Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Esensial Momentuum Impuls

Konsep-konsep esensial materi ajar, peta konsep, bagan materi, tinjauan aspek-aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik yang terkandung dalam materi ajar. Setelah langkah - langkah tersebut di
atas dilakukan, maka berdasarkan pemahaman yang komprehensif dan mendalam akhirnya dibuat
uraian atau paparan lengkap dari materi ajar tersebut.

 Konsep Esensial Materi Ajar

Konsep - konsep Esensial materi ajar Momentum Impuls adalah: Pengertian momentum,
Pengertian impuls, Hubungan momentum dan impuls, Hukum kekekalan momentum, dan
Tumbukan. Dimana tumbukan terbagi menjadi 3 yaitu: Tumbukan lenting sempurna, Tumbukan
lenting sebagian dan Tumbukan tidak lenting.

 Peta Konsep Materi Ajar


 Aspek-aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Materi Ajar

Konsep esensial Kognitif Afektif Psikomotorik


Momentum v v v
Impuls v v v
Hukum Kekekalan Momentum v v v

Tumbukan v v v

 Pendalaman Materi Ajar

1. Momentum

Momentum merupakan istilah fisika mengacu pada kuantitas gerak dan massa yang dimiliki
suatu objek. Momentum disebut juga dengan pusa sehingga dilambangkan p. Momentum
suatu benda (P) yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v.

Massa merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor.


Perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor akan menghasilkan besaran vektor. Jadi,
momentum merupakan besaran vektor. Arah momentum searah dengan arah kecepatan.

Definisi Momentum
Setiap benda yang bergerak dikatakan memiliki momentum. Momentum adalah hasil kali
antara massa benda dengan kecepatan gerak benda tersebut. Semakin besar massa benda, semakin
besar momentumnya.
Secara matematis momentum didefinisikan sebagai : P =mxv
Keterangan:
p : momentum (kg.m/s)
m: massa benda (kg)
v : kecepatan benda (m/s)
Dimana p adalah momentum (kg.m/s), m adalah massa benda (kg), dan v adalah kecepatannya
(m/s).
2. Impuls

Impuls merupakan suatu gaya yang dikalikan dengan waktu selama gaya bekerja.
Didefinisikan sebagai besarnya perubahan momentum yang disebabkan oleh gaya yang terjadi
pada waktu singkat,

Definisi lain dari impuls (diperoleh dari penurunan Hukum II Newton) adalah hasil kali
antara gaya singkat yang bekerja pada benda dengan waktu kontak gaya pada benda (biasanya
sangat kecil)
Dari Hukum Newton II didapatkan:

3. Hubungan Impuls dan Momentum


Hasil kali gaya dengan selang waktu singkat bekerjanya gaya pada benda
tersebut dinamakan impuls. Besarnya impuls pada benda sama dengan besarnya
perubahan momentum pada benda tersebut.
m m
𝐅.∆𝐭 =v - v
2 1

Keterangan:

F = gaya yang bekerja (N)


∆ t = selang waktu singkat (s)
v1 = kecepatan awal benda (m/s)
v 2 = kecepatan akhir benda (m/s)
dapat juga ditulis :
I=F.∆t
Keterangan:
I = impuls benda (N.s)
Teorema impuls dan momentum
Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum
yang dialami benda.
I = ∆ t = p2 −p 1= m . v 2– m . v1
Hukum II Newton dalam bentuk momentum
∆p
F=
∆t

4. Hukum Kekekalan Momentum


Misalkan benda A dan B masing-masing mempunyai massa m adan m bmasing -
masing bergerak segaris dengn kecepatan v adan v bsedangkan v a> v b. Setelah

tumbukan 4 kecepatan benda berubah menjadi v a' dan v b'. Bila F BA adalah gaya dari A
yang dipakai untuk menumbuk B dan F AB gaya dari B yang dipakai untuk menumbuk
A, maka menurut hukum III Newton:

Jumlah momentum dari A dan B sebelum dan sesudah tumbukan adalah


sama/tetap. Hukum ini disebut sebagai hukum kekekalan momentum linier
tumbukan. Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi
tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian energi
mungkin diubah menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk:

Macam tumbukan yaitu Untuk sistem dua benda yang bertumbukan, momentum
sistem adalah tetap, asalkan pada sistem tidak bekerja gaya luar.

Tumbukan lenting sempurna adalah jenis tumbukan dimana energi kinetik


sistem tetap. Kecepatan relatif sesudah tumbukan sama dengan minus kecepatan
relatif sebelum tumbukan. Persamaan yang berlaku:

Tumbukan lenting sebagian adalah jenis tumbukan yang disertai terjadinya


pengurangan energi kinetik sistem.

Tumbukan tak lenting sama sekali adalah jenis tumbukan yang setelah
tumbukan kedua benda bergabung dan bergerak bersama-sama. Karena pada
tumbukan tak lenting sama sekali kedua benda bersatu sesudah tumbukan maka
berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan,
Sebagai:

v 2' = v1' = v’ sehingga persamaan momentum menjadi :

m 1 . v1 + m 2 . v 2 = (m 1+ m 2 ¿ v’ Misalkan benda yang datang bermassa m 1dengan kecepatan v1


dan benda kedua yang diam bermassa m 2dengan kecepatan v 2, energi kinetik awal sistem

5. Tumbukan

Tumbukan antar benda merupakan peristiwa yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari – hari. Kita dapat menganalisis tumbukan berdasarkan hukum
kekekalan momentum dan kekekalan energi. Tumbukan ada tiga macam:

a. Tumbukan lenting sempurna

Jika dua benda sangat keras bertumbukkan dan tidak ada panas yang
dihasilkan oleh tumbukan, maka energi kinetiknya kekal, artinya energi kinetik total
sebelum tumbukan sama dengan total sesudah tumbukan. Dalam hal ini, momentum
totalnya juga kekal. Tumbukkan seperti ini disebut dengan tumbukan lenting
sempurna.

Sehingga berlaku:

m 1 . v1 + m 2 . v 2 = m1' . v 1' + m2' . v2' (kekekalan momentum)

m 1 . v12 + m 2 . v 22= m 1' . v 12 ' +m 2' . v 22 ' (kekekalan energi)

Catatan: tanda aksen mrnunjukkan setelah tumbukkan. Nilai koefisian tumbukan (e) jenis ini
adalah 1

b. Tumbukan Lenting Sebagian

Jika akibat tumbukan terjadi panas yang hilang, maka energi kinetik total serta momentum
tidak kekal. Tumbukan jenis ini disebut lenting sebagian.

Sehingga berlaku :

m 1 . v1 + m 2 . v 2 = m1' . v 1' + m2' . v2' (kekekalan momentum)


EK 1+ EK 2= EK 1' + EK 2' + energi panas dan bentuk lainnya (energi kinetik yang hilang ),
sehingga :

∑ EK awal − ∑ EK akhir = energi kinetik yang hilang.

Nilai koefisien tumbukan jenis ini adalah e = 0

c. Tumbukan tidak lenting

m 1 . v1 + m2 . v 2 = (m 1' + m2' ¿ v’ (kekekalan momentum)

Jika akibat tumbukan dua benda bergabung menjadi satu, maka tumbukan jenis ini disebut
tidak lenting sama sekali. Pada tumbukan jenis ini ada jumlah maksimum energi kinetik yang
di ubah menjadi bentuk lain, tetapi momentum totalnya tetap kekal.

Sehingga berlaku:

∑ EK awal − ∑ EK akhir = energi kinetik yang hilang

Nilai koefisien tumbukan jenis ini adalah e = 0

2.2 Miskonsepsi Momentum Impuls

 Kecepatan suatu benda mempengaruhi momentumnya, sebuah benda yang menaiki


sebuah bidang/lintasan dengan kecepatan rendah memiliki momentum yang lebih kecil
daripada benda yang menuruni bidang /lintasan
 Benda akan mengalami perubahan momentum yang signifikan jika benda tersebut
mendapat gaya hambat atau bertumbukan dengan benda lain
 Gaya yang bekerja pada benda dalam interval waktu tertentu akan menghasilkan
perubahan momentum atau impuls, sedangkan gaya yang berkaitan dengan perpindahan
suatu benda menghasilkan usaha yang merupakan perubahan energi
 Bola yang melaju dengan kecepatan yang besar akan memiliki impuls yang besar pula

 Meskipun momentum salah satu bola berubah setelah tumbukan, akan tetapi
momentum total dari kedua benda tetap sama
 Jika sebuah benda memiliki momentum, maka benda tersebut juga memiliki energi
mekanik
 Ciri-ciri tumbukan elastik adalah berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum
kekekalan energi, kedua benda terpisah setelah bertumbukan, koefisien restitusi e =1
Penyebab Miskonsepsi

Penyebab miskonsepsi pada siswa ialah sebagai berikut:

(1) Siswa, ketika siswa mencerna dan mendapat simpulan pengetahuan tanpa pembenaran
konsep yang benar dari guru
(2) Guru/Pengajar, guru yang tidak menguasai konsep cenderung mengajarkan konsep
yang salah
(3) Buku Teks, komunikasi bahasa yang sulit dipahami dalam buku cenderung
menimbulkan salah tafsir dari pembaca, bagi pembaca khususnya siswa yang sedang
belajar dapat juga menumbuhkan miskonsepsi karena mereka menangkap sebagian
atau bahkan tidak mengerti sama sekali. (4) Konteks, Konteks terdiri dari pengalaman
siswa, bahasa sehari-hari yang berbeda, teman lain atau teman diskusi yang salah,
penjelasan orang tua/orang lain yang keliru, yang kesemuanya itu dapat menyebabkan
miskonsepsi

2.3 Penurunan Rumus Konsep Materi Momentum Impuls

 Momentum

Secara matematis, persamaan momentum dapat dituliskan sebagai P = m.v,


dengan P adalah momentum (kg.m/s), m adalah massa benda (kg), dan v adalah
kecepatan benda (m/s), serta satuan dimensi momentum adalah [M][L][T]-1

Pernyataan Newton mengenai hukum gerak kedua, jika diterjemahkan kedalam bahasa
modern adalah sebagai berikut: “Laju perubahan momentum sebuah benda sama dengan
gaya total yang diberikan padanya”
Kita dapat menuliskan pernyataan ini dalam bentuk persamaan,

∆p
F=
∆t
 Impuls

 Hubungan Momentum dan Impuls


Hukum II Newton menyatakan bahwa gaya yang bekerja pada suatu benda
sama dengan perkalian massa dengan percepatannya

Jadi dapat disimupulkan bahwa I = ΔP, dimana besarnya impuls yang bekerja atau
dikerjakan pada suatu benda sama dengan besarnya perubahan momentum pada benda
tersebut.
 Hukum Kekekalan Momentum

Konsep momentum sangat penting, karena pada keadaan-keadaan tertentu,


momentum merupakan besaran yang kekal. Pada abad ke-17, tidak lama sebelum
masa Newton, telah diketahui bahwa jumlah vektor momentum dari dua benda yang
bertumbukan tetap konstan.

Jadi jumlah vektor momentum pada sistem dua bola tersebut kekal, tetap
konstan. Walaupun hukum kekekalan momentum ditemukan dari percobaan, hukum
ini berhubungan erat dengan hukum gerak Newton dan dapat dibuktikan bahwa
keduanya adalah sama.

Kita anggap gaya F yang diberikan bola yang satu terhadap yang lain selama
tumbukan konstan terhadap waktu tumbukan.
 Tumbukan

a. Tumbukan lenting sempurna

Dua buah benda bisa dikatakan mengalami tumbukan lenting sempurna bila
tidak terjadi kehilangan energi kinetik ketika terjadi tumbukan. Energi kinetik
sebelum dan sesudah tumbukan sama, demikian juga dengan momentum dari sistem
tersebut.

Pada peristwa tumbukan lenting sempurna, berlaku:


1. Hukum kekekalan energi mekanik
2. Huku kekekalan momentum
3. Koefisien restitusi e = 1

b. Tumbukan lenting sebagian

Koefisien restitusi pada tumbukan lenting sebagian adalah 0 < e < 1

c. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Pada peristiwa tidak lenting sama sekali, tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik
dan nilai koefisien resistansinya e = 0. Setelah terjadi peristiwa tumbukan kedua benda
bersatu dan bergerak bersama-sama.

Penerapan tumbukan tidak lenting sama sekali adalah ayunan balistik. Ayunan balistik
merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur benda yang bergerak dengan
kecepatan cukup besar, misalnya kecepatan peluru. Prinsip kerja ayunan balistik
berdasarkan hal-hal berikut.
DAFTAR PUSTAKA

Drajat. 2012. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
Giancoli. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. 2001. Jakarta: Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Kurniatin, Sri. 2007. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Bogor: CV Regina.
Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai