Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

1 Momentum Linier

1.1. Pengertian Momentum


Momentum adalah ukuran kesukaan untuk memberhentikan suatu benda,
dan didefinisikan sebagai hasil kali massa dengan kecepatan. Momentum disebut
juga dengan pusa sehingga dilambangkan p.Momentum suatu benda
(P) yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan(v ) diartikan sebagai :
Massa merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor.
Perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor akan menghasilkan
besaran vektor. Jadi, momentum merupakan besaran vektor. Arah momentum
searah dengan arah kecepatan. Momentum sebuah partikel dapat dipandang
sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan benda. Sebagai contoh, sebuah truk
berat mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan mobil yang ringan
yang bergerak dengan kelajuan yang sama. Gaya yang lebih besar dibutuhkan
untuk menghentikan truk tersebut dibandingkan dengan mobil yang ringan dalam
waktu tertentu.Secara matematis momentum didefinisikan sebagai:
P=m.v
Keterangan :
P = momentum (kg.m/s)
M = massa benda (kg)
v= kecepatan benda (m/s)
Dimana p adalah momentum (kg.m/s), m adalah massa benda (kg), dan
v adalah kecepatannya (m/s). Momentum adalah besaran vector, yang memiliki
nilai dan arah.

1.2. Hukum Kekekalan Momentum


Kekekalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar yang
bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan
momentum total sesudah tumbukan”. Ketika menggunakan persamaan ini, kita
harus memerhatikan arah kecepatan tiap benda.
Gambar : Tumbukan

Huygens, ilmuwan berkebangsaan belkita, melakukan eksperimen


dengan menggunakan bola-bola bilyar untuk menjelaskan hukum kekekalan
momentum.Perhatikan uraian berikut.Dua buah bola pada gambar diatas
bergerak berlawanan arah saling mendekati.Bola pertama massanya m1,
bergerak dengan kecepatan v1.Sedangkan bola kedua massanya m2 bergerak
dengan kecepatan v2. Jika kedua bola berada pada lintasan yang sama dan
lurus, maka pada suatu saat kedua bola akan bertabrakan.

Dengan memperhatikan analisis gaya tumbukan bola pada gambar


diatas ternyata sesuai dengan pernyataan hukum III Newton. Kedua bola akan
saling menekan dengan gaya F yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan.
Akibat adanya gaya aksi dan reaksi dalam selang waktu Δt tersebut, kedua
bola akan saling melepaskan diri dengan kecepatan masing-masing sebesar v’1
dan v’2. Penurunan rumus secara umum dapat dilakukan dengan meninjau
gaya interaksi saat terjadi tumbukan berdasarkan hukum III Newton.

Faksi = – Freaksi

Hukum Kekekalan Momentum Tidak peduli berapapun massa dan


kecepatan benda yang saling bertumbukan, ternyata momentum total sebelum
tumbukan = momentum total setelah tumbukan. Hal ini berlaku apabila tidak
ada gaya luar alias gaya eksternal total yang bekerja pada benda yang
bertumbukan. Jadi analisis kita hanya terbatas pada dua benda yang
bertumbukan, tanpa ada pengaruh dari gaya luar Sekarang perhatikan gambar
di bawah ini.
Jika dua benda yang bertumbukan diilustrasikan dengan gambar di atas,
maka secara matematis,hukum kekekalan momentum dinyatakan dengan
persamaan :Momentum sebelum tumbukan = momentum setelah tumbukan

m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2

Keterangan :

m1 = massa benda 1,

m2 = massa benda 2,

v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan,

v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan,

v’= kecepatan benda 1 setelah tumbukan,

v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan

Jika dinyatakan dalam momentum, maka :

m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,

m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,

m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan,

m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan


1.3. Kekekalan Momentum Dalam Tumbukan

F F
12 21

m1 m2

Dua buah yang saling bertumbukan. Pada saat bertumbukan kedua


partikel saling memberikan gaya (aksi-reaksi). F12 merupakan gaya yang bekerja
pada partikel 1 oleh partikel 2 dan F21 merupakan gaya yang bekerja pada partikel
2 oleh partikel 1.

Perubahan momentum pada partikel 1 :

p12= ∫ F12 dt = Fr12 t

Perubahan momentum pada partikel :

∆p2= ∫ F21 dt = Fr21 ∆t

Karena F21= - F12 maka Fr21 = - Fr12

oleh karena itu p1 = - ∆p2

Momentum total sistem : P = p1+ p2 dan perubahan momentum total sistem :

∆P= p1 + ∆p2 = 0

Kekekalan Momentum: “Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja,

maka tumbukan tidak mengubah momentum total sistem”.


Secara matematis dituliskan:

m1 v1+ m2 v2 = m1v’1 + m2v’2

Catatan: selama tumbukan, gaya eksternal (gaya grvitasi, gaya gesek) sangat
kecil dibandingkan dengan gaya impulsif, sehingga gaya eksternal tersebut
dapat diabaikan.

2. Tumbukan

2.1. Pengertian Tumbukan

Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang relatif bergerak. Pada setiap
jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu berlaku
hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin diubah
menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk :

Macam tumbukan yaitu :

1. Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami


perubahan energi. Koefisien restitusi e = 1
2. Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum
kekekalan energi
3. mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain,
misalnya panas. Koefisien restitusi 0 < e < 1.
4. Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum
kekekalan energi mekanik dan kedua benda setelah tumbukan melekat dan
bergerak bersama-sama. Koefisien restitusi e = 0.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan benda-benda saling


bertumbukan. Banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya sebagiannya
disebabkan karena tabrakan (tumbukan) antara dua kendaraan, baik antara sepeda
motor dengan sepeda motor, mobil dengan mobil maupun antara sepeda motor
dengan mobil. Demikian juga dengan kereta api atau kendaraan lainnya. Hidup
kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola sepak ditendang David
Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak dengan kaki
Abang Beckham. Tampa tumbukan, permainan billiard tidak akan pernah ada.
Demikian juga dengan permainan kelereng kesukaanmu ketika masih kecil. Masih
banyak contoh lainnya yang dapat anda temui dalam kehidupan sehari-hari.

2.2. Tumbukan Lenting Sempurna

Tumbukan lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda


dikatakan melakukanTumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi
Kinetik kedua benda sebelumtumbukan = momentum dan energi kinetik setelah
tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukanlenting sempurna berlaku Hukum
Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik.Hukum Kekekalan
Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada
peristiwatumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan kedua
benda sama, baik sebelummaupun setelah tumbukan. Hukum Kekekalan Energi
Kinetik berlaku pada Tumbukan lentingsempurna karena selama tumbukan tidak
ada energi yang hilang.

Benda-benda yang mengalami Tumbukan Lenting Sempurna tidak


menghasilkan bunyi,panas atau bentuk energi lain ketika terjadi tumbukan. Tidak
ada Energi Kinetik yang hilang selama proses tumbukan. Dengan demikian, kita
bisa mengatakan bahwa pada peritiwa Tumbukan Lenting Sempurna berlaku
Hukum Kekekalan Energi Kinetik.

Hukum kekekalan momentum ditinjau dari energi kinetik:


Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1
bergerak dengan kecepatanv1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua
benda itu bertumbukan dan terpantul dalamarah yang berlawanan. Perhatikan
bahwa kecepatan merupakan besaran vektor sehinggadipengaruhi juga oleh arah.
Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif dan arahke kiri
bertanda negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda
memiliki momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2). Total
Momentum dan Energi Kinetikkedua benda sama, baik sebelum tumbukan
maupun setelah tumbukan.

Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut :

m v + m v = m v' +m v' →Persamaan 1

Keterangan :

m1 = massa benda 1,

m2 = massa benda 2

v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan

v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan

v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan,

v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan

Jika dinyatakan dalam momentum,

m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,

m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan

m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,

m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan


Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan
Energi Kinetik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

1/2m₁v₁²-1/2m₂v₂²= 1/2m₁v'₁²- 1/2m₂v'₂²

Keterangan :

12m₁v₁² = EK benda 1 sebelum tumbukan

12m₂v₂²= EK benda 2 sebelum tumbukan

12m₁v'₁²= EK benda 1 setelah tumbukan

12m₂v'₂²= EK benda 2 setelah tumbukan

Kita telah menurunkan 2 persamaan untuk Tumbukan Lenting Sempurna,


yakni persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Persamaan Hukum
Kekekalan Energi Kinetik. Ada suatu halyang menarik, bahwa apabila hanya
diketahui massa dan kecepatan awal, maka kecepatansetelah tumbukan bisa kita
tentukan menggunakan suatu persamaan lain. Persamaan ini diturunkan dari dua
persamaan di atas.

m₁ v₁+m₂v₂=m₁v'₁+m₂v'₂

m₁ v₁-m₂v₂=m₁v'₁-m₂v'₂

m₁v₁-v'₁=m₂(v'₂-v₂)→ Persamaan a

Kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik :

1/2m₁v₁²-1/2m₂v₂²= 1/2m₁v'₁²- 1/2m₂v₂²

Ini merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting sempurna,
selain persamaan Kekekalan Momentum dan persamaan Kekekalan Energi
Kinetik. Persamaan 3 menyatakan bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna,
laju kedua benda sebelum dan setelah tumbukan sama besar tetapi berlawanan
arah, berapapun massa benda tersebut.

2.3. Tumbukan Satu Dimensi

Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya tenaga kinetik selama


proses. Bila tenaga kinetiknya kekal, tumbukannya bersifat elstik. Sedangkan bila
tenaga kinetiknya tidak kekal tumbukannya tidak elastik. Dalam kondisi setelah
tumbukan kedua benda menempel dan bergerak bersama-sama, tumbukannya
tidak elastik sempurna.

a. Tumbukan elastik

Dari kekekalan momentum :

m₁ v₁+m₂v₂=m₁v'₁+m₂v'₂

Dari kekekalan tenaga kinetik :

1/2m₁v₁²+1/2m₁v'₁²=1/2m₂v₂²+ 1/2m₂v'₂²

Dan diperoleh :

v1 – v2 = v’2 - v’1

b. Tumbukan tidak elastik


Dari kekekalan momentum :

m1v1+ m2v2= m1v’1+ m2v’2

Kekekalan tenaga mekanik tidak berlaku, berkurang/bertambahnya tenaga


mekanik ini berubah/berasal dari tenaga potensial deformasi (perubahan bentuk).

Dari persamaan ketiga tumbukan elastis dapat dimodifikasi menjadi :

v1- v2

v’1- v’2

e : koefisien elastisitas,

e = 1 untuk tumbukan elastis

0 < e < 1 untuk tumbukan tidak elastis

e = 0untuk tumbukan tidak elastis sempurna


A. Pengertian Momentum
Di dalam fisika, dikenal dua macam momentum, yaitu momentum linear (p) dan
momentum angular (L). Pada makalah ini hanya akan dibahas tentang momentum linear.
Momentum suatu benda yang bergerak adalah hasil perkalian antara massa benda dan
kecepatannya. Oleh karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Secara
matematis, momentum linear ditulis sebagai berikut:
p=mv ……………. (1)
p adalah momentum (besaran vektor), m massa (besaran skalar) dan v kecepatan (besaran
vektor).

TUMBUKAN
 PENGERTIAN TUMBUKAN
Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang relatif bergerak. Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum
kekekalan momentum tetapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian energi
mungkin diubah menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk :
Macam tumbukan yaitu :
•    Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami perubahan energi. Koefisien restitusi e =
1
•    Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi
    mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya panas. Koefisien restitusi
0 < e < 1.
•    Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi mekanik dan kedua
benda setelah tumbukan melekat dan bergerak bersama-sama. Koefisien restitusi e = 0.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan benda-benda saling bertumbukan. Banyak kecelakaan
yang terjadi di jalan raya sebagiannya disebabkan karena tabrakan (tumbukan) antara dua kendaraan, baik antara
sepeda motor dengan sepeda motor, mobil dengan mobil maupun antara sepeda motor dengan mobil. Demikian
juga dengan kereta api atau kendaraan lainnya. Hidup kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola
sepak ditendang David Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak dengan kaki Abang
Beckham. Tampa tumbukan, permainan billiard tidak akan pernah ada. Demikian juga dengan permainan
kelereng kesukaanmu ketika masih kecil. Masih banyak contoh lainnya yang dapat anda temui dalam kehidupan
sehari-hari. Ayo dipikirkan… Pada pembahasan mengenai momentum dan impuls, kita telah meninjau
hubungan antara momentum benda dengan peristiwa tumbukan. Hukum Kekekalan Momentum yang telah
diulas sebelumnya juga selalu ditinjau ketika dua benda saling bertumbukan. Pada kesempatan ini kita akan
mempelajari peristiwa tumbukan secara lebih mendalam dan mencoba melihat hukum-hukum fisika apa saja
yang berlaku ketika benda-benda saling bertumbukan.
1. Air Track

Fungsi air track :


Membuat benda bergerak tanpa adanya gesekan
Sebagai tempat meluncurnya kereta luncur yang akan bertumbukan

2. Kereta luncur

Fungsi kereta luncur :


Sebagat alat untuk membuat tumbukan pada air track.

Bila dilihat persamaan diatas, arah dari momentum selalu searah dengan arah kecepatannya.
Menurut Sistem Internasional (SI),
Satuan momentum p = satuan massa x satuan kecepatan
= kg x m/s
= kg . m/s
Jadi, satuan momentum dalam SI adalah : kg.m/s

Anda mungkin juga menyukai