Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI KURIKULUM

ESKTRAKURIKULER KARYA TULIS ILMIAH (KTI)


SMAS ULUL ALB@B SIDOARJO

Disusun Oleh:
1. Merina Safitri (16070795027)
2. Siti Muzzeyana (16070795006)

SMAS Ulul alb@b sidoarjo


TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Jalan Bebekan Masjid No. 1-2 Sepanjang Sidoarjo
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin tingginya tingkat persaingan di abad globalisasi ini menuntut
sumber daya manusia untuk semakin meningkatkan kualitasnya agar tidak
lepas dari tanggung jawab pendidikan Indonesia sebagai pelaku dalam
memberikan pendidikan kepada peserta didik.
Sekolah sebagai pelaksana pendidikan dituntut untuk mampu
meningkatkan mutu pendidikannya sehingga mampu menghasilkan lulusan
yang berkualitas. Lulusan tidak hanya memiliki kompetensi dalam hal
akademik saja. Tetapi juga memiliki kompetensi yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik, dalam hal ini adalah potensi yang dimiliki
peserta didik. Sekolah diharapkan mampu untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki peserta didiknya baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler. Setiap peserta didik mempunyai potensi yang berbeda -beda
sehingga sekolah perlu untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Kegiatan ilmiah berupa penulisan, diskusi, penelitian, percobaan hingga
penemuan merupakan satu dari beberapa kegiatan yang dekat dengan aktivitas
seorang pelajar. Aktivitas tersebut selain mampu menghasilkan suatu karya, juga
mampu membentuk perilaku dan cara berpikir yang kritis serta sistematis. Mengolah
ketajaman akal dalam mencari alternatif penyelesaian suatu persoalan. Sejalan
dengan itu semua, maka akan memberikan dampak positif bagi perkembangan diri
pelajar. Semua itu bisa dijadikan pertimbangan dibentuknya suatu kelompok pelajar
yang merumuskan kegiatan-kegiatannya dengan berpedoman pada prinsip ilmiah,
berproses secara ilmiah hingga menghasilkan suatu karya ilmiah. Dan kelompok
kegiatan yang dimaksud disalurkan melalui ekstrakurikuler Karya Tulis Ilmiah (KTI)
untuk tingkat usia pelajar sekolah menengah.
SMAS Ulul Alb@b Sidoarjo meresponnya dengan membentuk kelompok
kegiatan eksrakurikuler KTI dan menjadikan kegiatan wajib untuk menulis suatu
produk karya tulis ilmiah inovasi baru sesuai dengan bidang yang diminati peserta
didik sebagai syarat kenaikan kelas dari kelas XI ke kelas XII sekaligus sebagai
syarat kelulusan. Kegiatan ekstrakurikuler KTI boleh diikuti oleh peserta didik kelas
X, XI, dan XII.
Daya dukung berupa kepedulian pihak sekolah, sarana prasarana, sosial
kemasyarakatan dan kondisi alam telah memberikan peluang luas agar kegiatan KTI
SMAS Ulul Alb@b Sidoarjo dapat berkembang dan maju.

BAB II
EVALUASI KEGIATAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
SMAS ULUL ALB@B

A. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi untuk mengungkap masalah-masalah yang terjadi
berdasarkan dasar keberadaan program KTI tersebut

B. Tim Pelaksana
Tim pelaksana KTI SMAS Ulul Alb@b adalah :
1. Penanggung jawab : Drs. H. Suhartono, M.Pd.
2. Koordinator : Syahrul Mubaroq, S.Si.
3. Ketua : Merina Safitri, S.Si.
4. Sekretaris : Rahmat Panggih, S.Pd.
5. Bendahara : Ana Kurnia Sari, S.Pd.
6. Pembimbing : Salah satu guru pengampu bidang studi yang
sesuai dengan tema KTI pilihan peserta didik
7. Pembina Estrakurikuler KTI : Merina Safitri, S.Si.
8. Pelaksana : Semua peserta didik SMAS Ulul Alb@b
C. Dasar Kegiatan
1. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonseia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2006, tentang
Pembinaan Prestasi Peserta Didik.
4. Peraturan Menteri Pendidikan nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah.
6. Program Kerja SMAS Ulul Alb@b

D. Model Evaluasi Yang Digunakan


Model evaluasi yang digunakan adalah model CIPP (Daniel Stuffleabem,dkk).
CIPP dalam pelaksanaannya lebih banyak digunakan oleh para evaluator, hal ini
dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif jika dibandingkan dengan
model evaluasi lainnya. CIPP merupakan singkatan dari, context evaluation:
evaluasi terhadap konteks, input evaluation: evaluasi terhadap masukan, process
evaluation: evaluasi terhadap proses, dan product evaluation: evaluasi terhadap
hasil.
E. Dasar Evaluasi
Instrumen Supervisi dan kinerja sekolah berdasarkan standar nasional
pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah

F. Sumber dan Metode Pengumpulan Informasi


1. Sumber Data/Informasi
Data evaluasi diperoleh langsung dari Pembina ekstrakurikuler KTI
2. Metode Pengumpulan Informasi
Metode yang digunakan evaluator dalam mengumpulkan informasi kegiatan
KTI adalah:
a. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara lisan yang berkaitan
dengan pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan.
b. Dokumentasi dilakukan dengan mengarsipkan data yang diperoleh dari
humas.

G. Instrumen yang digunakan


Instrumen yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi kegiatan KTI
Surabaya adalah dengan menggunakan lembar berskala Likert dengan poin
penilaian 1=d, 2=c, 3=b, dan poin tertinggi 4=a serta pencatatan beberapa hal
yang tidak termasuk di lembar check list.

LEMBAR INSTRUMEN EVALUASI KIR

H. Teknik Analisis Data


Proses pengolahan data studi evaluatif ini mengacu pada kriteria yang telah
ditetapkan oleh Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia No.62 Tahun
2014 yang kemudian dikembangkan sesuai dengan kebutuhan evaluator, dengan
tetap mengacu pada komponen konteks, input, proses dan produk (output dan
outcome)

I. Hasil Evaluasi
Berdasarkan hasil evaluasi dengan menggunakan model CIPP akan di bahas
mengenai kegiatan KIR SMA Al Hikmah Surabaya komponen atau dimensi
model CIPP yang meliputi, context, input, process, product secara lebih rinci:
1. Context
Kegiatan KTI bertujuan untuk:
a. Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan kualitas lulusan
b. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas.
c. Membina peserta didik untuk mampu mengembangkan sikap kreatif dan
inovatif.
d. Membimbing peserta didik untuk dapat berfikir, bersikap dan berperilaku
ilmiah.
e. Membimbing peserta didik untuk peka terhadap lingkungan dan bermanfaat
bagi lingkungan.
f. Memupuk motivasi peserta didik untuk aktif dalam meningkatkan
kemempuan dan prestasi.

2. Input
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada SMA Ulul Alb@b

Sidoarjo pada hakikatnya merupakan bentuk pembinaan terhadap siswa.

Sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan pasal 3 ayat 1 bahwa

pembinaan kesiswaan meliputi kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan untuk membina siswa dalam


bidang non akademik. Tujuannya untuk mengusahakan agar peserta didik

tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan

pendidikan, melalui pengembangan segala potensi yang dimiliki peserta didik.

Kegiatan ekstrakurikuler Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan pembinaan

siswa dalam bidang prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan

minat. Sesuai yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, pasal 3 ayat 2 bahwa salah satu

bentuk pembinaan dalam bidang tersebut adalah sekolah menyelenggarakan

kegiatan ilmiah dan membentuk klub sains. Saat ini pembinaan sudah berjalan

cukup baik sehingga dapat menghasilkan beberapa karya tulis yang inovatif.

Partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler KTI mulai meningkat ketika

diberlakukan aturan bahwa peserta didik wajib menulis suatu karya tulis ilmiah

sebagai syarat kenaikan kelas dan kelulusan. Namun terkadang karena

keterbatasan kemampuan akademik dan sikap yang kurang tekun dari beberapa

peserta didik dapat mengakibatkan keterlambatan dalam penyelesaian karya tulis

ilmiah serta dapat mengurangi peserta dari kegiatan ekstrakurikuler. Dari

masalah tersebut dapat diartikan bahwa pembinaan siswa dalam ekstrakurikuler

KTI belum tercapai sepenuhnya..

3. Process
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler KTI pada SMAS Ulul Alb@b

dilaksanakan satu minggu sekali. Dilaksanakan setelah di luar jam intrakurikuler

yaitu pada hari sabtu pukul 09.00 sampai dengan pukul 11.00. Sarana yang
digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler KTI meliputi laptop, LCD, buku

pedoman penulisan KTI dan alat tulis.

Kegiatan inti ekstrakurikuler KTI adalah kegiatan interaksi antara guru

pembina dengan peserta kegiatan ekstrakurikuler KTI dalam rangka

menyampaikan materi kegiatan kepada peserta dan untuk mencapai tujuan

kegiatan. Materi yang dipelajari dalam kegiatan ekstrakurikuler KTI adalah

mengenai berbagai macam karya ilmiah yaitu, laporan karya ilmiah, proposal

penelitian, jurnal, artikel dan makalah. Kemudian guru Pembina KTI

memberikan penugasan untuk menyusun laporan ilmiah sederhana terlebih

dahulu sebelum menyusun suatu karya ilmiah yang tingkatannya lebih sulit

sehingga dapat meningkatkan keterampilam peserta didik dalam menulis karya

tulis ilmiah yang baik dan benar.

Sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan ektrakurikuler KTI

belum memadai. Berdasarkan hasil observasi sarana yang belum ada dalam

kegiatan ekstrakurikuler KTI adalah buku refrensi seperti majalah ilmiah.

Selama ini pedoman yang digunakan hanya buku pedoman yang dibuat oleh guru

atau tim pelaksana KTI. Selain itu peralatan laboratorium yang kurang lengkap

juga menjadi kendala dalam proses pengujian KTI bidang IPA sehingga harus

menguji di tempat lain yang dapat mengeluarkan biaya lebih mahal.

4. Product
Sax (1980 : 598) dalam Eko Putro Widoyoko memberikan pengertian
evaluasi produk/hasil adalah to allow to project director (or techer) to make
decision of program. Dari evaluasi proses diharapkan dapat membantu
pimpinan proyek atau guru untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan
kelanjutan, akhir, maupun modifikasi program. Sementara menurut Farida
Yusuf Tayibnapis (2000 : 14) dalam Eko Putro Widoyoko menerangkan,
evaluasi produk untuk membantu membuat keputusan selanjutnya, baik
mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah
program itu berjalan.
Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpuan bahwa, evaluasi
produk merupakan penilaian yang dilakukan guna untuk melihat ketercapaian/
keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah seorang evaluator dapat menentukan
atau memberikan rekomendasi kepada evaluan apakah suatu program dapat
dilanjutkan, dikembangkan/modifikasi, atau bahkan dihentikan.
Berdasarkan konteks yang telah di evaluasi dengan menggunakan Model
CIPP, dapat diputuskan bahwa :
1. Penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan KTI perlu diperbaiki.
2. Kinerja tenaga pendidik perlu ditingkatkan melalui pemberian pelatihan
dan sebagainya.
3. Sarana dan prasarana untuk kegiatan KTI perlu dilengkapi guna
kelancaran proses pengerjaan KTI
Sehingga secara umum, kegiatan KTI SMA Ulul Alb@b masih perlu
dipertahankan dan diperbaiki.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa minat peserta didik dalam mengikuti ekstrakurikuler
KTI masih kurang salah satunya karena jadwal ekstrakurikuler KTI yang bersamaan
dengan ekstrakurikuler yang lain dan sikap peserta didik yang kurang tekun serta
belum tersedianya sarana dan prasarana yang dapat memenuhi keperluan pelaksanaan
pendidikan. Sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 th 2003 bab 12 pasal 45 ayat 1 bahwa setiap satuan pendidikan
formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Sarana yang belum
terpenuhi adalah sumber belajar dan komputer. Hal tersebut berarti belum memenuhi
syarat sarana dan prasarana yang wajib dimiliki oleh setiap satuan pendidikan. Dalam
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bab
VII pasal 42 ayat 1 telah diamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki
sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

B. Rekomendasi
Perlu adanya pengetahuan tentang manajemen KTI yang baik. Perlu adanya
pemenuhan kelengkapan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan KTI

Anda mungkin juga menyukai