Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FISIKA STATISTIK

Penerapan Fungsi Distribusi Fermi Dirac Suhu 0 K Untuk Menentukan


Kedudukan Fermion Pada Berbagai Tingkatan Energi

Oleh :

ZURAHMA (20034084)

Dosen :
Dr. H. Ahmad Fauzi, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Penerapan Fungsi Distribusi Fermi Dirac
Suhu 0 K Untuk Menentukan Fermion Pada Berbagai Tingkatan Energi” dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Fisika Statistik dengan
Dosen Pengampu Bapak Dr. Ahmad Fauzi,M.Si. Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang aplikasi statistik Fermi dirac.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Ahmad Fauzi,M.Si
selaku Dosen mata kuliah Fisika Statistik. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima
kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Padang, 10 November 2022

Penulis

2
ABSTRACT

In this paper, we solve a set of hierarchy equations for the re-duced statistical densit
operator in a grand canonical ensemble for an identical many-body fermion system without
or with two-body interaction. We take the single-particle approximation, and obtain an eigen-
equation for the single-particle states. For the case of no interaction, it is an eigen-equation
for the free particles, and solutions are therefore the plane waves. For the case with two-body
interaction, however, it is an equation which is the extension of usual Hartree-Fock equation
at zero temperature to the case of any finite temperature.

The average occupation number for the single-particle 1 states with mean field
interaction is also obtained, which has the same Fermi-Dirac distribution form as that for the
free fermion gas. The derivation demonstrates that even for an interacting fermion system,
only the lowest N orbitals, where N is the number of particles, are occupied at zero
temperature. In addition, their practical applications in such fields as studying the temperature
effects on the average structure and electronic spectra for macromolecules are discussed.

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


ABSTRAK............................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................................3
A. Fungsi Distribusi Fermi- Dirac ...................................................................................... 3
B. Elektron Bebas ........................................................................................................ 5
C. Kedudukan Tempat (States) dalam Distribusi Fermi Dirac pada Suhu 0 K ........... 6
D. Azas Larangan Pauli untuk Partikel Fermi ............................................................ 9
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................10
BAB IV PENUTUP .................................................................................................................15
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Fisika statistik merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang sifat atau perilaku
sistem yang terdiri dari banyak partikel. Ciri pokok dari pendekatan statistik merupakan
generalisasi perilaku partikel. Untuk merepresentasikan keadaan sistem dan perilaku
partikel penyusunnya pendekatan statistik cukup memadai. Oleh karena itu perlu disusun
cara memahami keadaan suatu sistem dan perilaku partikel pada sistem partikel yang
memenuhi hukum-hukum fisika klasik maupun fisika modern.
Dasar-dasar statistik dan fungsi distribusi partikel sebagai pengetahuan dasar dalam
memahami penerapan statistik pada sistem partikel diterangkan tentang pada bagian awal
dalam kuliah ini. Statistik klasik Maxwell-Boltzmann dapat didekati dengan Sistem yang
tersusun oleh partikel-partikel tidak identik (terbedakan) dan mematuhi hukum-hukum
fisika klasik. Sedangkan pada sistem yang tersusun oleh partikel-partikel identik (tidak
terbedakan), hukum-hukum fisika klasik tidak cukup memadai untuk merepresentasikan
keadaan sistem dan hanya dapat diterangkan dengan hukum-hukum fisika kuantum.
Sistem semacam ini dapat didekati dengan statistik modern, yaitu statistik Fermi-Dirac
dan Bose-Einstein. Statistik Fermi-Dirac sangat tepat untuk menerangkan perilaku
partikel-partikel identik yang memenuhi larangan Pauli, sedangkan statistik Bose-Einstein
sangat tepat untuk menerangkan perilaku partikel-partikel identik yang tidak memenuhi
larangan Pauli.

Sistem kuantum dengan spin merupakan kelipatan ganjil dari ħ/2 yang dirumuskan
untuk assembli fermion Statistik Fermi-dirac. Sistem ini memiliki satu sifat khas yaitu
memenuhi pinsip eksklusi pauli. Berdasarkan prinsip ini, pada makalah ini akan dibahas
mengenai aplikasi distribusi Fermi-dirac pada suhu 0 K untuk menentukan beberapa sifat
dan kedudukan fermion pada setiap tingkatan energi yang mempengaruhi fungsi
distribusinya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Bagaimana menentukan besar energi fermi berdasarkan bentuk fungsi fermi ?

2. Bagaimana hubungan energi fermi terhadap energi termal pada temperatur mutlak
nol.Bagaimana menentukan tingkatan energi ?

3. Bagaimana pengaruh temperatur fermi terhadap energi fermi dan energi termal terhadap
kenaikan suhu mutlak nol ?

4. Bagaimana kedudukan fermion pada setiap tingkatan energi yang mempengaruhi fungsi
distribusi fermi dirac pada suhu 0 K ?

5
C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui besarnya nilai energi fermi berdasarkan bentuk fungsi fermi pada
temperatur mutlak nol.

2. Menjelaskan hubungan energi fermi terhadap energi termal pada temperatur mutlak
nol.

3. Menjelaskan pengaruh temperatur fermi terhadap energi fermi dan energi termal
terhadap kenaikan suhu mutlak nol.

4. Menentukan kedudukan fermion pada setiap tingkatan energi yang mempengaruhi


fungsi distribusi fermi dirac pada suhu 0 K
D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :


1. Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan memperluas
wawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterima di dalam perkuliahan
pada kegiatan nyata.
2. Analisa yang dilakukan dapat menambah pengetahuan mengenai penererapan fungsi
distribusi fermi dirac suhu 0 K.
3. Dengan adanya penerapan fungsi distribusi fermi dirac suhu 0 K maka penulis dan
peneliti selanjutnya dapat menentukan kedudukan fermion pada berbagai tingkatan
energi maupun berbagai macam kegunaan lainnya yang dapat terlihat pada kehidupan.

6
BAB II

KAJIAN TEORI
A. Fungsi Distribusi Fermi-Dirac

Seperti pada pembahasan statistik sebelumnya, konfigurasi assembli dapat


dinyatakan dalam bentuk distribusi sistem pada sejumlah pita energi. Dimana pada tiap
pita mengandung sejumlah g s keadaan dengan energi yang berada dalam interval  s dan
 s  d  s . Konfigurasi assembli ditandai oleh nilai ns yang menyatakan jumlah sistem
yang dapat ditempatkan pada berbagai nilai s . Suatu assembli tertutup dan mengandung
sejumlah N fermion yang tak saling berinteraksi, dengan energi total E . Karena
assemblinya tertutup, maka jumlah total sistem dan energi total haruslah memenuhi syarat
:

ns
s N n 
s
s s E .... (1.1)

Begitu pula halnya dengan boson, pertukaran anatar dua fermion tidak akan
menghasilkan susunan yang baru karena partikelnya identik sehingga tidak dapat
dibedakan. Selanjutnya jika terdapat ws cara menyusun ns sistem diantara pita energi s
yang memiliki g s keadaan, maka jumlah total konfigurasi adalah :

W   ws .... (1.2)
s

W merupakan robot konfigurasi. Oleh karena fermion memenuhi larangan Pauli, maka
jumlah yang dapat ditempatkan pada suatu keadaan hanya dapat bernilai 0 atau 1. Jika
sejumlah ns sistem telah ditempatkan dalam g s keadaan, maka terdapat  g s  ns  dari g s
keadaan yang masih kosong. Maka banyaknya cara mengisi adalah :

gs !
ws 
ns !  g s  ns  !
.... (1.3)

Jika terdapat 3 sistem pada 5 keadaan, hasil menunjukkan adalah terdapat 10 cara,
nilai ini sesuai jika kita menggunakan rumus 1.3

Bobot konfigurasi secara keseluruhan diperoleh dengan mengalikan masing-masing


jumlah susunan yang mungkin, yakni :

gs !
W 
ns !  g s  ns  !
.... (1.4)
s

7
Oleh karena Untuk nilai g s dan ns cukup besar, maka kita dapat menggunakan pendekatan
Stirling

gs !
logW   log
s ns !  g s  ns  !

=   g s log g s  ns log ns   g s  ns  log  g s  ns   .... (1.5)

Mengikuti metode sebelumnya, syarat yang harus dipenuhi adalah :

  log W 
     s dns  0 .... (1.6)
s  ns 

Nilai yang ada dalam tanda kurung haruslah bernilai nol untuk setiap harga s manapun

 log W
    s  0
ns

Dari persamaan (1.5)

 log W  g  ns 
 log  s 
ns  ns 

 g  ns 
log  s      s  0
 ns 

gs
 exp    s   1
ns

Nilai ns yang bersesuaian dengan konfigurasi yang memiliki peluang terbesar

gs
ns  .... (1.7)
exp    s   1

Persamaan di atas disebut distribusi Fermi-Dirac untuk assembli fermion.

Bentuk 1 / exp      s   secara umum dikenal dengan nama fungsi Fermi dan
umumnya ditulis dalam bentuk :

1
f   
exp     F  / kT   1 .... (1.8)

8
Persamaan di atas diperoleh dengan melakukan substituís   1 / kT dan
   F / kT .  F dalam persamaan di atas disebut energi Fermi. Jika rapat keadaan dengan
energi berada di antara  dan   d , maka jumlah sistem yang berada dalam interval
energi tersebut adalah :

n   d   f   g   d  .... (1.9)

(Hohenberg dan Kohn, Inhomogeneus Electron Gas, Phys. Rev, vol. 136, no. 3B,
9November 1964.)

B. Elektron Bebas

Sifat-sifat elektron di dalam bahan dapat menentukan sifat elektrik dan sifat
magnetik dari sebuah zat padat. Proton biasanya dapat diturunkan ke peranan yang lebih
rendah, seperti menjamin netralitas muatan. Netron sewaktu-waktu dapat
dipertimbangkan, seperti dalam bahan superkonduktor, dimana temperatur kritis
tergantung pada massa total inti. Secara keseluruhan, level energi elektron menjadi
penentu sifat bahan padat.

Persoalan matematis, tidaklah seperti yang kita temukan dalam atom secara
tersendiri. Bagaimana kita dapat menentukan level energi elektron dalam zat padat?
Mengambil fungsi gelombang yang tergantung pada koordinat 1025 elektron; atau
menuliskan potensial Coulomb antara tiap pasangan elektron, antara elektron dan proton;
dan menyelesaikan persamaan Schrodinger. Ini adalah pendekatan, seperti yang barangkali
telah anda persoalkan, kita tidak akan mencobanya. Tetapi apa yang dapat kita lakukan
sebagai gantinya? Kita dapat mengambil banyak model- model yang lebih sederhana, yang
secara matematik dapat diselesaikan, dan berharap bahwa penyelesaian akan masuk akal.
Mari kita mulai mencari model sederhana dengan mengambil sepotong logam dan
memperhatikan fakta empiris, (yang benar pada temperatur ruang), bahwa tidak ada
elektron diluar batas logam. Dengan demikian ada mekanisme yang mempertahankan
elektron tetap di dalam. Apakah itu? Itu mungkin adalah potensial barrier tak berhingga
pada perbatasan. Dan apa yang terjadi di dalam? Bagaimana energi potensial elektron
berubah dengan adanya jumlah inti dan elektron lain yang sangat banyak? Misalkan kita
menganggapnya merata. Kita mungkin menganggapnya ini suatu asumsi (dan tentu saja
kita benar mutlak), tetapi itu adalah pekerjaan. Hal ini telah dikemukakan oleh
Sommerfeld pada tahun 1928 dan yang telah dikenal sebagai “ Model Elektron bebas” dari
suatu logam.

Kita mungkin mengakui bahwa model ini bukanlah apa- apa tetapi suatu sumur
potensial yang telah ditemukan sebelumnya. Disana ditemukan penyelesaian untuk kasus
satu dimensi dalam bentuk berikut :

9
Jika kita membayangkan kubus dengan sisi L yang mengandung elektron, maka
kita memperoleh energi dengan cara yang sama

.... (1.10)

dimana nx, ny, nz adalah integer.


C. Kedudukan Tempat (states) dalam Distribusi Fermi-Dirac pada Suhu 0 K

Energi yang diizinkan, menurut persamaan (1.10) adalah multi integral dari .
Untuk suatu volume 10-6 m3 satuan energi ini adalah :

.... (1.11)

Ini adalah perbedaan energi antara level pertama dan level kedua, tetapi karena
kuadrat integer tercakup, perbedaan antara level energi yang berdekatan meningkat pada
energi yang lebih tinggi. Mari kita mendahului hasil yang diperoleh dalam bagian berikut
dan mengambil energi maksimum E = 3 Ev, yang merupakan nilai tipikal. Dengan
mengambil n2x = n2y = n2z , energi maksimum ini terkait dengan nilai nx ~ 1,64 x 107.
Sekarang level energi yang berada di bawah energi maksimum dapat diperoleh dengan
mengambil integer nx – 1, nx . Kita mendapatkan perbedaan energi :

.... (1.12)

Catatan : Bahkan pada energi tertinggi, perbedaan antara level energi yang berdekatan
adalah sebesar 10-7 Ev.

Kita dapat mengatakan bahwa, secara makroskopik di dalam interval energi yang
kecil dE, masih terdapat banyak level-level energi diskrit. Dengan demikian kita dapat

10
memperkenalkankonsep “Kerapatan Tempat” (Density of State), yang sangat membantu
penyederhanaan perhitungan kita.

Pertanyaan berikut adalah berapa banyak tempat (states) yang ada antara level energi
E dan (E+dE). Untuk maksud tersebut, penting untuk memasukkan variabel baru “n”
dengan hubungan :

.... (1.13)

Dengan demikian „n‟ menyatakan vektor ke titik nx, ny, nz dalam ruang tiga dimensi.
Dalam ruang ini, setiap titik dengan koordinat integer menetapkan satu tempat, karena itu
setiap satuan kubus mengandung tepat satu tempaat. Dengan demikian, jumlah tempat
dalam suatu volume adalah sama dengan nilai numerik volume tersebut. Karena itu dalam
bola dengan radius “n”, jumlah kedudukan adalah :

.... (1.14)

Karena “n” dan “E” dihubungkan, maka adalah ekivalen untuk mengatakan bahwa
jumlah tenpat yang mempunyai energi yang lebih kecil dari E adalah :

.... (1.15)

Dengan cara yang sama, jumlah tempat yang mempunyai energi lebih kecil dari E+dE
adalah :

.... (1.16)

Jadi jumlah tempat mempunyai energi antara E dan E+dE adalah sama dengan :

.... (1.17)

Ini belum berakhir. Kita harus mencatat bahwa hanya nilai positif dari nx, ny, nz yang
diperbolehkan, karena itu, kita harus membagi dengan faktor „8‟. Selanjutnya untuk dua
nilai spin, kita harus mengalikan dengan faktor „2‟. Akhirnya kita memperoleh

11
.... (1.18)

(Sujanem,2004)

Persamaan (1.18) memberikan kita jumlah tempat, tetapi kita juga ingin mengetahui
jumlah tempat yang diduduki, demikian juga jumlah tempat yang mengandung elektron.
Untuk itu kita perlu mengetahui kemungkinan penempatan, F(E). Fungsi ini dapat
diperoleh dengan latihan tanpa terlalu banyak tenaga dalam statistik mekanik. Seseorang
memulai dengan prinsip Pauli (bahwa tidak ada tempat yang dapat ditempati oleh lebih
dari satu elektron) dan menghasilkan peluang distribusi yang paling mungkin pada kondisi
itu sehingga energi total dan jumlah total partikel diberikan. Hasilnya adalah apa yang
disebut “Distribusi Fermi-Dirac‟.

.... (1.19)

Dimana EF adalah parameter yang disebut “Level Fermi”. Dengan dapat diingat
dengan baik bahwa pada

.... (1.20)

Maka pada level fermi probabilitas penempatan adalah ½, berapa pun suhu assembli.
Dengan demikian kita dapat mendefinisikan bahwa energi fermi sama dengan energi
ketika fungsi distribusi memiliki nilai tepat setengah. Ketika suhu assembli 0 K, berlaku:

 Jika , maka :

( )⁄ ( )

Sehingga,
( )
 Jika , maka

( )⁄ ( )

Sehingga,
( )
Dari dua persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada suhu T=0, fungsi
distribusi Fermi-Dirac bernilai 1 untuk semua energi di bawah energi Fermi dan bernilai
nol untuk semua energi di atas energi Fermi, seperti yang tampak pada gambar di bawah
ini.

12
(Abdullah,2009: 153)

D. Azaz Larangan Pauli untuk Partikel Fermi

Dalam azas larangan Pauli “ untuk atom yang memiliki lebih dari satu elektron,
misalnya Natrium, elekton–elektron tidak berkumpul ditingkat energi rendah, karena
masing-masing status hanya boleh ditempati tidak lebih dari satu elektron. Tingkat paling
ren dah ( n =1) hanya boleh ditempati oleh dua elektron, yang satu spin nya keatas dan
yang lainnya spinnya kebawah. Sedangkan tingkat energi berikutnya, ( n = 2), akan
ditempati oleh 8 elektron, dan seterusnya, tingkat energi ke-n akan diisi oleh 2n2 elektorn
dengan konfigurasi yang didasarkan kepada azas larangan Pauli.

Azaz larangan Pauli ini, diperoleh sebagi konsekuensi dari sifat elektron sebagai
gelombang, seperti yang sudah disinggung diatas. Pada mekanika kuantum untuk partikel
identik, akan ditemukan bahwa fungsi gelombang totalnya, hanya boleh simetrik atau
anti simetrik terhadap pertukaran dua partikel. Azas larangan Pauli, akan muncul dengan
sendirinya, apabila kita memilih fungsi gelombang total yang anti simetrik. Partikel-
partikel yang memiliki sifat seperti ini, misalnya elektron, proton dinamakan “ partikel
fermi ” atau “ Fermiun”. Dalam pokok bahasan ini akan dibahas tentang partikel-partikel
fermi tersebut, melalui statistik yang disebut “statistik fermi-Dirac” yang dikembang oleh
Enrico Fermi dari Italia dan P. Dirac dari Inggris.

(Jamal,2003)

13
BAB III

PEMBAHASAN

Ketika temperatur mutlak T  0, suku    0  / kT


F memiliki dua nilai yang
mungkin.

(i) Untuk    F  0  ,    F  0  / kT   dan

(ii) Untuk    F  0  ,    F  0  / kT  

Maka fungsi Fermi dapat memiliki dua harga yakni

1
untuk    F  0  , f    
 0 dan
e 1

1
untuk    F  0  , f    
1
e 1

Hal ini menunjukkan bahwa pada temperatur mutlak nol, peluang keadaan dengan
energi    F 0  terisi sama dengan satu, dengan kata lain semua keadaan terisi. Sebaliknya
bahwa semua keadaan dengan energi    F 0  kosong. Bentuk fungsi Fermi untuk
temperatur mutlak nol ditunjukkan pada gambar berikut.

Sifat fungsi f    dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut. Pada temperatur
mutlak nol, fermion menduduki keadaan dengan energi yang paling rendah. Oleh karena
hanya satu fermion yang dapat menduduki satu keadaan, maka keadaan dengan energi paling
rendah semuanya terisi sampai semua fermion berada dalam tingkatan energi tersebut.
Singkatnya dapat dikatakan bahwa tingkatan energi Fermi adalah tingkatan energi tertinggi

14
yang diduduki oleh fermion pada temperatur mutlak nol, keadaan dengan tingkatan energi di
atasnya tidak terisi.

Nilai  F  0  dapat dicari dengan menggunakan syarat bahwa :

 ns   n   d   N
s 0

Oleh karena bentuk fungsi Fermi pada T  0 K, n     g    untuk    F ( 0 ) ,


ketika n     0 untuk    F ( 0 ) syarat di atas dapat ditulis menjadi :

EF ( 0 )

 n   d   N
0

Karena fermion merupakan sistem kuantum maka bentuk fungsi rapat keadaan g   
dapat diambil dari persamaan di bawah ini oleh karena momentum sudut spin fermion
memungkinkan lebih dari satu keadaan untuk setiap tingkatan energi. Dengan penerapan
yang lebih luas ini, misalnya dalam kasus elektron, kita dapat memandang bahwa bilangan
kuantum spin magnetiknya dapat berharga 21 dan  21 . Jadi memungkinkan dua keadaan
untuk tiap tingkatan energi.
3

 2m  2 1
g    V  4  2   2
h 

dalam sebuah ruang V . Persamaan tersebut menjadi :


F ( 0 ) 3

 2m  2 1
0
V  4  2   2 d   N
h 

2/ 3
h 2  3N 
 F 0    
2m  8 V 

Secara sederhana kita dapat menghubungkan besaran di atas dengan energi termal kT
dengan mendefenisikan temperatur Fermi TF melalui hubungan :

kTF   F  0 

Dalam tabel berikut disajikan nilai  F  0  dan TF untuk berbagai gas Fermi-Dirac
3
diantaranya gas fermion yang dibentuk oleh atom isotop Helium 2 H pada tekanan standar
dan juga gas elektron dalam logam alkali lithium dan natrium.

Gas

15
 F  0  eV  T( K )

Helium 0,94 x 10-3 10

Gas elektron dalam lithium 4,7 54.000

Gas elektron dalam natrium 2.1 24.000

Tabel 1. Energi dan temperatur Fermi

Untuk gas molekuler yang mengandung fermion, temperatur ferminya relatif rendah
dibandingkan temperatur kamar normal.

Dari tabel 1 nampak bahwa untuk gas elektron temperatur ferminya relatif tinggi,
diperkirakan bahwa kenaikan temperatur T dari temperatur mutlak ke nilai di sekitar
temperatur kamar hanya akan berpengaruh pada elektron-elektron dengan energi yang dekat
dengan energi Fermi. Hal ini ditunjukkan pada grafik berikut dengan asumsi bahwa kT ≠ ƐF
dan nilai fungsi Fermi diberikan untuk berbagai harga khusus (yang lebih mudah dihitung).

1
    F  kT  f    1
0,73
e 1

1
  F f    0,5
e 1
0

1
    F  kT  f    0,27
e1

f(ε)

ε
εF - kT εF+ kT

Distribusi jumlah elektron ke seluruh tingkatan energi merupakan perkalian antara


fungsi distribusi dengan rapat keadaan

n   d   f   g   d 

16
Bentuk grafik n    dapat dilihat pada gambar berikut.

Untuk selanjutnya, berdasarkan gambar grafik di bawah ini, dapat kita analisis fungsi
distribusi fermi-dirac untuk energi fermi 2,5 eV pada temperatur 0 k

Dimana pada suhu T = 0 K, dengan F(E) = 1 untuk E < E F dan F(E) = 0 untuk E > EF.
Dengan demikian pada temperatur mutlak nol semua tempat yang tersedia diduduki sampai
EF dan semua tempat di atas EF kosong. Tetapi ingat Z(E)dE adalah jumlah tempat antara E
dan E+dE. Sehingga jumlah total tempat adalah jumlah tempat adalah :

Yang harus sama dengan jumlah total elektron NL3, bila N adalah jumlah elektron
persatuan volume. Dengan menyubstitusikan persamaan diatas ke dalam persamaan (1.18)
persamaan berikut harus dipenuhi :

Dengan mengintegralkan dan menyelesaikan untuk EF diperoleh :

EF yang dihitung dari jumlah elektron bebas, diperlihatkan dalam tabel berikut ini.
Dengan demikian sekalipun pada temperatur mutlak nol, energi elektron mencakup batas
yang lebar.

Li 4,27 eV

Na 3,12 eV

K 2,14 eV

Rb 1,82 eV

Cs 1,53 eV

Cu 7,04 eV

Ag 5,51 eV

Al 11,70 eV

Tabel Level Fermi yang dihitung dengan menggunakan rumus untuk EF

Untuk energi elektron diatas Level Fermi, sehingga

17
Faktor 1 dalam persamaan (1.19) dapat diabaikan, menjadikan

Yang dapat diakui sebagai distribusi klasik Maxwell – Boltzmann. Karena itu, untuk
energi yang cukup besar distribusi Fermi-Dirac diturunkan ke distribusi Maxwell –
Boltzmann yang secara umum dinyatakan sebagai “Boltzmann Tail”.

Kedudukan tempat diduduki dan menggunakan fungsi F(E). Kemudian kita dapat
mengatakan untuk kasus yang ada, bahwa kemungkinan tempat diduduki secara
eksponensial.

Untuk energi di bawah level fermi sehingga

E - EF << kT

Persamaan (1.19) dapat didekati dengan

Kadang- kadang bermanfaat untuk berbicara tentang kemungkinan tempat tidak


diduduki dan menggunakan fungsi 1-F(E). Kemudian kita dapat mengatakan untuk kasus
yang ada, bahwa kemungkinan tidak diduduki secara eksponensial.

Dalam batas E~EF fungsi distribusi berubah agak lebih kasar dari mendekati satu ke
mendekati nol. Tingkat perubahan tergantung pada kT. Untuk temperatur mutlak nol,
perubahan sangat cepat, untuk temperatur lebih tinggi perubahan lebih bertahap. Kita dapat
mengambil daerah tengah (sangat diinginkan) seperti antara F(E) = 0,9 dan F(E) = 0,1. Lebar
daerah itu kemudian diperoleh dengan menyelesaikan persamaan (1.19) ke sekitar 4,4 kT.

Kesimpulannya, kita dapat membedakan tiga daerah untuk temperatur tertentu dari
E = 0 ke E = EF – 2,2 kT, s dimana kemungkinan pendudukan mendekati satu, dan
kemungkinan tidak diduduki berubah secara eksponensial. Daerah kedua dari E = E F – 2,2 kT
sampai E = EF + 2,2 kT , dimana fungsi distribusi berubah dari mendekati satu ke mendekati
nol, dan daerah ketiga dari E = EF + 2,2 kT sampai E= ~, dimana kemungkinan pendudukan
berubah secara eksponensial.

18
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Pada suhu 0 K, semua fermion terkumpul pada tingkat energi di bawah energi
maksimum yang disebut dengan energi Fermi, sehingga fungsi distribusi
Fermi Dirac tiba-tiba diskontinu pada energi batas tersebut.
2. Sifat-sifat elektron di dalam bahan dapat menentukan sifat elektrik dan sifat
magnetik dari sebuah zat padat.
3. Pada suhu T=0, fungsi distribusi Fermi-Dirac bernilai 1 untuk semua energi di
bawah energi Fermi dan bernilai nol untuk semua energi di atas energi Fermi.
4. Dalam azas larangan Pauli “ untuk atom yang memiliki lebih dari satu
elektron, misalnya Natrium, elekton–elektron tidak berkumpul ditingkat
energi rendah, karena masing-masing status hanya boleh ditempati tidak lebih
dari satu elektron.

B. SARAN
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis
menerima kritikan dan saran yang bisa membangun dalam penulisan makalah
untuk yang akan datang dari pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

M. Drab & V.Kralj-Iglic. (2018). Electric double layer of electrons: Attraction


between two like-charged surfaces induced by Fermi–Dirac statistics. Jurnal
Elsevier Physics Letters A,1-8.

Mertin, G. K., Richter, E., Oldenburger, M., Hofmann, M. H., Wycisk, D., Wieck,
A. D., & Birke, K. P. (2021). On the possible influence of the Fermi–Dirac
statistics on the potential and entropy of galvanic cells. Journal of Power
Sources, 498, 229870

20

Anda mungkin juga menyukai