Anda di halaman 1dari 29

“PENGANTAR FISIKA STATISTIKA”

“APLIKASI STATISTIK FERMI-DIRAC MENGANALISIS ENERGI


FERMI PADA BINTANG NEUTRON”

Dosen Pengampu:
Dr. Rai Sujanem, M.Si.
I Gede Arjana, S.Pd, M.Sc. RWTH

Oleh
Ni Putu Indah Pratiwi 1713021029/ VI B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
NEGARA
2020

i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa /
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah tugas akhir yang berjudul “Aplikasi Statistik Fermi-Dirac
Menganalisis Energi Fermi pada Bintang Neutron” tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Penulis sadar bahwa selesainya karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. Rai Sujanem, M.Si. dan I Gede Arjana, S.Pd., M.Sc. RWTH
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Fisika Statistika.
Dalam makalah tugas akhir ini akan dijelaskan materi mengenai,
pemahaman Statistik Fermi-Dirac dan Aplikasinya, Energi Fermi pada Statistik
Fermi-Dirac, Evolusi Bintang Menjadi Bintang Neutron, dan Analisis Energi
Fermi pada Bintang Neutron dengan Menggunakan Statistik Fermi Dirac,
sehingga dalam makalah tugas akhir ini, penulis berharap pembaca dapat
memahami dengan baik materi ini.
Penulis menyadari makalah tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna
dan tidak terlepas dari kesalahan ataupun kekurangan karena keterbatasan penulis.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca guna kesempurnaan makalah tugas akhir ini. Penulis berharap
semoga makalah tugas akhir ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan
bagi pembaca.

Negara, 2 Juni 2020

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................... 3
1.5 Metode Penulisan ................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 5
2.1 Statistik Fermi-Dirac serta penerapan aplikasinya ............................................. 5
2.2 Energi Fermi pada Statistik Fermi-Dirac ............................................................. 7
2.3 Bintang Neutron ............................................................................................... 11
2.4 Evolusi Bintang Menjadi Bintang Neutron ....................................................... 13
2.5 Energi Fermi pada Bintang Neutron ................................................................ 18
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 24
3.1 Simpulan ............................................................................................................ 24
3.2 Saran ................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat atau perilaku
sistem yang terdiri dari banyak partikel. Generalisasi perilaku partikel
merupakan cirri pokok dari pendekatan statistik. Sampai saat ini pendekatan
statistik cukup memadai untuk merepresentasikan keadaan sistem dan perilaku
partikel penyusunnya. Oleh karena itu perlu disusun cara memahami keadaan
suatu system dan perilaku partikel pada sistem partikel yang memenuhi
hukum-hukum fisika klasik maupun fisika modern.
Pada umumnya, statistik Fermi-Dirac membahas tentang fungsi
gelombang dari fermion yang antisimetris di bawah pengaruh pertukaran
fermion. Fermion merupakan partikel yang tak dapat dibedakan dan mengikuti
asas larangan Pauli: tidak boleh suatu partikel mepunyai bilangan kuantum
yang sama dalam waktu yang sama. Fermion mempunyai spin setengah.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, statistic Fermi-dirac dirumuskan
untuk assembli fermion, yaitu system kuantum dengan spin merupakan
kelipatan ganjil dari ⁄ . Sistem ini memiliki satu sifat khas yaitu memenuhi
pinsip eksklusi pauli. Berdasarkan prinssip ini maka tidak ada fermion yang
boleh memiliki sekumpulan bilangan kuantum yang sama. Satu keadaan
energi hanya boleh ditempati maksimum oleh dua fermion dengan syarat arah
spin harus berlawanan.
Kumpulan dari fermion tanpa interaksi disebut dengan gas fermi. Statistik
Fermi-Dirac diperkenalkan pada tahun 1926 oleh Enrico Fermi dan Paul Dirac
yang diaplikasikan pada tahun yang sama oleh Ralph Fawler dalam
menggambarkan kehancuran bintang kerdil putih. Pada tahun 1927 oleh
Arnold Sommerfeld digunakan untuk menggambarkan elektron dalam logam.
Mempelajari statistik Fermi-Dirac mengikuti aturan larangan pauli. Namun
ketentuan dalam statistik Fermi-Dirac ini lebih ketat dalam pengisian titik
fase. Misalkan suatu kompartemen bervolume h3 tidak boleh lebih dari dua
titik fase. Implikasinya, prinsip larangan pauli ini mempengaruhi susunan

1
elektron di dalam atom yang sama yang mempunyai bilangan kuantum yang
sama.
Penemuan neutron oleh James Chadwick (1891 - 1974) pada tahun 1932
mendorong para ahli fisika memprediksi eksistensi dari bintang neutron.
Perhitungan secara teori dari bintang neutron pertama kali dilakukan oleh
Oppenheimer dan Volkoff pada tahun 1939 yang mengasumsikan bahwa
bintang neutron berada dalam keadaan gas Fermi neutron yang diikat oleh
gravitasi. Pada tahun 1934, W. Baade dan F. Zwicky berpendapat bahwa
bintang neutron dibentuk dari sisa ledakan supernova, dimana sebagian besar
energinya dilepaskan oleh bintang dan intinya kolaps membentuk bintang
neutron dengan massa maksimum lebih besar dari limit massa Chandrasekhar
tersebut.
Perbedaan utama antara inti atom dan bintang neutron adalah bahwa inti
atom diikat hanya oleh gaya kuat nuklir, sedangkan bintang neutron juga
diikat oleh gaya gravitasi. Energi ikat gravitasi dari bintang neutron adalah
sekitar 10 % dari massa bintang neutron, sedangkan energi ikat inti oleh gaya
kuat nuklir yang paling besar dimiliki oleh inti atom 56 Fe sebesar 9
MeV/nukleon atau setara dengan 1 % dari massa inti 56Fe. Karena persentase
energi ikat gravitasi dari bintang neutron besarnya sekitar sepuluh kali dari
energi ikat inti 56 Fe, berarti komposisi dan keberadaan partikel penyusun
bintang neutron berbeda dengan komposisi dan keberadaan partikel dalam inti
56 Fe.
Ketika daur fusi bintang berakhir dengan terbentuknya unsur 56 Fe dan
massa akhir evolusi lebih besar dari limit Chandrasekhar, maka gaya gravitasi
akan mampu mengatasi interaksi degenerasi yang disebabkan harus
terpenuhinya asas larangan Pauli untuk elektron. Hal ini akan memaksa
terjadinya reaksi inversi beta, yaitu sebuah proton menangkap sebuah elektron
menghasilkan sebuah neutron dan membebaskan sebuah neutrino. Reaksi
inversi beta ini akan mengubah hampir semua proton dan elektron dari produk
akhir evolusi bintang dengan massa di atas limit Chandrasekhar menjadi
neutron sehingga hasil akhir evolusi bintang tersebut dikenal sebagai bintang
neutron.

2
Untuk menganalisis energi fermi pada bintang neutron digunakan statistik
fermi dirac. Dimana pada bintang neutron hampir semua proton dan elektron
dari produk akhir evolusi bintang dengan massa diatas limit chandrasekhar.
Sehingga gaya gravitasi akan mampu mengatasi interaksi degenerasi yang
disebakan harus terpenuhi asas larangan pauli untuk elektron. Oleh sebab itu,
penulis kali ini akan membahas mengenai “Aplikasi Statistik Fermi-Dirac
Menganalisis Energi Fermi pada Bintang Neutron”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Statistik Fermi-Dirac serta penerapan
aplikasinya?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan energi Fermi pada Statistik Fermi-Dirac?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan bintang Neutron?
1.2.4 Bagaimana evolusi bintang menjadi bintang Neutron?
1.2.5 Bagaimana analisis Energi Fermi pada Bintang Neutron dengan
menggunakan Statistik Fermi-Dirac?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.3.1 Mampu menjelaskan Statistik Fermi-Dirac serta penerapan
aplikasinya.
1.3.2 Mampu menjelaskan Energi Fermi pada Statistik Fermi-Dirac.
1.3.3 Mampu menjelaskan perngertian bintang Neutron.
1.3.4 Mampu menjelaskan evolusi bintang menjadi bintang Neutron.
1.3.5 Mampu menganalisis Energi Fermi pada Bintang Neutron dengan
menggunakan Statistik Fermi-Dirac.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini, adalah
sebagai berikut:
1.4.1 Menambah modul pembelajaran mengenai Statistik Fermi-Dirac serta
penerapan aplikasinya, energi Fermi pada Statistik Fermi-Dirac.

3
1.4.2 Memberikan tambahan wawasan mengenai perngertian bintang
Neutron dan evolusi bintang menjadi bintang Neutron, serta Energi
Fermi pada Bintang Neutron dengan menggunakan Statistik Fermi-
Dirac.
1.4.1 Memberikan wawasan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya pengetahuan tentang Aplikasi Statistik Fermi-
Dirac Menganalisis Energi Fermi pada Bintang Neutron.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah tugas akhir ini adalah
dengan menggunakan metode kajian pustaka yaitu mengumpulkan
berbagaisumber baik melalui buku-buku maupun media lain sepertiinternet
yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Statistik Fermi Dirac
Dalam mekanika statistik, statistik Fermi-Dirac merupakan kasus tertentu
dalam statistik partikel yang dikembangkan oleh Enrico Fermi dan Paul Dirac
dalam menentukan distribusi statistik keadaan energi fermion dari sistem
kesetimbangan termal. Dengan kata lain distribusi peluang tiap kemungkinan
level-level energi yang diduduki oleh suatu fermion. Pada umumnya, statistik
Fermi-Dirac membahas tentang fungsi gelombang dari fermion yang
antisimetris di bawah pengaruh pertukaran fermion. Fermion merupakan
partikel yang tak dapat dibedakan dan mengikuti asas larangan Pauli: tidak
boleh suatu partikel mepunyai bilangan kuantum yang sama dalam waktu
yang sama. Fermion mempunyai spin setengah. Statistik thermodinamika
digunakan untuk mendeskripsikan perilaku partikel dalam jumlah besar.

Gambar. 1 Kurva Hubungan E/(Ve) (Sumber:


https://en.wikipedia.org/wiki/Fermi–Dirac_statistics)
Kumpulan dari fermion tanpa interaksi disebut dengan gas fermi. Statistik
Fermi-Dirac diperkenalkan pada tahun 1926 oleh Enrico Fermi dan Paul Dirac
yang diaplikasikan pada tahun yang sama oleh Ralph Fawler dalam
menggambarkan kehancuran bintang kerdil putih. Dan pada tahun 1927 oleh
Arnold Sommerfeld digunakan untuk menggambarkan elektron dalam logam.
Mempelajari statistik Fermi-Dirac mengikuti aturan larangan pauli. Namun
ketentuan dalam statistik Fermi-Dirac ini lebih ketat dalam pengisian titik

5
fase. Misalkan suatu kompartemen bervolume h3 tidak boleh lebih dari dua
titik fase. Implikasinya, prinsip larangan pauli ini mempengaruhi susunan
elektron di dalam atom yang sama yang mempunyai bilangan kuantum yang
sama. Koordinat kompartemen di dalam ruang fase berkorespondensi dengan
bilangan kuantum. Dengan alasan itu, maka boleh terdapat dua titik fase di
dalam kompartemen yakni elektron-elektron yang mana titik representatif
mempunyai arah spin yang berlawanan. Jumlah maksimum titik representatif
mempunyai arah spin yang berlawanan. Jumlah maksimum titik representatif
di dalam sel dua kali jumlah kompartemen (sudah tentu kondisi aktual
mungkin kurang karena mungkin ada kompartemen yang kosong).
Sebelum pengenalan statistik Fermi-Dirac pada tahun 1926, pemahaman
beberapa aspek perilaku elektron sulit karena fenomena yang tampaknya
bertentangan. Sebagai contoh, elektronik kapasitas panas dari logam pada
suhu kamar tampak datang dari 100 kali lebih sedikit elektron daripada berada
di arus listrik. Ini juga sulit untuk memahami mengapa arus emisi , yang
dihasilkan dengan menerapkan medan listrik tinggi untuk logam pada suhu
kamar, hampir tidak tergantung pada suhu.
Kesulitan dihadapi oleh teori elektronik logam pada waktu itu adalah
karena mengingat bahwa elektron yang (menurut statistik teori klasik) setara
semua. Dengan kata lain, diyakini bahwa setiap elektron berkontribusi pada
panas spesifik sejumlah urutan konstanta Boltzmann k. Masalah statistik yang
tetap tak terpecahkan sampai penemuan statistik Fermi-Dirac.
Statistik Fermi-Dirac pertama kali diterbitkan pada tahun 1926 oleh Enrico
Fermi dan Paul Dirac . Menurut account, Pascual Jordan dikembangkan pada
tahun 1925 statistik yang sama yang disebut Pauli statistik, tapi itu tidak
dipublikasikan pada waktu yang tepat . Bahwa menurut Dirac, itu pertama kali
dipelajari oleh Fermi, dan Dirac menyebutnya statistik Fermi dan partikel
yang sesuai fermion.
Statistik Fermi Dirac diterapkan pada tahun 1926 oleh Fowler untuk
menggambarkan runtuhnya sebuah bintang kerdil putih. Pada tahun 1927
Sommerfeld diterapkan untuk elektron dalam logam dan pada tahun 1928

6
Fowler dan Nordheim diterapkan ke lapangan emisi elektron dari logam.
Fermi-Dirac statistik tetap menjadi bagian penting dari fisika.
 Hukum distribsui statistik Fermi-Dirac
Elektron bebas mempunyai spin , sehingga bilangan kuantum
magnetiknya ; dalam keadaan tidak ada medan magnet
elektron memiliki 2 keadaan yang berenergi sama (degenerate). Jadi
. Elektron dalam atom memiliki fungsi keadaan yang ditandai
dengan bilangan-bilangan kuantum: dan .
Untuk suatu harga ℓ ada (2ℓ +1) buah harga m ℓ ; sedangkan dengan s
= 1/2, ada dua harga = 1/2, -1/2. Jadi, tanpa medan magnet, ada 2(2 ℓ
+1) buah keadaan yang degenerate. Jadi = 2(2 ℓ +1). Berdasarkan
prinsip Pauli, untuk suatu pasangan dan hanya bisa
ditempati oleh satu elektron. Jadi ≤ .
Jika tingkat energi, , akan diisi dengan ni buah elektron, maka
dengan degenerasi gi, jumlah cara mengisikan partikel adalah:

Energi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan


sebuah elektron dari logam. Dalam kasus efek fotolistrik, elektron
dilepaskan jika foton . Besaran φadalah potensial yang disebut
fungsi kerja dari logam. Pada suhu tinggi, beberapa elektron menempati
keadaan di atas energi EF (lihat gambar (b)). Pada suhu yang cukup tinggi
beberapa elektron memperoleh energi sebesar sehingga
lepas dari logam. Proses ini disebut emisi termionik, dan merupakan dasar
bagi tabung elektron.
2.2 Energi Fermi pada Statistik Fermi-Dirac
Energi Fermi adalah energi maksimum yang ditempati oleh elektron pada
suhu 0 K. Dengan prinsip larangan pauli, fermion akan mengisi semua tingkat
energi yang tersedia. Namun pada suhu 0 K, tidak ada satupun fermion yang
menempati energi di atas energi Fermi seperti yang telah ditunjukkan oleh
gambar fungsi distribusi Fermi dirac pada suhu 0 K.
Kebergantungan energi Fermi terhadap besaran-besaran lain yang dimiliki
assembli. Jumlah totat fermion dapat dihitung dengan integral :

7
∫ , Dimana


Jumlah fermion tersebut dapat dihitung dengan mudah pada suhu 0 K karena
fungsi distribusi Fermi-Dirac memiliki bentuk yang sederhana. Jika
perhitungan dilakukan pada T =0, maka:

∫ ∫

∫ ∫

[∫ ∫ ]

 Jika
 Jika

[∫ ∫ ]


Ungkapan untuk kerapatan keadaan per satuan volume yaitu

⁄ ⁄

Khusus untuk elektron, karena dalam satu keadaan dapat ditempati dua
fermion dengan spin yang berlawanan (spin up dan spin down). Maka
rapat keadaan untuk fermion sama dengan dua kali nilai persamaan.

8
⁄ ⁄
∫ √

⁄ ⁄
√ ∫

⁄ ⁄


( )


( )


( )

Persamaan tersebut di atasdisebut dengan energi Fermi. Melalui


hubungan suhu Fermi yang berbanding lurus dengan energi Fermi, maka
dapat diperoleh pernyataan mengenai suhu Fermi pada suhu 0 K sebagai
berikut,


( )

Dalam ruang 3 dimensi, ukuran minimum ruang fasa yang diijinkan oleh
ketidakpastian Heisenberg

Jumlah keadaan dalam elemen ruang fasa

 Momentum total

Elemen ruang momentum tersebut akan berupa kulit bola dengan jari-jari
dan ketebalan
- Luas kulit bola =

9
- Ketebalan =
- Volume kulit bola = ,
Volume tersebut disubtitusi ke jumlah keadaan, sehingga

Kerapatan keadaan persatuan volume adalah

Kerapatan keadaan dalam variabel energi

dimana, √ √


Sehingga, √


𝑔 𝐸 𝜋√ 𝐸 𝑚 𝑑𝐸

⁄ ⁄
∫ √

⁄ ⁄
√ ∫

⁄ ⁄
√ ( )

⁄ ⁄

⁄ ⁄ ⁄

𝑉8𝜋 ⁄ ⁄
𝑁 𝑚 𝐸𝑓

10



( )


𝑁
𝐸𝑓 ( )
𝑚 𝜋𝑉

Energi dinamakan energi fermi, yaitu tingkat dimana energi tertinggi yang
ditempati elektron pada suhu T= 0 , hal ini terjadi, dalam keadaan dasar,
dimana elektronnya terisi penuh.


𝑁
𝑇𝑓 ( )
𝑚𝑘 𝜋𝑉

Temperatur fermi sendiri merupakan skala yang didapat dari pengubahan


energi fermi menjadi suhu.
2.3 Bintang Neutron
Bintang neutron adalah salah satu bentuk tahap akhir kehidupan dari
bintang yang sudah tua. Sesuai namanya, bintang ini didominasi oleh neutron,
dengan sangat sedikit proton dan elektron. Padahal semua benda di sekitar kita
terdiri dari atom yang pasti ada neutron, elektron, dan protonnya. Lalu
mengapa bisa bintang ini hanya berisi neutron saja ya?
Sebuah bintang neutron adalah bekas sebuah bintang yang mati. Bintang
neutron tidak memiliki cahaya lagi setelah habis gas terbakar dan meledak.
Tapi apakah bintang ini benar benar mati menjadi sebuah planet kembali. Atau
berubah menjadi sebuah benda yang berbeda di ruang angkasa. Bintang
neutron di dominasi 2 tekanan yang seimbang. Antara gravitasinya sendiri dan
tekanan radiasi di inti. Bentuknya sangat berbeda dibanding planet, yang
memiliki bola raksasa seperti inti besi cair, dan di bagian luar adalah bebatuan.
Seperti apa bentuk bintang neutron, tentu tidak ada yang dapat melihat.
Karena bintang ini tidak memiliki cahaya, hanya saja begitu padat.

11
Sebelum dilanjutkan, kita bahas sedikit mengapa bintang bisa bersinar ya.
Cahaya bintang sebenarnya berasal dari proses pembangkitan energi di bagian
pusatnya (bisa kita sebut reaksi nuklir) yang sangat panas (pusat Matahari saja
bersuhu 15 juta °C).
Selain energi dan cahaya, reaksi nuklir juga menghasilkan tekanan ke arah
luar yang melawan tekanan ke arah dalam (gravitasi) yang berasal dari materi
bagian luar bintang. Selama bintang masih menjalankan reaksi nuklirnya,
maka bentuknya akan stabil karena tekanan ke luar bisa mengimbangi tekanan
ke dalam. Sama seperti balon yang kita tiup, jika udara di dalam balon tidak
berkurang, maka bentuknya akan tetap. Tapi jika terdapat kebocoran, udara di
dalam balon akan keluar, tekanan dari dalam berkurang, dan balon pun jadi
kempis.
Seperti makhluk hidup, bintang juga bisa menjadi tua. Ketika itu terjadi,
reaksi nuklir di bagian pusatnya sudah mulai melambat hingga akhirnya
berhenti. Akibatnya, tekanan ke arah luar berkurang dan bagian luar bintang
mulai menekan ke pusat (runtuh).

Gambar. 2 Crab Nebula (Sumber;


https://duniaastronomi.com/2018/12/apa-itu-bintang-neutron-bagaimana-
cara-terbentuknya/)
Crab Nebula atau Nebula Kepiting di rasi Taurus ini adalah sisa supernova
yang di bagian pusatnya terdapat sebuah bintang neutron berukuran sekitar 30
km dan berputar 30,2 kali per detik (Sumber: Crab Nebula, Wikimedia
Commons).

12
Jika bintang tersebut awalnya memiliki massa antara 4 hingga 8 kali massa
Matahari, bagian pusatnya akan menjadi begitu padat sehingga elektron
terdorong ke pusat atom, bereaksi dengan proton, dan menghasilkan energi
yang besar. Energi ini akan mendorong bagian luar bintang sehingga terjadilah
supernova atau ledakan bintang dan menyisakan bagian pusatnya yang sangat
padat tersebut. Inilah yang disebut bintang neutron, yang memiliki beberapa
sifat ekstrim sekaligus.
Pertama, dengan ukuran sekitar 10 km tetapi massanya antara 1,4 hingga 2
kali massa Matahari, bintang neutron adalah bintang paling kecil dan padat di
alam semesta. Coba bayangkan betapa padatnya bintang neutron dengan
menggunakan analogi berikut.
Kalau kita “ambil” materinya seukuran kotak korek api, massanya bisa
mencapai 10 milyar ton! Kemudian suhu di permukaannya bisa mencapai
600.000 Kelvin, medan magnetnya bisa mencapai 1015 (1 quadrillion atau 1
juta milyar) kali lebih kuat dari Bumi, percepatan gravitasi di permukaannya
mencapai 2×1011 (200 milyar) kali lebih kuat dari Bumi, dan kecepatan
rotasinya bisa mencapai 716 kali per detik atau 43.000 putaran per menit!
Salah satu bintang neutron berada di pusat nebula yang cukup terkenal,
yaitu Crab Nebula. Nebula yang merupakan sisa ledakan supernova tahun
1054 ini terletak di rasi Taurus.
2.4 Evolusi Bintang Menjadi Bintang Neutron
Bintang ketika hidup, berisikan hidrogen yang melakukan fusi ke helium.
Bila ukuran bintang sangat besar, setelah hidrogen habis, sisa helium menjadi
fusi komponen karbon. Lapisan bintang neutron seperti lapisan bawah
bentuknya berlapis lapis, dan atom sangat berat membentuk inti bintang
neutron.

13
Gambar.3 lapisan Bintang Neutron (Sumber:
http://www.obengplus.com/articles/4866/1/Bintang-Neutron-benda-apakah-
ini-lalu-apa-bintang-Pulsar-dan-bintang-Magnetar.html).
Carbon memfusikan ke dalam neon. Dimana terjadi kebocoran menjadi
oksigen atau silikon. Reaksi fusi ini juga membuat fusi ke bagian bahan besi.
Ketika fusi nuklir disana berhenti, tekanan radiasi turun tajam. Akhirnya
bahan di dalam bintang mulai tidak seimbang. Bila dahulunya sebuah massa
bintang mencapai 1.4x lebih besar dari ukuran matahari. Yang terjadi adalah
keruntuhan, dan dilapisan paling luar akan mencapai kecepatan sampai 70 ribu
km perjam. Dan berakhir sebuah bintang meledak, itulah akhir dari hidup
sebuah bintang. Setelah itu terjadi proses ledakan dimulai pembentukan
bintang neutron. Bagaimana dengan sisa inti bintang disana, semua akan
berubah menjadi sangat padat. Ukuran materi 1 cm kubik setara dengan berat
besi sepanjang 700 meter. Gravitasi di bintang neutron sangat kuat, walau
belum mencapai kekuatan Black Hole. 1 kotak kecil seperti gula, memiliki
berat setara 1 triliun kg. Kira kira sama beratnya seperti sebuah gunung.
500.000 x massa bumi, dikecilkan menjadi sebuah bola seukuran kota. Bila
kita menjatuhkan benda di ketinggian 1 meter diatas permukaan bintang
neutron. Benda akan jatuh dengan kecepatan sangat cepat atau benda akan
lansung menyentuh permukaan dalam waktu 1 mikro detik (ilustrasi).
Bagaimana dengan permukaan bintang neutron. Permukaan disana sangat rata,
benar benar seperti bola besi. Sisa atmosfer atau sisa gas hanya plasma yang
tipis. Begitu panas permukaan bintang neutron, mencapai 999.800 derajat
celcius. Bandingkan dengan panas di matahari hanya mencapai 5000 derajat
celcius.
Mengapa begitu panas, karena bintang ini menjadi besi (atau materi lain)
dan di dominasi dengan bahan besi. Intinya belum bisa diperkirakan.
Diperkirakan seperti Quark plasma. Perubahan benda seperti ini hanya terjadi
dalam kondisi lingkungan luar biasa ekstem. Bila diperumpamakan sebuah
bintang neutron adalah atom raksasa. Bedanya dengan atom kecil terkait
dengan gaya tariknya sendiri. Di bintang neutron, yang terjadi karena gravitasi
sangat kuat.

14
Materi purba yang dihasilkan dari proses kelahiran jagat raya terdiri atas
75% awan gas hidrogen dan 25% awan gas helium, sedangkan semua unsur
kimia lainnya akan terbentuk oleh berbagai reaksi inti pada bagian dalam
bintang. Karena pengaruh gaya gravitasi, maka awan hidrogen dan helium
menyusut sehingga energi potensial gravitasi berkurang akibat jarak rata-rata
antaratomnya berkurang. Untuk mengimbangi agar energi totalnya kekal,
maka energi kinetiknya harus bertambah, di mana pertambahannya diikuti
dengan kenaikan suhu.
Sewaktu awan itu terus menyusut, suhu di sekitar pusatnya naik dengan
cepat sekali. Keadaan akhirnya suhu dalam rentang 107K tercapai dan energi
kinetic termal proton cukup besar untuk melampaui tolakan Coulomb antara
mereka, sehingga reaksi inti (fusi) antarproton menjadi helium mulai
berlangsung, dan lahirlah sebuah bintang. Ini terjadi setelah penyusutan
berlangsung sekitar 106 tahun.
Bintang sekarang memasuki masa stabil dan penyusutan selanjutnya
dihadang oleh tekanan keluar radiasi (foton) yang menjalar dari pusat ke
permukaan bintang. Bintang terus membangkitkan energi dalam reaksi fusi
pada tingkat laju reaksi yang ditentukan oleh massanya. Untuk bintang seperti
matahari, masa ini bertahan kurang lebih selama 1010 tahun, sedangkan untuk
bintang yang lebih besar massanya (10 hingga 100 kali massa matahari)
pembakarannya hanya bertahan sekitar 107 tahun.
Ketika semua hidrogen diubah menjadi helium dalam reaksi fusi,
penyusutan karena gravitasi kembali berlangsung dan suhu bintang naik dari
sekitar 107K menjadi sekitar 108K. Pada suhu ini, tersedia energi kinetik
termal yang cukup untuk melawan tolakan Coulomb antara inti helium,
dan memungkinkan fusi helium mulai berlangsung.
Bintang Neutron menjadi sesuatu yang menarik untuk diketahui karena
sifat-sifatnya yang sangat aneh. Dengan diameter sekitar 25 km, seperti
ukuran ibukota negara dibumi ini, bintang neutron mempunyai massa yang
sangat besar yaitu sekitar 1,4 massa matahari. Dengan gambaran satu sendok
teh bagian dari bintang neutron bisa mempunyai massa miliaran ton. Bisa
dikatakan bahwa bintang neutron sangat padat. Karena ukurannya yang kecil

15
dan kepadatan yang tinggi, permukaan bintang neutron memiliki medan
gravitasi yang tinggi sekitar 2x1011 atau 200 milyard medan gravitasi bumi.
Sedangkan medan magnet bintang neutron sekitar sejuta kali lebih kuat
daripada medan magnet yang ada dibumi. Dilihat dari kerapatan bintang
neutron mempunyai kerapatan sekitar 109 dipermukaannya terus membesar
menjadi 1017 disekitar pusat bintang hampir sama dengan kerapatan sebuah
inti atom.
Bintang Neutron adalah akhir dari suatu bintang, awalnya bintang ini
mempunyai massa 4 – 8 lebih besar dari massa matahari, bintang ini
mempunyai dua gaya yang seimbang. Yang pertama gaya gravitasi yang
cenderung mengerutkan dan yang kedua gaya nuklir yang cenderung
mengembangkan, sesudah kehabisan pembakaran pada bahan bakar nuklirnya,
dan dilanjutkan dengan terjadinya supernova (ledakan yang sangat besar
dengan warna-warna yang terang). Sesudah peristiwa supernova hanya ada
gaya gravitasi maka bintang ini mengerut menjadi kecil. Proton dan elektron
didalamnya bergabung menjadi netron, oleh sebab itu disebut bintang neutron.
Sesudah peristiwa supernova tersebut, maka bintang-bintang yang
masanya beberapa kali lebih dari matahari akan menjadi lubang hitam (black
hole), sedangkan yang lebih ringan dari matahari akan menjadi kerdil putih
(white dwaft). Lubang hitam dimana tidak ada sesuatupun yang bisa lolos
darinya termasuk cahaya. Menurut teori relativitas umum adalah bagian dari
angkasa, merupakan hasil deformasi dari ruang waktu yang disebabkan oleh
massa yang terlalu kompak. Disebut hitam karena menyerap semua sinar yang
datang padanya tanpa memantulkannnya.
Observatorium Chandra X-Ray NASA menangkap supernova ini. Bintang
neutron adalah titik biru di pusat gambar berikut.

16
Gambar 4. Bintang Neutron (Sumber: Daily Mail)
Untuk pertama kalinya Astronom mengamati bayi bintang neutron,
ledakan inti super-padat dari sebuah bintang, menurut Daily Mail. Ini adalah
bintang termuda dari bintang sejenis yang pernah ditemukan dengan diameter
12,4 mil, masa kelahiran 330 tahun yang lalu.
Astronom telah mengidentifikasi sumber sinar-X kuat sejak 1999, telah
menyelimuti misteri yang bersumber dari bintang neutron 11.000 tahun
cahaya dari Bumi di pusat Supernova Cassiopeia A. Bintang-bintang neutron
super-padat, inti dari bintang-bintang besar yang meledak di akhir hidup
mereka.

Gambar 5. Posisi bintang neutron di Cassiopeia (Sumber: Daily Mail)


Dengan diameter 12,4 mil, telah berselimut misteri karena ini telah
diidentifikasi sebagai sumber sinar-X kuat pada tahun 1999 (Daily Mail).
Tekanan berat gravitasi, mereka hampir seluruhnya terdiri dari neutron,
partikel sub-atom yang tidak memiliki muatan listrik yang membentuk atom-
atom.
Dalam penyelidikan terbaru, bintang neutron memiliki atmosfer karbon
yang unik hanya setebal empat inci. Astronom pertama dari Britain Royal,
John Flamsteed, diyakini telah mengamati supernova yang melahirkan bintang
neutron ini di tahun 1680. Ilmuwan tertarik dengan karbon atmosfer bintang

17
yang tebalnya hanya 10 cm. Hal ini sebanding dengan atmosfer kita
sendiri yang tebalnya 100 km (Daily Mail).
Astronom mengamati supernova menggunakan sinar-X Chandra, teleskop
ruang angkasa yang diluncurkan oleh badan antariksa Amerika NASA pada
tahun 1999. Para ilmuwan telah mengidentifikasi banyak bintang neutron lain
yang rata-rata jauh lebih tua. Elemen berat dilemparkan ke angkasa luar oleh
supernova berakhir di bebatuan dari planet seperti Bumi. Bahkan tubuh
manusia sebagian besar terkomposisi dari debu bintang.
Profesor Craig Heinke, dari Universitas Alberta di Kanada, menerbitkan
hasil penelitian terbarunya di jurnal Nature, mengatakan: "Penemuan ini
membantu kita memahami bagaimana kelahiran bintang-bintang neutron
dalam ledakan supernova yang dasyat. "Kelahiran bintang neutron disertai
panas fusi nuklir yang terjadi di permukaannya, menghasilkan karbon
atmosfer hanya setebal 10 cm." (Erabaru/Daily Mail/art)

Gambar 6. Bintang Neutron yang berjarak 400 tahun cahaya dari bumi
(Sumber: Daily Mail).
Bintang neutron dapat berotasi hingga 600 putaran per detik. Dari
informasi, energi ikat nuklir diketahui bahwa reaksi fusi (penggabungan) yang
terjadi akan berhenti jika material bintang telah menjadi besi. Dengan
demikian terjadi penumpukan besi hingga massa bintang neutron menjadi 1,4
kali massa matahari.
2.5 Energi Fermi pada Bintang Neutron dengan menggunakan Statistik
Fermi-Dirac

18
Sebagaimana dijelaskan sejauh ini, hukum-hukum Newton masih menjadi
prinsip fundamental yang mendasari ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari
baik pada skala manusia, atau bahkan pada skala planet dan bintang. Namun
pada skala yang jauh lebih besar, yaitu ketika kita berbicara tentang benda
yang sangat besar, atau seluruh alam semesta, maka hukum gravitasi Newton
tidak dapat menjelaskan dengan baik. Kita harus menggunakan gagasan yang
dikembangkan oleh Albert Einstein pada abad ke-20, yang dituangkan dalam
teori relativitasnya. Pada skala yang jauh lebih kecil (lebih kecil dari atom),
hukum mekanika Newton pun tidak dapat berbicara banyak sehingga kita
harus menggunakan teori lain, yang dikembangkan pada abad ke-20, yaitu
teori mekanika kuantum (Gribbin, 2005: 19).
Dalam pasal terakhir, kita melakukan sedikit kesilapan dalam menghitung
sifat-sifat bintang katai putih. Pernyataan bagi EF yang diturunkan
menggunakan pernyataaan klasik p2/2me bagi energi kinetic electron. Ketika
kita menghitung energi Fermi, kita dapati EF=0,194 MeV, jadi tidaklah benar
bahwa EF<<meC2. Bagi taksiran yang kita buat dalam pasal terakhir itu,
persoalan ini tidaklah terlalu mempengaruhi. Tetapi bila massa sang bintang
cukup besar, EF meningkat dan efek relativistic tidak lagi dapat diabaikan.
Meskipun demikian, masih tetap berlaku bila M (dan karena itu juga N)
bertambah, maka EF juga meningkat. Apakah asas Pauli mampu menghadang
penyusutan bintang apapun, tidak peduli seberapa besarpun massanya?
Terdapat suatu batas massa sekitar 1,4 kali massa matahari, yang disebut
massa Chandrasekhar, di atas mana asas Pauli yang diterapkan pada elektron
tidak dapat menghadang penyusutan gravitasi selanjutnya. Marilah kita lihat
bagaimana hal ini terjadi. Bagi sebuah bintang katai putih dengan massa
sebesar massa Chandrasekhar, perhitungan klasik kita memberikan EF=0,304
MeV. Tetapi ingat ini adalah energi dimana distribusi Fermi-Dirac bernilai
0,5.masih terdapat skor distribusi Fermi-Dirac, dimana elektron-elektron pada
skor tersebut memiliki energi yang cukup tinggi untuk menghasilkan reaksi
peluruhan beta invers berikut:
e- + p → n + v

19
yang memiliki nilai Q sebesar 0,782 MeV, tidak terlalu jauh di atas EF. Reaksi
ini akan menghilangkan sebagian elektron dari bintang, dan dengan demikian
menurunkan efek asas Pauli, sehingga memperkenankan bintang mengalami
sedikit penyusutan (R bergantung pada Ne5/3). Energi Fermi kini meningkat,
sehingga mendesakkan lebih banyak elektron berada di atas nilai Q 0,782
MeV, yang mengakibatkan lebih banyak lagi electron yang dihilangkan dan
seterusnya, sehingga semua (atau hampir semua) elektron musnah. Bintang
sekarang hanyalah tersusun dari gas neutron, tanpa gas proton dan elektron.
“Tekanan” elektron kini tidak lagi mampu menghadang penyusutan gravitasi,
sehingga bintang terus menyusut hingga asas Pauli kembali berlaku bagi gas
neutron (yang juga memenuhi statistik Fermi-Dirac) dan menghadang
penyusutan selanjutnya.
Bagi sebuah bintang dengan massa 1,5 kali massa matahari, misalnya
R=11 km, dan kerapatannya sekitar 4x1014 g/cm3. Ini hampir sama dengan
kerapatan bagian dalam inti atom, jadi dalam pengertian ini, sang bintang
menjadi sebuah inti raksasa, berdiameter 20 km, dengan nomor massa sekitar
1057. Objek-objek seperti itu, kini dikenal sebagai bintang neutron.
Apakah bintang neutron ini hanyalah sekedar khayalan para fisikawan
ataukah mereka memang benar hadir di alam ini? Pada tahun 1967, para
astronom radio di Cambridge University, Inggris menemukan suatu sinyal
unik di antara pengamatan mereka. Karena sebelumya tidak ada suatu objek
astronomi menghasilkan pulsa teratur, kelompok Cambridge ini mula-mula
menduga bahwa mereka telah mungkin menemukan sinyal-sinyal dari suatu
peradaban berakal angkasa luar.
Kaitan antara pulsar dan bintang neutron pertama kali diajukan oleh
astronom Thomas Gold setelah pulsar ditemukan. Gold mengemukakan
bahwa penyusutan sebuah bintang yang berotasi menjadi sebuah bintang
neutron harusnyalah menyebabkan bintang neutron berputar lebih cepat
(karena momentum sudut kekal dalam proses penyusutan bintang, penurunan
dalam momen lembam, sewaktu bintang menyusut, haruslah diimbangi
dengan peningkatan laju perputaran bintang). Medan magnet kuat dari objek
yang berotasi secepat itu akan menjebak setiap partikel bermuatan yang

20
dipancarkan dan mempercepatkan mereka hingga mencapai laju yang tinggi,
dimana mereka akan memancarkan radiasi. Ketika bentang berputar berkas
radiasi yang dipancarkan ini akan menyapu ruang sekelilingnya seperti sebuah
lampu sorot pencari atau menara pengawas pantai, dan kita sempat
mengamatinya ketika bumi disapu oleh sorotannya. Sedang waktu antara dua
pulsa yang berturutan, menurut tafsiran ini adalah separuh dari periode rotasi
bintang neutron (Kenneth, 2008: 679).
Jika penjelasan mengenai bintang pulsar ini benar, kita seharusnya dapat
mengamati terjadinya sedikit penurunan dalam laju rotasi bintang neutron,
karena energi yang dipancarkan haruslah dibayar dengan penurunan energi
kinetic rotasi bintang neutron. Efek ini telah dilihat terjadi pada hampir semua
pulsar, dengan jumlah penurunan sebanyak 10-9 bagian per hari.
Walaupun mekanisme yang pasti mengenai penyusutan sebuah bintang
menjadi sebuah bintang neutron belum dipahami, kita mencurigai bahwa
bintang neutron merupakan sisa ledakan dahsyat yang dikenal sebagai
supernova. Pada tahun 1054, para astronom Cina mengamati suatu ledakan
supernova (yang mereka sebut bintang tamu) yang tampak pula pada siang
hari selama beberapa hari. Cincin ledakan itu kini kita lihat sebagai Crab
Nebula. Pada pusat Crab Nebula ternyata terdapat sebuah pulsar, yang berotasi
dengan periode 30 Hz. Sungguh mengesankan bahwa tidak satu pun dari
sekian banyak foto Crab Nebula yang diambil sebelum tahun 1967
menampakkan kerdipan pulsar setiap 0,033 detik. Ini disebabkan karena
semua gambar foto tersebut diambil untuk waktu pencahayaan yang cukup
lama. Tetapi, jika dilakukan pengamatan yang saksama, efek kerdipan itu
dapat dilihat dengan cukup jelas.

21
Gambar 6: Pemancaran radiasi dari sebuah bintang neutron berputar.
Partikel-partikel bermuatan ditangkap ketika mereka bergerak dalam lintasan
spiral mengelilingi garis-garis gaya medan magnet. Karena medan magnet
berotasi dengan laju rotasi yang sama, percepatan sentripetal partikel yang
berada jauh dari bintang akan sangat besar, sehingga semua partikel yang
mengalami percepatan disitu akan memancarkan radiasi.

Gambar 7: Crab Nebula, sisa ledakan supernova yang diamati pada tahun
1054 (jasa baik foto dari Kitt Peak National Observatory)
Bintang Neutron adalah akhir dari suatu bintang , awalnya bintang ini
mempunyai massa 4 – 8 lebih besar dari massa matahari, bintang ini
mempunyai dua gaya yang seimbang. Yang pertama gaya gravitasi yang
cenderung mengerutkan dan yang kedua gaya nuklir yang cenderung
mengembangkan, sesudah kehabisan pembakaran pada bahan bakar nuklirnya,
dan dilanjutkan dengan terjadinya supernova (ledakan yang sangat besar
dengan warna-warna yang terang). Sesudah peristiwa supernova hanya ada
gaya gravitasi maka bintang ini mengerut menjadi kecil. Proton dan elektron
didalamnya bergabung menjadi netron, oleh sebab itu disebut bintang neutron.
Bintang Neutron memiliki diameter sekitar 25 km dan massa yang sangat
besar yaitu sekitar 1,4 massa matahari. Bisa dikatakan bahwa bintang neutron
sangat padat. Karena ukurannya yang kecil dan kepadatan yang tinggi,
permukaan bintang neutron memiliki medan gravitasi yang tinggi sekitar
2x1011 atau 200 milyard medan gravitasi bumi. Sedangkan medan magnet
bintang neutron sekitar sejuta kali lebih kuat daripada medan magnet yang ada
dibumi. Dilihat dari kerapatan bintang neutron mempunyai kerapatan sekitar

22
109 dipermukaannya terus membesar menjadi 1017 disekitar pusat bintang
hampir sama dengan kerapatan sebuah inti atom.
Perkiraan besaran-besaran fisis bintang neutron adalah
Kerapatan dipermukaan
Kerapatan disekitar pusat bintang
Massa
8
Suhu pusat K
Pada suhu tersebut, berkaitan dengan energi sebesar kT
dan semua atom helium terionisasi.
Berdasarkan data kerapatan bintang kita dapat memperkirakan jumlah
atom helium persatuan volume. Massa atom helium adalah 4 x (1,67 x 10-
27
kg) 6 x 10-27kg. Jumlah atom helium per satuan volume adalah

Satu atom helium menyumbang dua elektron. Dengan demikian, kerapatan


elektron adalah

( )

Kerapatan ini menghasilkan energi fermi sebesar

√ √
( )( ) ( )( )

23
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Statistik Fermi-Dirac adalah statistik yang membahas tentang fungsi
gelombang dari fermion yang antisimetris di bawah pengaruh pertukaran
fermion. Fermion merupakan partikel yang tak dapat dibedakan dan
mengikuti asas larangan Pauli: tidak boleh suatu partikel mepunyai
bilangan kuantum yang sama dalam waktu yang sama. Fermion
mempunyai spin setengah.
2. Ungkapan untuk energy Fermi pada suhu 0 K sebagai berikut

( )

Suhu Fermi dapat didefinisikan melalui hubungan , maka


diperoleh ungkapan untuk suhu Fermi pada suhu 0 K sebagai berikut:

( )

3. Sebuah bintang neutron adalah bekas sebuah bintang yang mati. Bintang
neutron tidak memiliki cahaya lagi setelah habis gas terbakar dan meledak.
Tapi apakah bintang ini benar benar mati menjadi sebuah planet kembali.
Atau berubah menjadi sebuah benda yang berbeda di ruang angkasa.
Bintang neutron di dominasi 2 tekanan yang seimbang. Antara
gravitasinya sendiri dan tekanan radiasi di inti. Bentuknya sangat berbeda
dibanding planet, yang memiliki bola raksasa seperti inti besi cair, dan di
bagian luar adalah bebatuan. Seperti apa bentuk bintang neutron, tentu
tidak ada yang dapat melihat. Karena bintang ini tidak memiliki cahaya,
hanya saja begitu padat.
4. Bintang Neutron adalah akhir dari suatu bintang yang awalnya mempunyai
massa 4 – 8 lebih besar dari massa matahari dengan dua gaya seimbang.
Yaitu gaya gravitasi yang cenderung mengerutkan dan gaya nuklir yang
cenderung mengembangkan. Sesudah kehabisan pembakaran pada bahan
bakar nuklirnya, dan dilanjutkan dengan terjadinya supernova (ledakan
yang sangat besar dengan warna-warna yang terang) maka bintang ini

24
mengerut menjadi kecil. Proton dan elektron didalamnya bergabung
menjadi netron, oleh sebab itu disebut bintang neutron.
4.2 Saran
Saran yang penulis dapat sampaikan kepada pembaca agar pembaca selalu
memperluas pengetahuan dan pemahaman agar tidak hanya terpaku dari satu
sumber, tetapi dari berbagai sumber yang relevan seperti buku, ensiklopedia
dan lain-lain sehingga pembaca dapat menerapkan apa yang telah
dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

25
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. (2009). Pengantar Fisika Statistik. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Anonym. (2020). Statistic Fermi-Dirac. Wikipedia. Tersedia pada:
https://en.wikipedia.org/wiki/Fermi–Dirac_statistics. Diakses: 2 Juni 2020.
Brotosiswojo, Suprapto. (1998). Pengantar Fisika Statistik. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Dunia Astronomi. (2019). Apa Itu Bintang Neutron? Bagaimana Cara
Terbentuknya?. Tersedia pada: https://duniaastronomi.com/2018/12/apa-
itu-bintang-neutron-bagaimana-cara-terbentuknya/. Diakses: 1 Juni 2020.
Gribbin, Jhon. (2005). Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
Krane, Kenneth. (2008). Fisika Modern. Jakarta: universitas Indonesia.
N. K. Glendenning, Compact Stars: Nuklear Physics, Particle Physics, and
General Relativity, Second Edition, Springer, New York (2000).
Purwanto,A,. (2007). Fisika Statistik. Yogyakarta: Gava Media.
Rustam. E. (2012). Fisika Statistik. E-books UNPAD. Tersedia pada;
http://phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2019/01/Buku-Fistat.pdf.
Diakses: 2 Juni 2020.
S. L. Shapiro and S.A Teukolsky, Black Holes, White Dwarfs, and Neutron Stars,
John Wiley and Sons (1983).
Science. (2019). Bintang Neutron. Tersedia pada:
http://www.obengplus.com/articles/4866/1/Bintang-Neutron-benda-
apakah-ini-lalu-apa-bintang-Pulsar-dan-bintang-Magnetar.html. Diakses: 2
Juni 2020.
Supu, Amiruddin. (2010). Bahan Ajar FISIKA STATISTIK. Kupang : UNDANA

26

Anda mungkin juga menyukai