Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FISIKA SEKOLAH II

TEORI KUANTUM
DOSEN PENGAMPU : I WAYAN DARMADI, S.SI., M. PD

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5

WAODE TIRTA MURLINA A24121014


NUR FAHRA AGUSTAM A24121027
IIS KUSMIATININGSIH A24121045
SRI WAHYUNI A24121069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Sekolah II dengan
judul materi “Teori Kuantum”
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak I Wayan Darmadi, S.S.,
M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika Sekolah II yang telah
memberikan tugas ini, sehingga kami sebagai penyusun makalah dan juga para
pembaca dapat menambah wawasan mengenai salah satu cabang ilmu fisika
modern yaitu teori kuantum.
Demikianlah makalah ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat
memenuhi tugas mata kuliah Fisika Sekolah II dan kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan khususnya untuk pembaca. Tak ada
gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan
hati, saran-saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari para
pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada
waktu mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
1.2 Teori Kuantum Plank.................................................................................6
1.3 Perkembangan Model Atom.......................................................................9
1.4 Model Atom Para Ilmuwan......................................................................10
2.3.1 Mode Atom Dalton...........................................................................10
2.3.2 Mode Atom Joseph John Thomson...................................................11
2.3.3 Mode Atom Rutherford....................................................................12
2.3.4 Mode Atom Niels Bohr.....................................................................14
BAB III............................................................................................................................16
KESIMPULAN................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semuar materi disusun oleh atom-atom. Sebelum akhir abad ke-19 atom
dipandang sebagai komponen terkecil penyusun materi yang tidak dapat dibagi-
bagi lagi. Sifat materi yang satu berbeda dengan sifat materi lainnya karena atom
satu materi berbeda dengan atom materi lainnya. Konsep ini bertahan sangat lama
karena tidak ada eksperimen yang bisa menunjukkan bahwa atom tersusun atas
partikel-partikel yang lebih kecil lagi. Konsep ini berubah ketika memasuki abad
20. Banyak pengamatan yang tidak dapat diterangkan oleh konsep atom yang
tidak dapat dibagi-bagi. Eksperimen-ekperimen tersebut menunjukkan bahwa
atom tersusun atas partikel-partikel yang lebih kecil. Dan konsep inilah yang
berlaku hingga sekarang.
Para ilmuwan telah menduga bahwa materi walaupun kelihatannya kontinu
dia memiliki struktur tertentu pada tingkat mikroskopik di luar jangkauan indra
manusia. Dugaan ini menjadi kenyataan setelah ditemukan dan teridentifikasinya
partikel dasar dari atom berupa sebuah inti kecil terdiri dari proton dan neutron,
serta sejumlah elektron pada jarak yang agak jauh.
Terdapat dugaan yang kuat dalam pikiran kita bahwa elektron berputar di
sekeliling inti atom, seperti planet mengelilingi matahari, tetapi menurut teori
elektromagnetik klasik menolak kemungkinan terdapatnya elektron berputar
mengelilingi inti atom tersebut. Dalam usaha memecahkan kesukaran ini Niel
Bohr menerapkan gagasan kuantum pada struktur atom, untuk mendapatkan
gambaran struktur atom yang benar. Ternyata gambaran yang diperoleh masih
terdapat kekurangan dan harus diganti dengan penerapan mekanika kuantum
supaya didapatkan ketelitian yang lebih besar. Teori atom Bohr mengenai atom
hidrogen sangat berharga karena teori ini merupakan transisi pengertian teori atom
yang sederhana ke teori atom yang lebih abstrak dan kompleks.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terurai diatas maka penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep teori kuantum plank ?
2. Bagaimana perkembangaan model atom?
3. Bagaimana model atom yang di gagas oleh para ilmuwan ?

1.3 Tujuan
Makalah ini disusun guna memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat
bagi para pembaca maupun penulis dalam pemahaman mengenai Bagaimana
Bagaimana konsep teori kuantum yang digagas oleh Max Planck, perkembangaan
model atom dari tahun ke tahun, serta Bagaimana model atom yang di gagas oleh
para ilmuwan.
BAB II
PEMBAHASAN

1.2 Teori Kuantum Plank


Kelemahan dari persamaan Wien pada frekuensi lemah dan persamaan
Rayleigh-Jeans pada frekuensi tinggi dalam radiasi benda hitam, mendorong
eorang fisikawan senior asal Jerman bernama Max Planck. Planck percaya bahwa
apa yang ditemukan oleh sahabatnya Wien shahih dan tidak dapat dipungkiri juga
apa yang ditemukan oleh Rayleigh –Jeans juga shahih. Hanya saja keduanya
shahih untuk rentang frekuensi tertentu. Karena itu Planck dengan berani
meramalkan bahwa distribusi energy radiasi benda hitam akan memenuhi irisan
keduanya.
Planck percaya bahwa irisan kedua persamaan tersebut akan memenuhi
distribusi radiasi benda hitam yang mirip sekali dengan hasil kerja salah satu
teman nya yang tidak lain adalah Henrich Rubens. Secara matematis, ramalah
Planck tentang densitas energi radiasi persatuan frekuensi dapat dinyatakan oleh
persamaan sebagai berikut :

Rumus ini, walaupun sangat penting dan menarik, masih bersifat empiris
pada tahap tersebut dan tidak menjadikan sebuah teori. Planck mencari sebuah
teori seperti itu dalam sebuah model proses atom yang terperinci yang terjadi di
dinding-dinding rongga. Dia menganggap bahwa atom-atom yang membentuk
dinding-dinding ini berprilaku seperti osilator-osila tor elektromagnetik yang kecil
dan yang masing-masing mempunyai suatu frekuensi karakteristik osilasi.
Osilator-osilator tersebut memancarkan tenaga elektro magnetik ke dalam rongga
dan menyerap tenaga elektromagnetik dari rongga tersebut. Jadi haruslah mungkin
mendeduksi karakteristik radiasi rongga dari karakteristik osilator dengan mana
radiasi rongga tersebut berada di dalam kesetimbangan.
Planck sampai kepada kesimpulan untuk membuat dua anggapan radikal me
ngenai osilator-osilator atom. Seperti yang akhirnya dirumuskan, maka anggapan-
anggapan ini adalah yang berikut:
Sebuah osilator tidak dapat memiliki setiap tenaga tetapi hanya
tenaga- tenaga yang diberikan oleh :
1. Sebuah osilator tidak dapat memiliki setiap tenaga tetapi hanya
tenaga- tenaga yang diberikan oleh

dengan f adalah frekuensi osilator, h adalah sebuah konstanta (yang


sekarang dinamakan konstanta Planck), dan n adalah sebuah bilangan
(yang sekarang dinamakan bilangan kuantum = quantum number) yang
hanya da pat mengambil nilai-nilai bulat, Persamaan 1 menyatakan
bahwa tenaga osilator adalah terkuantitasi (quantized). Perkembangan-
perkembangan bela kangan memperlihatkan bahwa rumus yang benar
untuk sebuah osilator har monik adalah E= (n + 1/2)hg. Akan tetapi,
perubahan ini tidak menghasilkan suatu perbedaan kepada kesimpulan-
kesimpulan Planck.
2. Osilator-osilator tidak meradiasikan tenaga secara kontinu, tetapi hanya
di dalam "loncatan-loncatan", atau kuanta (quanta). Kuanta tenaga ini
dipan carkan bila sebuah osilator berubah dari suatu keadaan tenaga
terkuantitasi ke suatu keadaan tenaga terkuantitasi yang lain.
Planck menyimpulkan bahwa atom-atom dan molekul dapat memancarkan
atau menyerap energi hanya dalam jumlah tertentu. Jumlah atau paket energi
terkecil yang dapat dipancarkan atau diserap oleh atom atau molekul dalam
bentuk radiasi elektromagnetik disebut kuantum. Planck menemukan bahwa
energi foton (kuantum) berbanding lurus dengan frekuensi cahaya.
E=n h f
Keterangan :
E = Energi foton (J)
h = Tetapan Planck (6,63 x 10-34 Js)
f = Frekuensi gelombang elektromagnetik (Hz)
Salah satu fakta yang mendukung kebenaran dari teori kuantum Max
Planck adalah efek fotolistrik, yang dikemukakan oleh Albert Einstein pada tahun
1905. Efek fotolistrik adalah keadaan di mana cahaya mampu mengeluarkan
elektron dari permukaan beberapa logam (yang paling terlihat adalah logam
alkali) (James E. Brady,1990).

Gambar 1
Elektrode negatif (katode) yang ditempatkan dalam tabung vakum terbuat
dari suatu logam murni, misalnya sesium. Cahaya dengan energi yang cukup
dapat menyebabkan elektron terlempar dari permukaan logam. Elektron tersebut
akan tertarik ke kutub positif (anode) dan menyebabkan aliran listrik melalui
rangkaian tersebut.
Einstein menerangkan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel foton
yang energinya sebanding dengan frekuensi cahaya. Jika frekuensinya rendah,
setiap foton mempunyai jumlah energi yang sangat sedikit dan tidak mampu
memukul elektron agar dapat keluar dari permukaan logam. Jika frekuensi (dan
energi) bertambah, maka foton memperoleh energi yang cukup untuk melepaskan
elektron (James E. Brady,1990). Hal ini menyebabkan kuat arus juga akan
meningkat. Energi foton bergantung pada frekuensinya.
c
E=h f =h .
λ
Keterangan :
E = Energi foton (J)
h = Tetapan Planck (6,63 x 10-34 Js)
f = Frekuensi gelombang elektromagnetik (Hz)
c = Kecepatan cahaya (3 x 108 m/s)
λ = Panjang gelombang (m)

1.3 Perkembangan Model Atom


Perkembangan ini dimulai sejak para ahli filsafat Yunani bernama
Demokritus (460-370 SM) merumuskan gagasan bahwa zat dapat dibagi atas
bagian-bagian yang lebih kecil sampai mencapai satu bagian yang paling kecil
yang tidak dapat dibagi lagi. agian zat yang tidak dapat dibagi lagi ini disebut
atom, yang berasal dari kata Yunani atomos, artinya tak dapat dibagi lagi.
Konsepsi tentang atom yang dikemukakan oleh Demokritus ini berdasarkan hasil
pemikiran bukan berdasarkan hasil eksperimen.
Selama + 2000 tahun teori tentang atom dari Demokritus dan Leukipos ini
tidak berkembang sama sekali karena orang masih percaya kepada Aristoteles
yang tidak membenarkan konsep tentang atom ini. Baru pada abad ke-18 para
ilmuwan mulai percaya karena konsep ini mempunyai relevansi dengan proses
fisika dan proses kimia yang mulai berkembang. Gagasan tentang atom dan
bagian terkecil dari pada zat dipelajari lagi. Pada tahun 1802 John Dalton telah
melakukan percobaan-percobaan yang menunjang pertumbuhan pengertian
tentang atom, yang mencoba menerangkan reaksi-reaksi kimia antara zat-zat.
Teori atom mengalami perkembangan yang pesat dan dalam beberapa hal
tidak sesuai lagi dengan teori atom Dalton bahwa atom tidak dapat dibagi ternyata
bertentangan dengan eksperimen-eksperimen. Hasil eksperimen menunjukkan,
atom masih terbagi lagi menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, seperti proton,
neutron, dan elektron. Inti atom suatu unsur dapat berubah menjadi inti atom
unsur lain.
Penemuan elektron oleh Thomson pada tahun 1897 dan pengetahuan bahwa
semua atom mengandung elektron membuat pandangan yang penting mengenai
struktur atomik. Menurut Thomson, sebuah atom mempunyai muatan-muatan
listrik positif yang tersebar merata di seluruh bagian atom, yang dikenal dengan
model kue atom Thomson.
Tiga belas tahun kemudian uji eksperimen model kue atom Thomson
dilakukan oleh Ernest Rutherford seorang ahli fisika Inggris. Ia mengadakan
percobaan dengan menembak atom-atom pada sebuah keping emas yang sangat
tipis, dengan partikel-partikel alfa. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan,
Rutherford memiliki kesimpulan bahwa inti atom yang terkena partikel alfa maka
akan terjadi tumbukan yang menyebabkan pembelokan atau pemantulan partikel
alfa. Penyebab terjadinya hal itu adalah massa dan muatan atom terpusat pada inti
(nukleus). Akan tetapi, lintasan elektron yang disampaikan Rutherford belum
sempurna untuk menjelaskan struktur suatu atom karena dianggap bertentangan
dengan teori elektrodinamika klasik Maxwell.
Dalam usaha untuk memecahkan kesukaran ini pada tahun 1913 Niels Bohr
menerapkan gagasan kuantum. Dari kelemahan itulah maka Bohr berusaha
mengembangkan dan menyempurnakan teori atom Rutherford dengan
menggunakan model atom nuklir Rutherford dan teori kuantum Planck dan
mengajukan teori atom yang saat ini dikenal dengan sebutan Teori Atom Bohr.
Akhirnya, teori mekanika kuantum disempurnakan oleh Erwin Schrödinger
yang dibantu oleh Werner Heisenberg dan bekerja sama untuk mengembangkan
teori atom modern. Alasan teori mekanika kuantum dikembangkan adalah untuk
menyempurnakan teori atom Bohr.

1.4 Model Atom Para Ilmuwan


1.5 Mode Atom Dalton
John Dalton adalah seorang guru di Inggris yang melakukan
perenungan tentang atom. Hasil perenungan Dalton menyempurnakan
teori atom Democritus. Dalton beranggapan bahwa atom itu berbentuk
seperti bola biliar, serta atom merupakan partikel terkecil yang sudah tidak
dapat dibagi-bagi lagi.

Gambar 2 Model Atom Dalton


Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan pendapatnaya
tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu
hukum kekekalan massa hukum Lavoisier dan hukum susunan tetap hukum
prouts.
Lavosier mennyatakan bahwa “Massa total zat-zat sebelum reaksi akan
selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi”.
Sedangkan Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-
unsur dalam suatu senyawa selalu tetap”Dari kedua hukum tersebut Dalton
mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:
1) Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak
dapat dibagi lagi.
2) Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
3) Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat dan sederhana.Misalnya air terdiri atom-atom
hidrogen dan atom-atom oksigen Reaksi kimia merupakan
pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-
atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal
seperti pada tolak peluru.

1.6 Mode Atom Joseph John Thomson


Berdasarkkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William
Crookers, maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode
dan dapat dipastikan bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab
dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara katode dan anode.
Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode
merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan
negatif dan selanjutnya disebut elektron.
Gambar 3 Model Atom J.J Thomson

Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron


bermuatan negatif, dan partikel lain yang bermuatan positif untuk
menetralkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut,
Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan
mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson.
Teori atom Thomson bisa disebut dengan sebutan teori roti kismis.
Dinamakan teori roti kismis karena muatan negatifnya atau elektron (kismis)
mengelilingi atom yang bermuatan positif (roti).
1) Atom bukanlah bagian terkecil dari suatu zat.
2) Massa elektron atom lebih kecil dari massa atom. Secara keseluruhan
atom bersifat netral. Hal ini dikarenakan muatan atom positif dan
negatif yang ada pada atom sama dan suatu atom tidak memiliki muatan
positif dan negatif yang berlebihan.
3) Atom dengan muatan positif akan tersebar secara merata ke seluruh
bagian atom, kemudian atom itu dinetralkan oleh elektron-elektron
yang tersebar diantara muatan positif.

1.7 Mode Atom Rutherford


Teori atom selanjutnya adalah teori dari Ernest Rutherford. Rutherford
lahir di Selandia Baru dan berkebangsaan Inggris. Ia adalah murid sekaligus
partner dari Thomson. Meskipun Rutherford seorang murid dari Thomson,
tetapi ia mengembangkan teori atom dan memperbaiki teori milik gurunya
yaitu Thomson.
Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners
Masreden) cobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ) terhadap
lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa,
yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya
tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas.
Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat
Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang
positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan.
Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa
ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian besar
partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1°), tetapi
dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000
partikel alfa akan membelok sudut 90° bahkan lebih.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, Rutherford memiliki
kesimpulan bahwa inti atom yang terkena partikel alfa maka akan terjadi
tumbukan yang menyebabkan pembelokan atau pemantulan partikel alfa.
Penyebab terjadinya hal itu adalah massa dan muatan atom terpusat pada inti
(nukleus). Dengan demikian, Rutherford berpendapat bahwa muatan inti
atom sama dengan massa atom. Dari hasil percobaan ini, maka dapat
dipastikan teori atom Rutherford menggugurkan teori atom Thomson. Hal
yang menyebabkan gugurnya teori atom Thomson gugur adalah Rutherford
menemukan inti atom yang ada di dalam atom, inti atom ini memiliki muatan
positif yang menjadi pusat, massa, dan dikelilingi oleh awan elektron
bermuatan negatif atau bisa dikatakan seperti bentuk tata surya.

Gambar 4 Model Atom Rutherford


Berikut beberapa inti atau garis besar dari teori atom Rutherford.
1) Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi
elektron-elektron yang bermuatan nehatif seperti model tata surya.
2) Atom bersifat netral karena muatan positif sebanding dengan muatan
negatif.
3) Selama mengitari inti, gaya sentripetal pada elektron terbentuk oleh
gaya tarik menarik antara elektron dengan gaya inti atom (gaya
Coulomb).
4) Sebagian besar volume atom adalah ruang kosong (bukan pejal). Hal itu
disebabkan oleh Jari-jari inti atom jauh lebih kecil dari jari-jari atom.

1.8 Mode Atom Niels Bohr


Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr
memperbaiki kegagalan ataom Rutherford melalui percobaannya tetang
spektrum atom hidrogen. Percobaanya ini berhasil memberikan gambara
keadaan elektron menempatidaerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr
tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari
Rutherford dan teori kuantum dari Planck.
1) Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu
elektron dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan
gerak stasioner (menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar
disekeliling inti.
2) Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron
tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan
maupun diserap.
3) Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke
lintasan stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu
terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan planck, ΔE = hv.
4) Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-
sifat tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut.
Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2Π atau nh/2
Π, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Gambar 5 Model Atom Bohr
Bentuk dari teori atom Bohr bisa dikatakan seperti peredaran planet
saat mengitari tata surya. Eksperimen yang dilakukan Bohr menghasilkan
elektron-elektron yang mengelilingi inti atom yang terdiri dari Proton dan
Neutron dan di lintasan-lintasan tertentu disebut dengan kulit elektron atau
tingkat energi. Setelah mengelilingi inti atom, elektron itu bisa berpindah
dari satu kulit ke kulit lainnya dengan penyerapan atau pemancaran dari
beberapa energi tertentu.

2.3.5Model Atom mekanika kuantum

Gambar 6.Model Atom Mekanika Kuantum

Model atom mekanika kuantum merupakan model atom yang paling


modern. Atom terdiri dari inti atom bermuatan positif dan awan-awan
elektron yang mengelilinginya. Daerah kebolehjadian ditemukannya
elektron dinamakan orbital. Prinsip tersebut kurang lebih berbunyi:
"Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu
benda secara seksama pada saat bersamaan. Yang dapat ditentukan
adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti
atom."

Awan elektron di sekitar inti menunjukkan tempat kebolehjadian


elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital
dengan tingkat energi yang sama atau nyaris sama akan membentuk sub-
kulit. Kumpulan beberapa sub-kulit akan membentuk kulit. Dengan
demikian, kulit terdiri dari beberapa sub-kulit, dan sub-kulit terdiri dari
beberapa orbital. Menurut teori ini, ada empat jenis orbital, yaitu s, p, d,
f.Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut sebagai model
atom modern atau model atom mekanika kuantum yang berlaku hingga
saat ini.
BAB III
KESIMPULAN

Pada dasarnya, partikel-partikel kecil yang menyusun materi kali pertama


ditemukan oleh dua orang ahli filsafat Yunani yaitu Leucippus dan Democritus
sekitar 450 tahun sebelum masehi. Dua orang filsuf Yunani yaitu Leucippus dan
Democritus mengatakan bahwa setiap semua materi disusun oleh partikel-partikel
yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi-bagi. Partikel-partikel kecil.itu diberi
nama atom.
Atom berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos (berarti tidak dan tomos
berarti terbagi). Berdasarkan perkembangan teori atom yang ada dapat
disimpulkan bahwa setiap tokoh teori atom selalu mengembangkan dan
memperbaiki teori atom dari peneliti sebelumnya.
Setiap tokoh penemu teori atom memiliki pengambaran masing-masing
mengenai penemuannya. Seperti John Dalton yang beranggapan bahwa atom itu
berbentuk seperti bola biliar, teori roti kismis oleh J.J Thomson, serta
penggambaran atom seperti peredaran planet saat mengitari tata surya oleh
Rutherford dan Niels Bohr .
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2017). Fisika Dasar II. Bandung: Kampus Ganesa.


Ahmad. (n.d.). Perkembangan Teori Atom dan Tokoh-Tokohnya. [Online].
Tersedia : https://www.gramedia.com/literasi/perkembangan-teori-atom/,
diakses tanggal 2 november 2022
utami, A. R., & dkk. (2022). Fisika Dalam Kehidupan Mikro.[Online]. Tersedia :
https://fliphtml5.com/xxcou/pwgo/basic, diakses tanggal 2 november 2022.

Anda mungkin juga menyukai