Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN FISIKA

MOMENTUM, Impuls, dan tumbukan

D
I
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

Dirly VahliviI
A. Pengertian Momentum
Di dalam fisika, dikenal dua macam momentum, yaitu momentum linear (p) dan
momentum angular (L). Pada makalah ini hanya akan dibahas tentang momentum linear.
Momentum suatu benda yang bergerak adalah hasil perkalian antara massa benda dan
kecepatannya. Oleh karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Secara
matematis, momentum linear ditulis sebagai berikut:
p=mv ……………. (1)
p adalah momentum (besaran vektor), m massa (besaran skalar) dan v kecepatan (besaran
vektor). Bila dilihat persamaan (1), arah dari momentum selalu searah dengan arah
kecepatannya.
Menurut Sistem Internasional (SI),
Satuan momentum p = satuan massa x satuan kecepatan
= kg x m/s
= kg . m/s
Jadi, satuan momentum dalam SI adalah : kg.m/s
Momentum adalah besaran vektor, oleh karena itu jika ada beberapa vektor
momentum dijumlahkan, harus dijumlahkan secara vektor. Misalkan ada dua buah vektor
momentum p1 dan p2 membentuk sudut α, maka jumlah momentum kedua vektor harus

dijumlahkan secara vektor, seperti yang terlihat dari gambar vektor Gambar 1. Besar
vektor p dirumuskan sebagai berikut :
p= √ p12 + p22+ 2 p1 p 2 cosθ ……………. (2)

Gambar 1. Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor.

B. Hubungan Momentum dengan Energi Kinetik


Energi kinetik suatu benda yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v adalah
1 2
Ek = mv ……………. (3)
2
Besarnya ini dapat dinyatakan dengan besarnya momentum linear p, dengan mengalikan
m
persamaan energi kinetik dengan :
m
2 2 2
1 2 1 2 m 1mv 1p
Ek = mv = mv × = = ……………. (4)
2 2 m 2 m 2m

C. Impuls
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dan lamanya gaya tersebut bekerja.
Secara matematis dapat ditulis:
I = F . Δt ……………. (5)
Besar gaya disini konstan. Bila besar gaya tidak konstan maka penulisannya akan
berbeda. Oleh karena itu dapat digambarkan kurva yang menyatakan hubungan antara F
dengan t. Bila pada benda bekerja gaya konstan F dari selang waktu t1 ke t2 maka kurva

antara F dan t adalah:

Gambar 2. Kurva yang menyatakan hubungan antara F dengan t.

Luas daerah yang diarsir menyatakan besarnya Impuls. Luasan yang diarsir sebesar
F x (t2 – t1) atau I, yang sama dengan Impuls gaya. Impuls gaya merupakan besaran

vektor, oleh karena itu perhatikan arahnya.


Satuan Impuls I = satuan gaya x satuan waktu
Satuan I = newton x sekon
= N .s
m
= kg . 2
.s
s
m
= kg .
s
D. Impuls Sama dengan Perubahan Momentum
Sebuah benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan v1 dan kemudian

pada benda bekerja gaya sebesar F searah kecepatan awal selama Δt, dan kecepatan benda
menjadi v2.

Untuk menjabarkan hubungan antara Impuls dengan perubahan momentum, akan kita
ambil arah gerak mula-mula sebagai arah positif dengan menggunakan Hukum Newton II.
F =ma
= m (v2 – v1) Δt

F Δt = m v2 – m v1

Ruas kiri merupakan impuls gaya dan ruas kanan menunjukkan perubahan
momentum. Impuls gaya pada suatu benda sama dengan perubahan momentum benda
tersebut. Secara matematis dituliskan sebagai:
F Δt = m v2 - m v1 ……………. (6)

I = p2 - p1

I = Δp ……………. (7)

E. Tumbukan dan Hukum Kekekalan Momentum

Pada sebuah tumbukan selalu melibatkan paling sedikit dua buah benda. Misal bola
biliar A dan B. Sesaat sebelum tumbukan bola A, bergerak mendatar ke kanan dengan
momentum mAvA, dan bola B bergerak kekiri dengan momentum mBvB

Gambar 3. Tumbukan dua buah benda.


Momentum sebelum tumbukan adalah:
p = mAvA + mBvB

dan momentum sesudah tumbukan:


p’ = mAv’A + mBv’B

Sesuai dengan hukum kekekalan energi maka pada momentum juga berlaku hukum
kekekalan dimana momentum benda sebelum dan sesudah tumbukan sama. Oleh karena
itu dapat diambil kesimpulan bahwa: pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda-
benda sebelum dan sesudah tumbukan tetap asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja
pada benda-benda tersebut. Pernyataan ini yang dikenal sebagai Hukum Kekekalan
Momentum Linier.
Secara matematis untuk dua benda yang bertumbukan dapat dituliskan:
pA + pB = pA’+ pB’

atau
mA vA+ mB vB = mA vA’ + mB vB’ ……………. (8)

pA , pB = momentum benda A dan B sebelum tumbukan

pA’ , pB’= momentum benda A dan B sesudah tumbukan

Perlu diingat bahwa penjumlahan di atas adalah penjumlahan vektor.

F. Menurunkan Hukum Kekekalan Momentum dengan Menggunakan Hukum


Newton III
Perhatikan gambar berikut:

Pada tumbukan dua buah benda selama benda A dan B saling kontak maka benda B
mengerjakan gaya pada bola A sebesar FAB. Sebagai reaksi, bola A mengerjakan gaya

pada bola B sebesar FBA. Kedua gaya sama besar tapi berlawanan arah dan sama besar

(Hukum Newton III). Secara matematis dapat ditulis:


FAB = -FBA

Kedua gaya ini terjadi dalam waktu yang cukup singkat yaitu Δt. Bila kedua ruas dikali
dengan Δt akan diperoleh:
FAB Δt = -FBA Δt ……………. (9)

Ruas kiri dan kanan merupakan besaran Impuls gaya.


IB = - IA

ΔpB = -ΔpA

(pB’ – pB ) = -(pA’ – pA)

mB vB’ + mB vB = mA vA’ + mA vA

mA vA + mB vB = mA vA’ + mB vB’

pA + pB = pA’+ pB’ ……………. (10)

Jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan sama. Pernyataan ini
dikenal sebagai Hukum Kekekalan Momentum Linear.
G.Tumbukan

Tumbukan antar benda merupakan peristiwa yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari – hari. Kita dapat menganalisis tumbukan berdasarkan hukum kekekalan momentum
dan kekekalan energi.
Tumbukan ada tiga macam :

a. Tumbukan lenting sempurna


Jika dua benda sangat keras bertumbukkan dan tidak ada panas yang dihasilkan oleh
tumbukan, maka energi kinetiknya kekal, artinya energi kinetik total sebelum tumbukan
sama dengan total sesudah tumbukan. Dalam hal ini, momentum totalnya juga kekal.
Tumbukkan seperti ini disebut dengan tumbukan lenting sempurna. Sehingga berlaku :
m1 . v1 + m2 . v2 = m1’ . v1’ + m2’ . v2’ (kekekalan momentum)

m1 . v12 + m2 . v22 = m1’ . v12’ + m2’ . v22’ (kekekalan energi)


Catatan = tanda aksen mrnunjukkan setelah tumbukkan. Nilai koefisian tumbukan (e) jenis
ini adalah 1

b. Tumbukan Lenting Sebagian


Jika akibat tumbukan terjadi panas yang hilang, maka energi kinetik total serta momentum
tidak kekal. Tumbukan jenis ini disebut lenting sebagian, Sehingga berlaku :
m1 . v1 + m2 . v2 = m1’ . v1’ + m2’ . v2’ (kekekalan momentum)

Ek1 + Ek2 =Ek1’ + Ek2’ + energi panas dan bentuk lainnya ( energi kinetik yang hilang ),
sehingga : ∑Ekawal - ∑Ekakhir = energi kinetik yang hilang.
Nilai koefisien tumbukan jenis ini adalah e = 0.
c. Tumbukan tidak lenting
m1 . v1 + m2 . v2 = (m1’+ m2’) . v’ (kekekalan momentum)
Jika akibat tumbukan dua benda bergabung menjadi satu, maka tumbukan jenis ini disebut
tidak lenting sama sekali. Pada tumbukan jenis ini ada jumlah maksimum energi kinetik
yang di ubah menjadi bentuk lain, tetapi momentum totalnya tetap kekal. Sehingga berlaku
:
∑Ekawal - ∑Ekakhir = energi kinetik yang hilang
Nilai koefisien tumbukan jenis ini adalah e = 0.

Hukum kekekalan Momentum berlaku pada peristiwa :


· Tumbukan benda
· Interaksi dua benda
· Peristiwa ledakan
· Peristiwa tarik-menaik
· Peristiwa jalannya roket maupun jet

Penerapan Hukum Momentum Dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Peluncuran Roket
Sebuah roket diluncurkan vertikal ke atas menuju atmosfer Bumi. Hal ini dapat dilakukan
karena adanya gaya dorong dari mesin roket yang bekerja berdasarkan perubahan
momentum yang diberikan oleh roket. Pada saat roket sedang bergerak, akan berlaku
hukum kekekalan momentum. Pada saat roket belum dinyalakan, momentum roket adalah
nol. Apabila bahan bakar di dalamnya telah dinyalakan, pancaran gas mendapatkan
momentum yang arahnya ke bawah. Oleh karena momentum bersifat kekal, roket pun akan
mendapatkan momentum yang arahnya berlawanan dengan arah buang bersifat gas roket
tersebut dan besarnya sama. Secara matematis gaya dorong pada roket dinyatakan dalam
hubungan berikut.
FΔt = Δ(mv)
F = v(Δm/ Δt)
dengan: F = gaya dorong roket (N), (Δm/Δt)= perubahan massa roket terhadap waktu
(kg/s), dan v = kecepatan roket (m/s).

b. Air Safety Bag (kantong udara)


Air Safety Bag (kantong udara) digunakan untuk memperkecil gaya akibat tumbukan yang
terjadi pada saat tabrakan. Kantong udara tersebut dipasangkan pada mobil serta dirancang
untuk keluar dan mengembang secara otomatis saat tabrakan terjadi. Kantong udara ini
mampu meminimalkan efek gaya terhadap benda yang bertumbukan. Prinsip kerjanya
adalah memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan momentum
pengemudi.Saat tabrakan terjadi, pengemudi cenderung untuk tetap bergerak sesuai
dengan kecepatan gerak mobil. Gerakan ini akan membuatnya menabrak kaca depan mobil
yang mengeluarkan gaya sangat besar untuk menghentikan momentum pengemudi dalam
waktu sangat singkat. Apabila pengemudi menumbuk kantong udara, waktu yang
digunakan untuk menghentikan momentum pengemudi akan lebih lama sehingga gaya
yang ditimbulkan pada pengemudi akan mengecil. Dengan demikian, keselamatan si
pengemudi akan lebih terjamin.
c. Desain Mobil
Desain mobil dirancang untuk mengurangi besarnya gaya yang timbul akibat tabrakan.
Caranya dengan membuat bagian-bagian pada badan mobil agar dapat menggumpal
sehingga mobil yang bertabrakan tidak saling terpental satu dengan lainnya.Mengapa
demikian?Apabila mobil yang bertabrakan saling terpental, pada mobil tersebut terjadi
perubahan momentum dan impuls yang sangat besar sehingga membahayakan keselamatan
jiwa penumpangnya.
Daerah penggumpalan pada badan mobil atau bagian badan mobil yang dapat penyok akan
memperkecil pengaruh gaya akibat tumbukan yang dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu
memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan momentum mobil dan
menjaga agar mobil tidak saling terpental. Rancangan badan mobil yang memiliki daerah
penggumpalan atau penyok tersebut akan mengurangi bahaya akibat tabrakan pada
penumpang mobil. Beberapa aplikasi Hukum Kekekalan Momentum lainnya adalah bola
baja yang diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok.

Anda mungkin juga menyukai