu hanya sesaat.
Dengan kata lain, Impuls adalah peristiwa bekerjanya gaya dalam waktu yang sangat singkat.
Contoh dari kejadian impuls adalah: peristiwa seperti bola ditendang, bola tenis dipukul
karena pada saat tendangan dan pukulan, gaya yang bekerja sangat singkat.

I = F . ∆t

Keterangan
 I= impuls
 F=gaya(N)
 Δt=selang waktu(s)
III. Tumbukan
Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dijelaskan dengan konsep momentum
dan impuls.
a.) Tumbukan Lenting Sempurna
Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan lenting sempurna jika pada tumbukan itu tidak
terjadi kehilangan energi kinetik. Jadi, energi kinetik total kedua benda sebelum dan sesudah
tumbukan adalah tetap. Oleh karena itu, pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum
kekekalan momentum: m1v1 + m2v2 =
m1v’1 + m2v’2

b.) Tumbukan Tidak Lenting Sama sekali


Dikatakan tumbukan tidak lenting sama sekali apabila dua buah benda setelah bertumbukan
akan menempel dan bergerak bersama-sama. Berlaku juga hukum kekekalan momentum.

c.) Tumbukan Lenting Sebagian


Kebanyakan benda-benda yang ada di alam mengalami tumbukan lenting sebagian, di mana energi
kinetik berkurang selama tumbukan. Oleh karena itu, hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku.
Besarnya kecepatan relatif juga berkurang dengan suatu faktor tertentu yang disebut koefisien restitusi.
Bila koefisien restitusi dinyatakan dengan huruf e, maka derajat berkurangnya kecepatan relatif benda
setelah tumbukan dirumuskan sebagai berikut.

Nilai restitusi berkisar antara 0 dan 1 (0 ≤ e ≤ 1 ). Untuk tumbukan lenting sempurna, nilai
e = 1. Untuk tumbukan tidak lenting nilai e = 0. Sedangkan untuk tumbukan lenting sebagian
mempunyai nilai e antara 0 dan 1 (0 < e < 1).
D. Pembahasan
1. Momentum adalah ukuran atau tingkat kesulitan untuk menghentikan gerak suatu benda. Dapat
kita perhatikan rumus p = m . v. Momentum berbanding lurus dengan massa benda. Semakin
besar massa benda maka semakin besar momentum yang dimilliki benda tersebut, artinya
semakin sukar pula benda tersebut diberhentikan. Truk memiliki massa lebih besar daripada
sedan. Jadi, truk akan lebih sukar diberhentikan daripada sedan.
2. Diberikan 2 kasus:
I. Sedan A bergerak dengan v = 100 m/s
II. Sedan B bergerak dengan v = 50 m/s (massa kedua sedan sama)
Kita tinjau rumus: p=m.v
Momentum berbanding lurus dengan kecepatan sebuah benda. Semakin besar “v” suatu benda,
maka semakin besar momentum benda tersebut atau semakin sukar diberhentikan.
Jadi, sedan A akan lebih sukar diberhentikan daripada sedan B.
3. Apabila mobil dan truk mengalami tabrakan atau peristiwa tumbukan, akan terdengar suara yang
kuat. Hal ini disebabkan karena sebagian energi kinetik benda berubah menjadi energi bunyi.
Sehingga energi kinetik akhir benda berkurang dari energi kinetik awalnya.
4. Apabila Truk dan sedan laga banteng (mengalami tumbukan), sebagian energi kinetik akan hilang
karena berubah menjadi energi bunyi. Sehingga berlaku tumbukan lenting sebagian.
Kedua benda bergerak dengan v yang sama, m Truk > m sedan.
Berarti momentum truk > momentum sedan. Sehingga sedan akan lebih hancur atau terpelanting.
E. Kesimpulan
1. Momentum adalah ukuran atau tingkat kesukaran untuk memberhentikan gerak laju sebuah
benda. Semakin besar momentumnya, berarti benda tersebut semakin sukar untuk diberhentikan.
Momentum hanya dimiliki oleh benda yang bergerak atau memiliki “v”.
2. Momentum benda berbanding lurus dengan massa benda tersebut. Semakin besar massa benda,
semakin sukar benda tersebut untuk diberhentikan. Sebaliknya, semakin kecil massa benda,
semakin mudah untuk diberhentikan.
3. Momentum benda berbanding lurus dengan kecepatan gerak benda (v). Semakin besar kecepatan
benda, semakin sukar pula benda untuk diberhentikan. Sebaliknya, seamkin kecil kecepatan
benda, semakin mudah benda untuk diberhentikan.
4. Energi bersifat kekal.
Pada kasus tumbukan sempurna, energi tidak berubah karena kedua benda akan bertukar
kecepatan setelah tumbukan ( Ek tetap).
Pada kasus lenting sebagian, Ek akan diubah sebagian menjadi energi bunyi, sehingga Ek awal
tidak sama dengan Ek akhir.
Pada kasus tidak lenting sama sekali, Ek akhir juga tidak sama dengan Ek awal karena diubah ke
energi bunyi, bedanya dalam kasus ini kedua benda menempel atau bersatu dan bergerak dengan
v yang sama.

Anda mungkin juga menyukai