Anda di halaman 1dari 7

MOMENTUM DAN IMPULS

A. Momentum
Istilah momentum yang akan dipelajari pada bab ini adalah momentum linear (p).
Momentum linear didefinisikan sebagai momentum suatu benda yang bergerak. Momentum
liner merupakan hasil perkalian antara massa benda dan kecepatannya. Oleh karena itu,
setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Secara matematis, momentum linear ditulis
sebagai berikut:
p = m . v …( 1.1 )
p adalah momentum (besaran vektor), m massa (besaran skalar) dan v kecepatan (besaran
vektor). Bila dilihat persaman (1.1), arah dari momentum selalu searah dengan arah
kecepatannya.
1) Satuan momentum
Menurut Sistem Internasional (SI) Satuan momentum p = satuan massa x satuan
kecepatan = kg x m/s = kg . m/s. Jadi, satuan momentum dalam SI adalah : kg.m/s.
Momentum adalah besaran vektor. Oleh karena itu, jika ada beberapa vektor
momentum dijumlahkan, harus dijumlahkan secara vektor. Misalnya, ada dua buah
vektor momentum p1 dan p2 membentuk sudut α, maka jumlah momentum kedua vektor
harus dijumlahkan secara vektor, seperti yang terlihat dari gambar vektor gambar 11.1.
Besar vektor p dirumuskan sebagai berikut :

Gambar 11.1 Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor


2) Hubungan momentum dengan energy kinetic
Energi kinetik suatu benda yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v
adalah momentum. Besarnya dapat dinyatakan dengan besarnya momentum linear p,
dengan mengalikan persamaan energi kinetik dengan : m/m.
B. Impuls
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dan lamanya gaya tersebut bekerja.
Secara matematis dapat ditulis:
I = F . ∆t
Besar gaya disini konstan. Jika besar gaya tidak konstan, maka penulisannya akan
berbeda (akan dipelajari nanti). Oleh karena itu, dapat menggambarkan kurva yang
menyatakan hubungan antara F dengan t. Jika pada benda bekerja gaya konstan F dari selang
waktu t1 ke t2, maka kurva antara F dan t adalah

Gambar 11.2 Kurva yang menyatakan hubungan antara F dengan t


Luas daerah yang diarsir menyatakan besarnya Impuls. Luasan yang diarsir sebesar Fx (t2
– t1 ) atau I, yang sama dengan Impuls gaya. Impuls gaya merupakan besaran vektor
sehingga harus diperhatikan arahnya
1) Satuan impuls
Satuan Impuls I = satuan gaya x satuan waktu, Satuan I = newton x sekon = N . s = kg .
m/s2 . s =kg . m/s
2) Impuls sama dengan momentum
Sebuah benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan v1 dan kemudian pada
benda bekerja gaya sebesar F searah kecepatan awal selama ∆t, dan kecepatan benda
menjadi v2. Untuk menjabarkan hubungan antara Impuls dengan perubahan momentum,
akan kita ambil arah gerak mula-mula sebagai arah positif dengan menggunakan Hukum
Newton II.
F = m a = m (v2 – v1 ) ∆t
F ∆t = m v2 - m v1
Ruas kiri merupakan impuls gaya dan ruas kanan menunjukkan perubahan
momentum. Impuls gaya pada suatu benda sama dengan perubahan momentum benda
tersebut. Secara matematis dituliskan sebagai berikut:
F ∆t = m v2 - m v1
I = p2 - p1
I = ∆p
Keterangan:
= Gaya (N)
= massa benda (Kg)
= Kecepatan (m/s)
= Impuls (Kg.m/s)
= momentum (kg.m/s)
C. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
Hukum kekekalan momentum menyebutkan bahwa: ‘Jumlah momentum benda-benda
sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada
benda-benda itu’. Ini berarti momentum total suatu sistem yang terisolasi setiap saatnya
sama dengan momentum awalnya.

Gambar 11.3 Momentum yang terjadi antara dua benda


Gambar di atas menunjukkan bola dengan massa 1 (m 1) dan massa 2 (m2) yang bergerak
berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan berturut-turut sebesar v1 dan v2.
Setelah keduanya bertumbukan masing-masing kecepatannya berubah menjadi v1’ dan v2’.
Secara matematis hukum kekekalan momentum dapat dinyatakan dengan:
Keterangan:
p1, p2 : momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan (kg.m/s)
p1’, p2’ : momentum benda 1 dan 2 setelah tumbukan (kg.m/s)
m 1, m 2 : massa benda 1 dan 2 (kg)
v1, v2 : kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan (m/s)
v1’, v2’ : kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan (m/s)
Nah, untuk memecahkan soal di atas, perhatikanlah sistem yang terdiri atas pemanah
(termasuk anak panahnya) dan anak panah. Sistem ini tidak terisolasi karena gaya gravitasi
dan gaya normal bekerja pada sistem. Namun, gaya-gaya tersebut vertikal dan tegak lurus
terhadap gerak sistem. Jadi, tidak ada gaya eksternal pada arah horizontal dan kita dapat
menganggap sistem tersebut terisolasi dalam hal komponen-komponen momentumnya pada
arah ini.
Momentum horizontal total pada sistem ini sebelum anak panah ditembakkan adalah
nol (m1v1i +m2v2i = 0), di mana pemanah partikel 1 dan anak panah adalah partikel 2.
Maka, momentum horizontal total setelah anak panah ditembakkan haruslah 0, yaitu:
m1 v1f + m2 v2f = 0
Kita pilih arah kemana anak panah ditembakkan sebagai arah x positif. Dengan m1 =
60 kg, m2 = 0,50 kg, dan v2f= 50i m/s, didapatkan v1f, kecepatan pemanah terdorong ke
belakang: v1f=-(m2/m1) v2f =-(0,50 kg/60 kg)(50i m/s)= -0,42i m/s.
Tanda negatif untuk v1f berarti bahwa pemanah bergerak ke kiri setelah anak panah
ditembakkan, berlawanan arah dengan gerak anak panah, sesuai dengan hukum III Newton.
Karena pemanah jauh lebih berat daripada anak panah, maka percepatan dan kecepatan
dorongnya lebih kecil daripada percepatan dan kecepatan anak panah. Hukum kekekalan
momentum hanya berlaku jika jumlah gaya luar pada benda-benda yang bertumbukan sama
dengan nol.
Gambar 11.3 Tumbukan antara 2 benda
Secara umum hukum kekekalan momentum berlaku untuk interaksi dua benda, misalnya:
a. Peluru yang ditembakkan dari senapan, di mana senapan mendorong peluru ke depan dan
peluru mendorong senapan ke belakang

Gambar 11.4 Ilustrasi momentum pada senapan


b. Gerak majunya sebuah roket, d mana roket mendorong gas ke belakang dan gas mendorong
roket ke depan.

Gambar 11.5 Ilustrasi momentum pada roket


c. Tumbukan dua benda
Gambar 11.6 Ilustrasi tumbukan antara truk dan mobil

D. Penerapan momentum dan impuls dalam kehidupan sehari- hari


1) Sarung Tinju
Pernahkah kamu menonton pertandingan Tinju di TV? Nah, sarung tinju yang dipakai
oleh para petinju berfungsi untuk memperlama bekerjanya gaya impuls. Ketika petinju
memukul lawannya, pukulannya tersebut memiliki waktu kontak yang lebih lama. Karena
waktu kontak lebih lama, maka gaya impuls yang bekerja juga makin kecil. Semakin kecil
gaya impuls yang bekerja, maka rasa sakit menjadi berkurang.
2) Palu atau pemukul
Mengapa palu tidak dibuat dari kayu saja, tetapi dibuat dari besi? Tujuannya supaya
selang waktu kontak menjadi lebih singkat sehingga gaya impuls yang dihasilkan lebih besar.
Kalau gaya impulsnya besar, maka paku, misalnya, akan tertanam lebih dalam.
3) Matras
Matras sering dipakai ketika olahraga atau biasa dipakai para pejudo. Matras
dimanfaatkan untuk memperlama selang waktu bekerjanya gaya impuls sehingga tubuh kita
tidak terasa sakit ketika dibanting. Bayangkan ketika dirimu dibanting atau berbenturan
dengan lantai! Pasti akan terasa sangat sakit. Rasa sakit ini disebabkan karena waktu kontak
antara tubuh dan lantai sangat singkat. Akan tetapi, ketika tubuh dibanting di atas matras,
waktu kontaknya lebih lama. Dengan demikian, gaya impuls yang bekerja juga menjadi lebih
kecil.
4) Helm
Kalau kamu perhatikan bagian dalam helm, pasti akan melihat lapisan lunak, seperti
gabus atau spons. Lapisan lunak tersebut bertujuan untuk memperlama waktu kontak
seandainya kepala terbentur ke aspal ketika terjadi tabrakan. Jika tidak ada lapisan lunak
tersebut, gaya impuls akan bekerja lebih cepat. Sehingg, walaupun memakai helm, kamu
akan pusing-pusing ketika terbentur aspal.
5) Prinsip Peluncuran Roket
Besar momentum yang dihasilkan gaya dorong oleh bahan bakar sama dengan
momentum meluncurnya roket.
6) Senapan/Meriam
Momentum senapan mundur ke belakang sama dengan momentum peluru yang lepas dari
senapan.
7) Orang melompat dari perahu.
Momentum perahu mundur ke belakang sama dengan momentum orang yang melompat
ke depan.
8) Ayunan Balistik
Untuk menghitung kecepatan peluru yang melesat dari sebuah senapan dan menumbuk
balok yang tergantung pada seutas tali (bandul). Peluru bersarang pada bandul
dan Peluru menembus bandul.

Anda mungkin juga menyukai