Anda di halaman 1dari 7

11.

3 INTI MANTAP
Mengapa kombinasi sejumlah neutron dan proton tertentu lebih mantap daripada yang lain
Tidak setiap gabungan neutron dan proton membentuk inti mantap. Pada umumnya, inti
ringan (A < 20) mengandung jumlah neutron dan jumlah proton yang hampir sama,
sedangkan pada inti berat proporsi neutron bertambah besar. Hal ini terlihat jelas dalam
Gambar 11.3 yang merupakan plot antar N terhadap Z untuk nuklide mantap.

GAMBAR 11.3. Diagram neutron – proton untuk nuklide mantap. Tidak terdapat nuklide
mantap dengan Z = 43 Atau 61, dengan N = 19,35, 39, 45, 61, 89, 115, atau 126 atau dengan
A = Z + N = 5 atau 8. Semua nuklide dengan Z > 83, N > 126, dan A > 209 tak mantap.

Tingkat energi nuklir


Kecenderungan N sama dengan Z timbul dari terdapatnya tingkat energi nuklir yang
asal-mula dan sifatnya akan segera kita periksa. Nukleon yang perspin ½ mengikuti prinsip
eksklusi. Sebagai hasilnya, setiap tingkat energi nuklir dapat mengandung dua buah neutron
yang berspin berlawanan dan dua buah proton yang berspin berlawanan. Tingkat energi
dalam inti diisi menurut urutan tertentu, sama seperti tingkat energi atom, supaya terjadi
suatu konfigurasi dengan energi minimum, sehingga kemantapannya maksimum. Sebuah inti,
katakanlah, dengan tiga neutron dan satu proton di luar tingkat-dalam yang terisi penuh akan
memiliki energi lebih daripada inti dengan dua neutron dan dua proton dalam situasi yang
sama, karena dalam kasus pertama satu neotron harus berada pada tingkat energi yang lebih
atas,sedangakan dalam kasus pertama keempat nukleon dapat menduduki tingkat terendah
yang tersedia. Gambar 11.4 menunjukkan bagaimana pengertian ini menerangkan tidak
12 12
terdapatnya isotop 5𝐵 sedangkan isotop 6𝐶 terdapat. Jika tercipta dalam reaksi nuklir inti
12
6𝐵 berubah melalui peluruhan beta menjadi inti 126𝐶 dalam waktu sangat pendek.

Mengapa N cenderung melebihi Z


Penalaran seperti itu hanya merupakan sebagian dari cerita. Proton bermuatan positif
dan saling tolak menolak secara listrik. Tolakan ini menjadi sangat besar dalam inti yang
mengandung 10 proton atau lebih besar melebihi jumlah neutron yang hanya menimbulkan
gaya tarik yang diperlukan untuk kemantapan; jadi kurva Gambar 11.3 menyimpang
bertambah jauh dari garis N = Z, ketika Z bertambah. Biarpun untuk inti ringan N dapat
11
melebihi Z, tetapi tidak pernah kurang dari Z; 5𝐵 mantap, tetapi 116𝐶 tidak mantap.

Inti genap-genap lebih banyak


Enam puluh persen dari nuklide mantap menpunyai Z genap dan N genap; nuklide ini
disebut nuklide “genap-genap”. Hampir semua yang lainnya memiliki Z genap dan N ganjil (
nuklide genap-ganjil) atau Z ganjil dan N genap ( nuklide ganjil-genap), dengan jumlah jenis
masing-masing kira-kira sama. Hanya lima buah nuklide ganjil-ganjil yang mantap yang
diketahui: 21𝐻 , 63𝐿𝑖 , 105𝐵 e , 147𝑁, dan 180
73𝑇𝑎 . Kelimpahan nuklir mengikuti pola yang serupa u
ntuk menyukai Z dan N genap; hanya sekitar sebuah di antara delapan buah ataom yang
membentuk bimi ini memiliki inti dengan jumlah proton ganjil, misalnya.

GAMBAR 11.4 . diagram tingkat energi yang disederhanakan untuk beberapa isotop boron
dan karbon. Prinsip eksklusi membatasi jumlah penghuni masing-masing tingkat pada dua
neutron berspin berlawanan dan dua poton berspin berlawanan. Inti mantap mempunyai
konfigurasi dengan energi minimum.
Pengamatan ini konsisten dengan keberadaan tingkat energi yang masing-masing
dapat mengandung dua partikel dengan spin berlawanan, karena inti dengan tingkat terisi
penuh harus lebih mantap ( sehingga kurang reaktif selama terciptannya unsur-unsur melalui
reaksi nuklir ) dibandingkan dengan tingkat yang terisi sebagian.

Inti amat berat tidak mantap dan memancarkan sinar alfa


Gaya nuklir memiliki jangkauan terbatas, dan sebagai hasil, interaksi nukleon kuat
hanya terjadi antar tetangga terdekatnya. Efek ini dikenal sebagai kejenuhan gaya nuklir.
Karena tolakan coulomb daro proton menjangkau keselurh bagian inti, maka terdapat batas
kemampuan neutron untuk mencegah terpecahnya inti besar. Batas ini dinyatakan dalam
209
isotop bismut 93𝐵 i , yang merupakan nuklide mantap terberat. Semua inti dengan Z > 83 dan
A > 209 bertransformasi spontan menjadi inti lebih ringan melalui pemancaran sebuah atau
lebih partikel alfa yang merupakan inti 42𝐻 𝑒.

𝐴 𝐴−4 4
Peluruhan alfa 𝑍𝑋 → 𝑍−2𝑌 + 2𝐻 𝑒 .

Inti → Inti + partikel


Induk anak alfa

Derajat ketakmantapan, seperti yang dinyatakan oleh umur-paro peluruhan, bervariasi


dalam kisaran yang cukup besar untuk nuklide berat, variasi ini dapat dimengerti dengan
memakai model kulit inti (pasal 11.7; lihat juga pasal 12.6). dalam bentuknya yang sekarang
teori ini mengungkapkan bahwa nuklide dengan Z antar 110 dan 114 bisa berumur panjang
(umur-paro sampai jutaan tahun ) bandingkan dengan nuklide pada ujung lainnya yang umur-
paronya tidak melebihi satu jam. Usaha telah dilakukan orang untuk menciptakan nuklide
super-berat seperti itu dalam laboratorium, tetapi sebegitu jauh belum berhasil.

Peluruhan beta.
Karena partikel alfa terdiri dari dua proton dan dua neutron peluruhan alfa mereduksi
Z dan N inti induk masing-masing dengan dua. Jika inti anak yang dihasilkan memiliki rasio
neutron/ proton yang terlalu besar atau terlalu kecil, inti itu dapat meluruh lagi ke konfigurasi
yang lebih memadai. Dalam peluruhan beta transformasi menjadi proton dan elektron:
Peluruhan beta n0 → P+ + e

Elektronnya meninggalkan inti dan teramati sebagai “partikel beta”. Dalam peluruh beta
positif, sebuah poton menjadi sebuah neutron dan sebuah positron dipancarkan.

Pemancaran positron P+ → n0 + e-

Jadi peluruhan beta negatif mengurangi proporsi neutron dan peluruhan beta positif
menambahnya. Suatu proses yang bersaingan dengan memancarkan positron ialah
penangkapan elektron dari kulit terdalam oleh inti. Elektron diabsorpsi oleh proton nuklir
yang bertransformasi menjadi neutron.

Penangkapan elektron P+ + e- → n0

GAMBAR 11.5 . Peluruhan alfa dan beta mengizinkan inti takmantap mencapai konfigurasi
mantap.

Gambar 11.5 menunjukkan bagaimana peluruhan alfa dan beta memungkinkan terjadinya
kemantapan. Radioaktivitas akan dibahas lebih terinci dalam Bab 12.
11.4 UKURAN DAN BENTUK NUKLIR
Kecil dan rapat, tetapi tidak selalu bulat.
Eksperimen hamburan Rutherford merupakan bukti pertama bahwa inti mempunyai
ukuran yang berhingga. Dalam eksperimen tersebut, seperti yang kita saksikan dalam Bab 4,
partikel afla yang datang dibelokan oleh inti target dalam cara yang sesuai dengan hukum
Coulomb, asal saja jarak antaranya melebihi kira-kira 10-14 m. Untuk jarak yang lebih kecil
ramalan hukum Coulomb tidak berlaku karena inti tidak lagi dapat dipandang sebagai muatan
titik oleh partikel alfa.

Eksperimen hamburan menentukan ukuran nuklir.


Sejak waktu Rutherford berbagai eksperimen telah dilakukan untuk menentukan
dimensi nuklir dengan hamburan partikel merupakan teknik yang disukai. Elektron dan
neutron cepat ideal untuk maksud terebut, karena elektron berinteraksi dengan inti hanya
melalui gaya listrik, sedangkan neutron berinteraksi hanya melalui gaya nuklir yang khas.
Jadi hamburan elektron menyediakan informasi tentang distribusi muatan dalam sebuah inti
dan hamburan neutron menyediakan informasi distribusi materi nuklir. Dalam kedua kasus
itu panjang-gelombang de Brogle dari partikel harus lebih kecil dari inti yang diselidiki.
Eksperimen sesungguhnya untuk menetukan ukuran inti telah memakai elektron
berenergi beberapa ratus MeV sampai 1 GeV (1 GeV = 1.000 MeV = 10 9 eV) dan neutron
dengan energi 20 MeV ke atas . dalam setiap kasus didapatkan volume sebuah inti
berbanding-lurus dengan banyaknya nukleon yang dikandungnya, yaitu nomor massanya A.
Hal ini menyarankan bahwa kerapatan nukleon hampir sama dalam bagian-dalam inti.

Jari-jari nuklir
Jika jari-jari nuklir R, volumenya ialah ¾ πR3, sehingga R3 berbanding-lurus dengan
A. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk-balik sebagai

Jari-jari R = Ro A1/3 ( 11.1)

Harga Ro ialah
Ro ≈ 1,2 x 10-15 m

Kita perlu menyatakan harga Ro dengan tanda kira-kira, karena seperti ditunjukkn dalam
Gambar 11.6. inti tidak mempunyai batas yang tajam. Walaupun begitu, harga R dari
persamaan ( 11.1) jelas mewakili ukuran nuklir efektif. Harga Ro sedikit lebih kecil dari itu
jika diturunkan dari hamburan elektron yang berarti bahwa materi nuklir dan muatan nuklir
tidak terdistribusi identik keseluruh bagian inti.
Inti begitu kecil sehingga satuan panjang yang lebih memadai untuk memberikannya
ialah femtometer (fm) yang hamya 10-15 ukuran angstrom. Femtometer lebih biasa disebut
fermi. Jadi dapat kita tulis

R ≈ 1,24 A1/3 fm

Untuk jari-jari nuklir. Dari rumus ini, kita dapatkan jari-jari inti 126𝐶 ialah

R ≈ 1,24 x (12)1/3 fm ≈ 2,7 fm

238
Demikian juga, jari-jari inti 107
47𝐴𝑔 ialah 5,7 fm dan inti 92𝑈 ialah 7,4 fm

59 197
GAMBAR 11.6. Kerapatan nukleon dalam inti 27𝐶 𝑜 (kobalt) dan 79𝐴𝑢 (emas) diplot
terhadap jarak radial dari pusat. Harga jari-jari nuklir dinyatakan oleh R = 1,24 A1/3 fm
ditunjukkan

Tidak semua inti berbentuk bola


Kita telah menganggap inti berbentuk bola. Bagaimanakah bentuk nuklir ditemukan?
Jika distribusi muatan dalam inti tidak simetrik bola, inti akan memiliki momen catur-kutup
(kuadrupol) listrik. Momen catur-kutup nuklir akan berinteraksi dengan elektron orbital
sebuah atom, dan akibatnya terdapat pergeseran tingkat energi atomik yang akan
menimbulkan perpecahan hiperhalus dari garis spektral. Tentu saja sumber struktur
hiperhalus ini harus dibedakan dari yang ditimbulkan oleh momen magnetik inti jiak hal
tersebut kita lakukan, kita dapatkan penyimpangan dari simetri bola terjadi pada inti yang
bilangan kuantum spinnya 1 atau lebih. Inti seperti itu harus berbentuk bola lonjong atau bola
dempak, tetapi perbedaan antara sumbu utama dan sumbu minor biasanya kurang dari ~20
persen. Untuk berbagai tujuan biasanya memadai jika inti dianggap berbentuk bola; namun
penyimpangan dari bentuk bola, walaupun sangat kecil merupakan informasi yang sangat
berharga untuk struktur nuklir.

Anda mungkin juga menyukai