Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“Fisika Kuantum” yang berjudul “Dualisme Gelombang Partikel”. Shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….........2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...........3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………….........4
B. Rumusan masalah………………………………………………………………........4
C. Tujuan Makalah………………………………………………………………….......4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dualisme Partikel......................................................................................5
B. Perkembangan teori Dualisme Gelombang Partikel..................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada awal abad ke- 20 Albert Einstein dan Max Planck ilmuwan yang telah mempelopori
teori kuantum yang menjelasakan sifat – sifat partikel dari gelombang. Setelah itu bermunculan
ilmuan lain seperti pada tahun 1923 A.H. Compton menemukan bahwa cahaya memiliki sifat
kembar sebagai gelombang dan sebagai partikel. Penemuan ini menyebabkan De Broglie
berpikir sebagaimana cahaya bersifat gelombang dan partikel, maka partikel pun dapat bersifat
gelombang. Canggung-nya para ilmuan terhadap hipotesis De Broglie karena gagasan nya tidak
berdasarkan eksperimental tidak seperti teori kuantum yang mempunyai fakta fakta empiris.
Akan tetapi setelah 3 tahun kemudian, Hipotsis De Broglie terbukti kebenaranya oleh dua ahli
fisika Amerika Serikat yaitu Clinton Davisson dan Lester Germer. Dalam hipotesis-nya De
Broglie menyatakan partikel-partikel seperti elektron, neutron maupun proton mempunyai sifat
dualisme yaitu partikel dan gelombang.
Prinsip dualisme partikel dan gelombang ini merupakan proses perkembangan Mekanika
kuantum yang sekarang ini masih di jadikan dasar penelitian dan masih kita gunakan untuk
belajar di bangku sekolah maupun perguruan tinggi. kaitanya dengan topik yang akan di bahas
yaitu Dualisme partikel dengan merujuk pada teori yang mendukung prinsip Dualisme Partikel
seperti pertentangan antara Newton dan Huygens, Percobaan Young, Teori Max Planck, Efek
Compton, Efek Fotolistrik, Hipotesis Luis de Broglie, serta Percobaan Davensson dan Germer
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana dualisme gelombang partikel (sifat
gelombang dan materi) ?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui dualisme gelombang partikel
BAB II
PEMBAHASAN
Jika intensitas radiasi yang menimbulkan efek fotolistrik dinaikkan, maka akan memperbanyak
I
foto-elektron yang dihasilkan, ditandai oleh bertambahnya arus foto-elektron fe . Perangkat
untuk mengamati terjadinya efek fotolistrik seperti ditunjukkan pada Gambar I-2. Arus foto-
elektron dapat ditiadakan dengan cara memberi tegangan pada kolektor negatif terhadap emiter.
Beda tegangan emiter – kolektor pada saat arus foto-elektron tepat mencapai nol, disebut
I
tegangan penghenti (stopping voltage), Vs . Gambar I-3a menggambarkan fe sebagai fungsi
tegangan kolektor - emiter (Vke ) untuk tiga macam intensitas radiasi (Ir ) . Semakin besar
frekuensi radiasi yang menimbulkan efek fotolistrik, semakin besar tegangan penghenti yang
diperlukan untuk meniadakan arus foto-elektron. Gambar I-3b menggambarkan hubungan antara
Vs dan u hasil eksperimen. Untuk berbagai logam, grafik Vs versus u mempunyai kemiringan
Efek fotolistrik tidak dapat dipahami dengan fisika klasik, yang mana intensitas radiasi
sebanding dengan enegi gelombang (kuadrat amplitudo). Pada tahun 1905, Einstein
menerangkan efek fotolistrik dengan teori kuantum cahaya:
1. Cahaya / radiasi terdiri dari atas kuantum / paket-paket energi sebesar
Er = hu (I.12)
yang bergerak dengan kelajuan cahaya c.
2. Intensitas cahaya ditentukan oleh cacah kuantum tenaga per satuan waktu per satuan
luas penampang berkas cahaya tersebut.
Dengan adanya teori kuantum cahaya Einstein, berarticahaya memperlihatkan sifat
dualisme, yaitu sebagai gelombang dan sebagai partikel. Partikel cahaya atau radiasi disebut
foton. Dengan teori kuantum cahaya, Einstein menerangkan efek fotolistrik sebagai berikut:
Elektron-elektron bebas dalam logam terikat oleh logam untuk meninggalkannya. Untuk
melepaskan elektron dari logam diperlukan tenaga dalam jumlah tertentu. Besarnya tenaga untuk
melepaskan elektron dari logam, yang sama dengan tenaa ikat logam pada elektron-elektronnya,
disebut fungsi kerja (work function) logam yang bersangkutan (f ) . Setiap jenis logam
mempunyai fungsi kerja tertentu, yang merupakan karakter masing-masing jenis logam.
Tenaga foton sebesar hu yang datang pada permukaan logam diserahkan seluruhnya kepada satu
elektron dalam logam. Jika hu > f , maka elektron yang menerima tenaga tersebut dapat lepas
dari logam, dengan sisa tenaga yang diterimanya digunakan untuk bergerak, memenuhi
persamaan
hu = f + K fe (I-13)
Jadi, jika suatu radiasi yang dikenakan pada suatu logam frekuensinya υ > υ 0 baru bisa
menimbulkan efek fotolistrik, dan jika intensitas radiasi naik, maka cacah foto-elektron
bertambah karena cacah foton bertambah.
Einstein telah menjelaskan untuk mengeluarkan elektron dari permukaan logam di
butuhkan energi ambang. Jika radiasi elektromagnetik yang terdiri dari foton mempunyai
energi yang lebih besar di bandingkan energi ambang, maka elektron akan terlepas. Akibatnya
energi elektron maksimum dapat di tentukan :
Ekm = h.f – W0
Dengan:
Pada tahun 1923, Compton mempelajari hamburan radiasi tersebut di atas, dan
menerangkan sebagai berikut. Radiasi yang dikenakan pada lempeng logam berinteraksi dengan
elektron bebas dalam logam (tidak selalu menimbulkan efek fotolistrik walaupun tenaganya
cukup). Interaksi abtara radiasi dengan elektron bebas dalam logam berperilaku seperti tumbukan
elastis antara dua partikel. Mekanisme hamburan radiasi (kemudian disebut hamburan Compton
atau efek Compton) tersebut di atas dapat dijelaskan dengan memberlakukan hukum-hukum
kekekalan tenaga dan momentum linear secara relativistik. Pemberlakuan kedua hukum
kekekalan tersebut menghasilkan persamaan-persamaan
6. Hipotesis de Broglie
Pada tahun 1924, Louis de Broglie dari perancis mengemukakan pendapat bahwa
Alam sangat bersifat simetri di dalam terdapat banyak hal
Jagat raya yang kita amati seluruhnya di buat dari cahaya dan materi
Jika cahaya mempunyai sifat dual, yakni sifat gelombang dan partikel, maka materi
juga berangkali bersifat demikian.
Pemikiran de Broglie lahir dari gagasan A.H Compton menyatakan bahwa cahaya memiliki
sifat kembar sebagai gelombang dan sebagai partikel. Penemuan ini menyebabkan De Broglie
berpikir sebagaimana cahaya bersifat gelombang dan partikel, maka partikel pun dapat bersifat
gelombang ini yang disebut dengan Dualisme Gelombang-partikel. Anjuran de Broglie tidak
mendapatkan perhatian yang serius karena hanya sebuah Hipotesis yang tidak di dasari dengan
Eksperimen. Rumusan panjang gelombang partikel berdasar hipotesis de Broglie identik dengan
persamaan (I-16), yakni
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip tentang Dualisme Partikel menyatakan bahwa cahaya dan benda memperlihatkan
sifat gelombang dan partikel. Menurut perkembangan teori Dualisme Partikel dapat di ketahui
awal nya muncul perdebatan antara hugyens dan Newton mengenai sifat cahaya. Newton
beranggapan cahaya bersifat partikel dan Huygens sebaliknya berangapan cahaya bersifat
gelombang. setelah itu muncul gagasan dari Thomas Young membetulkan kekurangan –ini
tentang teori gelombang mengenai cahaya mulai menuju ke arah yang di terima umum.
Perkembangan terus berlanjut A. H,. Compton menyatakan cahaya memiliki sifat kembar sebagai
gelombang dan sebagai partikel. Penemuan ini menyebabkan De Broglie berpikir sebagaimana
cahaya bersifat gelombang dan partikel, maka partikel pun dapat bersifat gelombang. Teori dari
de Broglie menjadi variabel khusus lahirnya prinsip Dualisme Partikel .
Louis de Broglie, menjelaskan bahwa cahaya dapat berada dalam suasana tertentu yang
terdiri dari partikel-partikel, kemungkinan berbentuk partikel pada suatu waktu Partikel yang
bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Kilat
akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya,
sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara. Hipotesis de Broglie dibuktikan oleh
C. Davidson dan LH Giermer (Amerika Serikat) dan GP Thomas (Inggris). Prinsip dualitas inilah
menjadi titik pangkal berkembangnya mekanika kuantum oleh Erwin Schrodinger.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap semoga dapat membantu mahasiswa dalam
memahami konsep Gelombagn dan partikel dengan lebih baik lagi serta dapat membantu
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan judul serta aplikasinya dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Dualitas_gelombang-partikel
Halliday, Resnick. 1984. Fisika Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga
Beiser, Arthur. 1982 . Konsep Fisika Modern. Jakarta : Penerbit Erlangga