Anda di halaman 1dari 13

Tugas Kelompok “Fisika Kuantum”

DUALITAS PARTIKEL-GELOMBANG

DISUSUN OLEH
KElOMPOK 5

Adventa Sinta Marito (8186176009)


Tika Nurjannah (8186176008)

KELAS : PEND. FISIKA B 2018


DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Makmur Sirait, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pemikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2019

Kelompok V

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3.Tujuan Penulisan .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2


2.1 Dualisme paartikel gelombang ............................................................................. 2
2.2 Teori de Broglie .................................................................................................... 2
2.3 Gelombang Materi ………………..……………………………………………. 7

BAB III
PENUTUP ……………………………………………………………………………… 9
3.1 Kesimpulan ………...…………………………………………………………. 9
3.2 Saran ………………………………………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA ……….…………………………………………………………. 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam fisika dan kimia dualitas partikel gelombang menyatakan
bahwa cahaya dan benda memperlihatkan siafat gelombang dan partikel.
Konsep utama dalam mekanika kuantum, dualitas menyatakan kekurangan
konsep konvensional seperti "partikel" dan "gelombang" untuk menjelaskan
perilaku objek kuantum.
Ide awal dualistas berakar pada perdebatantentang siafat cahaya dan
benda sejak 1600 an, ketika teori cahaya yang saling bersaing yang diusulkan
oleh Christine Huygens dan Isaac Newton. Melalui hasil kerja Albert
Einstein, Louis de Broglie dan lainnya, sekarang ini diterima
bahwa seluruh objek memiliki sifat gelombang dan partikel (meskipun
fenomena ini hanya dapat terdeteksi dalam skala kecil, seperti atom).
Prinsip dualisme partikel dan gelombang ini merupakan proses
perkembangan Mekanika kuantum yang sekarang ini masih di jadikan dasar
penelitian dan masih kita gunakan untuk belajar di bangku sekolah maupun
perguruan tinggi. kaitanya dengan topik yang akan di bahas yaitu Dualisme
partikel dengan merujuk pada teori yang mendukung prinsip Dualisme
Partikel seperti pertentangan antara Newton dan Huygens, Percobaan Young,
Teori Max Planck, Efek Compton, Efek Fotolistrik, Hipotesis Luis de Broglie,
Percobaan Davensson dan Germer serta Prinsip Ketidakpastian Heisenberg.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Luis de Broglie?
1.2.2 Bagaiamana Sifat Gelombang Materi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahaui Luis de Broglie
1.3.2 Untuk menetahui Sifat Gelombang Materi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dualisme Partikel Gelombang


Hasil-hasil eksperimen interferensi dan difraksi membuktikan bahwa
teori tentang cahaya sebagai gelombang telah mantap pada penghujung abad
19, terlebih lagi karena keberhasilan teori elektromagnetik Maxwell.
Einstein (1905) menolak teori tersebut berdasarkan fenomena efek
foto-listrik dimana permukaan logam melepaskan elektron jika disinari dengan
cahaya berfrekuensi.
𝑊
𝑣≥

W adalah fungsi kerja logam (energi ikat elektron dipermukaan logam).


Menurut Einstein, dalam fenomena tersebut cahaya harus dipandang
sebagai kuanta yang disebut foton, yakni partikel cahaya dengan energi
kuantum 𝐸 = ℎ𝑣.
Adanya momentum inilah yang mencirikan sifat partikel dari cahaya.

2.2 Teori De Broglie


Pada tahun 1924, Louis de Broglie, seorang ahli fisika dari prancis
mengemukakan hipotesis tentang gelombang materi. Gagasan ini adalah
timbal balik daripada gagasan partikel cahaya yang dikemukakan Max Planck.
Louis de Broglie meneliti keberadaan gelombang melalui eksperimen difraksi
berkas elektron. Dari hasil penelitiannya inilah diusulkan “materi mempunyai
sifat gelombang di samping partikel”, yang dikenal dengan prinsip dualitas.

5
Menurut de Broglie suatu partikel yang memiliki momentum p jika
dipandang sebagai gelombang, mempunyai panjang gelombang. Panjang
gelombang ini disebut panjang gelombang de Broglie. Karena itu, panjang
gelombang de Broglie berbanding terbalik dengan massa dan laju partikel.
Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat
yang tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de
Broglie dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi
dengannya. Pertikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang
mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Kilat akan lebih dulu terjadi
daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya,
sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara.
Hipotesis tentang gelombang partikel berasal dari gagasan foton
Einstein. Kemudian diterapkan Louis de Broglie pada 1922, sebelum Compton
membuktikannya, untuk menurunkan Hukum Wien (1896). Ini menyatakan
bahwa "bagian tenaga elektromagnet yang paling banyak dipancarkan benda
(hitam) panas adalah yang frekuensinya sekitar 100 milyar kali suhu mutlak
(273 + suhu Celsius) benda itu". Pekerjaan ini ternyata memberi dampak yang
berkesan bagi de Broglie. Pada musim panas 1923, de Broglie menyatakan,
"secara tiba-tiba muncul gagasan untuk memperluas perilaku rangkap (dual)
cahaya mencangkup pula alam partikel". Ia kemudian memberanikan diri
dengan mengemukakan bahwa "partikel, seperti elektron juga berperilaku
sebagai gelombang". Gagasannya ini ia tuangkan dalam tiga makalah ringkas
yang diterbitkan pada 1924; salah satunya dalam jurnal vak fisika Perancis,
Comptes Rendus. Penyajiannya secara terinci dan lebih luas kemudian
menjadi bahan tesis doktoralnya yang ia pertahankan pada November 1924 di

6
Sorbonne, Paris. Tesis ini berangkat dari dua persamaan yang telah
dirumuskan Einstein untuk foton, E=hf dan p=h/. Dalam kedua persamaan ini,
perilaku yang "berkaitan" dengan partikel (energi E dan momentum p) muncul
di ruas kiri, sedangkan ruas kanan dengan gelombang (frekuensi f dan panjang
gelombang , baca: lambda). Besaran h adalah tetapan alam yang ditemukan
Planck, tetapan Planck.
Secara tegas, de Broglie mengatakan bahwa hubungan di atas juga
berlaku untuk partikel. Ini merupakan maklumat teori yang melahirkan
gelombang partikel atau de Broglie. Untuk partikel, seperti elektron,
momentum p adalah hasilkali massa (sebanding dengan berat) dan lajunya.
Karena itu, panjang gelombang de Broglie berbanding terbalik dengan massa
dan laju partikel. Sebagai contoh, elektron dengan laju 100 cm per detik,
panjang gelombangnya sekitar 0,7 mm. Menurut de Broglie, partikel yang
bergerak sangat cepat, mempunyai ciri-ciri gelombang.
Pada tahun 1924 Louise de Broglie mengemukakan pendapatnya
bahwa : cahaya dapat berkelakuan seperti partikel, maka partikel pun seperti
halnya electron dapat berkelakuan seperti gelombang.

Hipotesa de Broglie menyatakan “Bagi semua partikel yang bergerak


dengan momentum p, terkait dengan suatu gelombang λ”.
λ = h/p rumus panjang gelombang de Broglie, dimana h adalah
tetapan Planck yang memiliki nilai yang sangat kecil yaitu (6,626𝑥10−34 𝐽. 𝑠)

7
maka hanya partikel yang berukuran atom/inti atom yang perilaku
gelombangnya dapat teramati.
Sebuah foton dengan frekuensi 𝑓 memiliki energi sebesar ℎ𝑓 dan
memiliki momentum 𝑝 =, karena 𝑐 = 𝑓𝜆, maka momentum foton dapat
dinyatakan 𝑝 = ℎ𝑓/𝑐 sehingga panjang gelombang foton dapat dinyatakan
𝜆 = ℎ/𝑝. Untuk benda yang bermassa m bergerak dengan kecepatan memiliki
momentum linier sebesar 𝑚𝑣 maka panjang gelombang de Broglie dari benda
itu dinyatakan dengan persamaan;
ℎ ℎ
𝜆= =
𝑝 𝑚𝑣
dengan m dan v berturut-turut menyatakan massa dan kecepatan partikel.
Hipotesis de Broglie tersebut kemudian dapat dibuktikan oleh Davisson dan
Germer pada tahun 1927 dengan difraksi elektron. Seberkas elektron yang
telah dipercepat dengan tegangan V dikenakan pada kristal. Elektron-elektron
terhambur dideteksi terhadap variasi sudut hamburan, ternyata hasilnya
memperlihatkan adanya pola difraksi seperti halnya cahaya atau sinar X. Hasil
eksperimen Davisson dan Germer dengan kristal nikel dan tegangan
pemercepat elektron sebesar 54 V seperti ditunjukkan oleh Gambar I-6.
Panjang gelombang elektron yang telah dipercepat dengan tegangan V
menurut hipotesis de Broglie adalah

𝜆𝜀 =
(2𝑚𝑒𝑉)1/2
dengan m = massa elektron, dan e = muatan elementer (1,6 x 10-19 C), . Hasil
eksperimen difraksi elektron sangat sesuai dengan perhitungan de Broglie.
Sebagai contoh numerik, untuk V = 54 V, panjang gelombang elektron sebesar
1,66Å, dan untuk 𝑉 = 100 𝑉, 𝜆𝜀 = 1,22 Å , terletak pada daerah panjang
gelombang sinar X. Karena panjang gelombang elektron yang begitu kecil,
maka untuk bisa mangalami difraksi diperlukan kristal sebagai kisi,
difraksinya mengikuti aturan difraksi atau pantulan Bragg seperti halnya pada
sinar X.

8
Beberapa persamaan yang sering dipergunakan:
1. p = m.v
1
2. Ek = 2 (m. v 2 ) Ek = p2 /m p = √2Ek. m
hc E
3. E = = h. f f=h c = f.λ (foton)
λ

4. Kinemetaika non relativitas: Ek << Eo


5. Kinematika relativitas: E = Eo + Ek

E 2 = (mo c 2 )2 + p2 c 2

Contoh soal:

1. Sebuah partikel elektron bermassa 9x10-31 kg bergerak dengan laju 1,2x107


m/s. Jika konstanta Planck h = 6,6x10-34 J.s, panjang gelombang de
Broglie adalah….Å

Jawaban :

Diketahui :

m = 9x10-31 kg

v = 1,2x107 m/s

h = 6,6𝑥10-34 𝐽. 𝑠

Ditanya : λ = ……?

Penyelesaian :


𝜆 = 𝑚.𝑣

6,6𝑥10−34 𝐽.𝑠
𝜆 = 9x10−31 kg .1,2x107 m/s

6,6𝑥10−34 𝐽.𝑠
𝜆 = 10,8𝑥10−24 𝑘𝑔.𝑚/𝑠

𝜆 = 0,61𝑥10−10 𝑚

9
𝜆 = 0,61Å

2.3 Gelombang Materi


Hipotesis tentang gelombang materi berasal dari gagasan foton
Einstein. Kemudian diterapkan Louis de Broglie pada 1922, sebelum Compton
membuktikannya, untuk menurunkan Hukum Wien (1896). Ini menyatakan
bahwa "bagian tenaga elektromagnet yang paling banyak dipancarkan benda
(hitam) panas adalah yang frekuensinya sekitar 100 milyar kali suhu mutlak
(273 + suhu Celsius) benda itu". Pekerjaan ini ternyata memberi dampak yang
berkesan bagi de Broglie.
Pada musim panas 1923, de Broglie menyatakan, "secara tiba-tiba
muncul gagasan untuk memperluas perilaku rangkap (dual) cahaya
mencangkup pula alam partikel". Ia kemudian memberanikan diri dengan
mengemukakan bahwa "partikel, seperti elektron juga berperilaku sebagai
gelombang". Gagasannya ini ia tuangkan dalam tiga makalah ringkas yang
diterbitkan pada 1924; salah satunya dalam jurnal vak fisika Perancis,
Comptes Rendus.
Penyajiannya secara terinci dan lebih luas kemudian menjadi bahan
tesis doktoralnya yang ia pertahankan pada November 1924 di Sorbonne,
Paris. Tesis ini berangkat dari dua persamaan yang telah dirumuskan Einstein
untuk foton, E=hf dan p=h/. Dalam kedua persamaan ini, perilaku yang
"berkaitan" dengan partikel (energi E dan momentum p) muncul di ruas kiri,
sedangkan ruas kanan dengan gelombang (frekuensi f dan panjang gelombang
, baca: lambda). Besaran h adalah tetapan alam yang ditemukan Planck,
tetapan Planck.
Secara tegas, de Broglie mengatakan bahwa hubungan di atas juga
berlaku untuk partikel. Ini merupakan maklumat teori yang melahirkan
gelombang partikel atau de Broglie. Untuk partikel, seperti elektron,
momentum p adalah hasilkali massa (sebanding dengan berat) dan lajunya.

10
Louis de Broglie mengemukakan bahwa tidak hanya cahaya yang
memiliki sifat “mendua”, tetapi juga partikel. Suatu partikel dapat juga
memiliki sifat gelombang.
Menurut de Broglie suatu partikel yang memiliki momentum p jika
dipandang sebagai gelombang, mempunyai panjang gelombang:
Panjang gelombang ini disebut panjang gelombang de Broglie. Karena
itu, panjang gelombang de Broglie berbanding terbalik dengan massa dan laju
partikel. Sebagai contoh, elektron dengan laju 100 cm per detik, panjang
gelombangnya sekitar 0,7 mm.
Bohr mengajukan postulat kuantisasi momentum sudutnya, begitu saja
tanpa memberikan alasan fisis sama sekali. Louis de broglie dengan teori
gelombang-partikelnya menjelaskan bahwa: partikel (misalnya elektron) yang
bergerak dengan kecepatan v kemungkinan memiliki sifat gelombang dengan
panjang gelombang, λ, yang sesuai.
Hipotesis ini telah diuji oleh Davidsson-Germer dan G.P.Thomson
yang membuktikan adanya pola difraksi pada elektron seperti pada gelombang

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip tentang Dualisme Partikel menyatakan bahwa cahaya dan
benda memperlihatkan sifat gelombang dan partikel. Menurut perkembangan
teori Dualisme Partikel dapat di ketahui awal nya muncul perdebatan antara
hugyens dan Newton mengenai sifat cahaya. Newton beranggapan cahaya
bersifat partikel dan Huygens sebaliknya berangapan cahaya bersifat
gelombang. setelah itu muncul gagasan dari Thomas Young membetulkan
kekurangan –ini tentang teori gelombang mengenai cahaya mulai menuju ke
arah yang di terima umum. Perkembangan terus berlanjut A. H,. Compton
menyatakan cahaya memiliki sifat kembar sebagai gelombang dan sebagai
partikel. Penemuan ini menyebabkan De Broglie berpikir sebagaimana
cahaya bersifat gelombang dan partikel, maka partikel pun dapat bersifat
gelombang. Teori dari de Broglie menjadi variabel khusus lahirnya prinsip
Dualisme Partikel .
Louis de Broglie, menjelaskan bahwa cahaya dapat berada dalam
suasana tertentu yang terdiri dari partikel-partikel, kemungkinan berbentuk
partikel pada suatu waktu Partikel yang bergerak memiliki sifat gelombang.
Fakta yang mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Kilat akan lebih dulu
terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya,
sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara. Hipotesis de
Broglie dibuktikan oleh C. Davidson an LH Giermer (Amerika Serikat) dan
GP Thomas (Inggris). Prinsip dualitas inilah menjadi titik pangkal
berkembangnya mekanika kuantum oleh Erwin Schrodinger.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap semoga dapat
membantu mahasiswa dalam memahami Dualitas gelombang-partikel dengan
lebih baik lagi serta dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan judul serta aplikasinya dalam kehidupan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Eisberg, R. & Resnick, R. (1985). Quantum Physics of Atoms, Molecules, Solids,


Nuclei, and Particles. 2nd ed. New York: John Wiley & Sons.

Gasiorowicz, S. (1974). Quantum Physics. New York: John Wiley & Sons.

Morrison, Michael A.(1990). Understanding Quantum Physics, A User’s Manual,


USA: Prentice-Hall International Editions.

13

Anda mungkin juga menyukai