Anda di halaman 1dari 13

MOMENTUM, IMPULS DAN

TUMBUKAN

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA

TAHUN 2020
MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN

A. Pengertian Momentum
Di dalam fisika, dikenal dua macam momentum, yaitu momentum linear (p) dan
momentum angular (L). Pada makalah ini hanya akan dibahas tentang momentum linear.
Momentum suatu benda yang bergerak adalah hasil perkalian antara massa benda dan
kecepatannya. Oleh karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Secara
matematis, momentum linear ditulis sebagai berikut:
p=mv ……………. (1)
p adalah momentum (besaran vektor), m massa (besaran skalar) dan v kecepatan (besaran
vektor). Bila dilihat persamaan (1), arah dari momentum selalu searah dengan arah
kecepatannya.
Menurut Sistem Internasional (SI),
Satuan momentum p = satuan massa x satuan kecepatan
= kg x m/s
= kg . m/s
Jadi, satuan momentum dalam SI adalah : kg.m/s
Momentum adalah besaran vektor, oleh karena itu jika ada beberapa vektor
momentum dijumlahkan, harus dijumlahkan secara vektor. Misalkan ada dua buah vektor
momentum p dan p membentuk sudut α, maka jumlah momentum kedua vektor harus
1 2
dijumlahkan secara vektor, seperti yang terlihat dari gambar vektor Gambar 1. Besar
vektor p dirumuskan sebagai berikut :
p= √ p12 + p22+ 2 p1 p 2 cosθ ……………. (2)

Gambar 1. Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor.


Perhatikan contoh dibawah ini !
1. Ditetapkan arah ke kanan sebagai acuan arah positif, hitunglah momentum:
a. peluru bermassa 20 gram yang sedang bergerak ke kiri dengan kelajuan 50 m /s
b. sepeda bermassa 100 kg (beserta pengendara) yang bergerak ke kanan
dengan kelajuan 4 m/s
Jawab :
a. m = 20 gram = 0.02 kg
v = - 50 m/s
p =mxv
p = 0,02 kg x (-50 m/s)
= -1 kg m/s
b. m = 100 kg
v = 4 m/s
p =mxv
p = 100 kg x 4 m/s
= 400 kg m/s

2. Dua mobil A dan B masing-masing bermassa 1.600 kg dan 800 kg. Hitunglah vektor
momentum resultan A dan B (besar dan arahnya), jika mobil A bergerak ke utara
dengan kelajuan 20 m/s dan mobil B bergerak dengan kelajuan 30 m/s ke timur !
Jawab :
a. mA = 1.600 kg
vA = 20 m/s
pA = mA x vA
pA = 1.600 kg x 20 m/s
= 32.000 kg . m/s
b. mB = 800 kg
vB = 30 m/s
pB = mB x vB
pB = 800 kg x 30 m/s
= 24.000 kg m/s
Momentum resultan PR = √ PA 2 + PB2
PR =√ (32 .000 )2 +(24 . 000)2
PR = 40 .000 kg m/s

Arah momentum resultan :


PB 24 . 000 3
tan θ = = =
PA 32 .000 4
3
Jadi θ=arc tan = 370
4

3. Dua benda masing-masing 1,5 kg dan 2 kg. Benda pertama bergerak ke selatan dengan
kecepatan 2 m/s dan benda kedua bergerak ke timur dengan kecepatan 2 m/s.
Tentukanlah momentum total kedua benda tersebut
Penyelesaian :
Diketahui :
m1 = 1,5 kg
m2 = 2 kg
V1 = 2 m/s (selatan)
V2 = 2 m/s (timur)
Ditanyakan : Momentum total (Ptotal) ?
Jawab :
P1= m1 x V 1
P1= 1,5 x 2
P1= 3 kg m/s
P2 = m 2 x V 2
P2 = 2x 2
P2 = 4 kg m/s
P total = p 2 + p 2 karena (α = 900 )
√ 1 2
2 2
P total =√ 3 + 4
P total =√ 9+ 16
P total =√ 25
P total = 5 kg m/s
4. Sebuah truk bermassa 1000 kg bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Sebuah motor bermassa 20
kg bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Manakah yang lebih sulit dihentikan? Momentum
dalam ilmu fisika menyatakan ukuran kesulitan untuk menghentikan suatu benda yang sedang
bergerak. Rumus momentum adalah:
Dimana:
p = momentum (kg m/s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan (m/s)
Berdasarkan rumus tersebut, maka momentum truk pada contoh di atas adalah:
ptruk = mtruk . vtruk
ptruk = 1000 kg. 10 m/s
ptruk = 10.000 kg m/s
Sedangkan momentum motor adalah
pmotor = mmotor . vmotor
pmotor = 20 kg. 10 m/s
pmotor = 200 kg m/s

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa momentum truk lebih besar dari
momentum motor, sehingga truk lebih sulit untuk dihentikan. Momentum merupakan
besaran vektor (mempunyai nilai dan arah) karena merupakan hasil kali dari besaran
vektor (kecepatan) dan besaran skalar (massa).

Catatan
1. Besaran vektor merupakan besaran yang selain memiliki nilai juga memiliki arah.
Besaran vektor memiliki nilai positif jika arahnya ke kanan atau ke atas, dan memiliki
nilai negative jika arahnya ke kiri atau ke bawah. Contoh: kecepatan, percepatan,
perpindahan, momentum, gaya, dll.
2. Besaran skalar merupakan besaran yang hanya memiliki nilai tidak memiliki arah.
Contoh: kelajuan, jarak, massa, waktu, suhu, dll.
3. Besaran baru yang diperoleh dari hasil kali besaran vector dengan besaran scalar akan
menjadi besaran vector dengan arah yang sama dengan besaran vector pengalinya.
Contoh: momentum merupakan besaran vector karena diperoleh dari hasil kali besaran
vector kecepatan dan besaran scalar massa. Arah vektor momentum akan sama dengan
arah vektor kecepatan.
Besarnya momentum suatu benda sebanding dengan besar massanya dan besar
kecepatannya. Artinya, semakin besar massa suatu benda maka momentumnya juga
semakin besar. Begitu juga jika kecepatan benda tersebut makin besar maka
momentumnya makin besar. Apalagi jika massa dan kecepatannya membesar, sudah pasti
momentumnya juga ikut membesar.
Contoh:
1. Mobil A dan mobil B memiliki massa yang sama. Kecepatan mobil A lebih besar dari
kecepatan mobil B, maka momentum mobil A juga lebih besar dari mobil B.
2. Mobil A dan mobil B memiliki kecepatan yang sama. Mobil A memiliki massa yang
lebih besar dari mobil B, maka momentum mobil A juga lebih besar dari mobil B.

B. Hubungan Momentum dengan Energi Kinetik


Energi kinetik suatu benda yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v adalah
1
Ek = mv2 ……………. (3)
2
Besarnya ini dapat dinyatakan dengan besarnya momentum linear p, dengan mengalikan

m
persamaan energi kinetik dengan :
m
1 2 1 2 m 1 m2 v 2 1 p 2
Ek = mv = mv × = = ……………. (4)
2 2 m 2 m 2m

C. Impuls
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dan lamanya gaya tersebut bekerja.
Secara matematis dapat ditulis:
I = F . Δt ……………. (5)
Besar gaya disini konstan. Bila besar gaya tidak konstan maka penulisannya akan
berbeda. Oleh karena itu dapat digambarkan kurva yang menyatakan hubungan antara F
dengan t. Bila pada benda bekerja gaya konstan F dari selang waktu t ke t maka kurva
1 2
antara F dan t adalah:
Gambar 2. Kurva yang menyatakan hubungan antara F dengan t.
Luas daerah yang diarsir menyatakan besarnya Impuls. Luasan yang diarsir sebesar
F x (t – t ) atau I, yang sama dengan Impuls gaya. Impuls gaya merupakan besaran
2 1
vektor, oleh karena itu perhatikan arahnya.
Satuan Impuls I = satuan gaya x satuan waktu
Satuan I = newton x sekon
= N .s
m
= kg . .s
s2
m
= kg .
s
D. Impuls Sama dengan Perubahan Momentum
Sebuah benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan v dan kemudian
1
pada benda bekerja gaya sebesar F searah kecepatan awal selama Δt, dan kecepatan benda
menjadi v
2.
Untuk menjabarkan hubungan antara Impuls dengan perubahan momentum, akan kita
ambil arah gerak mula-mula sebagai arah positif dengan menggunakan Hukum Newton II.
F =ma
= m (v2 – v1) Δt

F Δt = m v2 – m v1

Ruas kiri merupakan impuls gaya dan ruas kanan menunjukkan perubahan
momentum. Impuls gaya pada suatu benda sama dengan perubahan momentum benda
tersebut. Secara matematis dituliskan sebagai:
F Δt = m v2 - m v1 ……………. (6)
I = p2 - p1

I = Δp ……………. (7)

Perhatikan contoh dibawah ini !

1. Bola bermassa 0,2 kg bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Bola dipukul hingga
berbalik arah dengan kecepatan 20 m/s. Hitunglah impuls yang bekerja pada bola !
Diketahui :
m1 = 0,2 kg
V1 = 5 m/s
V2 = -20 m/s (brbalik arah)
Ditanya : Impuls (I) ?
Jawab :
I = m x ΔV
I = m x V2 - m x V1
I =(0,2 )x (-20) - (0,2)x (5)
I =(-4)- (1)
I =(-5) kg m/s
(tanda negatif menyatakan bahwa impuls yang dilakukan alat pemukul berlawanan
arah dengan gaya yang dilakukan bola pada alat pemukul)

E. Tumbukan dan Hukum Kekekalan Momentum


Misal bola
Pada sebuah tumbukan selalu melibatkan paling sedikit dua buah benda.
biliar A dan B. Sesaat sebelum tumbukan bola A, bergerak mendatar ke kanan dengan
momentum m v , dan bola B bergerak kekiri dengan momentum m v
A A B B

Gambar 3. Tumbukan dua buah benda.


Momentum sebelum tumbukan adalah:
p = mAvA + mBvB

dan momentum sesudah tumbukan:


p’ = mAv’A + mBv’B

Sesuai dengan hukum kekekalan energi maka pada momentum juga berlaku hukum
kekekalan dimana momentum benda sebelum dan sesudah tumbukan sama. Oleh karena
itu dapat diambil kesimpulan bahwa: pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda-
benda sebelum dan sesudah tumbukan tetap asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja
pada benda-benda tersebut. Pernyataan ini yang dikenal sebagai Hukum Kekekalan
Momentum Linier.
Secara matematis untuk dua benda yang bertumbukan dapat dituliskan:
pA + pB = pA’+ pB’

atau
mA vA+ mB vB = mA vA’ + mB vB’ ……………. (8)

pA , pB = momentum benda A dan B sebelum tumbukan

pA’ , pB’= momentum benda A dan B sesudah tumbukan

Perlu diingat bahwa penjumlahan di atas adalah penjumlahan vektor.

Perhatikan contoh dibawah ini !

1. Sebuah meriam yang massanya 950 kg menembakkan peluru yang massanya 50 kg.
Jika saat diledakkan meriam terdorong ke belakang dengan kecepatan 20 m/s.
tentukan kecepatan keluarnya peluru dari moncong meriam !
Diketahui :
Mmeriam = 950 kg
Mpeluru = 50 kg
v = 0 m/s
vmeriam’ = -20 m/s
Ditanya : vpeluru’ … ?

Jawab :
(Mm x v )+(Mp x v )=(Mm x vm' )+( Mp x vp' )
(950 x 0 )+(50 x 0)=(950 x (-20))+(50 x vp' )
(0)+ 0 )=( -19.000 )+(50 x vp')
(19. 000 )=(50 x vp')
19 . 000
= vp'
50
380 m/s = vp'
2. Senapan bermassa 2 kg menumbuk peluru bermassa 0,01 kg. Bila kecepatan peluru
yang ditembakan 300 m/s. Hitunglah kecepatan senapan terdorong ke belakang !
Penyelesaian :
Diketahui :
Ms = 2 kg
Mp = 0,01 kg
Vp = 300 m/s
Vp = Vs = 0 m/s (karena awalnya diam)
Ditanya : Vs’ … ?
Jawab :
(Mp x Vp)+(Ms x Vs)=(Mpx Vp')+( Msx Vs')
(0,01 x 0 )+(2 x 0 )=( 0,01 x 300)+(2 x Vs')
(0)+ 0 )=(3 )+(2 x Vs')
(−3 )=(2 x Vs')
-3
= Vs'
2
-1,5 m/s = Vs' ( tanda negatif menyatakan bahwa senapan terdorong ke belakang )

F. Menurunkan Hukum Kekekalan Momentum dengan Menggunakan Hukum


Newton III
Perhatikan gambar berikut:
Pada tumbukan dua buah benda selama benda A dan B saling kontak maka benda B
mengerjakan gaya pada bola A sebesar FAB. Sebagai reaksi, bola A mengerjakan gaya

pada bola B sebesar FBA. Kedua gaya sama besar tapi berlawanan arah dan sama besar

(Hukum Newton III). Secara matematis dapat ditulis:


FAB = -FBA

Kedua gaya ini terjadi dalam waktu yang cukup singkat yaitu Δt. Bila kedua ruas dikali
dengan Δt akan diperoleh:
FAB Δt = -FBA Δt ……………. (9)

Ruas kiri dan kanan merupakan besaran Impuls gaya.


IB = - IA

ΔpB = -ΔpA

(pB’ – pB ) = -(pA’ – pA)

mB vB’ + mB vB = mA vA’ + mA vA

mA vA + mB vB = mA vA’ + mB vB’

pA + pB = pA’+ pB’ ……………. (10)

Jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan sama. Pernyataan ini
dikenal sebagai Hukum Kekekalan Momentum Linear.

G. Tumbukan

Salah satu penerapan konsep momentum antara lain untuk menjelaskan peristiwa
tumbukan. Di dalam tumbukan terdapat dua hal yang terjadi yaitu transfer momentum dan
transfer energi. Transfer momentum terjadi pada peristiwa tumbukan melalui gaya impuls.
Benda-benda yang bertumbukan akan mengadakan perubahan momentum yaitu suatu
benda mengubah momentum benda lainnya.
Transfer energi terjadi pada saat bertumbukan dimana waktu tumbukan gaya impuls suatu
benda melakukan kerja atau memindahkan energi pada benda lain sehingga menyebabkan
benda lain kecepatannya berubah.
Tumbukan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting
sebagian dan tumbukan tidak lenting sama sekali.

a) Tumbukan lenting sempurna :


 tidak ada energi kinetik yang hilang
 berlaku hukum kekekalan energi kinetik
 berlaku hukum kekekalan momentum
 nilai koefisien restitusi sama dengan satu ( e = 1 )
'
(V ' -V2)
1
− =1
 (V 1 - V 2 )

b) Tumbukan lenting sebagian.


 energi kinetik benda berkurang selama tumbukan terjadi
 tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik
 berlaku hukum kekekalan momentum
 nilai koefisien restitusi sama antara 0 dan 1 ( 0 < e < 1 )
'
(V ' -V2)
1
− =e dengan (0 < e < 1 )
 (V 1 - V 2 )

c) Tumbukan tidak lenting sama sekali.


 terjadi kehilangan energi kinetik yang besar
 tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetic
 berlaku hukum kekekalan momentum
 nilai koefisien restitusi sama dengan Nol ( e = 0 )
'
(V ' -V2)
1
− =0
 (V 1 - V 2 )

Perhatikan contoh dibawah ini !


1. Dua buah benda bermassa sama bergerak pada satu garis lurus saling mendekati. Jika
v’2 adalah kecepatan benda kedua setelah tumbukan ke kanan dengan laju 5 m/s,
maka besar kecepatan benda yang pertama atau v’1 adalah
Jawab:
Diketahui:
m1 = m2
V1 = 8 m/s
V2 = 10 m/s
V’2 = 5 m/s
V’1 = ......?
(m1 x v 1 )+( m2 x v 2 )=(m1 x v'1 )+( m2 x v'2 )
m x ( v 1 +v 2 )=m x (v'1 + v'2 )
(v 1 + v 2 )=( v'1 +v'2 )
(8 + 10)=( v'1 +5)
(18)=( v'1 +5 )
(18 − 5)=( v'1 )
1 3 m/s = v'1
2. Sebuah peluru karet berbentuk bola massanya 40 gram ditembakan horisontal menuju
tembok seperti pada gambar. Jika bola dipantulkan dengan laju yang sama, maka
besar perubahan momentum bola adalah...
Diketahui :
Massa (m) = 40 gram = 0,04 kg
Kecepatan awal (vo) = – 50 m/s
Kecepatan akhir (vt) = 50 m/s
Arah gerakan bola (arah kecepatan) berlawanan karenanya kecepatan awal dan
kecepatan akhir mempunyai tanda yang berbeda.Ditanya : besar perubahan
momentum bola
Jawab :
Rumus perubahan momentum :
Δp = m (vt – vo) = (0,04)(50 – (-50)) = (0,04)(50 + 50)
Δp = (0,04)(100) = 4 N.s

Anda mungkin juga menyukai