Anda di halaman 1dari 8

RANCANGAN PRAKTIKUM GELOMBANG KISI DIFRAKSI

Nama Dosen : Bp. Made Dharma Putra : 1. Ahmad Juheri 2. Diah Rahayuningtias 3. Elli Nurul Fajariah

Anggota Kelompok

JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

KISI DIFRAKSI
A.Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengamati peristiwa difraksi pada celah tunggal dan kisi difraksi. 2. Untuk mengukur panjang gelombang melalui peristiwa difraksi 3. Untuk mengukur lebar celah pada percobaan kisi difraksi dan pada celah tunggal B. Landasan Teori Ketika gelombang cahaya melewati sebuah celah kecil, suatu pola interferensi akan teramati agak seperti spot tajam. Hal ini menunjukkan bahwa cahaya terus kebelakang celah ke daerah di mana suatu bayangan akan diharapkan jika cahaya menjalar dalam garis-garis lurus. Gelombang lain seperti suara dan air juga mempunyai sifat seperti ini yang dapat membelok pada sekitar sudut-sudut. Fenomena ini dikenal sebagai difraksi yang juga dipandang sebagai interferensi dari sejumlah besar sumber-sumber gelombang koheren. Umumnya difraksi dapat terjadi bila gelombang lewat melalui lubang kecil (celah sempit) disekitar rintangan atau melewati sisi yang tajam. Kisi Difraksi Kisi difraksi merupakan suatu piranti untuk menganalisis sumber cahaya. Alat ini terdiri dari sejumlah besar slit-slit paralel yang berjarak sama. Suatu kisi dapat dibuat dengan cara memotong garis-garis paralel di atas permukaan plat gelas dengan mesin terukur berpresisi tinggi. celah diantara goresan-goresan adalah tra nsparan terhadap cahaya dank arena itu bertindak sebagai celah celah yang terpisah. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis per sentimeter. Dari data banyaknya garis per sentimeter kita dapat menentukan jarak antar celah atau yang disebut dengan tetapan kisi (d) , jika terdapat N garis per satuan panjang, maka tetapan kisi d adalah kebalikan dari N , yaitu: d =1/N

Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens, tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah sumber gelombang, dengan demikian , cahaya dari satu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian yang lain dan intensitas resultannya pada layar bergantung pada arah ,yang dirumuskan sebagai berikut: I = Io [sin /]2 dengan Io adalah intensitas cahaya awal dan beda fase yang besarnya adalah = ( d/ ) sin . Agar mendapatkan pola interferensi cahaya pada layar maka harus digunakan dua sumber cahaya yang koheren (cahaya dengan beda fase tetap). Percobaan Young menggunakan satu sumber cahaya tetapi dipisahkan menjadi dua bagian yang koheren, sedangkan percobaan Fresnel menggunakan dua sumber koheren, sehingga pada layar terjadi pola-pola terang (interferensi konstruktif = maksimum) dan gelap (interferensi destruktif = minimum). Pembelokan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah disebut difraksi gelombang. Sama halnya dengan gelombang, cahaya yang dilewatkan pada sebuah celah sempit juga akan mengalami lenturan. Difraksi cahaya terjadi juga pada celah sempit yang terpisah sejajar satu sama lain pada jarak yang sama. Celah sempit yang demikian disebut kisi difraksi. Semakin banyak celah pada sebuah kisi, semakin tajam pola difraksi yang dihasilkan pada layar. (Widiatmoko, 2008) Ketika seberkas cahaya dilewatkan melalui sebuah kisi, maka setiap kisi menjadi sumbber gelombang cahaya baru dan cahaya cahaya tersebut mengalami difraksi yang kemudian berinterferensi pada jarak tertenytu dari kisi. Pada difraksi kisi, cahaya dengan panjang gelombang tertentu (seperti ungu dan merah ) akan membentuk pita-pita terang ketika : d sin = m Dimana:

m = 0, 1, 2,3, ... d = 1/N d = Konstanta kisi; N= jumlah kisi persatuan panjang

Gambar Pola Cahaya Interferensi dan Difraksi

Pola cahaya yang diamati pada layar dihasilkan dari kombinasi efek difraksi dan interferensi. Tiap celah menghasilkan difraksi, dan berkas difraksi ini berinterferensi dengan yang lain untuk menghasilkan pola akhir Difraksi pada celah tunggal

tunggal Y

Jika seberkas cahaya dilewatkan secara sejajar melalui sebuah celah sempit, maka cahaya akan mengalami difraksi dan menyebar di belakang celah. Sebaran cahaya difraksi ini dapat menimbulkan interferensi yang menimbulkan pola gelap terang Pada layar di belakang celah.

Celah tunggal dapat dianggap terdiri dari beberapa celah sempit yang dibatasi titik-titik dan setiap celah itu merupakan sumber cahaya sehingga satu sama lainya dapat berinterferensi. Intensitas pita-pita terang mencapai maksimun pada pita pusat dan pita-pita lainnya yang terletak dikiri dan kanan pita pusat. Intensitas pita berkurang untuk warna yang sama bila pitanya jauh dari pita pusat. Daerah gelap (intensitas minimum) yang terjadi setelah terang pusat diperoleh ketika bila selisih lintasan dari cahaya yang keluar dari dua celah kisi yang berurutan memenuhi persamaan : d sin = m atau d Y/L = m dimana : m = orde pola difraksi (0,1,2,.........) d = jarak antara dua garis kisi ( konstanta kisi) N = Jumlah kisi per satuan panjang = panjang gelombang cahaya yang digunakan = sudut lenturan (difraksi)

C. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Laser He-Ne 2. Layar 3. Grating (celah/ kisi) 4. Celah tunggal (single slit) 5. Penggaris 6. Statif

D. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam percoban ini adalah : 1. Percobaan Pada Kisi Difraksi 1.1 mengukur panjang gelombang laser He-Ne a. b. Mengatur keluaran sinar laser dengan kisi 100/mm sama tinggi. Menempatkan kisi di depan laser sejauh beberapa cm dan jarak layar sekitar 20 cm.. c. Menghidupkan laser dan mengamati bayangan pada layar untuk maksimum orde ke-nol dan ke-1. d. Mengukur jarak antara terang maksimum dengan terang ke -1 e. Mengulangi percobaan a-d dengan mengganti jumlah kisi difraksi yang digunakan dengan kisi 200 /mm dan 300 /mm serta mengamati mengamati hasilnya. f. Mengulangi percobaan a-d dengan mengubah jarak antara layar dan kisi/ celah menjadi 10 cm, 15 cm, 25 cm, dan 30 cm lalu mengamati hasilnya. g. Menulis hasil praktikum pada tabel pengamatan 1.2 Mengukur lebar celah kisi difraksi a. b. Mengatur keluaran sinar laser dengan kisi sama tinggi. Menempatkan kisi yang belum diketahui jumlah kisinya di depan laser sejauh beberapa cm dan jarak layar sekitar 50 cm.. c. Menghidupkan laser dan mengamati bayangan pada layar untuk maksimum orde ke-nol dan ke-1, ke-2, ke-3. h. Mengukur jarak antara terang maksimum dengan terang ke 1,2,dan 3.

i. Menulis hasil praktikum pada tabel pengamatan 2. Percobaan Pada Celah Tunggal a. b. Mengatur keluaran sinar laser dengan slit sama tinggi. Menghidupkan laser dan mengamati pola difraksi pada dinding (membuat jarak laser dengan slit sekitar beberapa cm dan jarak slit dengan diding sekitar 3 m). d. e. f. Mengukur jarak antara terang pusat dengan gelap ke-1, ke-2, dan ke-3. Mengukur jarak antara celah dan dinding. menulis hasilnya pada tabel pengamatan.

E. Tabel Data Pengamatan Setelah dilakukan percobaan maka didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 1.1 Mengukur pada pada percobaan kisi difraksi (variasi N)

No 1 2 3

L (meter)

m (orde)

Y (meter)

N (/mm)

d = 1/N (meter)

Tabel 1.2 Mengukur pada percobaan kisi difraksi (variasi L) No 1 2 3 4 5 L (meter) m (orde) Y (meter) N (/mm) d = 1/N (meter)

Tabel 1.3 Mengukur lebar celah kisi difraksi dengan variasi m (orde) No 1 2 3 L (meter) m (orde) Y (meter) (meter)

Tabel 1.4 Mengukur lebar celah tunggal dengan variasi m (orde)


Laser

He-Ne = 625,7 8,2 nm m (orde) Y(meter) (meter)

No 1 2 3

L (meter)

F. Analisis Data dan Ralat Pengamatan 1. Percobaan kisi difraksi Pada percobaan kisi difraksi berlaku rumus d.sin = m. atau d. dengan demikian

.Y = m. L.

d .Y L.m

dimana: d = lebar celah (m) Y = Jarak antara terang pusat dengan pola terang ke-n (m) L = Jarak antara kisi dengan layar (m) m = Orde terang ke-n
= Panjang

gelombang (m)

Anda mungkin juga menyukai