Anda di halaman 1dari 25

KISI DIFRAKSI

A.Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengamati peristiwa difraksi pada celah tunggal dan kisi difraksi. 2. Untuk mengukur panjang gelombang melalui peristiwa difraksi 3. Untuk mengukur lebar celah pada percobaan kisi difraksi dan pada celah tunggal B. Landasan Teori Ketika gelombang cahaya melewati sebuah celah kecil, suatu pola interferensi akan teramati agak seperti spot tajam. Hal ini menunjukkan bahwa cahaya terus kebelakang celah ke daerah di mana suatu bayangan akan diharapkan jika cahaya menjalar dalam garis-garis lurus. Gelombang lain seperti suara dan air juga mempunyai sifat seperti ini yang dapat membelok pada sekitar sudut-sudut. Fenomena ini dikenal sebagai difraksi yang juga dipandang sebagai interferensi dari sejumlah besar sumber-sumber gelombang koheren. Umumnya difraksi dapat terjadi bila gelombang lewat melalui lubang kecil (celah sempit) disekitar rintangan atau melewati sisi yang tajam. Kisi Difraksi Kisi difraksi merupakan suatu piranti untuk menganalisis sumber cahaya. Alat ini terdiri dari sejumlah besar slit-slit paralel yang berjarak sama. Suatu kisi dapat dibuat dengan cara memotong garis-garis paralel di atas permukaan plat gelas dengan mesin terukur berpresisi tinggi. celah diantara goresan-goresan adalah tra nsparan terhadap cahaya dank arena itu bertindak sebagai celah celah yang terpisah. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis per sentimeter. Dari data banyaknya garis per sentimeter kita dapat menentukan jarak antar celah atau yang disebut dengan tetapan kisi (d) , jika terdapat N garis per satuan panjang, maka tetapan kisi d adalah kebalikan dari N , yaitu: d =1/N

Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens, tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah sumber gelombang, dengan demikian , cahaya dari satu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian yang lain dan intensitas resultannya pada layar bergantung pada arah ,yang dirumuskan sebagai berikut: I = Io [sin /]2 dengan Io adalah intensitas cahaya awal dan beda fase yang besarnya adalah = ( d/ ) sin . Agar mendapatkan pola interferensi cahaya pada layar maka harus digunakan dua sumber cahaya yang koheren (cahaya dengan beda fase tetap). Percobaan Young menggunakan satu sumber cahaya tetapi dipisahkan menjadi dua bagian yang koheren, sedangkan percobaan Fresnel menggunakan dua sumber koheren, sehingga pada layar terjadi pola-pola terang (interferensi konstruktif = maksimum) dan gelap (interferensi destruktif = minimum). Pembelokan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah disebut difraksi gelombang. Sama halnya dengan gelombang, cahaya yang dilewatkan pada sebuah celah sempit juga akan mengalami lenturan. Difraksi cahaya terjadi juga pada celah sempit yang terpisah sejajar satu sama lain pada jarak yang sama. Celah sempit yang demikian disebut kisi difraksi. Semakin banyak celah pada sebuah kisi, semakin tajam pola difraksi yang dihasilkan pada layar. (Widiatmoko, 2008) Ketika seberkas cahaya dilewatkan melalui sebuah kisi, maka setiap kisi menjadi sumbber gelombang cahaya baru dan cahaya cahaya tersebut mengalami difraksi yang kemudian berinterferensi pada jarak tertenytu dari kisi. Pada difraksi kisi, cahaya dengan panjang gelombang tertentu (seperti ungu dan merah ) akan membentuk pita-pita terang ketika : d sin = m Dimana:

m = 0, 1, 2,3, ... d = 1/N d = Konstanta kisi; N= jumlah kisi persatuan panjang

Gambar Pola Cahaya Interferensi dan Difraksi

Pola cahaya yang diamati pada layar dihasilkan dari kombinasi efek difraksi dan interferensi. Tiap celah menghasilkan difraksi, dan berkas difraksi ini berinterferensi dengan yang lain untuk menghasilkan pola akhir Difraksi pada celah tunggal

tunggal Y

Jika seberkas cahaya dilewatkan secara sejajar melalui sebuah celah sempit, maka cahaya akan mengalami difraksi dan menyebar di belakang celah. Sebaran cahaya difraksi ini dapat menimbulkan interferensi yang menimbulkan pola gelap terang Pada layar di belakang celah.

Celah tunggal dapat dianggap terdiri dari beberapa celah sempit yang dibatasi titik-titik dan setiap celah itu merupakan sumber cahaya sehingga satu sama lainya dapat berinterferensi. Intensitas pita-pita terang mencapai maksimun pada pita pusat dan pita-pita lainnya yang terletak dikiri dan kanan pita pusat. Intensitas pita berkurang untuk warna yang sama bila pitanya jauh dari pita pusat. Daerah gelap (intensitas minimum) yang terjadi setelah terang pusat diperoleh ketika bila selisih lintasan dari cahaya yang keluar dari dua celah kisi yang berurutan memenuhi persamaan : d sin = m atau d Y/L = m dimana : m = orde pola difraksi (0,1,2,.........) d = jarak antara dua garis kisi ( konstanta kisi) N = Jumlah kisi per satuan panjang = panjang gelombang cahaya yang digunakan = sudut lenturan (difraksi)

C. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Laser He-Ne 2. Layar 3. Grating (celah/ kisi) 4. Celah tunggal (single slit) 5. Penggaris 6. Statif

Gambar 3.1 Layar

Gambar 3.2 Laser

Gambar 3.3 Kisi

Gambar 3.3 Rangkaian difraksi pada kisi

D. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam percoban ini adalah : 1. Percobaan Pada Kisi Difraksi 1.1 mengukur panjang gelombang laser He-Ne a. b. Mengatur keluaran sinar laser dengan kisi 100/mm sama tinggi. Menempatkan kisi di depan laser sejauh beberapa cm dan jarak layar sekitar 20 cm.. c. Menghidupkan laser dan mengamati bayangan pada layar untuk maksimum orde ke-nol dan ke-1. d. Mengukur jarak antara terang maksimum dengan terang ke -1 e. Mengulangi percobaan a-d dengan mengganti jumlah kisi difraksi yang digunakan dengan kisi 200 /mm dan 300 /mm serta mengamati mengamati hasilnya. f. Mengulangi percobaan a-d dengan mengubah jarak antara layar dan kisi/ celah menjadi 10 cm, 15 cm, 25 cm, dan 30 cm lalu mengamati hasilnya. g. Menulis hasil praktikum pada tabel pengamatan 1.2 Mengukur lebar celah kisi difraksi a. b. Mengatur keluaran sinar laser dengan kisi sama tinggi. Menempatkan kisi yang belum diketahui jumlah kisinya di depan laser sejauh beberapa cm dan jarak layar sekitar 50 cm.. c. Menghidupkan laser dan mengamati bayangan pada layar untuk maksimum orde ke-nol dan ke-1, ke-2, ke-3. h. Mengukur jarak antara terang maksimum dengan terang ke 1,2,dan 3.

i. Menulis hasil praktikum pada tabel pengamatan 2. Percobaan Pada Celah Tunggal a. b. Mengatur keluaran sinar laser dengan slit sama tinggi. Menghidupkan laser dan mengamati pola difraksi pada dinding (membuat jarak laser dengan slit sekitar beberapa cm dan jarak slit dengan diding sekitar 3 m). d. e. f. Mengukur jarak antara terang pusat dengan gelap ke-1, ke-2, dan ke-3. Mengukur jarak antara celah dan dinding. menulis hasilnya pada tabel pengamatan.

E. Tabel Data Pengamatan Setelah dilakukan percobaan maka didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 1.1 Mengukur pada pada percobaan kisi difraksi (variasi N)

No 1 2 3

L (meter) 2 x 10-1 2 x 10-1 2 x 10-1

m (orde) 1 1 1

Y (meter) 1,35x10-2 4,0 x10-2 8,3 x10-2

N (/mm) 100 300 600

d = 1/N (meter) 1x10-5 3,33x10-6 1,67x10-6

Tabel 1.2 Mengukur pada percobaan kisi difraksi (variasi L) No 1 2 3 4 5 L (meter) 10 x10-2 15 x10-2 20 x10-2 25x10-2 30 x10-2 m (orde) 1 1 1 1 1 Y (meter) 2,0 x10-2 3,1 x10-2 4,0 x10-2 5,0 x10-2 6,0 x10-2 N (/mm) 300 300 300 300 300 d = 1/N (meter) 3,33x10-6 3,33x10-6 3,33x10-6 3,33x10-6 3,33x10-6

Tabel 1.3 Mengukur lebar celah kisi difraksi dengan variasi m (orde) No 1 2 3 L (meter) 50 x10-2 50 x10-2 50 x10-2 m (orde) 1 2 3 Y (meter) 9,6 x10-2 18,9x10-2 29,1x10-2 (meter) 625,7 x10-9 625,7 x10-9 625,7 x10-9

Tabel 1.4 Mengukur lebar celah tunggal dengan variasi m (orde)


Laser

He-Ne = 625,7 8,2 nm m (orde) 1 2 3 Y(meter) 1,3 x10-2 2,6x10-2 3,8x10-2 (meter) 625,7 x10-9 625,7 x10-9 625,7 x10-9

No 1 2 3

L (meter) 2,71 2,71 2,71

F. Analisis Data dan Ralat Pengamatan 1. Percobaan kisi difraksi Pada percobaan kisi difraksi berlaku rumus d.sin = m. atau d. dengan demikian

.Y = m. L.

d .Y L.m

dimana: d = lebar celah (m) Y = Jarak antara terang pusat dengan pola terang ke-n (m) L = Jarak antara kisi dengan layar (m) m = Orde terang ke-n
= Panjang

gelombang (m)

a. Mengukur pada percobaan kisi difraksi (variasi N) Data tabel pengamatan 1.1

1)

L = 0,2 m N = 100/mm m=1 Y = 1,35x10-2 m d = 1/N d = 1/ 100 x 10-3 m = 1 x 10-5 m 1 =


d .Y L.m

= (1 x 10-5 m . 1,35x10-2 m) (0,2 m . 1) = 6,75 x 10-7 m 2) L = 0,2 m N = 300/mm m=1 Y = 4,0x10-2 m d = 1/N d = 1/ 300 x 10-3 m = 3,33 x 10-6 m 2 =
d .Y L.m

= (3,33 x 10-6 m . 4,0 x10-2 m) (0,2 m . 1) = 6,66 x 10-7 m 3) L = 0,2 m N = 600/mm m=1 Y = 8,3x10-2 m d = 1/N d = 1/ 600 x 10-3 m

= 1,67 x 10-6 m 3 =
d .Y L.m

= (1,67 x 10-6 m . 8,3 x10-2 m) (0,2 m . 1) = 6,93 x 10-7 m Tabel 1.5 hasil analisis mengukur pada percobaan kisi difraksi (variasi N)
No 1 2 3 L (meter) 2 x 10-1 2 x 10-1 2 x 10-1 m (orde) 1 1 1 Y (meter) 1,35x10-2 4,0 x10-2 8,3 x10-2 N (/mm) 100 300 600 d = 1/N (meter) 1x10-5 3,33x10-6 1,67x10-6

(meter) 6,75 x 10-7 6,66 x 10-7 6,93 x 10-7


20,34 x 10-7

2 (meter2)
4.5562 x 10-13 4.4356 x 10-13 4.8025 x 10-13

n
n

13,7943 x 10-13

= = =

1 + 2 + 3 3
6,75 + 6,66 + 6,93 x 10-7 m 3 20,34 x 10-7 m = 6,78 x 10-7 m 3

2 n( ) 2 m n( n 1) 13,7943x10 13 3(6,78 x10 7 ) 2 m 3(3 1)


13,7943 x10 13 13,7905 x10 13 m 6 3,8 x10 16 m 6

=
= =

= 6,33 x10 17 m

= 7,95613 x 10-9 m

Kesalahan Relatif = =

/ rat-rata X 100%
7,95613 x10 9 m x 100% 6,78 x10 7 m

= 1,17347x10-2 x 100% =1,17% Ketelitian = 100% - Kesalahan relatif = 100% - 1,17% = 98,83% b. Mengukur pada percobaan kisi difraksi (variasi L) Data tabel pengamatan 1.2 1) L = 10 x10-2 m N = 300/mm m=1 Y = 2,0 10-2 m d = 1/N d = 1/ 300 x 10-3 m = 3,33 x 10-6 m 1 =
d .Y L.m

= (3,33 x 10-6 m . 2,0 x10-2 m) (10 x10-2 m . 1) = 6,66 x 10-7 m 2) L = 15 x10-2 m N = 300/mm m=1 Y = 3,1x10-2 m d = 1/N d = 1/ 300 x 10-3 m

= 3,33 x 10-6 m 2 =
d .Y L.m

= (3,33 x 10-6 m . 3,1 x10-2 m) (15 x10-2 m . 1) = 6,82 x 10-7 m 3) L = 20 x10-2 m N = 300/mm m=1 Y = 4,0 x10-2 m d = 1/N d = 1/ 300 x 10-3 m = 3,33 x 10-6 m 3 =
d .Y L.m

= (3,33 x 10-6 m . 4,0 x10-2 m) (20 x10-2 m . 1) = 6,66 x 10-7 m 4) L = 2510 x10-2 m N = 300/mm m=1 Y = 5,0 x10-2 m d = 1/N d = 1/ 300 x 10-3 m = 3,33 x 10-6 m 4 =
d .Y L.m

= (3,33 x 10-6 m . 5,0 x10-2 m) (25 x10-2 m . 1) = 6,66 x 10-7 m

5) L = 30 x10-2 m N = 300/mm m=1 Y = 6,0 10-2 m d = 1/N d = 1/ 300 x 10-3 m = 3,33 x 10-6 m 5 =
d .Y L.m

= (3,33 x 10-6 m . 6,0 x10-2 m) (3,0 x10-2 m . 1) = 6,66 x 10-7 m Tabel 1.6 analisis mengukur pada percobaan kisi difraksi (variasi L)
N m No 1 2 3 4 5 L (meter) (orde) 1 1 1 1 1 Y (meter) (/mm ) d = 1/N (meter) ( meter)

2 ( meter2)

10 x10

-2

2,0 x10

-2

15 x10-2 20 x10-2 25x10-2 30 x10-2

3,1 x10-2 4,0 x10-2 5,0 x10-2 6,0 x10-2

300 300 300 300 300

3,33x10-6 3,33x10 3,33x10 3,33x10


-6

6,66 x 10-7 6,82 x 10 6,66 x 10 6,66 x 10


-7

4,4356x10-13 4,6512 x10-13 4,4356x10-13 4,4356x10-13 4,4356x10-13 22,3936x 10-13

3,33x10-6
-6 -6

6,66 x 10-7
-7 -7

33,46 x10-7
n

= n
= = =

1 + 2 + 3 + 4 + 5 3
6,66 + 6,82 + 6,66 + 6,66 + 6,66 x 10-7 m 5
33,46 x10 7 m 5

= 6,692 x10-7 m

2 n( ) 2 n( n 1)

13 22,3936 x10 5(6,692 x10 7 ) 2 5(5 1)

=
=

22,3936 x10 13 22,3914 x10 13 m 20


2,2 x10 16 20

= 1,10 x10 17 m

= 3,3166 x 10-9 m Kesalahan Relatif = = / rat-rata X 100%


3,3166 x10 9 m x 100% 6,692 x10 7 m

= 4,9561x10-3 x 100% =0,496% Ketelitian = 100% - Kesalahan relatif = 100% - 0,49% = 99,51%

c. Mengukur lebar celah kisi difraksi dengan variasi m (orde) Data tabel pengamatan1.3 d.Y/L = m. d = m..L Y Laser He-Ne = 625,7 8,2 nm 1) m =1

= 625,7 x10-9 m L = 50 x10-2 m Y = 9,5 x10-2 m d = m..L Y d = 1. 625,7 x10-9 m. 50 x10-2 m 9,5 x10-2 m d = 3,29 x 10-6 m 2) m =2 = 625,7 x10-9 m L = 50 x10-2 m Y = 18,9x10-2 m d = m..L Y d = 2. 625,7 x10-9 m. 50 x10-2 m 18,9 x10-2 m d = 3,31 x 10-6 m 3) m=3 = 625,7 x10-9 m L = 50 x10-2 m Y = 27,8 x10-2 m d = m..L Y d = 3. 625,7 x10-9 m. 50 x10-2 m 29,1 x10-2 m d = 3,38 x 10-6 m tabel 1.7 analisis mengukur lebar celah kisi difraksi dengan variasi m (orde)

M No 1 2 3 L (meter) 50 x10-2 50 x10-2 50 x10-2

d = 1/N

d2 ( meter2 )

(orde) Y (meter) 1 9,6 x10-2 2 18,9x10-2 3 29,1x10-2

(meter) 625,7 x10-9 625,7 x10-9 625,7 x10-9

(meter)

3,29 x 10-6 3,31 x 10-6 3,38 x 10-6 9,98x 10-6

1,0824x10-11 1,0956 x10-11 1,1424 x10-11 3,3204 x 10-11

d=

dn
n

d=

d1 + d 2 + d 3 3
3,29 x10 6 + 3,31x10 6 + 3,38 x10 6 m 3 9.98 x10 6 m 3

d= d =
d

= 3,32 x10-6 m
d 2 n(d ) 2 n(n 1)
3,3204 x10 11 3(3,32 x10 6 ) 2 m 3(3 1)

d =

d =

d = d =

3,3204 x10 11 3,3067 x10 11 m 6 1,368 x10 13 m 6

d = 1,5099 x10-7m Kesalahan Relatif = = d / drat-rata X 100%


1,5099 x10 7 m x 100% 3,32 x10 6 m

= 4,548x10-2 x 100% =4,55%

Ketelitian = 100% - Kesalahan relatif = 100% - 4,55% = 95,45% d. Mengukur lebar celah tunggal dengan variasi m (orde) Data tabel pengamatan 1.4 Difraksi destuktif terjadi apabila memenuhi persamaan : d sin = m atau d Y/L = m sehingga d = m..L Y 1) m =1 = 625,7 x10-9 m L = 2,71 m Y = 1,3 x10-2 m d = m..L Y d = 1. 625,7 x10-9 m. 2,71 m 1,3 x10-2 m d =1,30 x 10-4 m 2) m =2 = 625,7 x10-9 m L = 2,71 m Y = 2,6 x10-2 m d = m..L Y

d = 2. 625,7 x10-9 m. 2,71 m 2,6 x10-2 m d =1,30 x 10-4 m 3) m =3 = 625,7 x10-9 m L = 2,71 m Y = 3,8 x10-2 m d = m..L Y d = 3. 625,7 x10-9 m. 2,71 m 3,8 x10-2 m d =1,34 x 10-4 m Tabel 1.8 Data analisis mengukur lebar celah tunggal dengan variasi m (orde) m No 1 2 3
d=
d = 1/N d2 ( meter2 )

L (meter) 2,71 2,71 2,71

(orde) Y (meter) 1 1,3 x10-2 2 2,6x10-2 3 3,8x10-2

(meter) 625,7 x10-9 625,7 x10-9 625,7 x10-9

(meter)

dn
n

1,30 x 10-4 1,30 x 10-4 1,34 x 10-4 3,94 x10-4

1,69x10-8 1,69x10-8 1,79x10-8 5,17 x 10-8

d=

d1 + d 2 + d 3 3
1,30 x10 4 +1,30 x10 4 +1,34 x10 4 m 3 3,94 x10 4 m 3

d = d =
d

= 1,31 x10-4 m
d 2 n(d ) 2 n(n 1)

d =

d =
d = d =

5,17 x10 8 3(1,31x10 4 ) 2 m 3(3 1)


5,17 x10 8 5,1483 x10 8 m 6 2,17 x10 10 m 6

d = 6,0139 x10-6m Kesalahan Relatif = = d / drat-rata X 100%


6,0139 x10 6 m x 100% 1.31x10 4 m

= 4,59x10-2 x 100% =4,59 % Ketelitian = 100% - Kesalahan relatif = 100% - 4,59% = 95,41%

G. Pembahasan Pada praktikum difraksi cahaya ada dua jenis praktikum yang dilakukan, yaitu praktikum dengan menggunakan kisi difraksi dan menggunakan celah tunggal. 1. Kisi Difraksi Pada praktikum kisi difraksi jalannya sinar yang terjadi kurang lebih seperti berikut :

Sebagai sumber cahaya digunakan laser He-Ne dengan panjang

gelombang

625,7 8,2 nm. Sinar laser dilewatkan sejajar melalui kisi dan celah sehingga pada layar akan nampak pola gelap terang secara bergantian. Dari hasil pengamatan menunjukkan sinar laser yang melalui kisi difraksi tampak menyebar. Semakin jauh jarak. Titik terang dari terang pusat maka pola yang tampak akan semakin redup/lemah .Untuk menganalisis data praktikum, rumus utama yang digunakan adalah d sin = m Untuk praktikum difraksi menggunakan kisi sendiri digunakan bebrapa variasi, yang pertama untuk mencari panjang gelombang laser He-Ne digunakan variasi jumlah kisi , yaitu 100;300;dan 600 dari variasi tersebut didapat besar panjang gelombang yang digunakan adalah (6,78x10-7 7,95613 x 10-9 )m dengan ketelitian 98,83% dan kesalahan relatif 1,17% sedangkan untuk varisai yang kedua adalah variasi jarak antara layar dan kisi yaitu 10 cm;15 cm; 20 cm; 25 cm; 30cm dan pnjang gelombang yang terukur adalah (6,692x10 -7 3,3166 x 10-9 ) m dengan ketelitian 99,41% dan kesalaan relatif 0,49%. Dari data hasil praktikum menunjukkan bahwa ada selisih yang cukup besar jika dibandingkan dengan data dari refernsi hal ini mungkin disesbabkan ketidakakuratan dalam mengukur L ( jarak antara kisi dengan layar) sehingga hasil yang didapat masih ada kekurangan.

Selain untuk menentukan panjang gelombang percobaan kisi difraksi juga digunakan untuk menentukan lebar celah atau banyaknya kisi yang digunakan pada percobaan dengan mengitung Y atau jarak antara terang pusat dengan pola terang ke-1; ke-2 ; dan ke-3, dari analisis data pengamatan yang didapat terhitung lebar kisi yang digunakan dalam praktikum adalah (3,32x10-6 1,5099 x10-7 )m dengan ketelitian 95,45% dan kesalahan relatif 4,55% dari data tersebut maka jumlah kisi yang digunakan 300 kisi / mm. Praktikum berikutnya yaitu mengukur lebar celah dengan menggunakan celah tunggal, langkah kerja dan susunan alatnya sama, hanya saja kisi yang digunakan diganti dengan sebuah celah tunggal.Agar terjadi pola gelap terang pada layar maka lebar celah harus lebih kecil dari sumber cahaya. Dari hasil pengamatan dan analisis data diperoleh lebar celah tunggal yang terukur adalah (1,31x10-4 6,0139 x10-6 )m dengan ketelitian 95,41% dan kesalahan relatif 4,59%. Praktikum dengan menggunakan celah tunggal ternyata lebih sulit jika dibandingkan dengan menggunakan kisi difraksi karena pola yang terbentuk kurang fokus atau tidak berupa titik seperti pada praktikum menggunakan kisi melainkan berupa garis. Untuk mendapatkan pola garis gelap terang yang jelas, jarak antara layar dan celah harus dibuat cukup jauh yakni 2,71 m. Dalam difraksi pada celah tunggal tiap bagian celah dapat berinteraksi dengan cahaya dari bagian lainnya

H. Kesimpulan Dari percobaan difraksi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Panjang gelombang yang terukur dari praktikum menggunakan kisi difraksi adalah: (6,78x10-7 7,95613 x 10-9 )m dengan ketelitian 98,83% untuk variasi

jumlah kisi dan (6,692x10-7 3,3166 x 10-9 ) m dengan ketelitian 99,41%untuk variasi jarak celah dengan layar 2. Lebar celah kisi yang terukur adalah (3,32x10-6 1,5099 x10-7)m dengan ketelitian 95,45% sehingga diperkirakan ada 300 kisi / mm 3. Lebar celah tunggal yang terukur adalah (1,31x10-4 6,0139 x10-6 )m dengan ketelitian 95,41% 4. Jarak antara terang pusat dengan terang ke-n ( Y) berbanding lurus dengan jarak celah ke layar (L) 5. Difraksi pada kisi menyebabkan terjadinya pola berupa titik gelap terang pada layar 6. Semakin banyak celah yang yang digunakan maka intensitas pola gelap terang akan semakin besar (terang) / pola semakin tajam 7. Semakin jauh jarak titik terang dengan terang pusat maka titik yang dihasilkan akan semakin redup . 8. Pola interferensi yang dihasilkan oleh difraksi celah tunggal terlalu menyebar (kurang tajam) . 9. Pola yang terbentuk pada praktikum celah tunggal berbentuk garis gelap dan terang bukan titik

I. Daftar Pustaka Beiser,Arthur.1987.Konsep Fisika Modern Edisi Keempat.Jakartaa:Erlagga. Sears, Zemansky.Fisika Universitas Jilid 2. Jakatrta : Erlangga.

Sembiring, Suwah dan M. Sudrajat.2007.Kupas untas 12 SMA IPA jilid 1 semester 1. Bandung: Yrama Widya. http://www.wikipedia.co.id/Difraksi, 7 Maret 2010 http://books.google.co.id/Difraksi+celah+tunggal, 7 Maret 2010

Lampiran Dokumentasi

Gambar 1. Perangkaian alat Praktikum

Gambar 2. Penentuan terang pusat

Gambar 3. Pengukuran Y

Gambar 4. Pengukuran Y

Gambar 5. Pola difraksi pada kisi

Gambar 6. pola difraksi celah tunggal

Disusun guna untuk memenuhi syarat untuk melaksanakan praktikum mata kuliah gelombang semester 4 Dosen pengampu : Bp. Sutikno M.Pd

LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG Kisi Difraksi

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNNES

2010

Anda mungkin juga menyukai